Begitu Dilan tiba di restoran, Halton segera menghampirinya dan berkata, "Seluruh bahan mentah yang ada di dapur habis dimakan oleh tikus, Dilan. Itu adalah bahan-bahan mentah terakhir kita. Sekarang, kita tidak memiliki apa pun lagi untuk dimasak!"
Walaupun Halton terlihat panik di luar, dia sesungguhnya tersenyum puas di dalam. Dengan ini, restoran kecil ini akan hancur sepenuhnya. Dia akan memperoleh bonus besar dari Charlie. "Bagaimana mungkin tikus-tikus itu masuk ke dapur? Bukankah dapur harus dikunci ketat sebelum restoran ditutup?" tanya Dilan dengan tenang. "Ada rongga kecil di atap dapur, Dilan. Tidak ada yang menyadari itu sebelum hari ini," balas Halton dengan nada meyakinkan. Dilan menatap Halton dengan dingin. Bajingan ini mencoba memberikan alasan yang masuk akal untuk menutupi kejahatannya? Apakah menurutnya aku akan percaya begitu saja? "Berikan aku rekaman CCTV di seluruh titik restoran. Aku ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi." Mendengar itu, Halton cukup terkejut. Dilan tidak mempercayainya? Ini merupakan pertama kalinya Dilan tidak mempercayainya. Walaupun Halton salah dalam hal ini, dia masih tersinggung dengan itu. "Kau tidak mempercayaiku, Dilan?! Walaupun kau tidak mempercayaiku, tidak ada hal yang bisa kau lakukan selain menerima fakta yang aku katakan. CCTV dinonaktifkan malam tadi. Ini demi menghemat biaya listrik." CCTV tidak pernah dinonaktifkan. Beruntung bahwa Halton mengambil keputusan yang tepat. Dia menghapus seluruh rekaman CCTV malam tadi demi menghilangkan segala jejak kejahatannya. Dilan mengabaikan apa yang dikatakan oleh Halton dan langsung menuju ruangan CCTV. Ketika dia melihat informasi terkait tentang itu, tidak ada yang dia temukan. CCTV benar-benar dimatikan saat kejadian terjadi. "Tidak akan ada yang bisa kau temukan, Dilan! CCTV telah dinonaktifkan saat kejadian itu terjadi. Mengapa kau tidak mempercayaiku yang telah bekerja untuk restoran ini selama lima belas tahun?! Kau benar-benar membuatku kecewa!" kata Halton dengan ekspresi dingin di wajahnya. Berada tepat di belakang Halton ada lima karyawan yang juga bekerja di restoran ini. Mereka menunjukkan senyum licik di wajah mereka. Dilan telah tamat di sini. Restorannya telah bangkrut. Mengapa dia tidak langsung menutup restoran kecil ini sehingga mereka dapat segera menerima bonus dari Charlie? Masih mengabaikan seluruh perkataan Halton, Dilan berkata kepada R13 di dalam benaknya. "Bisakah kau pulihkan kembali rekaman CCTV di restoranku malam tadi? Aku yakin mereka telah menghapusnya." [Diterima, Lord Tertinggi. Rekaman CCTV sedang dipulihkan.] Hanya tiga detik setelahnya, file terkait rekaman CCTV malam tadi muncul di layar komputer. Setelah membuka file itu dan menggalinya, Dilan menemukan apa yang dia cari. Terlihat Halton dan kelimanya membawa sebuah kardus yang berisi banyak tikus, sekitar dua puluh ekor. Mereka disebarkan di dapur sehingga mereka mulai membuat kekacauan. Melihat rekaman itu, Halton dan kelimanya seketika bergidik ketakutan. Bukankah rekaman itu telah dihapus?! Bagaimana bajingan ini melakukannya?! Pada titik ini, Dilan menatap mereka dengan dingin, "Apa-apaan ini?!" Halton menyadari bahwa tidak ada lagi alasan baginya untuk mengelak. Sudah waktunya untuk menunjukkan wajah aslinya. Dia tiba-tiba tertawa sebelum akhirnya berkata dengan wajah merendahkan, "Ya, aku yang menyebarkan seluruh tikus-tikus itu! Aku melakukannya agar kau bangkrut dan menderita! Kau pantas mendapatkannya, Bajingan!" "Aku dan kakekku telah memperlakukanmu dengan baik. Kami bahkan membantu biaya sekolah putrimu! Apakah ini balasan yang kau berikan?" tanya Dilan dengan tenang. Sejujurnya, dia sangat marah atas pengkhianatan yang dilakukan oleh Halton. Dia menaruh kepercayaan besar pada Halton. Tapi, itu telah Dilan luapkan kemarin, dan yang tersisa sekarang hanyalah rasa kecewa dan jijik. "Aku tidak pernah meminta kalian melakukan itu! Kalian melakukan itu dengan sukarela. Itu tidak bisa dianggap sebagai hutang! Lagipula, aku telah melakukan banyak untuk restoran ini! Anggap itu sebagai sesuatu yang impas! Sekarang, aku memutuskan untuk pergi! Aku mengundurkan