Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2772 Kabar Baik Terus Berdatangan

Share

Bab 2772 Kabar Baik Terus Berdatangan

Penulis: Sarjana
Tidak ada seorang pun yang berani maju.

Menghadapi sorot mata tajam sekaligus dingin Wilgo, di antara para dewan direksi itu, ada yang berpura-pura tidak melihat, ada pula yang menundukkan kepala karena merasa bersalah. Namun, kebanyakan di antara mereka hanya berpura-pura tidak melihat.

Dalam situasi seperti sekarang ini, mereka semua tahu Wilgo sudah kehilangan pengaruhnya di Grup Gozam.

Sejak Rosa mengamankan kerja sama itu, hasilnya sudah jelas.

Alasan mengapa masih ada beberapa orang dewan direksi yang merasa bersalah adalah, Wilgo sudah lama berpengaruh di perusahaan, jadi untuk sesaat mereka masih belum terbiasa.

Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi Wilgo berubah menjadi sangat muram.

Namun, Ardika malah tersenyum dan berkata, "Karena nggak ada di antara kalian yang maju, tampaknya kalian semua setuju Rosa menjabat sebagai pimpinan. Kalau begitu, hal ini sudah diputuskan."

Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Asisten, tolong segera siapkan risalah rapat, lalu minta semua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3020 Lelang Tanah

    Luna menelepon untuk menanyakan tentang Ardika menjadi target pembunuhan sore ini.Hal ini sudah bukan rahasia. Organisasi Snakei dan Organisasi Tigerim bisa mengetahui informasi tersebut dengan cepat. Kalau begitu, dengan identitas dan kedudukan Luna saat ini, dia juga pasti tidak akan ketinggalan informasi.Di panggilan telepon tersebut, suara Luna terdengar sangat khawatir.Walaupun selama beberapa waktu ini karena hal-hal yang menyangkut Rosa, timbul kesalahpahaman di antara mereka, bahkan menimbulkan konflik kecil dalam hubungan mereka, tetapi paling tidak perasaan mereka terhadap satu sama lain tetap tidak memudar.Begitu mendengar informasi Ardika menjadi target pembunuhan, Luna langsung menelepon untuk menanyakan keadaan suaminya."Sayang, aku benar-benar baik-baik saja, bahkan tak ada sehelai bulu pun di tubuhku yang rontok."Ardika berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu benar-benar nggak percaya, bagaimana kalau kamu segera kembali ke ibu kota provinsi? Setelah aku mandi hingg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3019 Perselisihan Tersembunyi

    "Ahhh ...."Tak lama kemudian, samar-samar terdengar suara teriakan menyedihkan Fredi dari luar bangsal."Tuan Ardika, kaki Fredi sudah kupatahkan."Beberapa saat kemudian, Hitos berjalan memasuki ruangan, tampak berkeringatan.Tidak mudah bagi orang biasa untuk mematahkan kaki orang lain dengan sekali coba. Hitos sendiri sudah mencoba berkali-kali, bahkan meminta sopirnya yang bertenaga besar untuk membantunya, baru berhasil mematahkan kaki Fredi.Dengan kata lain, kali ini Fredi benar-benar mengalami penderitaan yang besar.Ardika tidak takut Hitos hanya membohonginya. Dia mengangguk, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Satu tamparan 20 miliar, nggak boleh kurang sepeser pun."Melihat Hitos cukup kooperatif, Ardika tidak menuntut bayaran tambahan lagi, boleh dibilang juga memberi sedikit muka untuk Wakil Kodam Provinsi Denpapan ini.Ibarat bertindak tegas tetapi tahu kapan saatnya untuk berhenti.Tidak sepenuhnya menyinggung orang lain, juga tidak membiarkan orang lain menganggap sep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3018 Majikan dan Pelayan

    Melihat Ardika sudah mendekatkan ponselnya ke telinganya, Hitos langsung gugup setengah mati.Saat ini, sosok Wakil Kodam Provinsi Denpapan ini tidak bisa tenang lagi. Dia berkata dengan panik, "Jangan, Ardika! Jangan telepon! Aku sendiri yang salah menginterpretasikannya!"Dia menangkap maksud lain dari ucapan Ardika.Ardika terus-menerus memanggil Danu dengan namanya, yah mungkin pemuda ini sangat memedulikan harga dirinya, hanya berlagak hebat saja.Namun, dia bahkan menyuruh Danu untuk mengambil tindakan sendiri?Apa ini sikap memohon bantuan pada orang lain?Biarpun Danu tidak berada di hadapannya, Ardika hanya murni ingin berlagak hebat, mengucapkan kata-kata seperti ini juga sama saja dengan cari mati, bukan?Jadi, mulai tebersit sebuah spekulasi yang berani di dalam benak Hitos.Mungkinkah Ardika adalah pangeran dari sebuah keluarga bangsawan besar?Selain pangeran, Hitos benar-benar tidak bisa menemukan ada tuan muda dari keluarga mana yang berani bersikap seperti ini pada Kod

