Panggilan telepon yang baru saja dilakukan oleh Dilan membuat Halton dan kelimanya tidak bisa menahan tawa mereka untuk tidak pecah. Bajingan ini masih berlagak sombong bahkan setelah menghadapi gerbang kebangkrutan? Ini membuat mereka ingin muntah!
Mereka membenci individu seperti Dilan yang berlagak acuh tak acuh pada setiap situasi. "Apakah menurutmu kami akan takut pada ancaman kecilmu itu, Dilan?! Kau bahkan tidak mampu menyelamatkan restoranmu, lalu bagaimana mungkin kau membayar seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap kami?! Aku belum pernah bertemu seseorang yang lebih sombong darimu!" kata Halton dengan nada jijik. Dilan tidak membuang energinya untuk menanggapi penghinaan Halton. Suaranya terlalu berharga untuk digunakan pada sampah ini! Yang dia lakukan hanyalah duduk dengan tenang, menunggu Bastian menyelesaikan semuanya untuknya. Menyadari bahwa Dilan mengabaikannya, Halton menjadi sangat marah. Dia sangat ingin meninju wajah Dilan dan membunuhnya di sini. Namun, dia tidak akan melakukan itu karena pada akhirnya Charlie yang akan melakukannya. Ini membuatnya tersenyum puas membayangkan kehancuran Dilan di masa depan. Dia sangat menantikan momen itu. Namun, tiba-tiba dia menunjukkan ekspresi terkejut saat tiga pria dengan penampilan mengesankan masuk ke dalam ruangan. Yang di tengah adalah pria tua kaya dengan setelan jas yang mahal. Rambutnya yang sebagian berwarna putih disisir dengan rapi. Dua pria di sisi kanan dan kirinya adalah dua pria kekar dengan penampilan menyeramkan. Keduanya memancarkan aura mengintimidasi yang kuat, membuat Halton dan yang lainnya tidak berani menatap mata mereka lebih dari dua detik. Tidak ada dari mereka yang mengenal pria tua itu, tapi mereka jelas mengenal dengan baik keduanya. Mereka adalah Eldon dan Jimmy; dua pelayan setia Bastian Emerson. Keduanya adalah orang-orang kuat yang mampu mengalahkan dua puluh orang sekaligus. Mereka ditakuti dan disegani mengingat status mereka yang merupakan dua pelayan setia Bastian Emerson. Ini jelas menjadi pertanyaan besar di masing-masing benak mereka, mengapa orang-orang penting ini datang ke restoran kecil ini? "Tuan Finnick, saya Bastian Emerson hadir untuk menjalankan perintah Anda," kata Bastian dengan nada hormat sembari membungkuk sopan. Bastian sengaja tidak memanggil Dilan dengan sebutan Lord Tertinggi, karena gelar itu hanya boleh diketahui oleh sebagian kecil orang. Sampah-sampah kecil ini tidak layak mengetahui identitas asli Dilan. Dua lainnya juga melakukan hal yang sama. Ekspresi penuh kekaguman terlukis jelas di wajah mereka. Mereka bahkan secara alami gemetar. Di depan mereka adalah pahlawan Benua Verdentia yang legendaris. Namanya sangat terkenal dan sosoknya sangat disegani di seluruh dunia. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan tokoh paling berpengaruh ini. Sementara keduanya jatuh dalam kekaguman, Halton dan kelimanya jatuh dalam teror mengerikan. Pria tua ini adalah Bastian Emerson, orang paling kaya di Kota Ashwood?! Mengapa tokoh sepenting ini yang bahkan tidak pernah muncul di media daring atau TV datang ke restoran kecil ini? Siapa Dilan sebenarnya untuk membuatnya membungkuk hormat, seperti pelayan setia?! Tentu saja, ini membuat Halton menyadari bahwa nasibnya tidak akan berakhir baik. "Hukuman apa yang pantas untuk mereka yang berani membuat kehancuran di restoranku, Bastian?" tanya Dilan dengan santai. "Hukuman paling layak untuk mereka adalah kematian, Tuan Finnick," balas Bastian segera tanpa ragu. "Baiklah, lakukan dengan bersih dan cepat!" kata Dilan dengan nada acuh tak acuh. Mendengar itu, Halton dan kelimanya sangat panik. Dilan ingin membunuh mereka?! Tidak! Itu tidak mungkin! Mereka masih ingin hidup! Segera, mereka bersujud di kaki Dilan dan berkata dengan nada meminta maaf, "Maafkan saya, Tuan Dilan! Saya sungguh minta maaf! Saya pasti sudah gila karena telah menyinggung Anda! Tolong biarkan saya hidup! Saya akan menjadi anjing setia Anda!" "Maafkan saya, Tuan Dilan! Tolong ampuni hidup saya! Saya hanya mengikuti perintah Tuan