Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Pekerjaan Tak Berguna

Share

Pekerjaan Tak Berguna

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-01-23 17:56:08

"Lalu, kalau begitu apa yang harus kukerjakan?" tanya Ethan.

"Jordy!" panggil Beniqno pada anak buahnya.

"Ya, Bos!" Jordy segera mendekat.

"Aku menyuruhmu untuk menjelaskan pada Ethan tentang seluk beluk kasino kita yang berada di dekat pelabuhan! Mulai sekarang kau harus membimbing dia agar bisa menjadi penggantiku memimpin The Black Roses, pimpinan mafia terhebat sepanjang masa!" kata Benigno dengan penuh kebanggaan.

Ethan terlihat menganga. Bukannya apa-apa, mertuanya bilang dia akan dibimbing untuk menjadi mafia terhebat sepanjang masa. Yang benar ...

"Maaf, Papa Ben! Bolehkah aku menolak? Aku rasa aku lebih cocok menjadi seorang mekanik," tolak Ethan dengan hati-hati.

"Kau tidak boleh menolak! Aku menikahkanmu dengan putriku Crystal bukan agar kau bebas melakukan pekerjaan tak berguna itu! Cukup sekali aku memiliki menantu tak berguna. Jangan menjadi Alessandro kedua! Selain itu kalau bukan kau yang akan meneruskan kepemimpinan The Black Roses, lalu siapa lagi?"

Ethan sampai menganga di buatnya.

"Kau sendiri tahu aku hanya memiliki seorang putri, yaitu Crystal. Dan juga seorang cucu perempuan. Tidak akan mungkin aku akan menempatkan anak dan cucuku dalam bahaya. Sudah! Sebaiknya jangan banyak protes. Kau boleh menolak, kalau kau ingin kutendang dari kehidupan Crystal dan Clarissa," ancam Benigno.

"Baiklah," jawab Ethan dengan patuh.

Ethan sangat paham apa maksud mertuanya itu. Benigno Mensina yang adalah seorang gembong mafia The Black Roses itu adalah orang terkaya di kota ini. Berkecimpung dalam dunia hitam, Benigno juga pastinyamemiliki banyak musuh.

"Kau tahu Ethan? Kenapa aku tidak menyukai kakakmu, Alessandro? Itu karena dia selalu bertentangan denganku. Sangat bebal dan tidak bisa diberi tahu," kata Benigno dengan nada tajam dan dingin.

Ethan terdiam. Dia juga paham dengan situasi yang dimaksud oleh Benigno. Alessandro, mendiang sang kakak yang adalah polisi biasa mana mungkin punya kecocokan dengan seorang mafia kelas kakap.

"Oleh karena itu aku berharap kau tidak bodoh seperti Alessandro. Dia nekad berbuat seperti itu pada putriku hingga Crystal mengandung Clarissa, tetapi dia bahkan tidak mau meninggalkan pekerjaan rendahannya itu!" umpat Benigno.

"Tidak ada yang salah dengan pekerjaannya. Itu pilihan hidupnya. Sedari kecil dia memang ingin menjadi polisi," kata Ethan membela sang kakak.

"Tak ada yang salah katamu? Dia sendiri tahu kalau profesinya adalah musuh bagi kelangsungan bisnis dan keselamatan mertuanya. Apanya yang tak ada salah? Kalau dia memang tak mau meninggalkan profesinya itu, harusnya dari awal jangan berpikir untuk berani mengganggu putri seorang ketua mafia!"

"Tapi Alessandro tidak pernah mengusikmu, Papa Ben. Setidaknya dia tidak pernah menggunakan profesinya untuk membuatmu susah, kan? Dan dia juga bertanggung jawab pada anak dan istriku!"

"Mengusikku? Memangnya dia pikir dia bisa?" Seringai sinis mengembang di bibir Benigno.

"Ya, bisa saja kan? Andai dia berpikir sesuatu yang menguntungkan dirinya, dia pasti akan menggunakan predikatnya sebagai menantu Benigno Mensina untuk naik jabatan. Aku benar kan?"

Mendengar itu Benigno tertawa terbahak.

"Hei, anak muda! Maksudmu Alessandro akan menjualku sebagai tangkapan besar untuk kepolisian agar dia naik jabatan?"

Tawa meremehkan terdengar hampir seantero ruangan itu. Lalu tiba-tiba tawa itu terhenti mendadak.

"Kau kira seorang polisi rendahan akan semudah itu menangkap Benigno Mensina?"

