Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 3043 Penjilat Hana

Share

Bab 3043 Penjilat Hana

Penulis: Sarjana
Jiro sudah hampir menggila.

Kapan dia pernah mengalami penghinaan seperti ini?

Melihat Jiro benar-benar sudah tidak tahan lagi, Jeslin bergegas berjalan menghampiri dan berkata, "Ardika, apa yang kamu lakukan? Apa kamu mau memukuli Tuan Jiro sampai mati? Apa kamu bisa menanggung konsekuensinya?"

"Jangan bertindak keterlaluan! Aku beri tahu kamu, jangan menimbulkan masalah untuk keluargaku!"

Ardika melirik Jeslin dengan sorot mata dingin dan berkata, "Enyah sana!"

Jeslin berdiri mematung di tempat, lalu berkata dengan kesal sekaligus marah, "Kamu ... berani-beraninya kamu memerintahkanku untuk enyah! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!"

Dia merasa Ardika pasti sudah gila.

Bocah yang biasanya selalu seperti penurut dan tidak berani banyak bicara di hadapannya, hari ini malah berani memerintahkannya untuk enyah.

Apa bocah ini ingin memberontak?

"Tina, bersihkan tempat ini."

Ardika tidak melirik Jeslin lagi. Dia langsung melambaikan tangannya pada Tina. Setelah terdiam sejenak, dia berkata l
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3045 Harta Karun Sekolah Bela Diri

    "Hmm, masuk akal juga."Tina melirik Jiro sekilas, lalu berkata, "Jadi kamu ingin menghabisi bocah ini sebagai sebuah peringatan untuk Hana?"Ardika mengangguk dan berkata, "Begini saja, jangan membiarkannya mati di Hainiken. Tapi kalau saat dia mati dalam perjalanan kalian mengantarnya kembali ke Sekolah Bela Diri Laido, seharusnya nggak masalah, 'kan?""Tentu saja lebih bagus lagi kalau dia bisa mati di depan pintu Sekolah Bela Diri Laido."Tina berpikir sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Nggak masalah. Hanya saja, prosesnya ....""Serahkan saja padaku."Ardika langsung berjongkok, menepuk tubuh Jiro beberapa kali sebelum bangkit dan melihat jam dan berkata dengan acuh tak acuh, "Hanya perlu mengantarkannya ke depan pintu Sekolah Bela Diri Laido setengah jam lagi."Sekolah Bela Diri Laido berada tak jauh dari sini, jalan kaki hanya kurang dari lima menit."Benarkah?"Tina tampak ragu.Walaupun dia tahu Ardika adalah sosok yang misterius, tetapi dia tetap tidak percaya Ardika bisa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3044 Apakah Sangat Bermasalah Kalau Ada yang Mati

    Melihat kekhawatiran tulus yang ditunjukkan oleh Jiro, Ardika tiba-tiba tertawa dan berkata, "Nggak kelihatan, ya. Ternyata di sini ada yang bucin.""Kalau begitu, tahukah kamu setelah datang ke ibu kota provinsi, Nona Hana yang kamu sukai itu melayani pria Negara Nusantara yang kamu remehkan seperti seorang pelayan?"Jiro jelas tidak tahu hal-hal ini.Kalau tidak, khayalannya terhadap Hana pasti sudah padam sejak lama.Jadi, Ardika sengaja mengucapkan kata-kata ini hanya untuk menyerang mental pria itu.Benar saja, setelah mendengar ucapan ini, Jiro langsung menunjukkan ekspresi terkejut, lalu berkata dengan marah, "Sialan! Kamu bicara omong kosong! Kamu pasti bicara omong kosong! Nona Hana nggak mungkin seperti itu!""Sebenarnya apa yang ingin kalian lakukan terhadap Nona Hana?! Kenapa kalian menjelek-jelekkannya seperti ini?!"Melihat reaksi Jiro ini, Ardika tahu perasaan bocah ini pasti sudah kacau balau.Bagaimanapun juga, hari ini dia bertemu dengan Ardika hanya kebetulan saja.A

