Share

Bab 737 Menggunakan Kekerasan pada Wanita

Mendengar Ardika terus mengatai mereka pecundang, ekspresi sekelompok pemuda itu langsung berubah menjadi agak muram.

"Ya, memangnya kamu bisa apa kalau kami menindas yang lemah dengan menggunakan kekuasaan kami? Keluarga salah satu dari kami bisa menghabisimu dengan mudah. Sekarang kami yang berjumlah belasan orang mencari perhitungan denganmu bersama-sama, ini adalah sebuah kehormatan bagimu!"

Musafa dan yang lainnya menatap Ardika dengan arogan. "Cepat tampar dirimu sendiri! Jangan beromong kosong lagi! Hari ini kamu pasti akan mati di tangan kami!"

Santi dan Jonas juga terus mendesak Ardika untuk tidak mengulur-ngulur waktu lagi.

Lea tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia tetap mempertahankan citranya.

Namun, sorot matanya yang tertuju pada Ardika sangat dingin.

Tiba-tiba, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah wanita itu, lalu berjalan ke arah wanita itu. "Lea, apa kamu masih ingat ucapanku semalam?"

Lea mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud Ardika.

Santi dan Jonas berter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status