Halton!" Melihat mereka yang memohon untuk hidup mereka dan saling menyalahkan satu sama lain, membuat Dilan menunjukkan ekspresi jijik. Mengapa dia mempekerjakan orang-orang tidak kompeten seperti mereka?! "Tolong ampuni hidupku, Dilan! Aku melakukan ini semua atas perintah Charlie Danver! Dia memintaku untuk menghancurkan restoranmu! Jika aku tidak melakukannya, dia akan meneror hidupku! Aku tidak punya pilihan lain!" kata Halton sembari menangis, memohon ampunan. Demi hidupnya, dia membongkar rahasia besar ini. Dia berharap itu dapat menyelamatkan hidupnya dari amarah Dilan. Namun, apa yang Halton dapatkan hanyalah ekspresi dingin dari Dilan. "Bahkan ketika kau membawa malaikat maut di depanku, aku tidak akan berlutut untukmu. Itu yang kau katakan beberapa saat yang lalu, 'kan?Apakah sekarang kau menarik kata-katamu? Aku sungguh tidak suka dengan orang-orang yang tidak memiliki pendirian! Lagipula, aku sudah tahu bahwa Charlie adalah dalang di balik semua ini," balas Dilan dengan acuh tak acuh. "Aku sungguh minta maaf, Dilan! Aku sudah gila karena telah berani menyinggungmu. Aku telah bekerja untuk restoran ini selama lima belas tahun! Aku telah berjasa besar untuk restoran ini. Tolong beri aku kesempatan..." Sebelum Halton dapat menyelesaikan kalimatnya, Jimmy menginjak kepalanya dengan keras, membuat wajahnya menghantam lantai dan seketika darah mengalir keluar dari hidungnya. "Berani sekali kau mengungkit-ungkit jasamu setelah kejahatan yang kau lakukan pada restoran ini! Aku tidak pernah melihat orang yang lebih tidak tahu malu darimu!" kata Jimmy dengan ekspresi jijik. Halton hanya mampu menundukkan kepalanya di lantai, tanpa bisa memberikan balasan atas apa yang dilakukan oleh Jimmy. Jimmy bukanlah sosok yang bisa dia singgung. Di sisi lain, Dilan sudah cukup dengan pertunjukan ini sehingga berkata kepada Bastian, "Lakukan dengan cepat! Aku tidak ingin melihat mereka lagi!" Segera, Bastian, Jimmy, dan Eldon, membawa mereka menuju mobil. Tentu saja, mereka kembali memohon ampunan pada Dilan, menangis dan berteriak ketakutan, tapi Dilan mengabaikan mereka sepenuhnya. Kekecewaannya terlalu besar terhadap mereka.Satu setengah tahun kemudian.Dilan menebar rumput-rumput hijau yang segar di tempat pakan ternaknya. Tak lama setelahnya, segerombolan sapi memenuhi itu, memakan rumput dengan rakus, beberapa mengeboh untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka.Saat Dilan sedang sibuk, Wenda tiba-tiba menghampirinya. Perlu diketahui bahwa Wenda tidak datang sendiri. Ada seorang bayi di pangkuan kedua lengannya. Bayi itu sangat tampan, memiliki wajah oval yang imut dan manis, lebih banyak mengambil paras ibunya."Makan siang sudah aku siapkan di meja makan, Sayang," kata Wenda dengan nada hangat begitu tiba di depan Dilan.Dilan tersenyum hangat saat dia membalas, "Baiklah, aku akan tiba lima menit lagi. Tunggu aku di meja makan."Lima menit kemudian, mereka berkumpul di sebuah meja makan. Berbagai hidangan lezat tersaji dengan rapi di atas meja. Uap dari tiap hidangan menyebar ke seluruh ruangan, memberikan kesan rumah yang hangat dan damai.Si bayi tampak sangat bersemangat melihat berbagai hidang
Butuh waktu selama beberapa saat untuk Ruben membalas perkataan Dilan.Tentu saja, dia tidak pernah menyangka bahwa Dilan adalah seseorang yang sangat kuat. Ruben tahu seberapa kuat ketiga kaki tangan Alvaro. Mereka bahkan dapat dengan mudah mengalahkan sepuluh sampai lima belas warga desa. Membayangkan Dilan dapat dengan mudah mengalahkan ketiganya, bahkan tanpa Ruben mengetahui apa yang terjadi, jelas Dilan punya identitas yang tidak biasa. Dilan pasti berasal dari sebuah keluarga besar.Tidak hanya baik, bersedia memberikan harga yang lebih tinggi, dia juga sangat kuat. Orang tuanya telah membesarkannya dengan sangat baik.Karenanya, ketika dia sadar dari rasa terkejutnya, dia buru-buru membalas, "Mohon ikuti saya, Tuan dan Nyonya. Saya akan membawa Anda berdua ke tanah saya."Dilan dan Wenda memberikan anggukan setuju, mengikuti Ruben dan istrinya. Mereka mengabaikan Alvaro dan ketiga kaki tangannya yang masih tergeletak tak berdaya di lantai.Di sisi lain, orang-orang yang ada