Sebagai seorang mafia Benigno memiliki banyak bisnis. sebagian besarnya adalah merupakan bisnis ilegal yang meliputi perdagangan narkoba, pencucian uang, serta perdagangan senjata api. Dan jangan lupakan bisnis prostitusi sebagai penyumbang terbesar untuk pemasukannya yang mencapai total hampir ratusan ribu euro atau jika dikonversi ke rupiah hampir mencapai belasan milyar setiap bulannya.

Belum lagi dengan setoran para pejabat pemerintahan yang merupakan anggota terselubung dari mafia The Black Roses ini. Semua itu membuatnya semakin kaya raya dan berpengaruh di kota C ini.

"Kau benar-benar berpikir kakakmu itu punya kemampuan untuk menjeratku? Ethan, kau jangan naif!"

Ethan menghela napas.

Tinggal di kota berbeda dengan jarak yang lumayan jauh, sebenarnya Ethan tak banyak tahu tentang kehidupan sang kakak. Bahkan dengan Crystal pun ia baru pertama kali bertemu di depan pengacara Alessandro untuk membicarakan hak asuh putrinya yang diwasiatkan Alessandro pada Ethan.

"Kami sebagai ibu dan kakeknya Clarissa masih hidup, tetapi kalian ingin kami menyerahkan anak dan cucu kami pada orang asing? Yang benar saja!" gerutu Benigno kala itu.

"Itu adalah permintaan mendiang Alessandro, Tuan Benigno. Dalam surat ini jelas tertera kalau Tuan Alessandro menginginkan agar hak asuh atas putrinya Clarissa diberikan pada adiknya, Tuan Ethan Trovatelli!" jawab pengacara itu.

"Apa kalian gila? Kau lihat aku baik-baik! Ada aku di sini dan masih hidup. Kau ingin kami menyerahkan Clarissa padanya?" Benigno menuding Ethan dengan jari telunjuknya.

"Bukan begitu, Tuan Ben. Masalahnya wasiat ini berkekuatan hukum. Tuan Alessandro menandatangani ini di depan beberapa saksi. Dan ia membuat ini dengan sangat sadar tanpa intervensi dari pihak mana pun. Jika Tuan Benigno dan Nyonya Crystal keberatan, kalian bisa mengajukan banding ke pengadilan. Saya hanya menjalani tugas saja," kata pengacara itu memberi pengertian.

Benigno mendengus kesal dan berpaling pada Ethan.

"Hei, kau! Aku memintamu baik-baik! Katakan pada pengacara ini kalau kau akan melepas hak asuh cucuku dan berhenti memperjuangkan hal yang tidak masuk akal ini!"

Ethan menggeleng.

"Maaf, Tuan Benigno. Aku tidak bisa. Ini adalah wasiat kakakku. Dan Clarissa adalah satu-satunya keponakanku. Aku tetap akan menerima Clarissa sebagai putriku dan akan menjadi ayah untuk menggantikan posisi kakakku," tolak Ethan.

"Tidak bisa bagaimana? Dia hanya keponakanmu! Kau akan menyesal kalau kau tak mau melepas hak asuh Clarissa! Aku tak akan tinggal diam!"

"Kalau memang Tuan Benigno keberatan, bagaimana kalau kita bertemu berjanji saja di pengadilan. Biar hakim yang memutuskan. Clarissa akan ikut denganku atau dengan ibunya."

Benigno menggeram. Dia bukannya tidak mau memperjuangkan hak asuh atas cucunya di pengadilan, namun saat ini dia sedang menghindar dari sorotan media yang selalu mendapatkan cara untuk menjatuhkan namanya untuk mencari-cari kesalahannya.

"Aku bilang lepaskan hak asuh atas Clarissa, atau ...."

"Kita ke pengadilan saja," tantang Ethan. "Kakakku bilang ia tidak mau Clarissa dibesarkan di lingkungan yang beresiko. Entahlah apa maksudnya itu."

'"Bajingan!!" umpat Benigno.

Dia tahu apa maksud kata-kata Ethan. Ethan bermaksud mengatakan kalau profesi Benigno sebagai mafia tidak baik untuk tempat tumbuh kembang cucunya.

"Astaga, Tuan Benigno. Kenapa wajahmu terlihat marah begitu? Aku hanya mengatakan apa alasan yang ditulis kakakku di surat wasiat kenapa dia menyerahkan hak asuh Clarissa padaku. Lalu enapa kau marah padaku?"

"Kau memang ..."

Hampir saja Benigno memukul Ethan andai pengacara itu tak buru-buru menengahi.

"Ah, Tuan Benigno. Sabar, sabar ... ini masih bisa dibicarakan! Tolong bersabarlah!" lerai pria itu.