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3043 Penjilat Hana

    Jiro sudah hampir menggila.Kapan dia pernah mengalami penghinaan seperti ini?Melihat Jiro benar-benar sudah tidak tahan lagi, Jeslin bergegas berjalan menghampiri dan berkata, "Ardika, apa yang kamu lakukan? Apa kamu mau memukuli Tuan Jiro sampai mati? Apa kamu bisa menanggung konsekuensinya?""Jangan bertindak keterlaluan! Aku beri tahu kamu, jangan menimbulkan masalah untuk keluargaku!"Ardika melirik Jeslin dengan sorot mata dingin dan berkata, "Enyah sana!"Jeslin berdiri mematung di tempat, lalu berkata dengan kesal sekaligus marah, "Kamu ... berani-beraninya kamu memerintahkanku untuk enyah! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!"Dia merasa Ardika pasti sudah gila.Bocah yang biasanya selalu seperti penurut dan tidak berani banyak bicara di hadapannya, hari ini malah berani memerintahkannya untuk enyah.Apa bocah ini ingin memberontak?"Tina, bersihkan tempat ini."Ardika tidak melirik Jeslin lagi. Dia langsung melambaikan tangannya pada Tina. Setelah terdiam sejenak, dia berkata l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3042 Tidak Menoleransi Penghinaan

    Sejak pertama kali bertemu Ardika, Kavano sudah memandang rendah orang ini.Selain itu, setelah beberapa kali berinteraksi dengan Ardika, melihat Jeslin, Kalris dan yang lainnya mengejek Ardika, pria itu selalu diam saja, itu membuat kesan Ardika adalah seorang pecundang kian kuat dalam hatinya.Karena itulah, kalau ingin Kavano langsung menerima kenyataan Ardika lebih kuat dibandingkan dirinya, tentu saja tidak bisa.Kebetulan pula ada alasan yang kelihatannya sangat masuk akal ini. Karena itulah, dia terus-menerus menghibur diri sendiri, meyakini Ardika tetap seorang pecundang yang hanya berlagak hebat di hadapannya."Apa kamu masih bisa bangun?"Tepat pada saat semua orang masih hanyut dalam keterkejutan mereka, Ardika sudah berjalan menghampiri Jiro dengan langkah kaki mantap, menatap lawan bicaranya itu dengan tatapan arogan.Jiro berusaha keras mengangkat kepalanya. Sepanjang proses ini berlangsung, dia tersentak beberapa kali saking kesakitannya."Bam!"Saat Jiro merangkak bangk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3041 Hal di Luar Nalar

    Ekspresi terkejut terlihat di wajah Jiro. Dia tidak menyangka Ardika bisa menghindari serangan mematikannya ini dengan mudah.Dia memutar tubuhnya, memaksakan dirinya untuk berganti arah di udara, menyapu kaki kirinya ke arah Ardika.Hanya saja, karena memaksakan diri untuk melakukan pergerakan seperti ini di udara, baik dalam hal kekuatan maupun kecepatan, sudah jauh lebih lambat daripada serangan sebelumnya."Aku nggak suka ada orang yang mengarahkan kakinya padaku."Suara santai terdengar dari mulut Ardika.Sambil berbicara, Ardika langsung mengangkat kakinya. Tanpa melakukan pergerakan mengumpulkan kekuatan dan semacamnya, dia hanya menendang lurus saja, membentur kaki telanjang Jiro."Bam ...."Tepat pada saat kedua kaki ini berbenturan, tubuh Jiro seperti tersambar petir. Dia mengeluarkan suara teriakan yang sangat menyedihkan.Tubuhnya terpental ke belakang seperti layang-layang yang putus, lalu pada akhirnya membentur sebuah kursi di meja tersebut.Meja marmer yang sangat kokoh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3040 Menampar Bukanlah Apa-Apa

    Jeslin hanya menyaksikan pemandangan itu seperti seorang penonton, dia sama sekali tidak merasakan beban mental apa pun.Baginya, boleh dibilang dia sudah cukup baik pada Ardika.Kalaupun selanjutnya Ardika dihajar sampai mati atau lumpuh oleh Jiro, itu juga karena bocah ini cari mati sendiri, tidak bisa menyalahkan orang lain.Jiro juga tertegun sejenak.Budaya menampar sudah umum di Negara Jepara. Saat dia baru berguru, mempelajari keterampilan bela diri, dia juga sering ditampar.Namun, tampaknya dia juga sudah tidak merasakan ditampar oleh orang lain selama bertahun-tahun, hingga satu tamparan dari Ardika ini membuatnya tidak bisa langsung bereaksi.Beberapa saat kemudian, akhirnya dia tersadar kembali. Dia mengangkat lengannya, mengusap-usap wajahnya. Kemudian, dia menatap Ardika dengan lekat, api amarah di matanya seperti akan menyemburkan api yang nyata."Bagus, bagus, sudah sangat lama nggak ada orang yang berani menamparku.""Orang Negara Nusantara, kamu sedang cari mati!"Men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status