Hal yang terjadi barusan adalah kali pertama dalam hidupnya berada di situasi yang sangat mengerikan.Melihat darah setetes saja dia sudah pucat wajahnya apalagi kalau kakinya dipotong? Mungkin dia akan mati karena serangan jantung.Bastian berjongkok di hadapan Alexa sembari memegang tangannya dan berkata, "Dia sudah pulang, baru saja. Dan dia juga setuju untuk menjual perusahaannya kepadamu. Ini surat jual-belinya."Bastian menyerahkan selembar kertas yang berisi tentang akta jual beli kepada sang istri.Alexa mengerutkan dahinya. Saya ingat dia Andre tidak mau menjual perusahaan kurang dari 50 Miliar."Kamu beli seharga 50 Miliar? Kamu punya uang sebanyak itu dari mana?" tanya Alexa, heran.Bastian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Nggak mungkin aku mau beli seharga itu. Kamu lihat saja berapa nominalnya."Ketika Alexa melihat akta jual-beli itu, dia tercengang."Apa? S-seribu? Dia menjual perusahaannya hanya dengan seribu? Ini beneran?" tanya Alexa sambil menutup mulutnya
Namun, amarah Bastian dia redam setelah dia melihat kamera CCTV yang ada di ruangan itu.Waktunya bermain cerdik.Setelah itu Bastian melanjutkan langkahnya dan menampilkan diri kepada ketiga pria tersebut.Ketiganya langsung bubar dan pura-pura langsung bekerja. Namun ketika Bastian menuruni tangga untuk menuju lantai berikutnya, ketika orang yang tadi langsung tertawa terbahak-bahak."Kita jalankan rencana tadi. Aku nggak mau melewatkan kesempatan yang bagus ini. Kita pesta dan nikmati tubuh wanita itu," kata Neto."Hahaha … benar!" ucap Geri.Pada jam istirahat semua karyawan keluar kantor dan hanya menyisakan ketiga pria itu. Mereka pun langsung menjalankan misinya.Reno membuat dua minuman. Satu jus jeruk yang didalamnya sudah diberikan obat penaik gairah dan yang satu lagi es kopi yang sudah dimasukkan obat tidur.Neto bertugas untuk membeli makanan via aplikasi untuk kedua bosnya.Mereka melakukan ini agar keduanya tidak makan siang di luar. Dengan begitu mereka bisa menjalanka
Dengan sangat cepat, mereka sudah polos tanpa ada selembar benang pun di tubuhnya."Bagaimana Sayang? Kamu mau aku garuk dengan ini?" tanya Neto sembari menunjukkan tongkat ajaibnya yang sudah mengeras.Hanya dengan melihat mimik wajah Alexa yang menggoda, tingkat ajaib mereka kini sudah mengeras.Alexa dengan sekuat tenaga menahan muntah ketika melihat tubuh kedua anak buahnya yang tanpa pakaian, apalagi melihat tingkat ajaib mereka.Pernah suatu kali dia melihat Bastian tanpa pakaian dan melihat burungnya. Kini dia sadar kalau milik Bastian tergolong besar karena bentuk lemas Bastian sama dengan bentuk sempurna ketiga pria di hadapannya itu."Sekarang buka pakaianmu, dong! Biar kami bisa melihat tubuh indahmu!" seru Geri.Alexa hanya menggigit bibir bawahnya dengan napas yang dia buat semakin keras dan cepat."Ah, kamu sangat menggoda sekali! Menggemaskan!" puji Neto."Sudah nggak bisa ditahan. Aku akan menikmati tubuhmu!" ucap Geri."Eh, enak saja! Aku dulu yang nikmatinnya, setela