Keesokan harinya, Dilan dan Wenda pergi menuju sebuah desa yang dekat dengan Kota Ashwood, hanya satu jam perjalanan dari pusat Kota Ashwood, bernama Desa Bisoph. Mengingat lingkungan di Desa Bisoph masih sangat terjaga, bersih dan indah, maka Desa Bisoph adalah lokasi sempurna untuk menjadi tempat tinggal mereka, menghabiskan hari tua bersama.Keduanya kemudian menuju kantor kepala desa, meminta rekomendasi tanah dengan luas 20x20 meter persegi untuk dibeli.Mendengar permintaan keduanya, kepala desa segera menjawab, "Kebetulan desa kami memiliki seseorang yang ingin menjual tanahnya dengan luas seperti yang Tuan dan Nyonya inginkan. Saya akan meneleponnya, mohon tunggu sebentar."Sepuluh menit kemudian, dua orang datang ke kantor kepala desa. Mereka adalah seorang pria setengah baya dengan wajah yang tampak lelah. Dilan bisa menebak bahwa pria ini telah bekerja keras selama hidupnya. Sementara satunya adalah seorang wanita setengah baya yang penampilan tidak lebih baik dari pria se
Selama empat hari berikutnya, Elliott mengunjungi Dilan sebanyak dua kali. Namun, selama kunjungannya, dia sama sekali tidak menyinggung soal tawaran Benua Starfell, menunjukkan bahwa dugaan Dilan benar. Elliott melakukan segala cara agar kakeknya tidak menganggu Dilan.Dia ingin mencapai tingkat yang lebih, yaitu mencapai tingkat Nasional. Dengan begitu, dia memiliki kemampuan untuk melindungi ayahnya dan Keluarga Felipe! Lagipula, dia akan lebih loyal terhadap Benua Starfell daripada Dilan. Dia bersedia untuk mempertaruhkan hidupnya untuk Benua Starfell. Mengingat kerjasama ini memiliki potensi untuk menimbulkan permusuhan di antara kedua belah pihak, maka tidak membiarkan Dilan bekerjasama dengan Benua Starfell adalah pilihan terbaik.Dia tidak akan bingung untuk berpihak pada siapa seandainya kedua belah pihak memutuskan untuk berperang! Walaupun kemungkinan itu kecil, tapi lebih baik tidak daripada menyesal, 'kan? Karenanya, Elliott telah membulatkan tekadnya untuk tidak memb
Setelah kepergian Dilan dan Wenda, Tyler segera melakukan rapat darurat. Dia kemudian menatap Elliott dengan ekspresi penuh harapan, bertanya, "Kau tahu apa yang harus kau lakukan, 'kan, Cucuku?"Mendengar itu, Elliott menunjukkan ekspresi pahit saat dia membalas, "Aku tidak terlalu yakin bisa menyakinkan masterku, Kakek. Tapi, aku akan mencoba."Kali ini, dia tidak mencoba untuk mempermainkan Tyler. Dia memang tidak benar-benar yakin bisa meyakinkan Dilan untuk mendukung Benua Starfell. Selama ini, dia dan ayahnya tidak melakukan sesuatu yang besar untuk Dilan. Yang terjadi justru sebaliknya, Dilan-lah yang banyak membantu mereka. Sehingga, tidak ada alasan bagi Dilan untuk mendengarkan permintaannya.Namun, dia tiba-tiba mengingat bahwa ayahnya memberikan Dilan sebuah ginseng suci berusia 1000 tahun, yang mana itu merupakan titik awal di mana Dilan terus membantu mereka.Apakah masternya punya ketertarikan tertentu terhadap ginseng suci berusia 1000 tahun?! Elliott tidak tahu, tap
"Ma-master... Ka-kau adalah Lord Tertinggi?!"Elliott adalah yang pertama kali berbicara. Walaupun dia telah mendengar secara langsung pengakuan Dilan, tapi dia masih ingin kembali bertanya untuk memastikan kebenaran dari itu. Ada kemungkinan dia salah dengar, 'kan?Dan, apa yang dikatakan Dilan selanjutnya membuat rahangnya hampir jatuh ke tanah. Tidak ada yang lebih mengejutkan dari itu! "Aku benar-benar Lord Tertinggi. Aku memegang kendali penuh atas Benua Verdentia dan Benua Pyrefall," balas Dilan segera.Setelah mendengar itu, Tyler akhirnya mengerti mengapa Dilan sekuat ini. Dia pada faktanya adalah pemimpin dari dua benua besar. Tyler mendengar bahwa Lord Tertinggi adalah seorang pria yang sangat berbakat dan kuat. Terlebih, dia masih sangat muda, belum mencapai usia tiga puluh tahun.Tentu saja, Tyler sangat penasaran dengan sosok Lord Tertinggi. Bagaimana mungkin pria semuda itu dapat mencapai ketinggian yang bahkan sembilan puluh sembilan persen manusia di dunia ini tidak