Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 884 Tidak Ada yang Boleh Pergi

Share

Bab 884 Tidak Ada yang Boleh Pergi

Author: Sarjana
"Ardika!"

Begitu mendengar suara yang familier di telinganya itu, Farlin langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara dengan senang. Saat itulah, dia melihat Ardika berjalan keluar dari kerumunan.

"Ternyata kamu, suami pecundang Luna itu! Berani-beraninya kamu muncul di sini dan mengacaukan segalanya!"

Agnes memelototi Ardika dengan marah.

"Orang yang memukul istriku adalah kamu, 'kan?"

Sambil berjalan menghampirinya, Ardika menatap wanita itu dengan dingin.

Agnes tertawa dingin, lalu mengangkat dagunya dengan arogan dan berkata, "Benar, aku yang memukulnya, satu tamparan di kedua sisi wajahnya. Kamu nggak lihat bagaimana ekspresi sedihnya saat pergi tadi, sungguh menyedihkan ...."

"Plak!"

Tanpa menunggu wanita sialan itu selesai berbicara, Ardika langsung melayangkan tamparan ke wajahnya.

"Ah!"

Sambil menutupi wajahnya yang terasa seperti terbakar, Agnes yang rambutnya sudah tampak acak-acakan itu berteriak dengan suara melengking, "Berani-beraninya pecundang sepertimu memukulku!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lodia
lanjut ceritanya menarik ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 885 Diperlakukan Seperti Artis

    Hanya dalam kurun waktu singkat, suara teriakan kesakitan sudah menggema di tempat itu seperti paduan suara.Tanpa butuh waktu lama, satpam-satpam itu langsung tergeletak di lantai. Sambil berguling-guling di lantai, mereka berteriak dengan menyedihkan.Suasana di tempat itu langsung hening seketika.Melihat Ardika yang berdiri di tengah-tengah tempat itu dalam kondisi baik-baik saja tanpa cedera sedikit pun, semua orang tercengang kecuali Farlin.Eh .... Apa ... apa dia adalah manusia?Dia lebih cocok disebut binatang buas yang ganas!"Eh ...."Monos juga tercengang. Biasanya, saat menghadapi orang-orang yang datang untuk membuat keributan, para anak buahnya itu sangat ganas. Bahkan hanya dengan ekspresi wajah saja, mereka sudah bisa membuat orang-orang yang datang membuat onar ketakutan.Namun, sekarang, saat berhadapan dengan Ardika, mereka malah terlihat sangat lemah seperti bocah berusia tiga tahun."Plak!"Tiba-tiba, sebuah tamparan keras bagaikan palu mendarat tepat di wajahnya.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 886 Langsung Menandatangani Kontrak

    Tepat pada saat ini, Farlin berkata, "Luna, kita nggak perlu membicarakan hal lain lagi. Grup Hatari langsung membuat sebuah kontrak saja, lalu akan kutandatangani, nggak perlu melewati pihak ketiga lagi."Kejadian penandatanganan kontrak dengan Perusahaan Investasi Mahasura tanpa sepengetahuannya telah membuatnya menjadi lebih waspada. Satu hal yang sudah dipahaminya dengan sangat jelas, yaitu dia bahkan tidak bisa memercayai muridnya sendiri.Namun, berbeda halnya dengan Ardika. Mereka pernah mengalami hidup dan mati bersama, dia telah menaruh kepercayaan absolut pada Ardika."Oke. Nikita, kamu pergi buat kontrak, nanti kita segera mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan hal ini."Luna juga tidak basa-basi lagi, dia segera menginstruksikan Nikita untuk membuat kontrak.Kalau masalah ini dibiarkan terus berkelanjutan, kerugian yang dialami oleh Grup Hatari akan makin besar.Tepat pada saat Farlin menandatangani kontrak dengan Grup Hatari, di Perusahaan Investasi Mahasura, Amir juga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 887 Biarkan Dia Menunggu Juga