"Apa yang harus dibicarakan? Dia ingin mengambil cucuku! Sialan ini!!" maki Benigno.

Pengacara itu menghela napas sesaat. Lalu kemudian dia mengusulkan ide yang membuat semua yang ada di sana membelalakkan matanya.

"Kalian mungkin bisa mengasuh Clarissa bersama-sama."

"Mengasuh Clarissa bersama-sama? Bagaimana caranya itu?" tanya Crystal sambil memasang wajah sinis pada Ethan.

Crystal yang sedari tadi banyak diam, buka suara.

"Kalian mungkin bisa mencoba mengasuh Clarissa secara bergantian. Empat hari untuk Nyonya Crystal merawat Clarissa, lalu tiga hari berikutnya Clarissa bisa ikut dengan Tuan Ethan," saran pengacara itu, mencoba menjadi mediator.

"Ya Tuhan, yang benar saja, aku harus merelakan putriku dibawa oleh pria ini selama tiga hari? Bagaimana kalau dia melakukan sesuatu pada Clarissaku?"

Crystal memicingkan matanya dengan pandangan menuduh pada Ethan.

"Hei! Apa maksudmu aku akan melakukan sesuatu pada Clarissa? Kau kira aku akan melakukan apa pada keponakanku sendiri?" balas Ethan tak terima.

"Ya, mana kutahu apa yang kau bisa lakukan? Pokoknya aku tidak bisa mempercayakan putriku padamu!"

Ethan mengusap wajahnya kasar.

"Oh, Tuhan ... kau mengatakan itu seolah aku adalah orang yang membahayakan untuk keponakanku sendiri. Begini saja, aku rasa tak ada keputusan yang lebih tepat selain membawa ini ke pengadilan."

"Tidak! Jangan!" cegah Benigno cepat.

Dia tidak mau berurusan dengan hukum saat ini.

"Baiklah, kita bisa mengasuh Clarissa bersama-sama."

"Papa!" protes Crystal.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Sang Mafia   Kau Ingin Memberiku Hadiah?

    Crystal masih terpaku melihat kedua orang yang tidak ia kenal siapa itu sedang berkelahi di hadapannya. Berbeda dengan Bertha yang segera cepat tanggap terhadap situasi tak menguntungkan itu. Ia segera buru-buru mendudukkan Clarissa di kursi, tepat di sebelah Crystal. Lalu iya pun mendorong kursi roda itu menjauh dari area itu."Ayo, Nyonya! Kita pergi saja dari sini. Di sini sangat berbahaya!" kata Bertha mencoba memperingatkan wanita yang dia lihat sembuh kembangnya dari sejak kecil itu."Si-siapa mereka, Bertha?" tanya Crystal dengan menggumam."Emm ... entahlah, aku tidak tahu, Nyonya Crystal. Kalau aku berpendapat sebaiknya kita pergi saja dari sini. Di sini terlalu berbahaya," kata Bertha.Wanita itu tanpa berpikir panjang lagi segera memutar balik kursi roda Crystal yang diduduki oleh sepasang ibu dan anak itu menuju ke arah rumah mereka yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat itu."Tapi Bertha ... bagaimana dengan mereka?" tunjuk Crystal ke arah kedua orang asing yang sedan

  • Menantu Sang Mafia   Es Krim Dan Gelato

    "Mamaaaa!!!" seru Clarissa dari sisi jalan yang berseberangan dengan di mana Crystal sedang berada di kursi rodanya seperti saat ini.Crystal melambaikan tangannya untuk membalas seruan Clarissa dari samping mobil penjual es krim ituSebenarnya jalanan komplek itu tidak terlalu lebar. Seperti halnya jalanan komplek di perumahan-perumahan lain. Hanya saja Crystal memang lebih memilih untuk tidak ikut menyeberang dengan Bertha dan Clarissa yang sedang ingin membeli es krim di penjual es krim dengan mobil khusus itu. Crystal untuk menunggu di seberang jalan sambil tetap sibuk dengan ponselnya untuk mencari tahu apakah Ethan sudah aktif atau tidak.Beberapa kali Crystal menempelkan ponsel itu di telinganya dan beberapa kali pula dia harus memasang raut kecewa karena hingga saat itu pun, Ethan tetaplah tidak bisa dihubungi. Sangat menyebalkan![Nomor yang anda tuju sed ....]Crystal melepas ponsel yang menempel di telinganya dan merengut kesal."Ah, Ethan sialaaaaan! Sebenarnya apa maumu s

  • Menantu Sang Mafia   Siapa Kedua Orang Itu?

