Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2373 Jalan Buntu

Share

Bab 2373 Jalan Buntu

Author: Sarjana
Hanya sekitar dua puluh menit kemudian, Ardika sudah tiba di dekat Waduk Sibere, yang biasanya perjalanannya memakan waktu satu jam.

Sementara itu, pengemudi dari kedua mobil tersebut sangat jelas juga memiliki keterampilan berkendara yang luar biasa. Saat mengejar Ardika, mereka tetap memperhatikan apakah dia mengubah jalur atau tidak, bahkan di bawah laju kecepatan tinggi, mereka tetap memaksakan untuk mempertahankan jarak di antara mobil dalam kisaran 300 meter.

Bagi mobil, 300 meter hanyalah jarak sekali menginjak pedal gas.

"Lalu lintas di depan sana sudah nggak padat, mereka akan makin mudah mengejar kita!"

Saat ini, Rosa buka suara untuk mengingatkan Ardika.

Dia sangat familier dengan situasi jalanan di area dekat sini, jalan di depan sana sudah terhubung ke kota lainnya.

Karena jalan ini sudah tua, biasanya lalu lintas di sini cukup sepi. Banyak orang yang sedang bersiap untuk mengikuti ujian berkendara yang berlatih mengendarai mobil di jalan ini.

Seolah-olah memiliki pemikira
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2375 Membiarkanmu Menciumku Sekali Lagi

    "Ardika, kamu benar. Kalau itu bisa membantunya menggapai tujuannya, ayahku nggak akan memedulikanku."Rosa berbicara dengan ekspresi diliputi sedikit kesedihan.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?""Aku nggak tahu."Rosa menggelengkan kepalanya, sorot mata kebingungan tampak jelas di mata indahnya.Dia sudah mengetahui semua kebenaran ini, lalu apa?Dengan kekuatan yang dimilikinya saat ini, dia tidak bisa mengubah apa pun.Bahkan ibunya juga masih di bawah kendali orang lain, dia sama sekali tidak berdaya untuk melawan.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau kamu ingin menuntut keadilan untuk ibumu, bagaimana kalau kamu mempertimbangkan untuk mengikutiku menempuh jalan berbahaya ini, membuat mimpi indah Wilgo hancur, juga membuat Betty dan Jerfis membayar harga atas kejadian hari ini."Awalnya dia tidak keberatan Rosa mendekatinya memang karena berencana untuk memanfaatkan wanita ini.Dia ingin memanfaatkan Rosa sebagai celah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2374 Anak Buah Jerfis

    Hingga permukaan air sepenuhnya tenang kembali dan tidak ada kemungkinan orang di dalamnya bisa hidup kembali, Ardika baru membuang rokoknya, lalu kembali ke dalam mobil.Mesin mobil kembali dinyalakan, lalu melaju kembali ke jalan semula.Tadi pergerakan memutar arah secara paksa telah menyebabkan alat mengurangi guncangan rusak parah, hingga menyebabkan laju mobil agak terguncang. Namun, Ardika tidak peduli. Selama dia melajukan mobil dengan sedikit lebih lambat, tetap bisa bertahan kembali ke kota.Namun, Rosa yang tadinya dalam kondisi melamun, tersadar kembali oleh guncangan itu."Apa mereka mati begitu saja?"Secara naluriah, dia menoleh ke belakang. Dia bahkan ingin meminta Ardika untuk memberhentikan mobil.Ardika tahu terlepas dari seberapa banyak penderitaan yang telah dialami wanita ini di rumah, tetapi tetap saja dia tumbuh di lingkungan yang serba berkecukupan, kehidupannya jauh lebih baik dibandingkan sebagian besar orang.Situasi seperti sekarang ini sangat jelas membuat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2373 Jalan Buntu