diri!" Halton mencoba mengambil langkah panjang untuk pergi. Dia telah melakukan tugasnya dengan baik. Dia masih akan mendapatkan bonus dari Charlie bahkan ketika kedoknya terbongkar oleh Dilan. Selama dia tidak mengatakan bahwa semua ini diperintahkan oleh Charlie, semuanya akan baik-baik saja. Namun, bagaimana mungkin Dilan membiarkan Halton pergi begitu saja? "Kau mencoba untuk melarikan diri setelah apa yang kau lakukan pada restoranku, Halton? Berlutut dan meminta maaflah padaku! Jika kau tidak melakukannya, kau akan sangat menyesal!" Itu berhasil membuat Halton kembali tertawa keras sebelum akhirnya meraung dengan marah, "Memangnya apa yang bisa kau lakukan terhadapku, Bajingan?! Kau ingin membawaku ke penjara?! Dengan hanya memiliki restoran kecil ini, apakah menurutmu polisi akan mau mengusut kasus ini?! Mereka akan mengabaikan laporan yang kau berikan seolah itu hanyalah sampah yang suatu saat akan dibuang! Tidak ada yang bisa kau lakukan, Dilan! Kau hanya bisa menangisi kebangkrutan restoran kecilmu!" Dilan bersikap acuh tak acuh saat dia membalas, "Jadi kau tidak mau berlutut dan meminta maaf?" "Bahkan ketika kau membawa malaikat maut di depanku, aku masih tidak akan mau berlutut untukmu!" balas Halton segera dengan ekspresi merendahkan. Dilan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kelimanya dan bertanya, "Bagaimana dengan kalian semua? Apakah kalian juga tidak mau berlutut dan meminta maaf padaku?" "Itu tidak akan! Aku bahkan tidak pernah berlutut untuk ayahku! Mengapa aku harus melakukannya untukmu?!" balas salah satu di antara mereka, diikuti anggukan setuju oleh yang lainnya. Sama seperti Halton, mereka menatap Dilan dengan rendah, seolah dia adalah bajingan yang menyedihkan. Kesombongan besar yang mereka tunjukkan membuat Dilan tersenyum merendahkan. Dia telah memberikan mereka kesempatan, tapi mereka membuangnya begitu saja. Sungguh orang-orang bodoh! "Baiklah! Tetap di sini karena sesuatu yang menarik akan terjadi!" Kemudian, Dilan mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bastian. "Datang ke restoranku sekarang juga. Kau punya pekerjaan yang harus dilakukan!" kata Dilan begitu panggilan tersambung. "Baik, Lord Tertinggi!" Segera, Bastian memanggil dua kaki tangan terbaiknya, Eldon dan Jimmy, untuk pergi menuju restoran Dilan, Restoran Perdamaian.Satu setengah tahun kemudian.Dilan menebar rumput-rumput hijau yang segar di tempat pakan ternaknya. Tak lama setelahnya, segerombolan sapi memenuhi itu, memakan rumput dengan rakus, beberapa mengeboh untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka.Saat Dilan sedang sibuk, Wenda tiba-tiba menghampirinya. Perlu diketahui bahwa Wenda tidak datang sendiri. Ada seorang bayi di pangkuan kedua lengannya. Bayi itu sangat tampan, memiliki wajah oval yang imut dan manis, lebih banyak mengambil paras ibunya."Makan siang sudah aku siapkan di meja makan, Sayang," kata Wenda dengan nada hangat begitu tiba di depan Dilan.Dilan tersenyum hangat saat dia membalas, "Baiklah, aku akan tiba lima menit lagi. Tunggu aku di meja makan."Lima menit kemudian, mereka berkumpul di sebuah meja makan. Berbagai hidangan lezat tersaji dengan rapi di atas meja. Uap dari tiap hidangan menyebar ke seluruh ruangan, memberikan kesan rumah yang hangat dan damai.Si bayi tampak sangat bersemangat melihat berbagai hidang
Butuh waktu selama beberapa saat untuk Ruben membalas perkataan Dilan.Tentu saja, dia tidak pernah menyangka bahwa Dilan adalah seseorang yang sangat kuat. Ruben tahu seberapa kuat ketiga kaki tangan Alvaro. Mereka bahkan dapat dengan mudah mengalahkan sepuluh sampai lima belas warga desa. Membayangkan Dilan dapat dengan mudah mengalahkan ketiganya, bahkan tanpa Ruben mengetahui apa yang terjadi, jelas Dilan punya identitas yang tidak biasa. Dilan pasti berasal dari sebuah keluarga besar.Tidak hanya baik, bersedia memberikan harga yang lebih tinggi, dia juga sangat kuat. Orang tuanya telah membesarkannya dengan sangat baik.Karenanya, ketika dia sadar dari rasa terkejutnya, dia buru-buru membalas, "Mohon ikuti saya, Tuan dan Nyonya. Saya akan membawa Anda berdua ke tanah saya."Dilan dan Wenda memberikan anggukan setuju, mengikuti Ruben dan istrinya. Mereka mengabaikan Alvaro dan ketiga kaki tangannya yang masih tergeletak tak berdaya di lantai.Di sisi lain, orang-orang yang ada