Devan adalah anak dari walikota timur Jakarta sekaligus seorang pengusaha properti.Pria itu masih berusia 22 tahun dan masih sangat kental darah mudanya.Setiap hari dia menghabiskan malam di Red Light Club untuk bersenang-senang dan menghamburkan uang.Dengan posisi ayahnya yang sebagai walikota, dia sering berbuat semena-mena kepada orang lain, apalagi yang berasal dari level ekonomi rendah."Hubungi saja. Aku tidak takut!" ucap Bastian.Neto berlari ke arah pakaiannya yang tergeletak dan mengambil ponselnya dari saku celana.Setelah beberapa saat menghubungi, tidak ada jawaban dari Devan.Neto kini mulai frustasi karena harapan satu-satunya tidak mengangkat panggilan suaranya.Tidak lama kemudian terdengar suara sirine polisi.Alexa yang sedari tadi berdiri di balik meja ternyata menghubungi kantor polisi melaporkan ketiga karyawannya atas percobaan pelecehan.Bastian menoleh ke arah jendela dan tersenyum. Dia sadar kalau yang memanggil polisi adalah Alexa."Sekarang polisi sudah
Rumah mewah itu terkesan sangat menyeramkan ketika Ethan melewati pagar rumah. Berbeda dengan kesannya ketika baru pertama datang yang memuji kemewahan rumah itu."Nenek, apa kamu yakin tidak apa-apa masuk ke dalam? Pak Esther adalah seorang mafia. Sudah tentu sangat berbahaya sekali kalau kita masuk hanya berdua saja," kata Ethan."Kamu tenang saja. Esther adalah teman lamaku dan dulu dia juga sempat bekerja sama dengan perusahaan Winata Sentosa," terang Margareth.Ethan menganggukkan kepalanya. Jika sang nenek sudah mengatakan aman, ya tentu tempat itu akan aman.Saat melihat Esther yang sedang duduk, Margareth langsung bergegas dan memberi salam kepada pria yang seumuran dengan ayahnya Ethan itu, 50 tahun."Selamat siang Pak Esther! Senang bisa bertemu denganmu kembali!" ucap Margareth.Esther berdiri. Lalu dia melangkahkan kakinya mendekati Margareth dengan tangan yang mengulur ke depan, mengajak wanita tua itu berjabat tangan."Senang juga bisa bertemu denganmu! Sudah lama sekali
Esther menunggu dengan sabar jawaban dari Margareth. Dia tidak mau memaksa Margareth karena dirinya tahu tentang kondisi wanita itu.Tapi dia juga tidak bisa menggratiskan biaya untuk menyewa Jeremy walaupun sebenarnya dia juga sudah berniat meminta temannya itu untuk menghabisi Bastian.Margareth berkata, "Baiklah kalau begitu aku akan membayarnya. 2 Miliar di muka dan sisanya setelah berhasil menjalankan tugasnya. Bagaimana?"Esther mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Margareth."Oke, aku setuju!" ucap Esther.Margareth tersenyum dan meraih tangan Esther dan mereka berjabat tangan.Ethan sebenarnya tidak setuju dengan apa yang diputuskan oleh Margareth. Baginya untuk menyingkirkan dan juga memberi pelajaran kepada Alexa dan Bastian, tidak perlu mengeluarkan uang sebanyak itu.Tapi lagi-lagi dia tidak bisa memprotes keputusan Margareth apalagi di depan Esther.Barulah ketika keluar dari rumah Esther itu, Ethan berani bertanya kepada sang nenek."Nenek kenapa setuju untuk memb
Bastian menatap Laura dalam-dalam. Kemudian dia melepaskan pelukannya dengan sedikit dientakkan ke atas meja hingga berbunyi cukup keras.Laura langsung terdiam dan menundukkan kepalanya."Memangnya kenapa kalau aku mencretnya?" tanya Bastian.Laura menjawab, "Devan adalah orang yang sering membuat masalah. Apapun yang dia tidak suka, akan dia lawan. Sudah pasti dengan dicoretnya perusahaan Citra Pelangi di tahap awal, dia akan marah dan tersinggung. Aku takut dia akan membuat kekacauan di sini.""Anak kemarin sore, mau membuat kekacauan di sini? Jangan harap dia bisa melakukannya!" ucap Bastian."Tapi, Pak, orang tuanya adalah walikota timur Jakarta. Pastinya dia memiliki kekuatan dari segala aspek yang baik," kata Laura.Bastian menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku nggak mau bekerja sama dengan orang seperti dia. Apakah kamu mau memaksaku? Apa jangan-jangan kamu yang menyuruh dia untuk ikut tender?"Pertanyaan itu langsung membuat Laura tidak lagi mempertanyakan keputusan Ba