    Hanya sekitar dua puluh menit kemudian, Ardika sudah tiba di dekat Waduk Sibere, yang biasanya perjalanannya memakan waktu satu jam.Sementara itu, pengemudi dari kedua mobil tersebut sangat jelas juga memiliki keterampilan berkendara yang luar biasa. Saat mengejar Ardika, mereka tetap memperhatikan apakah dia mengubah jalur atau tidak, bahkan di bawah laju kecepatan tinggi, mereka tetap memaksakan untuk mempertahankan jarak di antara mobil dalam kisaran 300 meter.Bagi mobil, 300 meter hanyalah jarak sekali menginjak pedal gas."Lalu lintas di depan sana sudah nggak padat, mereka akan makin mudah mengejar kita!"Saat ini, Rosa buka suara untuk mengingatkan Ardika.Dia sangat familier dengan situasi jalanan di area dekat sini, jalan di depan sana sudah terhubung ke kota lainnya.Karena jalan ini sudah tua, biasanya lalu lintas di sini cukup sepi. Banyak orang yang sedang bersiap untuk mengikuti ujian berkendara yang berlatih mengendarai mobil di jalan ini.Seolah-olah memiliki pemikira

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2372 Menghadapi dengan Tenang

    "Brum ...."Seiring dengan Ardika menginjak pedalnya, mobil tersebut langsung mengeluarkan suara deru mesin mobil yang keras.Saat ini, mobil tersebut berubah menjadi seperti seekor naga hitam yang tengah melintasi kerumunan mobil-mobil lainnya.Dalam sekejap mata saja, Ardika sudah melakukan beberapa kali belokan tajam seperti sedang mengendarai mobil balap.Pergerakan berbahaya ini tentu saja menyebabkan situasi lalu lintas menjadi kacau balau. Saat itu juga, suara injakan pedal rem mendadak dan suara klakson menyelimuti tempat tersebut.Namun, dua buah Ford Raptor yang tengah mengejar di belakang sama sekali tidak terpengaruh.Melihat keberadaan mereka sudah diketahui oleh Ardika, mereka juga tidak bersembunyi-sembunyi lagi. Mereka juga segera meningkatkan laju mobil mereka, melewati kerumunan mobil-mobil lainnya, menerjang menuju ke arah mobil Ardika.Menghadapi hal ini, Ardika sama sekali tidak terkejut.Kalau pengendara yang dikirim untuk mengejarnya bisa disingkirkan semudah itu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2371 Cemburu

    "Aku benar-benar nggak menyangka pergerakan ibu tirimu itu cukup cepat juga. Benar-benar nggak takut mati, ya!"Walaupun senyuman tampak mengembang di wajah Ardika, tetapi niat membunuh yang kuat terlihat di matanya.Bahkan sebaris giginya yang terlihat putih dan bersih itu, seolah-olah juga terkesan agak menyeramkan.Awalnya Rosa kurang memahami maksud Ardika, hanya saja begitu dia mengikuti arah pandang Ardika dan melihat ke kaca spion, dia langsung menyadari sesuatu.Di arah belakang mereka, ada dua buah mobil Ford Ranger Raptor bermodel dominan yang tengah melaju melewati kerumunan mobil-mobil lainnya dan menerjang ke arah mobil mereka dengan kecepatan tinggi!Jarak antara mobil mereka dengan mobil tersebut sangatlah dekat, hanya berjarak beberapa buah mobil saja.Rosa bahkan bisa melihat orang di dalam mobil Ford Ranger Raptor yang berjarak paling dekat dengan mereka sedang menatap mereka dengan lekat tanpa ekspresi."Mereka menargetkan kita?"Ekspresi Rosa langsung berubah.Hanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2370 Sudah Terlambat Untuk Pergi

    "Malam itu juga, Betty langsung datang dengan membawa beberapa orang ahli bela diri Keluarga Darma, lalu memukuli ibuku hingga mengalami cedera parah. Sejak saat itulah, ibuku menjadi koma hingga sekarang!""Sedangkan ayahku, saat itu dia nggak berada di tempat. Tapi, setelah dia pulang dan mengetahui hal ini, dia hanya memanggil ambulans untuk mengantar ibuku ke rumah sakit ....""Lalu dia menikah dengan Betty.""Saat itu aku masih kecil, banyak hal yang belum kumengerti. Banyak hal di antaranya baru kumengerti setelah aku mulai beranjak dewasa.""Tapi, biarpun aku sudah mengetahui kebenarannya, aku juga nggak berani melakukan apa pun, karena Betty yang memegang kendali atas keuangan Keluarga Gozali.""Pengeluaran biaya pengobatan ibuku yang bernilai puluhan miliar setiap tahunnya, membutuhkan persetujuan darinya. Jadi, aku hanya bisa berpura-pura nggak pernah terjadi apa pun ....""Biarpun demikian, Betty juga nggak berencana untuk melepaskanku.""Sebelumnya kamu juga sudah dengar se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2369 Masa Lalu Keluarga Gozali

