Share

9. Luka Di Hati Bertambah Luka

Author: lyns_marlyn
last update Last Updated: 2024-10-14 15:21:06

Ronald duduk gelisah bercampur kesal diruang kerjanya. Setelah tadi mendapat kabar, pihak dari Sahara Gold Corp membatalkan pertemuannya, Ronald kembali ke kantor.

Sarah, sekretaris pribadi Ronald hanya diam mematung. Tak berani bicara, takut jadi sasaran kemarahan karena suasana hati bosnya sedang tidak baik-baik saja.

"Sialan!" umpat Ronald, kata pertama yang keluar dari bibirnya setelah cukup lama terdiam. "Dasar tidak profesional! Kalau dari Sahara Gold menghubungi kita, katakan pada mereka, kita membatalkan semua kerjasama! Saya tidak mau bekerjasama dengan perusahaan yang tidak profesional. Dipikirnya siapa mereka sampai berani membatalkan pertemuan yang telah disusun dari jauh-jauh hari!"

"Baik, pak!" Sarah langsung pergi ke luar.

Ronald menghela napas. Detik berikut, pintu ruangannya kembali didorong dari luar.

"Hai!"

Ronald sejenak tertegun, melihat wanita baju merah masuk. "Bianca?!"

Senyum lebar tersungging di bibir Bianca. "Rupanya, kamu masih mengingatku."

Sarah masuk. "
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    62. Dipersatukan Oleh Cinta

    Ronald hanya bisa menghela napas melihat siapa yang datang. "Bianca, ada apa?!""Masa begitu menyambut tamu yang datang. Sudah lama kita tidak bertemu, kamu masih saja ketus bila bicara denganku!" Bianca langsung duduk di depan meja kerja Ronald sementara Jihan langsung pergi ke luar meninggalkan mereka berdua."Ada apa?! Mau apa lagi kamu?!" tanya Ronald dingin."He-he. Tenang bos, aku ke sini mencari aman. Mungkin kabar yang aku bawa ini akan membuatmu bahagia," tutur Bianca tersenyum."Apa itu?!" Ronald malah jadi penasaran.Bianca terdiam beberapa saat lalu kemudian raut wajahnya berubah menjadi sendu. "Ronald. Aku tahu kamu tidak mungkin bisa mencintai ku lagi setelah apa yang aku lakukan di waktu dulu, meninggalkanmu begitu saja dan membuatmu harus mengalami patah hati.""Langsung ke intinya, tidak usah kau membahas yang sudah lewat. Aku sudah melupakan semua itu. Hidupku yang dulu dan sekarang sudah jauh berbeda. Kau tau itukan?!" Bianca mengangguk, membenarkan apa yang dika

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    61. Keputusan Bulat

    Zahra tidak berkutik. Apa yang dituduhkan Irene padanya memang benar adanya. Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, memang menyukai Kevin, tapi selama ini Kevin sulit sekali untuk di dekati. Jika hanya sebatas teman, Kevin memang sangat baik, tapi jika lebih dari itu, Kevin selalu menghindarinya."Kau tidak menjawab, berarti apa yang aku tuduhkan itu benar. Dasar cewek perebut cowok orang! Apa kau tidak laku sampai harus mengambil yang bukan hakmu?!" ucap Irene sarkas."Apa maksud kau?! Siapa yang mengambil hak kau?! Jaga ya mulutnya! Aku tidak seperti itu!" Zahra mulai terpancing emosi."Cuih! Bermuka dua!" Zahra menatap tajam wajah Irene, sudah berusaha sabar tapi Irene terus saja memancing emosinya. "Kau, cewek yang tidak tahu bersyukur! Kasihan sekali Kevin punya cewek gila sepertimu!" "Apa kau bilang?!" bentak Irene dengan tangan kanan siap melayang di udara hendak menampar pipi mulus Zahra."Hentikan!" Terdengar suara Kevin dari samping Irene dengan tangannya menahan pergelanga

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    60. Irene Melabrak Zahra