    "Tuan Julman, sekarang Bu Luna sedang ada urusan. Kalau Tuan ingin menemui Bu Luna, harap tunggu dulu."Karyawan yang bertugas di resepsionis lantai bawah memberi jawaban seperti itu pada Julman.Julman berkata dengan marah, "Berani-beraninya dia berlagak hebat di hadapanku! Apa kalian nggak memberitahunya aku adalah Julman, murid Pak Farlin! Kalau Grup Hatari ingin bekerja sama dengan Pak Farlin, harus melewatiku terlebih dahulu!"Resepsionis menyunggingkan seulas senyum profesional dan berkata, "Tuan Julman, Pak Farlin juga sudah mengatakan bahwa dia nggak punya murid sepertimu.""Omong kosong!"Julman sama sekali tidak percaya Farlin akan mengucapkan kata-kata seperti itu.Dia masih bersikeras beranggapan bahwa Farlin sudah dikelabui oleh Ardika sekeluarga. Dia langsung memukul meja resepsionis, lalu berteriak dengan marah, "Beri tahu Luna untuk serahkan guruku sekarang juga! Kalau nggak, aku akan melaporkan Grup Hatari atas tuduhan penculikan terhadap guruku. Apa kalian tahu apa ko

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 888 Berniat Memeras

    Julman tidak terima laporannya ditanggapi seperti ini.Tanpa butuh waktu lama, dia teringat akan kasus lainnya yang juga bisa dilaporkan ke pihak kepolisian."Kalau begitu, aku mau melaporkan Ardika, suami Luna, presdir Grup Hatari telah melakukan pemukulan, sampai-sampai Agnes, asisten direktur eksekutif Perusahaan Investasi Mahasura masuk ke rumah sakit!""Oke, kami akan memastikan sebentar. Kalau kasus ini benar-benar ada, kami akan segera menanganinya."Setelah panggilan telepon terputus, Julman menunggu pihak kepolisian untuk mengirimkan anggotanya datang mencari Ardika. Saat itu tiba, dia bisa menjemput gurunya dan membawa gurunya pulang untuk menandatangani kontrak.Namun, tak lama kemudian, dia malah menerima panggilan telepon dari Amir."Dasar pecundang! Siapa yang menyuruhmu lapor polisi? Apa kamu takut nggak ada orang yang tahu Ardika telah membawa pergi Pak Farlin dariku? Apa kamu merasa hal ini nggak cukup memalukan?""Selain itu, apa kamu nggak tahu? Ardika si pecundang i

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 889 Menuntut Keadilan

    Suasana di depan pintu gedung Grup Hatari sangat padat.Wartawan dari ratusan perusahaan media besar maupun kecil mengerumuni tempat tersebut.Para satpam Grup Hatari yang merupakan prajurit yang sudah pensiun dari medan perang itu buru-buru membentuk sebuah barisan untuk berjaga di depan pintu. Kalau tidak, para wartawan itu bisa saja langsung menerobos masuk ke dalam gedung."Kami persilakan Luna, presdir Grup Hatari untuk menerima wawancara dari kami!""Suami Bu Luna telah memukul Teodor yang merupakan seorang selebritis internet, sampai-sampai Teodor masuk ke rumah sakit. Apa benar ada kejadian seperti ini?""Apa Vila Bistani benar-benar membantu para tamu vila untuk menghubungi wanita-wanita penghibur ...."Satu per satu dari karyawan Grup Hatari yang keluar untuk menjaga ketertiban dibombardir dengan pertanyaan.Para karyawan memilih untuk tetap diam."Mengapa kalian nggak berani menjawab pertanyaan kami? Apa para petinggi Grup Hatari telah memerintahkan kalian untuk tutup mulut?

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 890 Murid yang Telah Mengkhianati Guru Sendiri

    Begitu mendengar laporan dari karyawan tersebut, suasana di dalam ruangan yang tadinya penuh dengan sorakan gembira langsung berubah menjadi hening seketika.Luna buru-buru berjalan ke arah jendela dan membuka jendela. Seperti membuka keran air, begitu jendela dibuka, suara teriakan para awak media di lantai bawah bahkan bisa terdengar hingga lantai setinggi ini."Tiba-tiba saja wartawan dari ratusan perusahaan media datang pada saat bersamaan, ini adalah hal yang nggak wajar, pasti ada dalang di balik semua ini!""Julman benar-benar berbicara omong kosong! Jelas-jelas Pak Farlin sendiri yang bersedia datang ke sini, mengapa dia malah mengatakan Pak Farlin diculik dan ditahan di dalam gedung perusahaan? Jelas-jelas dia sedang menuduh kita yang nggak benar!""Ada orang yang ingin menghancurkan Grup Hatari!"Ekspresi marah sekaligus panik tampak jelas di wajah Nikita dan para petinggi perusahaan lainnya.Baik dalang di balik semua ini maupun Julman jelas-jelas berniat untuk mendorong Gru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 891 Aku Tidak Punya Murid Sepertimu

