“Kamu tahu nggak harga kalung itu berapa? Bagaimana kamu menggantinya?”
Alexa tampak panik dan stres. Selama ini dia memberikan uang bulanan kepada Bastian sebesar 3 Juta. Jika Bastian tidak memakainya sama sekali dari 3 tahun yang lalu, total dia hanya memiliki uang sekitar 108 Juta saja. Itu artinya dia harus menabung selama 4 tahun lagi untuk bisa mengganti kalung itu. Tidak mungkin juga Alexa yang menggantinya. Sebab, dia tidak memiliki uang sebanyak itu. DI tabungannya saja hanya ada 20 Juta saja. Namun melihat kepanikan dari istrinya itu, Bastian tersenyum. Dia senang karena mengetahui istrinya masih peduli terhadapnya. Jika saja Bastian melakukannya beberapa hari yang lalu, dia pun tidak akan bisa setenang ini. Mungkin dia akan lebih panik dibanding dengan Alexa. “Sayang, aku bawa makanan untuk kamu makan siang. Kamu mau makan di mana? Di ruangan atau di taman?” Bastian memberikan kotak bekal berwarna merah kepada sang istri. “Wish-wish-wish … sudah merusak barang orang, kamu masih bisa bersikap santai seperti ini? Alexa saja panik. Tapi kamu malah bersikap bodo amat,” kata James dengan tatapan yang tidak ramah. Lantas Bastian menoleh ke arah James. “Memangnya kenapa?” tanya Bastian. James tertawa mendengar pertanyaan itu. Lalu, dia berkata, “Kamu ini bodoh atau pura-pura bodoh? Atau … ah, aku tahu. Kamu mau lari dari tanggung jawabmu, ‘kan? Sama seperti lari dari tanggung jawab sebagai seorang suami.” Kemudian pandangan James berubah serius. Lalu, dia berkata, “Aku kasih tahu, ya, sama kamu. kalung ini merupakan edisi terbatas yang dibeli dari kota Milan. Harganya ketika aku membeli itu mencapai 500 Juta. Barang seperti ini seumur hidup pun kamu nggak akan sanggup bisa membelinya. Dan sekarang barang itu rusak. Kamu harus menggantinya.” Alexa memejamkan mata. Kata-kata “mengganti” merupakan kata yang sangat tidak ingin dia dengar sekarang. Wanita itu pun menyerahkan kembali kotak makan siang kepada suaminya. “Aku nggak laper!” James bisa merasakan kekecewaan dan kebencian dari siri Alexa kepada Bastian. Dengan begitu, dia semakin berani untuk menghina dan menunjukkan diri kalau dia jauh lebih baik dibanding dengan suami bayarannya Alexa itu. “Nggak bisa ganti rugi? Kalau begitu, cepat bersujud dan menjilat sepatuku sampai bersih. Setelah itu, aku akan menganggap semuanya selesai!” seru James dengan senyum penuh kemenangan. Meminta Bastian bersujud dan menjilat sepatu? Memang dia siapa? Bastian tersenyum tipis, dia tidak langsung marah dan menghajar James. Kali ini dia bisa lebih mengontrol darah mudanya. “Apa? Memangnya kamu ini siapa bisa memerintahku seperti itu?” tanya Bastian dengan begitu santainya. Sikap santai Bastian ini benar-benar membuat James muak dan ingin menghajarnya. “Bastian!” bentak Alexa, kesal karena suaminya itu terus saja menantang James. Apa yang dia lakukan ini semata-mata untuk menyelamatkan Bastian. “James itu berasal dari Keluarga Warren. Kamu tahu, mereka itu adalah salah satu keluarga terkaya di timur Jakarta. Aset perusahaannya pun lebih dari 200 Miliar. Berhenti menantangnya! Bukan cuma kamu yang terseret karena sikap angkuhmu itu. Tapi juga aku ikut terseret!” omel Alexa dengan suara tertahan karena dia tidak mau membuat keributan besar yang mengundang banyak orang. James tersenyum. Dia merasa dibela oleh Alexa. Bastian pagi ini dihubungi oleh Charlie. seorang pria misterius yang diutus oleh sang ayah untuk membantunya. Dalam panggilan suara itu, Charlie mengatakan kalau Bastian dapat mengunjungi bank Global Money Investment atau sering disingkat GMI Bank, untuk mengaktifkan rekening dan kartu Emerald. Dikatakan