Mereka pun memutarbalikkan kendaraannya menuju ke gang di mana mobil yang mengikuti Bastian tadi terjebak.Bastian berada paling depan karena dia sebagai penunjuk jalan.Dan mereka akhirnya sampai di tempat di mana mobil SUV berwarna merah sedang terjebak."Hey, kalian kenapa? Mau nyari siapa sampai terjebak di dalam gang seperti ini?" tanya Bastian, turun dari motornya.Joe dan yang lainnya pun keluar dari mobil dan berdiri di belakang Bastian.Jeremy dan dua anak buahnya yang sedang memeriksa mobil, langsung membalikkan badannya setelah mendengar pertanyaan dari seorang pria yang terdengar begitu menyebalkan.Ketika Jeremy membalikan badan, Joe terkejut melihat sosok pria itu."Jeremy?" tanya Joe, memastikan."Ternyata di sini ada yang mengenaliku. Ternyata aku sangat terkenal," kata Jeremy dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana.Bastian langsung menoleh ke arah Joe, "Kamu mengenalnya?""Ya. Dia adalah petarung martial arts yang terakhir kali berada di level A bintang 9
Arman mendekatkan wajahnya ke arah Jodi. Lalu dia berbisik kepada pria paruh baya itu.Tampak dari gerakan mulutnya kalau Arman berbisik dengan perlahan. Sepertinya dia ingin setiap kata yang diucapkan dapat dimengerti oleh Jodi.Mimik wajah pria itu langsung berubah seperti orang yang baru saja mendapatkan kabar besar. Kedua mata dan mulutnya terbuka lebar."Hanya seperti itu dan kamu akan mendapatkan 100 Juta dari saya. Bagaimana, kamu mau? Kalau kamu nggak mau, saya bisa mencari orang lain," tanya Arman dengan senyum misterius di wajahnya.Jodi tidak langsung menjawab pertanyaan itu melainkan dia berpikir terlebih dahulu. Pekerjaan yang diberikan oleh Arman memiliki resiko yang sangat tinggi tetapi sebanding dengan uang yang diberikan."Uang yang sangat banyak, loh, kamu memerlukan waktu sekitar 2 tahun untuk mendapatkannya jika kamu tidak mau makan sepeserpun gaji perbulanmu di sini," kata Arman, merayu.Uang adalah sesuatu yang sulit untuk ditolak, apalagi dengan nominal yang san
Anastasia sangat kesal sekali kepada sang adik yang sudah menuduhnya macam-macam kehidupan Bastian dan di depan tim dari perusahaannya dan juga perusahaan Mondlicht Branchen."Arman kuperingatkan sekali lagi padamu untuk menjaga mulutmu. Pak Dominic adalah penanggung jawab proyek sekaligus pemimpin perusahaan Mondlicht Branchen di Indonesia. Dengan kamu menuduh aku memiliki hubungan spesial dengannya, itu sama saja kamu menuduh pak Dominic berselingkuh," kata Anastasia dengan suara yang tinggi.Ketika Anastasia menjelaskan posisi Bastian, Arman seketika terkejut. Dia tidak menyangka, pria tidak berguna yang mendapatkan julukan menantu sampah Keluarga Winata dapat menjadi seorang penanggung jawab proyek sekaligus pemimpin perusahaan Mondlicht Branchen."Apa? Pria nggak berguna itu adalah penanggung jawab proyek? Apa Kakak nggak salah orang?" tanya Arman dengan mata dan mulut yang terbuka lagi karena saking terkejutnya.Anastasia menggelengkan kepalanya sembari berkata, "Aku sama sekali
