Sementara itu, Rosa yang menyaksikan pemandangan tersebut, menatap Ardika dengan sorot mata kagum.Hanya saja, mengingat kejadian di restoran hotpot daging domba sebelumnya, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk menasihati Ardika, "Ardika, ayahku adalah tipe orang yang berdarah dingin. Baginya, wajar saja dia mengorbankanku demi keuntungannya sendiri.""Jadi, kamu nggak perlu mengorbankan keuntunganmu sendiri karena urusanku. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan.""Penawaran-penawaran yang dia ajukan padamu, kamu terima saja dengan tenang.""Selain itu, dia benar. Biarpun kamu nggak menganggap serius dia, bagaimanapun juga, Betty memiliki Keluarga Darma sebagai pendukungnya.""Ardika, sebenarnya aku sudah bisa merasakan kebaikanmu padaku. Kamu benar-benar nggak perlu menyinggung sebuah keluarga besar seperti itu demi aku.""Bagaimanapun juga, musuhmu sendiri sudah cukup banyak. Jerfis, Keluarga Mahasura ... semua musuhmu ini nggak mudah diprovokasi, mereka memiliki pendukung yang k
Ardika mengamati bocah itu dengan sorot mata agak terkejut, lalu mengangguk pelan dan berkata, "Kamu benar. Sekarang cabang Provinsi Denpapan terbagi menjadi dua kubu, yang satunya adalah kubu Wilgo, sedangkan yang satunya lagi adalah kubu aliansi dua orang anak muda, yaitu Vita dan Cahdani. Di antara dua orang anak muda ini, yang satunya sangat berbakat, sedangkan yang satunya lagi memegang relasi dan sumber daya Keluarga Halim. Boleh dibilang ini adalah aliansi adalah orang-orang yang sama-sama kuat.""Wilgo ingin menduduki posisi sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan, taktik atau strategi apa pun nggak ada gunanya. Pada akhirnya tetap harus memiliki kekuatan absolut untuk menekan lawan.""Selain itu, jadwal duel dengan Vita dan Cahdani sudah makin dekat. Dia pasti akan menyiapkan banyak sumber daya manusia, menghubungi berbagai ahli yang bisa dihubunginya untuk menjadi pendukungnya."Ardika berbicara dengan santai.Ini juga adalah alasan dia tidak terburu-buru untuk menyingkirkan W
"Tapi ada satu hal yang bisa kupastikan, yaitu kekuatannya pasti nggak di bawah Vita!""Sedangkan Vita sendiri adalah anak muda berbakat yang menempati peringkat depan di Organisasi Snakei cabang Gotawa. Kala itu, dia datang ke Provinsi Aste untuk bertugas, aku pernah berduel dengannya. Walau pada akhirnya kami seri, aku merasa dia belum mengerahkan seluruh kekuatannya.""Intinya, bocah bernama Ardika itu pasti nggak kalah menakutkannya dari Vita.""Aku yang sudah terlalu meremehkan orang berbakat ...."Domio menghela napas panjang.Kali ini, Ardika memang telah memberinya pembelajaran yang berharga, membuatnya sepenuhnya sadar.Sementara itu, setelah mendengar ucapan ini, Wilgo yang berada di sampingnya, serta Zilvana dan yang lainnya tersentak kaget.Hanya segelintir orang yang bisa mendapatkan penilaian seperti ini dari Domio.Kalau sampai ucapannya ini tersebar keluar, Ardika pasti sudah bisa menggemparkan seluruh ibu kota provinsi!Domio sendiri segera mengeluarkan ponselnya dan b
"Kenapa? Pak Domio, apa lagi yang ingin kamu katakan?"Ardika menghentikan langkah kakinya, nada bicaranya terdengar santai.Merasakan penolakan Ardika, Domio benar-benar kesal setengah mati. Dia berkata dengan gigi terkatup, "Dasar bajingan! Percaya atau nggak, aku akan meminta Staco kembali ke sisiku sekarang juga!""Aku mau lihat tanpa perlindungan darinya apakah kamu masih bisa bertahan hidup hingga besok pagi!"Hingga saat ini, dia tetap meyakini Ardika hanya sedang berlagak hebat di hadapannya.Selama dia menyebutkan hal ini, Ardika pasti akan tunduk padanya."Hehe, terserah kamu saja ...."Ardika terkekeh dengan tidak peduli, lalu langsung berjalan keluar dengan menarik tangan Rosa tanpa menoleh ke belakang."Bajingan, kamu cari mati!"Domio berteriak dengan marah, kilatan niat membunuh yang kuat sudah muncul di matanya.Tubuhnya bergerak cepat, langsung muncul di belakang Ardika dalam sekejap."Syuu ... syuu ...."Seiring dengan dia mengibarkan lengan bajunya yang besar dan leb
"Adapun mengenai menjadikan Rosa sebagai presdir, nggak perlu kamu sebutkan lagi. Grup Gozam adalah milik ayahnya, tentu saja juga miliknya.""Adapun mengenai dia sendiri, dia akan mundur dari Grup Gozam. Setelah itu, dia akan ikut bersama Staco, muridku untuk kembali ke Provinsi Aste. Sebulan kemudian, mereka akan mengadakan pesta pernikahan."Domio mengalihkan pandangannya ke arah Wilgo dan berkata, "Kak Wilgo, sebagai seorang paman seperguruan, aku mengambil keputusan ini untuknya nggak salah, 'kan?""Tentu saja, Kak Domio adalah tetua Rosa, tentu saja boleh mengambil keputusan ini," kata Wilgo sambil mengangguk.Awalnya menantu pilihannya adalah Jerfis, hanya saja kalau dilihat dari situasi sekarang, Rosa lebih bersedia mengikuti Ardika, pria dengan status sebagai suami orang ini tanpa status, juga tidak bersedia menikah dengan Jerfis.Dia tidak bisa memaksa Rosa untuk menikah dengan Jerfis lagi, jadi membiarkan putrinya menikah dengan Staco tentu saja lebih baik.Lagi pula, kali i
"Tentu saja!"Domio berkata dengan acuh tak acuh, "Hubungan pertemanan yang terbentuk setelah menghadapi berbagai tantangan hidup bersama antara generasi tua seperti kami, nggak akan bisa dimengerti oleh anak muda sepertimu.""Oh? Nah, kalau begitu, aku sangat nggak mengerti."Nada bicara Ardika tiba-tiba berubah menjadi dingin. "Mengenai ibu Rosa jatuh koma, biarpun Betty bukan pelaku langsungnya, paling nggak sebagian kecil dari kesalahan itu tetap harus dilimpahkan padanya, 'kan?""Sekarang yang sedang kulakukan adalah menuntut keadilan untuk Rosa, menuntut sebuah penjelasan untuk dia dan ibunya.""Karena hubunganmu dengan ibunya sangat baik, mengapa kamu malah menghentikanku?""Jujur saja, aku sangat mencurigai motifmu, Pak Domio. Kamu melakukan hal seperti ini apakah karena hubungan pertemanan yang kamu sebutkan itu, atau karena Pak Wilgo telah menjanjikan penawaran menggiurkan tertentu yang nggak bisa kamu tolak."Mendengar Ardika mempertanyakan Domio seperti ini, Rosa juga menga