juga, setelah rekening dan kartu itu aktif, seluruh keuntungan dari Big Dom Corporation akan langsung masuk ke rekeningnya. Dan warisan uang yang diberikan oleh Sectio Dominic juga akan otomatis masuk. Inilah alasan Bastian sangat tenang saat diminta oleh James untuk mengganti kalung berlian yang sudah dia rusak. Dengan kekayaan yang dimilikinya sekarang, membeli kalung berlian itu bagaikan membeli permen. Bastian menoleh ke arah James. Lalu, dia berkata, “Kamu masih ingin aku mengganti kalung itu? Kalau begitu, berikan aku nomor rekeningmu. Aku akan membayarnya.” James terkejut. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak. “Hahaha … kamu ini orang yang paling jago membual yang pernah aku temui. Dan sejujurnya, itu menghiburku.” Bastian memasang wajah yang serius. Sorot matanya sangat tajam. “Cepat berikan! Memuakkan sekali berlama-lama memandang wajahmu. Pantas saja Alexa nggak pernah mau ketemu kamu selama ini,” kata Bastian. James berhenti tertawa. Dari keseriusan dan sorot mata yang begitu tajam, pria itu langsung teringat dengan kejadian semalam di saat Jenderal Anders datang untuk membela Bastian. “Sombong sekali!” ucap James. “mana mungkin kamu bisa membayar ganti rugi! Jangan menghayal kamu!” Alexa kemudian membungkuk dan mengambil kalung berlian itu seraya berkata, “James, terima kasih, ya, untuk kalung ini. Aku suka.” Bastian teriris hatinya ketika melihat Alexa membungkuk untuk mengambil kalung berlian yang terjatuh dan memungut bagian yang pata untuk menyelamatkan Bastian dari masalah. Seorang istri Dominic, tidak boleh melakukan ini. Bastian lalu mengambil kalung itu dari tangan Alexa, lalu membantingnya ke lantai dan menginjaknya sampai hancur. “Kamu nggak pantas untuk memakai kalung itu. Kamu hanya pantas memakai kalung yang tidak ada duanya di dunia ini. Aku akan memberikannya untukmu!” ucap Bastian, bersungguh-sungguh. Alexa dan James tercengang. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Bastian bisa senekat itu. Bastian menoleh ke arah istrinya. Lalu, dia berkata, “Kamu nggak perlu khawatir mengenai uang yang dibutuhkan perusahaan. Aku akan memberikan uang 10 Miliar kepadamu.” Alexa bisa melihat dengan sangat jelas kalau Bastian bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Namun James tidak. Dia melihat Bastian seperti seorang pelawak legendaris. Dia pun tertawa. “Kamu mau jual ginjal, ya? Berapa? 10 Miliar? Hahaha ….” Alexa menarik napas dalam-dalam. lalu, dia berkata, “Sudahlah Bastian, kamu nggak usah bicara omong kosong terus dari tadi. Jangan bikin aku jadi tambah pusing!” Bastian mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian dia memberikan kembali kotak makan siang kepada istrinya. “Oke, aku akan membuktikannya. Kamu sekarang makan siang dulu. Aku masak udang tepung mentega dan sayur brokoli untukmu.” Setelah mengatakan itu, Bastian pun langsung meninggalkan gedung perusahaan Winata Sentosa yang memiliki 10 lantai. Dengan menggunakan motor jadulnya, Bastian menuju MGI bank untuk mengaktifkan rekening dan juga kartu debit khusus yang bernama Emerald. Tidak butuh waktu lama, hanya 10 menit saja dia sudah sampai di sebuah gedung bank yang terlihat begitu mewah. Kemewahan yang disajikan oleh bank ini disesuaikan dengan nasabah bank tersebut yang kesemuanya adalah konglomerat. Dengan percaya diri, Bastian yang mengenakan kemeja hitam kusam dan celana jeans yang terdapat banyak bolong-bolong karena jeans yang menipis, berjalan dengan penuh percaya diri menuju pintu masuk. Melihat ada seorang pria yang begitu kontras dengan nasabah yang biasa datang, seorang satpam menghentikan langkah