Home / Romansa / Menantu Paling Berkuasa. / Bab 8 : Kenyataan membawa luka.

Share

Bab 8 : Kenyataan membawa luka.

Author: Lucky Star
last update Huling Na-update: 2024-09-01 21:35:38

“Aku selalu berusaha datang menjemputmu, tetapi, di larang keras oleh Ayahmu!” seru Levya saat menjawab pertanyaan dari sang putra tercinta.

“Lantas mengapa ibu dan ayah berpisah, mengapa ayah mempunyai wanita lain dirumah yang berbeda?!” Rocky mempertanyakan tujuan utama dia mendatangi si Ibu.

Tampak terlihat, raut wajah Levya berubah menjadi layu, tanpa dia sadari air mata menetes, dan sudah dia duga sedari lama jika suatu saat Rocky akan mempertanyakan hal ini.

“I–ibu, ibu … tidak tahu kalau ayahmu sudah beristri—” Levya tidam mampu mengatakan hal lebih lanjut, dia sudah larut dan terisak dalam tangisan.

“Apa aku anak haram, dari ulah kalian berdua?!” tanya Rocky dengan nada setengah marah, membuat Levya hanya bisa mengangguk kemudian menundukkan kepala, tangisan si Ibu semakin keras.

Tidak pernah disangak dan tidak pernah dia duga jika orang tua yang dikira berlaku baik dan tidak pernah melakukan hal aneh-aneh, ternyata itu semua salah.

Jika dibandingkan dengan kehidupan yang Rocky saat ini sangat berbanding terbalik jauh berbeda.

Jangankan untuk berhubungan intim, selama tiga tahun berlalu untuk menyentuhnya saja tidak pernah dilakukan.

***

Rocky berteriak keras membuat Martin dan beberapa bodyguard kaget, kemudian menepikan mobil dan memerintahkan semua anggota keluar dari mobil.

“Tuhan, kenapa aku harus dilahirkan dengan cara seperti ini?!” Rocky berteriak dengan sangat keras hingga menampakkan urat dileher, beruntung, mobil sudah kedap suara, dan tidak terdengar sampai luar.

Dia kembali berteriak, mengeluarkan semua beban yang dirasa, setelah merasa lebih tenang, Rocky meminta pak Martin untuk segera mengemudikan mobil dan melanjutkan perjalanan.

“Paman Martin, ke supermarket sebentar, belikan aku anggur paling memabukkan,” pinta Rocky.

“Baik Tuan,” jawab Rocky kemudian mencari supermarket yang masih buka 24 jam.

***

Ketika sudah terlelap dalam alam mimpi, Selly terbangun karena mendengar suara ketukan dari pintu utama.

“Darimana saja dia jam segini baru pulang?” tutur Selly saat melihat jam yang ada didinding menandakan pukul 3:57 malam,

Saat membuka pintu, dia dikejutkan dengan Rocky yang tiba-tiba ambruk dilantai dan tercium aroma alkohol menyengat membuat Selly ikutan pusing.

“Rocky, bangun, jangan tidur di sini,” gumam Selly sambil menepuk-nepuk pipi suami, berharap masih ada tenaga tersisa untuk membantunya berjalan ke kamar.

“Sejak kapan kau jadi pemabuk seperti ini, pria sialan. Ayo bangun, jangan membuat masalah denganku.” gumam Selly kemudian berusaha menyeret dia masuk kedalam.

Biarpun lumayan kesulitan, tetapi, Selly berhasil membawa suami masuk kedalam kamar mandi, untuk membuat dia sadar dan bangun melawan rasa mabuk dikarenakan alkohol.

***

Pagi pun tiba, Rocky terbangun ditempat yang tidak asing yaitu: “Kamar mandi,” gumamnya setelah memperhatikan sekitar.

“Bagus kau sudah bangun, sekarang cepat bersihkan dirimu sendiri, jangan membuatku repot seperti semalam.” gumam Selly kemudian menutup pintu kamar mandi dengan sangat keras.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Rocky duduk termenung di sofa tempat biasa dia tidur.

Kenyataan yang dia dengar dari mulut si ibu belum bisa diterima, biarpun sudah berulang kali mencoba menerima tetapi, semua tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan 

“Ada apa? Apa kau keberatan dengan permintaan dari kemarin?” tanya Selly membuyarkan lamunan suami.

“Tidak!  Hanya saja …” Rocky menghentikan ucapan karena belum siap mengutarakan kenyataan pada si Istri.