    Rosa mulai merasa menyesal.Mungkin sejak awal seharusnya dia tidak melibatkan Ardika dalam masalah ini.Bukan hanya tidak bisa mengubah apa pun, bahkan mencelakai Ardika.Kalau sebelumnya, mungkin dia tidak akan memedulikan hidup dan mati Ardika.Namun sekarang, situasinya sudah berbeda.Ardika adalah satu-satunya pria yang berani maju untuk membantunya, menjadi penopangnya."Hei, sepertinya kamu sudah terlalu menganggap remeh aku."Ardika tertawa dengan acuh tak acuh. "Hanya Keluarga Darma dan Jerfis sudah bisa mengancam nyawaku?""Memangnya mereka mampu?"Rosa tidak tahu dari mana kepercayaan diri Ardika mengucapkan kata-kata seperti ini, tetapi dia merasa Ardika sudah terlalu sombong.Baik Keluarga Darma maupun Jerfis, juga tidak bisa dianggap remeh.Kalau menganggap remeh mereka seperti ini, pasti akan membayar harga yang sangat mahal.Secara naluriah, Rosa berkata, "Jangan menganggap remeh Jerfis ...."Hanya saja, dia baru saja mulai berbicara, tetapi sudah disela oleh Ardika."K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2368 Kamu Pergi Saja

    "Ardika, putar arah ke bandara sekarang!"Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Gunung Halfi dari Sri Deli.Setelah terdiam sejenak, Rosa yang duduk di kursi penumpang di samping kursi pengemudi tiba-tiba menoleh ke arah Ardika dan berkata, "Aku akan segera memesan tiket penerbangan terdekat menuju ke Suraba untukmu. Setelah kamu tiba di sana, kamu ingin pergi ke Kota Gamiga atau Aumen juga bisa. Kalau kamu punya paspor, kamu ingin pergi ke luar negeri juga bisa.""Saat itu tiba, aku akan memberimu sebuah rekening luar negeri yang terjamin aman, lalu mengirim 20 miliar ke rekening itu.""Setelah masalah ini berlalu, kamu baru kembali lagi.""Cepat berikan KTP-mu padaku ...."Saat berbicara, Rosa sudah membuka aplikasi pemesanan tiket pesawat dan mencari penerbangan terdekat.Ardika tetap mengendarai mobilnya, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengeluarkan KTP."Hei, bukankah kamu yang memintaku untuk berperan sebagai pacarmu dan menjadi tamengmu?""Sekarang s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2367 Masih Bisa Dilanjutkan

    Orang di ujung telepon itu sedari tadi hanya diam saja. Setelah beberapa saat, suara Wilgo baru kembali terdengar."Betty, apa bocah rendahan yang kamu sebutkan itu bernama Ardika?"Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, Betty mengangguk dan berkata, "Ya, benar! Bocah sialan itu bernama Ardika!"Namun, begitu selesai berbicara, Betty sudah merasa ada yang aneh."Eh? Wilgo, bagaimana kamu bisa tahu bocah itu bernama Ardika? Mungkinkah dia benar-benar ...."Betty membelalak kaget.Wilgo berkata dengan dingin, membenarkan asumsi istrinya, "Ya, benar. Tadi malam aku bertemu dengannya di Sekolah Bela Diri Sopran. Dia bukan hanya berhasil mengalahkan beberapa orang muridku, dia bahkan menamparku tepat di hadapan murid-muridku, lalu 'menculik' Rosa ...."Setelah mendengar Wilgo mendeskripsikan kejadian tersebut, Betty membuka mulutnya lebar-lebar, tidak berani memercayai apa yang baru saja didengarnya.Tak lama kemudian, ekspresinya berubah menjadi makin muram.Ternyata Ardika benar-benar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status