    "Orang itu adalah Pak Farlin!""Pak Farlin sudah muncul!"Begitu mendengar suara lantang lansia itu, orang-orang yang berkerumun di tempat itu kembali gempar.Saking bersemangatnya, para wartawan bergegas menghampiri Farlin.Julman yang tadinya masih menjadi sorotan semua orang, kini sudah didorong, bahkan sampai-sampai sudah tidak kelihatan lagi di antara kerumunan orang itu."Pak Farlin, murid Bapak mengatakan Bapak diculik oleh Grup Hatari, apakah itu benar?"Farlin memelototi wartawan yang mengajukan pertanyaan itu padanya, lalu berkata, "Kalau aku benar-benar diculik, apa aku masih bisa berdiri di sini menerima wawancara kalian? Apa indra penglihatanmu kurang baik? Bagaimana kalau aku menghubungi beberapa teman lamaku untuk mengobati matamu?!""Lalu, kalian semua, tolong jangan selalu berpikiran untuk mendapatkan berita yang menggemparkan dan mengabaikan hati nurani kalian!"Dengan sorot mata penuh amarah, lansia itu langsung memarahi para wartawan tersebut.Sama seperti Ardika, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 892 Gunung Amona Menjadi Terkenal

    Suara teriakan penuh amarah Amir terdengar dari ujung telepon.Dia juga punya teman di dunia media, jadi dia langsung menerima informasi mengenai apa yang telah terjadi di depan pintu Grup Hatari.Dia tidak menyangka Farlin tidak hanya bekerja sama dengan Grup Hatari, melainkan juga mengungkapkan tindakan buruk antara Perusahaan Investasi Mahasura dengan Julman di hadapan awak media.Amir bisa membayangkan nanti Perusahaan Investasi Mahasura yang akan menjadi target makian publik.Jadi, dia segera menghubungi Julman untuk memperingatinya menanggung semua tanggung jawab itu tanpa melibatkan Perusahaan Investasi Mahasura!Selain menyetujui permintaan Amir, Julman juga tidak punya pilihan lain lagi.Hatinya diselimuti penyesalan dan kebencian yang mendalam.Sebelumnya kalau dia langsung menandatangani kontrak dengan Grup Hatari, dia juga tidak akan berakhir menjadi seperti ini!Namun, penyesalan tidak ada gunanya.Saat ini, sudah tidak ada seorang pun lagi yang memperhatikan Julman. Semua

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2338 Niat Membunuh

    Ardika tidak menyadari keberadaan para nona dan tuan muda yang datang untuk menyaksikan pertunjukan itu.Biarpun dia menyadari keberadaan mereka, dia juga tidak akan memedulikan serangga-serangga yang hanya bisa bersembunyi dalam kegelapan itu.Dengan langkah mantap, dia berjalan memasuki pintu utama Hainiken yang terbuka lebar itu. Seorang pelayan yang membawa sebuah nampan berjalan menghampirinya."Tuan, untuk sementara waktu ini Hainiken berhenti beroperasi. Tuan datang kemari ada keperluan apa, ya?""Aku datang mencari Timnu."Ardika melirik pelayan yang rambutnya diikat satu dan kulitnya putih mulus itu sekilas, lalu mengambil segelas minuman yang telah dilengkapi dengan sedotan kertas di nampan pelayan tersebut."Ternyata Tuan Ardika, ya."Pelayan itu membungkukkan badannya, lalu mengulurkan lengan panjangnya dan berkata, "Pak Timnu berada di lantai tiga bawah tanah. Silakan lewat sini, aku akan membawa Tuan ke bawah."Ardika mengangguk, lalu berjalan menuju ke arah lift dengan l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2337 Banyak Jebakan

    Saat Ardika sampai di gerbang kompleks vila Gunung Halfi, Levin sudah menunggu di sana."Kak Ardika, maaf aku nggak melakukan tugasku dengan baik, orang yang kukirim nggak melindungi Futari dengan baik."Begitu melihat Ardika, Levin segera meminta maaf."Siapa sangka Lisman keluar dari Hainiken. Dia membawa anak buahnya secara pribadi untuk menangkap Futari. Orang-orang yang kukirim untuk melindungi Futari bukan tandingannya.""Berdasarkan informasi dari orang-orangku, beberapa orang yang mengikuti Lisman itu juga ahli bela diri yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Lisman. Mereka bahkan mengenal salah seorang di antara orang-orang itu, orang tersebut juga masuk dalam daftar buron internasional."Ardika sedikit mengerutkan keningnya. "Sesuai dugaanku, Hainiken nggak sesederhana kelihatannya. Mereka bahkan menampung cukup banyak pelaku kriminal besar.""Kak Ardika, itulah sebabnya kamu harus berhati-hati!"Levin berkata dengan cemas, "Timnu jelas-jelas bisa langsung mengirim oran