“Aku belum siap menceritakan semua padamu, nanti aku akan menceritakan semua padamu, tetapi, bukan sekarang.” imbuhnya takut menjadi masalah baru untuk istri dan keluarga.

Selly sangat menghargai privasi orang lain, jadi, dia hanya pergi tanpa meminta atau memaksa Rocky untuk bercerita.

“Cepat buatkan kami sarapan, mama dan papa sudah sangat kelaparan di meja makan.” ucap Selly kemudian menutup pintu kamar.

***

Setelah selesai menyiapkan sarapan, Rocky bergegas menuju ke kamar mandi untuk menyalakan sebatang rokok, berharap bisa membuat pikiran lebih tenang.

Ketika sedang menyesap rokok, dia memikirkan perlakuan keluarga Anggara pada sang istri, kemudian berucap dalam hati, “Jika aku seperti ini terus, yang ada orang-orang akan menginjak-injak diriku terus-terusan. Aku harus bangkit dan membuat istriku jatuh cinta padaku, dan aku akan membalas orang yang membuat istriku menangis dan aku akan menjadi pelindung bagi keluarga kecilku ini. Keluarga Anggara sudah mengasingkan keluarga istriku.” 

Rocky terus memikirkan nasib istrinya, perlakuan tidak adil dari keluarga besar membuat dia merasa geram dan ingin menghapuskan kesombongan mereka, biarpun istri dan kedua mertua selalu menindas dan mencemoohnya.

“Apa yang kamu lakukan di kamar mandi, kenapa tidak mengunci pintu?!” teriak Selly terkejut.

“Aku sudah selesai,” tutur Rocky kemudian keluar dan bergegas pergi meninggalkan rumah ingin mengajak Martin bertemu.

“Aku harus membuat trobosan baru, dan aku akan minta bantuan pada Martin untuk mengakui sisi ASG,” gumam Rocky saat berjalan menuju taman.

***

“Apa kau yakin, dia datang ketempat ini?” tanya teman baik Vinny bernama (Zulaika)

“Aku yakin, dia juga sering ke sini, tenang saja, dia pasti bisa kita andalkan untuk merobohkan kesombongan, Lani.” balas Vinny sambil mengawasi sekitar.

Tidak berselang lama menunggu, Rocky datang dan langsung di panggil Vinny dengan berteriak.

Dari kejauhan, tatapan mata Rocky tertuju pada lambaian tangan seorang gadis yang mirip dengan Stella.

“Ada apa kau memanggilku seperti orang gila?” tanya Rocky setelah sampai pada tempat dua gadis itu berdiri.

“Bisakah aku meminta bantuan padamu?”

“Bantuan …?” tanya Rocky penasaran.

“Em, apa kau pandai bertarung?”

“Aku tidak terlalu pandai, tetep, bolehlah untuk bertarung melawan satu atau dua orang,” balas Rocky.

“Bagus!” tutur Selly kemudian menceritakan tentang pembullyan yang sering dia dapatkan di sekolah, dari arah cerita tersebut, Rocky langsung menebak, “Apa kau ingin aku bertarung di atas Ring, melawan orang yang sering mem-bully kalian?!” 

“Otakmu cukup cerdas!” puji Vinny kemudian mengajak Rocky naik keatas mobil.

Saat dalam perjalanan, mereka bernegosiasi berapa yang akan dia dapat setelah bertarung melawan pembully itu di atas Ring.

“Oke sepakat, 100000 dollar itu sudah sepadan,” tutur Rocky kemudian mereka berjabat tangan tangan setuju.

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, mereka pun sampai. Rocky langsung di daftarkan untuk melawan jagoan dari Mahardika CS.

“Duit pertama akan aku transfer, bisakah aku minta nomer rekeningmu?” pinta Vinny kemudian mentransfer sejumlah uang cukup banyak mungkin hampir seperempat upah yang dia janjikan.

“Segitu dulu, nanti kalau berhasil, aku transfer semuanya.” imbuh Vinny.

“Tidak masalah, asalkan kau tidak akan kabur setelah aku memenangkan pertandingan ini,” balas Rocky kemudian berjalan masuk kedalam bersama dengan petugas.

Semua orang bersorak gembira pada jagoan yang selalu menang berturut-turut, siapa lagi kalau bukan (Sumo)

“Sumo, keren!” 

“Sumo, hebat!”

“Ayo Sumo, habisi lawanmu!” teriak semua orang yang ada di luar ring tinju.