Keesokan harinya, Dilan dan Wenda pergi menuju sebuah desa yang dekat dengan Kota Ashwood, hanya satu jam perjalanan dari pusat Kota Ashwood, bernama Desa Bisoph. Mengingat lingkungan di Desa Bisoph masih sangat terjaga, bersih dan indah, maka Desa Bisoph adalah lokasi sempurna untuk menjadi tempat tinggal mereka, menghabiskan hari tua bersama.Keduanya kemudian menuju kantor kepala desa, meminta rekomendasi tanah dengan luas 20x20 meter persegi untuk dibeli.Mendengar permintaan keduanya, kepala desa segera menjawab, "Kebetulan desa kami memiliki seseorang yang ingin menjual tanahnya dengan luas seperti yang Tuan dan Nyonya inginkan. Saya akan meneleponnya, mohon tunggu sebentar."Sepuluh menit kemudian, dua orang datang ke kantor kepala desa. Mereka adalah seorang pria setengah baya dengan wajah yang tampak lelah. Dilan bisa menebak bahwa pria ini telah bekerja keras selama hidupnya. Sementara satunya adalah seorang wanita setengah baya yang penampilan tidak lebih baik dari pria se
Selama empat hari berikutnya, Elliott mengunjungi Dilan sebanyak dua kali. Namun, selama kunjungannya, dia sama sekali tidak menyinggung soal tawaran Benua Starfell, menunjukkan bahwa dugaan Dilan benar. Elliott melakukan segala cara agar kakeknya tidak menganggu Dilan.Dia ingin mencapai tingkat yang lebih, yaitu mencapai tingkat Nasional. Dengan begitu, dia memiliki kemampuan untuk melindungi ayahnya dan Keluarga Felipe! Lagipula, dia akan lebih loyal terhadap Benua Starfell daripada Dilan. Dia bersedia untuk mempertaruhkan hidupnya untuk Benua Starfell. Mengingat kerjasama ini memiliki potensi untuk menimbulkan permusuhan di antara kedua belah pihak, maka tidak membiarkan Dilan bekerjasama dengan Benua Starfell adalah pilihan terbaik.Dia tidak akan bingung untuk berpihak pada siapa seandainya kedua belah pihak memutuskan untuk berperang! Walaupun kemungkinan itu kecil, tapi lebih baik tidak daripada menyesal, 'kan? Karenanya, Elliott telah membulatkan tekadnya untuk tidak memb
Setelah kepergian Dilan dan Wenda, Tyler segera melakukan rapat darurat. Dia kemudian menatap Elliott dengan ekspresi penuh harapan, bertanya, "Kau tahu apa yang harus kau lakukan, 'kan, Cucuku?"Mendengar itu, Elliott menunjukkan ekspresi pahit saat dia membalas, "Aku tidak terlalu yakin bisa menyakinkan masterku, Kakek. Tapi, aku akan mencoba."Kali ini, dia tidak mencoba untuk mempermainkan Tyler. Dia memang tidak benar-benar yakin bisa meyakinkan Dilan untuk mendukung Benua Starfell. Selama ini, dia dan ayahnya tidak melakukan sesuatu yang besar untuk Dilan. Yang terjadi justru sebaliknya, Dilan-lah yang banyak membantu mereka. Sehingga, tidak ada alasan bagi Dilan untuk mendengarkan permintaannya.Namun, dia tiba-tiba mengingat bahwa ayahnya memberikan Dilan sebuah ginseng suci berusia 1000 tahun, yang mana itu merupakan titik awal di mana Dilan terus membantu mereka.Apakah masternya punya ketertarikan tertentu terhadap ginseng suci berusia 1000 tahun?! Elliott tidak tahu, tap
"Ma-master... Ka-kau adalah Lord Tertinggi?!"Elliott adalah yang pertama kali berbicara. Walaupun dia telah mendengar secara langsung pengakuan Dilan, tapi dia masih ingin kembali bertanya untuk memastikan kebenaran dari itu. Ada kemungkinan dia salah dengar, 'kan?Dan, apa yang dikatakan Dilan selanjutnya membuat rahangnya hampir jatuh ke tanah. Tidak ada yang lebih mengejutkan dari itu! "Aku benar-benar Lord Tertinggi. Aku memegang kendali penuh atas Benua Verdentia dan Benua Pyrefall," balas Dilan segera.Setelah mendengar itu, Tyler akhirnya mengerti mengapa Dilan sekuat ini. Dia pada faktanya adalah pemimpin dari dua benua besar. Tyler mendengar bahwa Lord Tertinggi adalah seorang pria yang sangat berbakat dan kuat. Terlebih, dia masih sangat muda, belum mencapai usia tiga puluh tahun.Tentu saja, Tyler sangat penasaran dengan sosok Lord Tertinggi. Bagaimana mungkin pria semuda itu dapat mencapai ketinggian yang bahkan sembilan puluh sembilan persen manusia di dunia ini tidak