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2336 Terjadi Sesuatu pada Futari

    "Pergi sana!"Seiring dengan terdengarnya teriakan penuh amarah Rosa, sebuah bantal menghantam pintu kamar yang tertutup dengan keras.Ardika hanya tersenyum. Kemudian, dia berbalik dan kembali ke kamar utama miliknya.Dia membiarkan Rosa tidur di sebuah kamar tamu yang terletak di paling pojok.Biarpun hanya tempat tinggal sementara, kamar utama juga harus menjadi miliknya dan Luna saja."Tok ... tok ... tok ...."Pagi-pagi keesokan harinya, Ardika masih tidur, tetapi pintu kamarnya sudah digedor orang."Siapa? Apa ini panggilan bangun pagi atau semacamnya?"Ardika mengira Rosa yang berulah. Dia membuka pintu kamarnya dengan kesal."Guru, Nona Rosa masih sedang tidur."Ternyata orang yang berdiri di depan pintu adalah Windono. Rambut pria yang satu ini tampak berantakan, matanya juga memerah, sehingga membuatnya makin terlihat seperti pria mesum.Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Ada apa?""Guru, ada staf manajemen vila yang datang, katanya bibimu ribut-ribut di depan gerbang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2335 Bagaimana Kalau Kita Mengubah Akting Menjadi Kenyataan

    "Cih! Dasar sialan!"Melihat Ardika seakan-akan hendak melepaskan pakaian, Rosa langsung meraih bantal, lalu melemparkannya ke arah Ardika sambil berteriak dengan keras, "Kalau begitu, untuk apa kamu jauh-jauh menculikku kemari?!"Tidak tahu mengapa, dalam lubuk hatinya dia benar-benar merasa agak kecewa.Harus diakui, tadi saat Ardika membawanya pergi secara paksa tepat di hadapan Wilgo, dia benar-benar sudah panik."Jangan bilang kamu benar-benar merasa aku ingin melakukan sesuatu terhadapmu?"Ardika langsung menyingkirkan bantal yang terbang ke arahnya itu dengan pukulan santai, lalu bersandar di pintu, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap wanita itu dengan tatapan mempermainkan. "Aku hanya ingin membuat ayahmu kesal saja. Ya, kalau bisa membuatnya mati kesal. Dengan begitu, dendamku karena sebelumnya dia ingin membunuhku sudah terbalaskan.""Kamu ... dasar sialan!"Rosa kembali mengumpat dengan kesal. Kemudian, dia tertawa dingin dan berkata, "Lupakan saja pemikir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2334 Menampar Wilgo

    "Ardika, apa yang ingin kamu lakukan?"Wilgo berbicara dengan nada bicara acuh tak acuh.Bagaimanapun juga, dia sudah berpengalaman. Saat ini, dia masih bisa tetap tenang.Ardika tersenyum dan berkata, "Pak Wilgo, jelas-jelas kamu sudah tahu, kenapa kamu masih sengaja bertanya? Tadi kamu ingin membunuhku, bukan?""Ardika, jangan sembarangan!"Ekspresi Rosa langsung berubah drastis. Dia buru-buru berkata, "Ayahku hanya meminta mereka untuk memberimu pelajaran, nggak berniat untuk membunuhmu."Dia tahu Ardika adalah tipe orang yang tidak takut pada apa pun.Mungkin saja kalau bocah ini sudah diliputi niat membunuh yang kuat, bocah ini benar-benar berani menghabisi ayahnya.Ardika tersenyum pada Rosa dan berkata, "Rosa, tenang saja. Sudah kubilang, dengan mempertimbangkanmu, aku akan membiarkannya tetap hidup. Aku nggak akan menghabisinya.""Biarpun tadi dia ingin membunuhku, tapi dengan mempertimbangkan dia adalah ayah mertuaku, aku akan memaafkannya."Wajah cantik Rosa langsung memerah,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2333 Hanya Begini