Vinny dan Zulaika merasa cemas, melihat jika orang pilihan Robert Mahardika bukanlah sembarang pria yang mudah dikalahkan, dia memenangkan banyak pertandingan, banyak lawan kalah telak bahkan sampai ada yang tidak bernyawa.

“Bagaimana ini, aku takut, jika terjadi sesuatu pada Rocky,” ucap Zulaika.

“Kau pikir aku juga tidak memikirkan hal itu, tetapi, berdoa saja, semoga dia bisa kita andalkan.” balas Vinny.

Pertandingan sudah dimulai, Rocky tampak memperlihatkan kelemahan lawan, dan benar saja belum satu menit bertarung. Dia sudah menjatuhkan lawan hanya dengan satu pukulan.

Tanpa membuang waktu, dia langsung membabi buta dengan memukul area wajah tanpa berbelas kasih. Setelah satu menit berlalu, lawan sudah tidak bertenaga dan hanya melambaikan tangan tanda menyerah.

Vinny dan Zulaika bersorak gembira, mereka berdua akhirnya memenangkan pertandingan dan bisa meruntuhkan kesombongan Robert Mahardika.

“Lihatlah, petarung yang kau pilih saja tidak bisa mengalahkan jagoanku,” tutur Vinny.

“Itu hanya keberuntungan, saja, aku akan menghabisi jagoanmu sekarang juga.” ucap Robert kemudian mendapatkan tatapan mata tajam dari Rocky. “Akan menghabisi aku? apa kau yakin?” 

“Aku hanya bergurau kawan,” balas Robert kemudian mengajak bodyguard yang dia bawa pergi meninggalkan ring tinju.

Vinny dan Zulaika menjulurkan lidah mengejek putra Mahardika. “Cepat berikan upah yang kau janjikan,” ucap Rocky mengalihkan mereka berdua.

Wait For The Next Story…

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 75: Pernikahan kita hanya sebatas kontrak.

    Saat sedang melamun, tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk. “Martin,” batin Rocky kemudian mengangguk panggilan tersebut.“Hallo Tuan, dokumen yang ada minta sudah selesai di print saya akan hantar ke mansion,” ucap Martin dalam sambungan telepon.“Temui aku di tempat biasa,”“Baik, Tuan.” Lalu sambungan telepon terputus. “Putar balik, aku melupakan sesuatu, kita ke kafe biasa,” perintah Rocky, kemudian sesuai permintaan si bos besar, Zee memutar balik untuk ke tempat yang di sebutkan oleh sang bos.***“Kerja bagus, akan ada tugas lebih berat dari ini,” ucap Rocky saat membaca surat akuisisi Hotel Emerson. “Kau memang bisa diandalkan.”“Tugas berat?” Martin mengernyitkan kening, “Semoga tidak mengecewakan tuan, tugas apa?”“Jackson Emerson pasti tidak terima dengan akuisisi ini, akan lebih rumit jika rencana kita tidak matang,” jelas Rocky tersenyum sambil tersenyum dengan senyuma

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 74: Terbongkar 4

    Ketika baru saja turun dari mobil, Rocky mendengar percakapan antara Kakak perempuan ayah angkat dan suami.“Nasib baik kita bekerja sama dengan Ema Emerson, jadi, kita bisa membuat anak angkat Rimba di usir dari desa ini, dan kita bisa menguasai harta warisannya,” ucap Priscilla saat menuangkan teh hangat untuk suami yang bernama Leonel.“Apa saja yang sudah kau lakukan?” tanya suami.“Aku memberikan roti kemudian aku berteriak maling, ya aku tahu itu sangat kejam, tetapi, tidak masalah seumpama aku harus menumbalkan adik yang suka memungut sampah,” balas Priscilla tanpa rasa bersalah, bahkan dia sangat bangga.“Binatang!” Rocky mengumpat kasar sambil mengepalkan tangan, seakan ingin meremas mulut pasangan suami istri itu hingga mulut mereka remuk tidak terbentuk.Rocky menarik napas dalam-dalam, kemudian dia hembuskan perlahan, dia lakukan berulang-ulang berharap bisa meredam amarah yang membakar hati dan pikiran.“Presdir, itu rumah siapa? mengapa kita berhenti di sini?” tanya Zee

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 73: Terbongkar 3.