Bastian. “Mohon maaf, pak, ada perlu apa?” tanya satpam itu dengan sopan. “Oh, saya mau mengaktifkan rekening,” jawab Bastian dengan santai. “Mohon maaf, pak. Yang bisa mengaktifkannya hanya pemiliknya saja. Jadi Bapak beritahu majikan Bapak saja untuk datang sendiri ke sini,” kata sang satpam yang bertubuh tinggi kurus. Bastian mengernyitkan keningnya seraya bertanya, “Majikan? Yang kamu maksud majikan itu siapa? Saya mau mengaktifkan rekening saya sendiri.” Sang satpam terkejut. Namun tiba-tiba, seorang wanita dengan pakaian formal yang begitu ketat, datang menghampiri. Tubuhnya proporsional. Sangat menggairahkan bagi kaum adam. “Ada apa ini? Jangan ngobrol di depan pintu!” omel wanita itu. Sang petugas keamanan itu membungkukkan badannya. Lalu, dia berkata, “Mohon maaf, Bu Dewi.Tapi orang ini mengatakan kalau dia ingin mengaktifkan rekeningnya.Saya ragu dengannya.” Dewi melirik tajam Bastian dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. “Kamu salah bank. Sana pergi dari sini! Di sini minimal uang untuk membuka rekening sebesar 20 Miliar. Kamu jelas nggak punya uang sebanyak itu untuk membuka rekeningnya. Jangan mengacau di sini. Sana pergi!” seru Dewi dengan tatapan yang jijik.Lopez memandang Lee dan memberikan hormat dengan telapak tangan kanan yang menggenggam dan dipukulkan pelan ke tangan kiri yang terbuka 90 derajat ke atas."Sudah lama tidak bertemu, Master Lee!" ucap Lopez.Lee menganggukkan kepala dan berkata, "Senang bisa melihatmu lagi."Lopez melangkahkan kakinya sebanyak lima langkah hingga dia kini cukup dekat dengan Bastian dan Lee."Saat ini sepertinya kita berada di pihak yang berbeda. Sebelumnya aku mau minta maaf jika nanti aku akan membunuh salah satu muridmu yang bernama Bastian Dominic. Aku ingin mengirimnya menghadap kepada temanku, Marcio," ucap Lopez dengan suara dan tatapan yang sangat serius.Alasan Lopez datang ke sini yang terbesar adalah karena ingin membalaskan dendam Marcio kepada Bastian, barulah yang kedua untuk membantu Keluarga Wibowo."Dia yang sudah membunuh Marcio dengan sangat keji. Aku melihat bagaimana kondisi mayat Marcio yang sangat tidak layak untuk dilihat. Itu semua karena ulah orang itu yang tidak memiliki hati
Setelah mendapat kabar itu Bastian pun langsung turun ke bawah dengan ditemani oleh Charlie yang menunggu di depan pintu kamar."Mereka hanya 5 mobil saja, jangan melakukan penyerangan apapun sebelum mereka yang mulai lebih dahulu!" seru Bastian."Baik Tuan, aku akan memberikan kabar kepada pasukan untuk menahan diri," ucap Charlie.Senam pimpinan mafia Jakarta berjalan dengan tubuh yang gemetaran. Sosok Master Lopez benar-benar membuatnya ketakutan."Kamu takut, Charlie?" Katanya Bastian tanpa melihat wajah Charlie."Aku hanya cemas, Tuan. Aku cuma dengan keselamatanmu," jawab Charlie.Bastian tertawa kecil mendengarnya. Lalu dia menoleh ke arah Charlie dan menatap wajahnya."Kamu nggak perlu khawatir! Semua yang akan terjadi adalah rencana Tuhan dan itu adalah yang terbaik. Aku yakin aku akan menang, walaupun aku nggak tahu dari mana aku bisa percaya akan hal itu. Namun jika sesuatu yang buruk terjadi padaku dan meninggalkan dunia ini, aku aku mau minta tolong padamu untuk menjaga A
