Emosional bukanlah sifat Bastian. Namun saat ini, dia sangat sulit untuk mengendalikan emosinya itu.Lantas dia pun langsung melesatkan serangan pertamanya ketika melihat Neil masuk ke dalam Octagon. Dia tidak peduli dengan Octagon yang sudah rusak, dia melompat untuk bisa menghajar Neil.Ketika melihat Bastian menyerangnya, Neil langsung keluar Octagon lagi dan menutup pintunya itu sehingga membuat Bastian memukul pintu Octagon yang terbuat dari kawat baja."Weit … santai! Aku baru masuk ke dalam tapi kamu udah menyerang." Neil berkata sambil mengangkat kedua tangannya dan menuruni tangga Octagon."Bajingan! Maju kamu! Aku nggak akan membiarkan seorang pelaku pelecehan untuk hidup tenang!" ucap Bastian dengan nada suara tinggi.Neil menggelengkan kepalanya. Lalu dia berkata, "Bagaimana mungkin aku masuk ke dalam kalau baru saja aku masuk kamu sudah mau menghajarku.""Lantas bagaimana? Kamu nggak mau dipukul olehku? Kalau begitu, sederhana saja, kamu tinggal bersujud di kaki Felicia d
Xavier berdiri. Dia sudah tidak sabar untuk menemui Charlie. Namun ketika dia akan melangkahkan kaki, terdengar suara dari Bastian yang memberikan sebuah pengumuman.Dia pun menghentikan langkahnya dan mengembalikan pandangannya ke Octagon.Bastian sedang berdiri dengan memegang mic milik sang pembawa acara."Aku di sini ingin mengatakan kalau aku menantang seorang pecundang yang memiliki otak kotor untuk bertarung denganku sekarang!" ucap Bastian dengan berapi-api.Ini sebenarnya di luar rencana. Pada awalnya Bastian hanya ingin memberikan pengumuman kalau Neil Young sudah melakukan pelecehan kepada Felicia dan memintanya untuk meminta maaf. Tetapi entah kenapa, saat ini dia malah menantang bocah itu untuk bertarung dengannya."Neil Young! Aku menantangmu bertarung di Octagon untuk menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai," ucap Bastian dengan suara yang lantang. "aku sampai detik ini masih tidak menerima pelecehan yang sudah kamu lakukan kepada Felici seminggu yang lalu."Boom!Ucapa
Neil Young tampak sangat tegang menyaksikan pertarungan ini. Sebab saat ini, ayahnya berada di sampingnya untuk menyaksikan juga pertarungan ini."Daddy nggak tahu sebelumnya kalau Gilang akan bertarung malam ini. Kenapa dia nggak bilang sama Daddy, ya?" tanya Xavier.Neil menggelengkan kepalanya dengan sedikit cemas sembari berkata, "Ng-nggak tahu juga. Tapi tiga hari yang lalu dia bilang sama aku kalau dia akan bertarung. Aku pikir dia sudah kasih tahu, Daddy.""Nggak. Dia nggak bilang apa-apa selama bekerja," kata Xavier.Mereka berdua kemudian memfokuskan diri ke Octagon untuk menyaksikan pertarungan yang akan berlangsung. Bastian kini bersiap. Dia mulai memposisikan kakinya membentuk kuda-kuda yang kokoh seperti yang diajarkan oleh Lee.Terlihat dari posisi kuda-kudanya yang lebih berkembang dibanding sebelumnya, menunjukkan kalau dia menerapkan apa yang diajarkan oleh Lee dengan baik."Kenapa kamu diam saja? Ayo maju!" tantang Gilang.Bastian hanya tersenyum saja merespon tanta
Waktunya sudah tiba. Satu Minggu terasa sangat panjang bagi Felicia, namun sangat pendek bagi Bastian.Felicia langsung menoleh ke arah Bastian dan dengan reflek dia memegang telapak tangan pria itu, lalu menggenggamnya.Bastian mengerti dengan keresahan hati Felicia. Dia pun tersenyum, lalu berkata, "Kamu nggak usah khawatir. Aku bisa memenangkan pertarungan ini. Tenang saja, ya."Felicia menghela napas panjang. Sebenarnya dia sangat khawatir tapi dia tidak bisa melarang Bastian. Dia pun kemudian menganggukkan kepalanya."Tapi, Tuan Dominic, bolehkah aku ikut? Jika aku ikut, mungkin saja kecemasanku akan cepat hilang," kata Felicia, meminta izin.Charlie menjawab dengan cepat, "Aku pikir lebih baik Felicia tetap berada di sini. Aku khawatir dan kehadirannya akan membuat keadaan menjadi tidak kondusif."Felicia menggelengkan kepalanya seraya berkata, "Aku berjanji, aku akan diam dan mengikuti semua arahan darimu dan juga dari tuan Dominic. Aku nggak akan merusak momen. Kumohon, Pak Ch
Davis tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk merendahkan Gilang di depan seluruh orang.Pria itu menatap Gilang sambil tersenyum menahan tawa, bagaikan sedang melihat sebuah lelucon.Davis merupakan seorang yang serius tapi kali ini dia sedikit mirip dengan Bastian. Mungkin dia sedang meniru bos besarnya itu."Untuk apa kamu datang ke sini dan ingin bertemu denganku?" tanya Gilang."Apa kamu mau kita bicara di sini?" tanya Davis seraya menoleh ke arah kanan dan kiri."Membawamu masuk ke dalam takutnya kamu betah dan tidak mau pulang lagi. Aku sedang menutup pendaftaran untuk menjadi anggota. Jadi, katakan saja apa yang ingin kamu katakan di sini!" ucap Gilang."Hahaha … baiklah kalau itu maumu!" Davis berkata seraya mengangkat kedua bahunya.Setelah itu Davis kembali menjadi sosok serius. Dari pandangan mata, ekspresi wajah hingga nada bicaranya, semua sangat serius."Aku ke sini untuk menyampaikan sebuah ultimatum dari bos Charlie kepadamu!" ucap Davis.Gilang mengangkat kedua al
Charlie terdiam mendapat pertanyaan itu dari Davis. Dia juga menjadi ragu akan keputusan yang baru saja dia keluarkan.Tetapi Charlie tidak mungkin menarik apa yang sudah dikatakannya, sebab memang yang terbaik saat ini adalah memberikan efek kejutan kepada Gilang dan Neil Young.Setelah berpikir selama beberapa saat, Charlie berkata, "Kalau seperti itu kamu harus lebih tahan emosi. Kamu hanya bertindak jika mereka sudah melakukan tindakan fisik. Aku memberikanmu kesempatan untuk membela diri dan pasukanmu.""Untuk masalah itu aku sudah paham. Tapi, apakah kita kita harus membicarakan masalah ini kepada tuan Dominic? Bagaimana kalau dia tidak setuju dengan tindakan yang kita lakukan sekarang?" tanya Davis. Dari mimik wajahnya terlihat sekali kalau dia sangat takut jika Bastian akan marah besar kepadanya.Charlie berkata, "Saat ini tuan Dominic tidak bisa dihubungi. Sudah beberapa hari dia pulang pergi Puncak-Jakarta, aku nggak tahu apa yang dia lakukan tapi sepertinya sangat penting b