    “Delia, Mama tahu jika mama salah, tapi, mama bisa jelaskan semuanya.”Erllina terus mencoba untuk memberi pengertian kepada anaknya, meskipun sudah terlambat.“Apa yang mau di jelaskan?! Semua sudah jelas! pergi ke neraka!” teriak Delia merasa sangat-sangat hancur dia berteriak di depan ibunda, karena tidak tahan atas perlakuan kejam yang dia dapat.“Ternyata telingamu sudah tuli, apa perkataan putriku belum jelas?” ucap Patrick kemudian mencengkram rambut Erllina, diseret keluar.Tangisan Delia semakin menjadi, Levya pun bergegas mendekat dan memeluk keponakan yang dia sayangi.“Sayang, ada sudah, bibi tahu kau sangat kecewa, masih ada Kak Rocky, Kakek, dan Papamu,”“Ayah, bagaimana ini? aku takut mental Delia down lagi.” Levya panik dan takut jika kenyataan ini akan mempengaruhi proses pemulihan mental keponakan.“Kita tenangkan Delia dulu, nanti kita panggil psikolog,” jawab Henry kemudian ikut memeluk cucu wanita, “Maafk

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 72: Terbongkar 2.

    “Selly, aku bawakan makanan kesukaanmu, untuk sarapan,” sapa Gabriel sambil menunjukkan rantang makanan yang dia bawa.“Makanan kesukaan? kau seperti orang yang ada maunya,” balas Selly mengernyit heran.“Hehehe, kau tahu sekali.” Gabriel Hawthorne meringis sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.“Kau menyuapku dengan makanan?! sungguh tidak punya perasaan, seharusnya tas mahal, atau gaun dari perca terbaik,” ucap Selly memasang ekspresi sedih.“Kau ingin keduanya? Aku bisa memberikan semua, asalkan kau bisa membantuku bertemu dengan Tuan muda Briano,” balas Gabriel Hawthorne.“Hadeh, lagi-lagi Rocky Briano. Apakah tiada yang bisa mengerti jika aku masih belum ingin menemui dia?” batin Selly sambil melempar pandangan malas, kemudian menjawab. “Itu bukan perkara sulit, aku akan membatumu,” lalu masuk ke dalam kantor, untuk mengatur pengiriman material.*Kediaman Trump*Semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Hal itu dimanfaatkan oleh Rocky untuk m

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 71: Dilema.

    *Mansion Trump*“Syukurlah keponakanku sudah sehat,” ucap Patrick Trump menyambut kedatangan Rocky.“Terima kasih, Paman.”“Kak Rocky, jangan sakit-sakit lagi,” pinta Delia memegang tangan sepupu, lelaki itu mengangguk dan tersenyum menanggpi ucapan tersebut.Saat masuk ke dalam kamar, dia menghela napas panjang sambil menatap langit-langit rumah.“Apa Selly mengungkapkan identitasku pada ibu mertua? semoga saja tidak. jika seumpama iya, itu akan sangat-sangat merusak rencanaku membalas wanita ular.” gumam Rocky kemudian membaringkan tubuh di atas ranjang.“[Tuan, akuisisi Hotel Emerson sudah siap, apakah kau ingin segera memberikan kejutan pada beliau?]” isi pesan chat dari MartinRocky tersenyum puas, kemudian membalas pesan chat “Tunggu sebentar, biarkan dia senang terlebih dahulu, nanti kita beri kejutan untuk si ular betina.”Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu membuat Rocky bergegas membuka pintu kamar. “Ibu, ada apa?”“Kau ingin ibu masakin apa?”“Apapun, yang p

  • Menantu Paling Berkuasa.   Bab 70: Cemburu 2

    *Trump Emergency*Ketika Rocky sedang tidur tiba-tiba pintu terbuka, membuat dia terkejut setelah membuka mata ternyata Selly datang menjenguk bersama dengan Gabriel Hawthorne.Belum sempat mengambil masker, Selly sudah masuk dan mengetahui jika orang di atas ranjang itu adalah sang suami.“Rocky,”“Loh, kalian sudah saling kenal?” tanya Gabriel Hawthorne kemudian menaruh buah tangan di atas nakas.“Iya—hehehe” Selly tersenyum menjawab lelaki yang ada disamping, kemudian menatap suami dengan tatapan tajam.“Oh iya, Tuan Rocky … perkenalkan saya Gabriel Hawthorne.” dia mengenalkan diri kemudian mengulurkan tangan mengajak Rocky berjabat tangan.“Rocky Briano—” jawabnya singkat lalu menjabat tangan lelaki tersebut, dan buru-buru melepaskan.“Semoga kita bisa menjadi teman bisnis, kedepannya,” tutur Gabriel Hawthorne terus mengajak Rocky berbincang, meskipun pria itu enggan menanggapi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status