Arman memang memiliki emosi yang mudah tersulut. Dia juga tampak tidak segan untuk berbicara tinggi kepada kakaknya Anastasia menggelengkan kepalanya seraya berkata, "Kakak nggak meremehkanmu, hanya saja kakak nggak mau kamu mengambil alih pengadaan mesin baru karena kakak nggak mau kejadian kemarin-kemarin terulang. Bukannya menguntungkan perusahaan tapi kamu malah menilep uang yang membuat perusahaan menjadi rugi."Arman berpikir cepat untuk membantah apa yang dikatakan oleh Anastasia agar membuat tindakannya terkesan wajar."Loh, itu bukannya aku menilep atau korupsi. Tapi aku cuma ngambil upahku saja karena sudah mengurus segala keperluannya sampai selesai. Wajar dong kalau aku minta bayaran? Kakak juga menjabat sebagai direktur utama di perusahaan Besta dapet gaji, kan?" Arman berkelit, dia tidak ingin disalahkan.Anastasia berkata, "Kalau kamu ngambilnya dengan nilai yang wajar, kakak juga nggak akan mempermasalahkan. Tapi dua proyek terakhir, kamu ngambil hampir separuh dari n
Bastian tidak bisa mengontrol emosinya. Motor tua itu bukan sekedar sebuah kendaraan untuk mengantarnya ke tempat-tempat tujuan, melainkan motor itu sudah seperti separuh jiwanya.Segala macam keadaan dia lewati bersama dengan motor itu yang kebanyakan adalah keadaan pahit yang membuatnya memiliki ikatan emosional.Oleh sebab itu dia sangat marah saat mendapati motornya hancur seperti itu dan orang yang seharusnya menjaga motornya, malah bersikap masa bodoh."Wah ... apa-apaan nih? Mau main kekerasan?" tanya petugas parkir itu seraya mengangkat kedua tangannya.Tanpa banyak bicara Bastian membanting pria itu dengan sekali gerakan.Bug!Petugas parkir itu menghantam aspal dengan bagian punggung terlebih dahulu. Hal ini membuatnya langsung kesulitan bernapas."Kamu adalah orang yang bertanggung jawab di area parkir. Mustahil kamu gak tahu kejadian itu. Jadi sekarang lebih baik kamu beritahu aku siapa orang yang sudah merusak motorku. Atau kalau tidak aku akan memukulmu hingga kamu mau m
Arman memukul pundak Denis seraya berkata, "Lebih baik kita duduk."Kemudian kedua pria itu pun duduk di kursi dan saling bersebelahan. Alexa dan Bastian pun kini ikut duduk juga.Alexa berusaha untuk tetap sopan dan memberikan rasa hormatnya kepada Arman. Walau bagaimanapun pria itu memang memiliki derajat yang lebih tinggi."Kamu itu kalau bicara terlalu jujur dan cepat ceplas-ceplos saja tanpa memikirkan perasaan orang lain. Walaupun suaminya Alexa hanya bertugas untuk membersihkan rumah tetapi kamu tidak boleh mengucapkan itu di depan umum seperti ini. Kamu bisa mencederai kepercayaan diri dan juga harga dirinya," kata Arman.Denis mengangkat kedua bahunya seraya berkata, "Aku hanya mengatakan yang sesungguhnya. Apa itu salah?""Sebuah kebenaran walaupun pahit seharusnya dapat diterima. dalam kenyataan kalau Alexa bisa jauh lebih bahagia bersama denganmu karena kamu adalah anggota keluarga Bailey, aku pikir semua orang pun setuju termasuk Alexa dan Bastian," lanjut Denis.Arman me
Bastian sangat terkejut mendengar Melinda meminta uang sebanyak itu."Apa kamu gila? Uang sebanyak itu hanya untuk membuatmu tutup mulut?" tanya Bastian.Melinda menganggukan kepalanya. Lalu dia berkata, "Kalau kamu mau, berikan kepadaku. Tapi kalau kamu enggak mau, ya sudah nggak usah ngasih ke aku. Hanya sesimple itu."Bastian menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa memberikan uang sebanyak itu kepada Melinda."Aku nggak akan ngasih uang itu ke kamu!" ucap Bastian. Lalu melangkahkan kaki keluar kantor istrinya itu.Alexa sedang memeriksa ponselnya ketika Bastian datang."Yuk, kita berangkat!" ucap Bastian."Kamu dari mana aja, kok lama banget." tanya Alexa sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas pundaknya.Bastian bingung akan menjawab apa. Dan tiba-tiba suara Melinda terdengar dari arah belakang, "Itu Bu, tadi pak Bastian nanya nanya sama aku dulu."Sontak saja Bastian langsung membalikan badannya dan memelototi Melinda.Namun wanita itu hanya tersenyum saja dan tampak tid