    Walaupun tahu Ardika sangat kuat, bagaimanapun juga hanya dengan memberikan arahan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membantu Werdi mengalahkan Sofian. Ini sudah menunjukkan dengan sangat jelas kemampuan yang dimiliki oleh Ardika.Akan tetapi, Zilvana tidak menyangka Ardika bisa mengalahkan beberapa orang adik seperguruannya itu dengan mudah.Hanya saja, Zilvana tidak sempat berpikir banyak lagi.Karena dia melihat setelah Ardika mengalahkan beberapa orang adik seperguruannya, pria itu langsung berbalik dan berjalan ke arahnya."Cari mati!"Zilvana langsung marah besar. Begitu dia mengulurkan kedua lengannya, dua buah tongkat besi yang masih terus berputar muncul di celah-celah jarinya.Tanpa ragu, tongkat besi itu langsung terbang menembus udara menuju ke arah wajah Ardika. Kemudian, sosok bayangan Zilvana yang menawan juga ikut melesat keluar.Namun, saat ini sama sekali tidak kelihatan pesona dan kelembutan seorang wanita pada diri Zilvana.Yang ada hanyalah niat membunuh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2332 Satu Lawan Sepuluh

    Ardika menyunggingkan seulas senyum tipis dan berkata, "Jadi, bukankah ini sama saja dengan membuktikan semua yang kukatakan tadi benar?""Tuan Ardika masih muda."Zilvana tersenyum mengejek dan berkata, "Di dunia orang dewasa, hanya ada keuntungan, nggak ada benar dan salah.""Siapa yang lebih kuat, orang itulah yang benar.""Terlepas dari sebanyak apa pun logika yang kamu bicarakan, melakukan segala sesuatu sesuai aturan bagaikan orang suci, juga nggak ada artinya di hadapan kekuatan absolut.""Kekuatan absolut, ya?"Ardika tertawa, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kalian bukan tandinganku."Zilvana juga tertawa."Eh, bocah, apa kamu benar-benar berpikir hanya karena Werdi bisa mengalahkan Sofian dengan mendengar beberapa patah kata instruksi darimu, kamu sudah nggak terkalahkan?""Walau Sofian disebut sebagai orang kepercayaan Pak Wilgo, Pak Wilgo hanya sengaja meninggikannya dengan mempertimbangkan gurunya dan kakaknya!""Hal yang kamu nggak ketahui adalah, nggak ada satu pun di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2331 Memberinya Pelajaran

    "Ardika, dengan mempertimbangkan tadi malam aku kalah taruhan itu darimu, aku dan ayahku akan menganggap nggak mendengar hal itu. Juga, anggap saja ini sebagai balas budimu.""Tapi, sebagai seorang anak, aku nggak bisa memaafkanmu karena sudah berbicara nggak sopan pada ayahku.""Jadi, aku nggak ingin melihatmu sekarang.""Selagi aku belum berubah pikiran dan menyerangmu, cepat pergi dari sini!""Jangan membiarkanku melihatmu di Sekolah Bela Diri Sopran! Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan!"Rosa mengulurkan lengannya dan menunjuk ke arah pintu, raut wajahnya tampak sangat dingin.Ardika melirik Rosa dengan sorot mata dalam, dia tidak menyangka wanita itu akan melindunginya seperti ini.Walaupun wanita itu kelihatan seperti sedang marah dan mengusirnya, tetapi sesungguhnya wanita itu menyuruhnya untuk pergi dengan cara seperti ini sebelum Wilgo menyerangnya.Dalam sekejap, kesan buruk yang diberikan oleh wanita itu padanya di pertemuan mereka, langsung menghilang ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2330 Aku Adalah Ketua Cabang

    "Berhenti!""Apa Pak Wilgo sudah mengizinkanmu pergi?"Melihat amarah Wilgo sudah meledak, beberapa orang murid Organisasi Snakei itu segera maju dan menghalangi jalan Ardika.Ardika hanya tertawa pelan, dia bahkan tidak melirik murid-murid itu sama sekali.Dia langsung berbalik menatap Wilgo dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Wilgo, sepertinya kamu ini adalah orang yang telah diberi kesempatan, tapi malah nggak menghargainya."Wilgo mendengus dingin dengan acuh tak acuh. "Memangnya kamu siapa? Memberiku kesempatan?""Hei, becermin dulu kamu, lihat siapa dirimu! Memangnya kamu adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, atau Kodam Provinsi Denpapan?""Bahkan Jace, Wali Kota Ibu Kota Provinsi saja nggak berhak untuk berbicara seperti ini. Memangnya kamu berhak?""Memberi Pak Wilgo kesempatan? Memangnya kamu pantas?"Satu per satu dari beberapa orang murid Organisasi Snakei itu juga ikut buka suara. Bagi mereka, Ardika adalah orang bodoh yang tidak tahu diri.Ardika tertawa dan ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status