Lopez patut marah karena dia tidak mengizinkan Antoine masuk ke dalam rumahnya.Dari langkah kaki Lopez terdengar begitu mantap dan tegas bagaikan alamat kaki 50 orang yang berjalan seirama.Gentar tentunya ada di dalam diri Antoine saat ini. Dia takut jika Lopez marah kepadanya dan memberi sebuah pukulan yang bisa membuat dirinya langsung ke alam baka."Maafkan aku Master, tapi ini sangat penting sekali bagi keluargaku untuk bertemu denganmu. Jadi aku memberanikan diri untuk menerobos masuk ke dalam sini!" ucap Antoine seraya membungkukkan badannya 45 derajat.Lopez berhenti tepat di hadapan Antoine, jurang mereka hanya sekitar 1 meter saja. Dengan sekali tendangan dapat membuat Antoine terpental sejauh 10 meter."Seseorang yang masuk ke rumah orang tanpa izin dari pemiliknya itu sama saja sebagai maling. Aku tidak mengenalmu dengan begitu baik, aku hanya mengenal orang tuamu saja dan kamu tahu apa artinya? Kita tidak memiliki hubungan!" ucap Lopez dengan nada suara yang tegas.Denga
Dengan pertarungan seseorang yang kuat bahkan bisa kalah oleh seseorang yang di atas kertas lebih lemah hanya karena satu kesilapan.Bastian sudah melihat beberapa pertarungan martial arts bawah tanah yang sering terjadi seperti itu. Seseorang yang memiliki badan kecil dan tampak sama sekali tidak ada kuat-kuatnya, bisa mengalahkan seorang pria yang berbadan besar dengan otot keras di seluruh tubuhnya.Ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Bastian, seluruh anak buahnya yang ada di sana langsung bertambah cemas, khususnya Charlie dan jaringannya. Tentu jika Bastian tiada, kemungkinan mereka juga akan hancur dengan perlahan karena tidak ada lagi dukungan dari keluarga Dominic yang selama ini sangat besar pengaruhnya bagi mereka.Bagi Diego jika kehilangan Bastian kesempatan dia untuk membawa keluarganya ke tingkat lebih tinggi akan sangat sulit dilakukan."Tuan Dominic jangan bicara seperti itu. Kita pasti memiliki jalan keluar agar kita bisa menang, atau paling tidak bisa menyelamat
Tentu saja Lee terkejut mendengar Bastian menanyakan tentang Master Lopez, sebab tidak semua orang mengetahuinya. Selama 3 tahun ini pria itu melalang buana ke berbagai negara untuk meningkatkan ilmu bela dirinya dan tidak pernah pulang selama periode itu, baru sekitar 5 bulan yang lalu saja dia kembali pulang.Jika memang Bastian ingin mengetahui sosok Master ilmu bela diri di Indonesia seharusnya dia menanyakan tentang ketua dan wakil ketua Asosiasi Master Beladiri Indonesia, Mark Wallace dan Walter Occhini.Setidaknya dua orang itu sangat terkenal dan melegenda seantero Indonesia. Semua orang yang menekuni ilmu beladiri pasti mengetahui mereka berdua."Aku hanya ingin tahu siapa dirinya dan apa ilmu beladiri yang dia kuasai," kata Bastian menjawab pertanyaan dari Sang Guru.Lee mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu dia berkata, "Aku tahu kalau kamu sedang bermasalah dengannya, tapi aku tidak tahu alasan apa sampai kamu bisa bermasalah dengannya. Orang itu bukan orang sembarangan Bas
Antoine sudah berapi-api, emosinya mencabik-cabik dan seluruh otot-ototnya menegang setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sekretaris pribadinya itu."Apakah Kakak mau menyerang dia sekarang? Kalau memang iya, aku akan menyiapkan pasukanku dan membayar beberapa kelompok bawah tanah untuk bergabung dengan kita," kata Aurier, bersungguh-sungguh.Di dalam diri Antoine, dia percaya kalau dia bisa mengalahkan Bastian Dominic dan para pengikutnya dengan mengandalkan kekuatan dari Master Lopez. Dirinya menjadi tidak percaya diri jika menyerang tanpa Master Lopez.Amarah Antoine tiba-tiba mereda setelah dia memikirkan tentang itu. Lalu dia menatap sang adik seraya berkata, "Kita nggak bisa melakukannya sekarang. Tunggu Master Lopez selesai dengan urusannya dan barulah kita menghabisi Bastian Dominic dan pasukannya."Setelah mengatakan itu Antoine duduk di sofa sambil menyandarkan tubuh dan memijat kepala dengan mata yang terpejam.Permasalahan ini sungguh sangat luar biasa baginya. Belum p