Tentu saja semua orang terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Nicholas.“Nggak mungkin! Kamu bohong!” ucap Ervin, menolak yang dikatakan oleh adiknya.“Pria miskin, petugas keamanan itu adalah orang asing. Mana boleh dia mendapatkan Cincin Bintang yang sangat berharga di keluarga kita? Aku yakin kalau seluruh anggota Keluarga Chan nggak akan ada yang setuju dengan ini.”“‘Ayahku nggak bohong. Di sini ada aku yang menyaksikannya. Kakek berlutut untuk meminta Edward menerima Cincin Bintang dan memimpin keluarga kita. Kakek juga mengatakan kalau hanya Edward seorang yang mampu melindungi dan menyelamatkan Keluarga Chan,” jelas Kimberly.Sebagian anggota keluarga memercayai apa yang dikatakan oleh Kimberly. Lagipula perintah yang dikeluarkan oleh Lucas tidak bisa dibantah oleh siapapun. Dan kondisi Lucas yang bersimpuh, menunjukkan apa yang dikatakan oleh Nicholas maupun KImberly benar adanya.Tetapi Ervin tetap tidak mau menerimanya. Status dia sebagai kandidat terkuat dan paling dijago
Mendapat pertanyaan itu membuat Charlie bingung bagaimana dia menjawabnya.Jujur saja, seorang Dominic, siapapun itu adalah seseorang yang tidak bisa disentuh oleh Charlie, bagaimanapun caranya.Dan untuk Bernard, bagi Charlie sama seperti mendaki gunung batu yang terjal tanpa sebuah tali pengaman."Sejujurnya yang bisa membuat kemungkinan itu berbalik adalah Tuan Dominic sendiri. Walaupun Anda akan mengambil alih Keluarga Dominic dalam waktu dekat ini, tapi tidak bisa dikatakan mudah. Tuan Bernard akan melawan Anda cepat atau lambat. Oleh sebab itu, Tuan harus memiliki kemampuan untuk melindungi diri dan membuat citra diri Anda menjadi besar sesegera mungkin. Dengan begitu Anda akan mendapatkan dukungan Keluarga Dominic yang lain," ucap Charlie."Apa hanya itu caranya?" tanya Bastian."Ya, tentu. Hanya dengan membuat citra Anda besar dan mendapatkan dukungan dari keluarga, Anda dapat mengalahkannya," ungkap Charlie.Setelah dipikirkan dengan baik, perkataan Charlie tidak ada yang sal
Arya masih berusaha untuk bertemu dengan Bastian walau sudah dihalangi oleh para petugas keamanan.Anastasia yang melihatnya sangat terkejut. Bagaimana mungkin seorang walikota memohon hingga bersujud di kaki seorang Bastian.Ini menjadi tanda tanya besar bagi wanita itu.Pengawal Arya kini mulai menantang petugas keamanan perusahaan Mondlicht Branchen. Dan ada seorang pengawal yang memukul salah satu petugas keamanan.Namun semua kekacauan itu berhenti ketika Davis datang dan melempar semua pengawal Arya keluar gedung perusahaan."Kurang ajar kalian! Berani-beraninya membuat keributan di sini!" geram Davis sambil memandangi para pengawal.Kemudian pria itu menoleh ke arah walikota dan berkata, "Kamu seharusnya merasa beruntung masih diberikan kesempatan hidup oleh tuan Dominic. Jika bukan karena kebaikan hatinya, aku sudah membunuhmu dari kemarin."Deg!Tentu saja mendengar itu membuat sang walikota ketakutan. Dia pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baik. Aku akan pergi dari si