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3017 Apakah Belakangan Ini Dia Sudah Lupa Diri

    Saking ketakutannya, sekujur tubuh Fredi gemetaran. Dia tidak pernah melihat sorot mata Hitos semenakutkan itu.Hitos menoleh, menarik napas dalam-dalam sebelum berkata dengan serius, "Ardika, terima kasih telah bersedia memberiku muka. Tapi, bisakah kamu sedikit lebih memberiku muka lagi?""Jangan patahkan kakinya lagi. Mengenai kompensasi untuk Nona Jesika, bisa kami tambahkan sedikit lagi.""Selain itu, sepulang nanti aku juga akan mendisiplinkan bocah sialan ini dengan ketat. Aku janji dia nggak akan muncul di hadapanmu lagi."Walaupun Ardika mengatakan dirinya tidak akan turun tangan sendiri, membuat Fredi berakhir lumpuh seumur hidup, tetapi tetap saja cedera patah kaki membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.Di Organisasi Tigerim yang persaingannya sangat ketat, kalau Fredi beristirahat untuk pemulihan cederanya selama tiga bulan, saat dia kembali nanti mungkin posisinya sudah digantikan oleh orang lain.Walaupun Fredi bukan generasi muda Keluarga Waluyo yang paling unggul, tet

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3016 Satu Tamparan Dua Puluh Miliar

    Mendengar ucapan ini, tidak hanya ekspresi Fredi yang langsung berubah, bahkan raut wajah Hitos juga tampak agak muram.Walaupun ucapan Ardika ini kelihatannya seperti ditujukan pada Fredi, tetapi sesungguhnya juga ditujukan pada dirinya.Sepertinya beberapa tamparan tadi tidak membuat pemuda ini puas.Hitos baru saja hendak berbicara, Fredi sudah berkata dengan gigi terkatup, "Kalau begitu, katakan bagaimana kamu ingin menyelesaikan masalah ini!"Nada bicaranya dipenuhi dengan kebencian.Ardika mengangkat alisnya, lalu tersenyum tipis. Dia menoleh menatap Hitos dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Hitos, kamu juga sudah dengar sendiri, 'kan? Kelihatannya keponakanmu ini belum menyadari apa kesalahannya.""Kalau begitu, seperti yang kamu katakan tadi saja, patahkan satu kakinya.""Anggap ini sebagai hukuman atas kelancangannya terhadap diriku.""Adapun mengenai dua tamparan yang diterima oleh temanku itu, satu tamparan 20 miliar.""Nilai wajah temanku nggak bisa diukur dengan uang, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3015 Tidak Sepenuhnya Menerima Kekalahan

    Hitos sedikit mengerutkan keningnya sebelumnya ekspresinya normal kembali. Dia pun bertanya dengan serius, "Penjelasan seperti apa yang Tuan Ardika inginkan?"Ardika hanya tersenyum, tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hitos langsung menyadari pemuda di hadapannya ini tidak mudah dikelabui.Pemuda itu tidak menyebutkan penjelasan seperti apa yang diinginkan, melainkan hanya memintanya untuk memberikan penjelasan.Kalau begitu, apakah bisa memuaskan pemuda tersebut atau tidak, itu sepenuhnya tergantung pada apa yang akan dilakukannya.Ya, pemuda ini adalah seorang pemuda yang tidak sederhana.Setelah berpikir demikian, Hitos mengatupkan giginya dengan rapat. Dia tiba-tiba menoleh, menunjuk Fredi dan berkata, "Kamu, sini!""Paman ...."Fredi hanya bisa memberanikan diri berjalan menghampiri Hitos."Plak ...."Hitos langsung mengayunkan lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah keponakannya itu tanpa mengendalikan kekuatannya.Fredi langsung terpukul mundur dua langkah, bekas tamparan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status