    Brrrruuuuum!!!! Crystal yang sudah berada di tengah jalan tersentak dan spontan berhenti menekan tuas pada kursi rodanya. Hanya berkisar beberapa meter saja sebuah motor sport dengan cc besar saat ini sedang melaju kencang ke arahnya. Dalam hitungan detik saja, Crystal tersadar kalau dia sedang berada dalam bahaya. Refleks tangannya meraih tuas kursi roda itu agar bergerak maju, namun sepertinya meski kursi roda itu berhasil bergerak pun namun kalau dilihat dari kecepatan motor sport yang sedang melaju ke arahnya itu, rasanya tetap saja akan sulit baginya untuk lolos dari kecelakaan jika motor besar itu menabraknya. Mungkin Crystal memang tak sempat untuk berpikir panjang tentang sebuah alasan mengapa pengendara motor itu bisa tiba-tiba saja berada di jalanan komplek perumahan yang sepi dengan mengendarai sepeda motor yang melaju kencang. Entah dari mana datangnya sepeda motor itu? Crystal bener-bener tak mengerti. Tetapi satu yang pasti, pengendara sepeda motor itu pastilah senga

  • Menantu Sang Mafia   Pengintai

    Crystal merasa bosan saat ini. Sejak kemarin Ethan tak lagi bisa dihubungi setelah mereka saling bertelepon dan melakukan panggilan video. Crystal setelah berulang-ulang mencoba menghubungi nomor pria itu. Namun sangat disayangkan karena hingga detik ini nomor ponsel begitu belum aktif juga.[Il numero che hai composto è inattivo e fuori portata. Si prega di lasciare un messaggio dopo il seguente tono... ]BIP!!![Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Mohon tinggalkan pesan setelah nada berikut ...]BIP!!Crystal menjauhkan ponselnya dari telinga sambil menggerutu. Sungguh saat ini dia merasa kesal setengah mati. "Ethan!! Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau tidak mengaktifkan ponselmu!" maki Crystal sambil mengomel pada ponsel yang ada di genggaman nya satunya.Clarissa yang sedang memakan serealnya disuap oleh Bertha hanya bisa melihat sang mama dengan wajah tertarik ingin mengetahui kemana papa Ethan-nya. Tetapi untuk menanyakannya langsung rasa

  • Menantu Sang Mafia   Sampai Titik Darah Penghabisan

    "Justru itulah alasan aku mengundang kalian datang ke sini. Kita harus berdiskusi untuk mencari tahu bagaimana cara agar bisa membebaskan mereka dari sana," kata Ethan.Mereka para member Aquila Nera yang ada di sana pun mengangguk-anggukkan kepala tanda sepakat dengan kata-kata dari Ethan itu, meski pun dalam hati dan pikiran mereka masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka lontarkan. Tapi mereka sadar diri kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk terlalu banyak bertanya."Kalau begitu kita bisa mulai sekarang berdiskusi tentang apa yang harus kita lakukan untuk bisa mengeluarkan sekitar empat puluhan orang dari Ventra Della Terra?" tanya Ethan meminta pendapat para anak buahnya.Para anak buah Aquila Nera itu pun mengangguk."Lalu kalau begitu, apakah kira-kira kalian memiliki ide?" tanya Ethan pada mereka.Ethan menatap satu persatu orang-orang yang mengelilingi meja bundar meeting room Hotel Savona Catania itu."Baiklah, sebelum kalian mengeluarkan pendapat kalian masi

  • Menantu Sang Mafia   Tangan Kanan Capo?

    "Julia?" gumam seseorang saat mendengar nama itu disebut oleh Ethan."Julia? Julia kita? Tangan kanannya Capo?" Yang lain pun ikut menimpali."Ehem ..." dehem Ethan saat mendengar reaksi terkejut dari para anggota Aquila Nera.Tangan kanannya Capo? Kata-kata itu entah bagaimana bisa membuat Ethan merasa tertohok. Posisi Julia selama ini memang selalu menjadi orang kepercayaan dari Ethan. Hampir semua dari member Aquila Nera tahu kalau sebelumnya kado orang itu pernah menjalin hubungan asmara namun kandas dikarenakan Ethan yang telah menjabat menjadi seorang Capo dei Capi. Dan situasi itu juga yang pada akhirnya membuat Ethan menjadi tidak enak hati karenanya. Ya, tentu saja. Para member Aquila Nera ini meski tidak berani mengungkapkan secara jujur apa yang ada di hati mereka terkait hubungan asmara Ethan dan Julia, namun Ethan tahu kalau dalam hati mereka masing-masing, pastilah saat ini mereka sedang menyalahkan dirinya yang lalai karena telah memelihara musuh dalam selimut."Ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status