    Dengan langkah tergesa-gesa, Irene menyusuri setiap lorong di kampusnya. Tujuannya hanya satu, mencari Kevin."Hai, Irene!" Irene menghentikan langkah, melihat siapa yang berlari ke arahnya. "Irene! Dari tadi aku memanggilmu, sampai serak suaraku!" Silvi berdiri depan Irene dengan napas tidak beraturan."Aku terburu-buru. Ada apa?" tanya Irene."Kamu mau ke mana?" Silvi balik bertanya."Apa kamu melihat Kevin?" tanya Irene mengedarkan pandangannya melihat ke segala arah berharap bisa melihat Kevin."Tidak!" jawab Silvi. "Eh, ada, ada! Tadi aku melihat Kevin," ucap Silvi meralat ucapannya."Di mana?"Silvi menunjuk ke arah perpustakaan. "Di depan sana, tapi ....""Tapi apa?" tanya Irene.Silvi terdiam beberapa saat. "Tadi aku melihat Kevin dengan ....""Dengan siapa?" tanya Irene curiga."Dengan Zahra!" jawab Silvi pelan.Irene melihat ke arah perpustakaan. "Sialan, ternyata benar apa yang dikatakan si Doni. Kevin sedang bersama si Zahra.""Kamu mau ke perpustakaan?" tanya Silvi. "A

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    59. Apakah Ada Pengaruh Dari Orang Luar?!

    Axel tersenyum, pembawaannya sangat santai. "Saya bukan sok menggurui, tapi saya sekedar memberi saran yang terbaik. Semakin anda memaksa Adeline, semakin Adeline akan menjauh dari anda.""Siapa anda? Sok akrab dengan istriku?!" Ronald malah tambah emosi."O iya, kenalkan temannya Adeline. Axel." Tangan yang terulur sama sekali tidak dihiraukan Ronald."Axel?" hati kecil Ronald bicara sendiri. "Nama yang tidak asing. Axel, Axel."Melihat uluran tangannya tidak dihiraukan, Axel kembali menarik tangannya. "Baiklah! Kalau begitu saya pamit!"Ronald tidak bicara apa-apa, matanya menatap tubuh Axel yang semakin menjauh. "Adeline, tunggu!' panggil Axel."Kak Axel memanggil kita kak." Adrian melihat ke belakang.Adeline memperlambat langkah agar Axel bisa mengimbangi langkahnya."Jalan kalian cepat banget!" Napas Axel naik turun tidak beraturan setelah berada di samping Adeline dan Adrian."Bicara apa kalian?" tanya Adeline setelah Axel berada di sampingnya."Tidak bicara apa-apa. Suamimu

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    58. Minta Cerai

    "Kita bicara di sini saja," jawab Adeline dengan santainya.Ronald terdiam melihat Axel, seribu pertanyaan semakin timbul dibenaknya.Axel melihat situasi menjadi canggung. "Adeline, saranku sebaiknya kalian berdua bicara empat mata ditempat lain. Pergilah, jangan hiraukan aku.""Kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Adeline memastikan.Axel tersenyum. "Iya, tentu saja. Pergilah! Selesaikan masalah kalian."Di dalam hati, Adeline sebenarnya enggan untuk bicara dengan Ronald, tapi melihat keadaan yang tidak memungkinkan akhirnya mau tidak mau Adeline mengikuti kemauan Ronald."Kita bicara di sini saja," ucap Adeline setelah mereka berdua telah menjauh dari tempat Axel.Ronald berdiri di depan Adeline, ditatapnya wajah Adeline yang selama ini selalu dirindukannya. Wajah yang selama ini selalu membuatnya tidak tidur nyenyak."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Adeline dingin."Aku sangat merindukanmu. Apa kamu tidak merindukan aku?" Adeline membuang muka, jauh di dalam hatinya, apa yang

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    57. Pertemuan Tanpa Sengaja

    Jihan menatap nanar pada bosnya. "Yang sabar, pak. Tapi menurut ku, bila bapak ingin memperbaiki semuanya, bapak harus berjuang. Jangan menyerah! Anggap saja bapak sedang jatuh cinta lagi. Jatuh cinta pada saat pertama kali melihat Nyonya Adeline.""Itu tidak sama," ucap Ronald seakan tidak punya harapan. "Jauh berbeda.""Belum juga dimulai sudah menyerah," ledek Jihan. "Sudah takut duluan. Kalau orang lain mendengarnya, bapak pasti sudah di tertawakan."Ronald terdiam, apa yang dikatakan Jihan memang ada benarnya, tapi sekarang keadaanya berbeda. Istrinya bukan lagi Adeline anak seorang adopsi, tapi sekarang Adeline seorang Evander yang orangtuanya bukan orang sembarangan."Bos!""Apa?" "Lihat, bos!" tunjuk Jihan ke arah depan. "Apa itu ... itu ...." kalimat Jihan tercekat ditengorokan. "Apa?" Ronald melihat ke arah yang ditunjuk Jihan."Bukankah itu ...." "Adeline," sambung Ronald, sesaat tertegun tidak percaya melihat istrinya hanya berjarak beberapa meter darinya."Iya, itu Nyo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status