Home / Urban / Menantu Tak Ternilai / Suasana Yang Membuat Bingung

Share

Suasana Yang Membuat Bingung

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-08-23 20:49:45

Bagaimana pun Laura hanyalah bibi bagi Ethan bahkan jika yang masuk adalah ibunya jika dalam keadaan seperti ini maka Ethan pun akan malu dan kesal.

"Tante 'kan nggak tahu kalau kamu lagi mandi. Lagian juga ini baru jam berapa, kamu udah mandi aja!" Laura berkata dengan suara yang ketus karena dirinya yang tidak ingin disalahkan.

"Ya sudah, aku ganti baju dulu, Tante jangan menoleh ke belakang!" ucap Ethan.

"Iya. Lagian juga, siapa yang mau liat kamu begitu! Pede banget!" ketus Laura.

Setelah itu Ethan pun langsung mengenakan pakaiannya dengan cepat dan terkesan terburu-buru.

"Aku udah selesai, Tante. Sekarang Tante boleh menghadap ke sini," ucap Ethan.

Lalu dengan cepat Laura membalikkan badannya. Dan langsung menghampiri Ethan dengan ekspresi wajah yang ceria.

"Kamu tahu apa yang mau aku berikan padamu? Kamu pasti senang dengan apa yang aku bawa," kata Laura dengan tersenyum lebar.

Ethan mengerutkan keningnya seraya bertanya, "Apa yang Tante bawa? Bukan sesuatu yang aneh, 'kan."

Lau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Tak Ternilai   Identitas Yang Terungkap

    Ramon berusaha dengan sekuat tenaga untuk menarik kedua kaki Bastian. Namun Bastian tidak bergerak sedikitpun walau tenaga yang dikeluarkan oleh Ramon sudah seluruhnya."Aarrgghh!"Ramon menarik sekuat tenaganya hingga menimbulkan sebuah suara dari mulutnya."Aarrgghh!"Pria itu melakukannya dua kali dengan mengeluarkan seluruh tenaganya. Namun lagi-lagi semua itu tidak berpengaruh sama sekali kepada Bastian karena Bastian masih tetap berdiri di tempatnya tanpa bergeser 1 cm pun.Bastian menarik jaket yang sedang dikenakan oleh Ramon ke atas dan membuat Ramon mau tidak mau akhirnya harus berdiri. Dan kemudian…Buuk!Sebuah tendangan dilepaskan oleh Bastian ke perut Ramon sampai pria itu terpental sejauh 5 meter dan berguling sejauh 3 meter."Aku sudah memperingatkanmu, kenapa kamu masih saja bodoh ingin melindungi identitas orang yang sudah menyuruhmu melawanku. Seharusnya kamu sadar jika orang itu pantas untuk diberi pelajaran karena dia sudah membawamu ke dalam lubang kematian," kat

  • Menantu Tak Ternilai   Mempertahankan Harga Diri

    Namun pemikiran Ramon sangat salah. Bastian sama sekali tidak takut dengan kekuatan yang dimiliki oleh Ramon dan juga ancaman yang diberikan olehnya.Sebenarnya Ramon pun tidak salah, dia merasakan jika Bastian hanyalah seorang pria yang memiliki ilmu bela diri tingkat standar, di bawah tingkat Master. Dia menyerang Bastian adalah petarung level platinum karena menurut keterangan dari orang yang menyewanya jika Bastian seorang pria kuat tanpa ada keterangan lebih lanjut."Kekuatanmu boleh juga," puji Bastian masih dengan ekspresi wajah yang dingin."Tentu saja. Bagaimana? Kamu akan menyerah dan menerima kekalahanmu?" tanya Ramon seraya menyeringai.Bastian tertawa kecil. Lalu dia berkata, "Kamu sudah memulainya dan kamu sendiri yang harus mengakhirinya."Ramon mengernyitkan keningnya. Dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Bastian barusan."Apa maksudmu itu kalau aku harus membunuhmu? Apa kamu mau mati?" tanya Ramon seraya mengangkat kedua alisnya.Sambil menggelengkan kepa

  • Menantu Tak Ternilai   Kekuatan Ramon Sesungguhnya

    Ramon ditugaskan oleh Patrick untuk memberi pelajaran kepada Bastian. Sebenarnya bukan Patrick secara langsung yang memerintahkan Ramon karena dia pun tidak mengenal sosok Ramon, namun anak buahnya yang ditugaskan berada di Indonesia untuk memata-matai Bastian Dominic sejak lama, jauh sebelum Hans ditugaskan, merekomendasikan sosok Ramon untuk memberi pelajaran kepada Bastian.Suatu hal yang membuat Patrick setuju untuk menerima Ramon sebagai orang yang ditugaskan untuk memberi pelajaran kepada Bastian adalah keterangan dari mata-matanya itu yang menyebut kalau Ramon memiliki kekuatan setingkat Hans bahkan lebih tinggi.Setelah puas tertawa, Ramon mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius dan dingin. Dirinya pun kemudian berkata, "Panggil saja aku Ramon. Aku hanya ingin bermain-main denganmu saja. Katanya kamu adalah petarung yang hebat jadi aku hanya ingin mengukur seberapa kehebatanmu."Bastian mengerutkan keningnya mendengar apa yang dikatakan oleh Ramon. Lalu kemudian dia tersenyu

  • Menantu Tak Ternilai   Seorang Pria Yang Mencari Masalah

    Sungguh apa yang dikatakan oleh Sintua benar-benar menohok dan langsung menusuk ke jantung mamanya. Rasa malu tidak bisa ditutupi oleh Amy saat ini hingga membuat rona pipinya merah padam."Sintia! Apa yang kamu katakan? Berani sekali kamu ngomong kayak gitu sama Mama? Memangnya kalau Mama sekarang baik kepada Bastian, kenapa?" tanya Amy seraya membentak. "orang itu kan punya masa lalu yang tidak selalu baik dan terkadang ada kesalahannya. Sekarang Mama mau memperbaiki kesalahan Mama kamu malah bersikap seperti ini sama Mama."Sintia mengangkat kedua bahunya sembari berkata dengan ekspresi wajah yang datar, "Nggak enak 'kan kalau digituin? Jadi mama bisa ngerasain apa yang Kak Bastian dan Kak Alexa rasakan bahkan aku juga yang aku rasakan. Jadikan saja pelajaran untuk kedepannya agar berpikiran dulu sebelum berbicara."Setelah mengatakan itu Sintia berjalan meninggalkan kamar Bastian untuk menuju ke kamarnya. Dia mengakhiri perdebatan di antara dirinya dengan sang mama begitu saja.Am

  • Menantu Tak Ternilai   Sikap Amy Berubah

    Bernard bertambah semangat setelah mendapat dukungan dari sebagian besar keluarga Dominic. Dia pun kemudian berdiri dan mengangkat tangannya ke atas."Jika aku menjadi pemimpin keluarga aku akan pastikan kalau keluarga ini akan mencapai kejayaan yang jauh lebih maju daripada saat ini. Aku sudah memiliki pengalaman dan sangat tahu dengan 'medan pertempuran' yang sedang kita lalui. Maka dari itu, kita akan menuju era kejayaan yang lebih tinggi lagi!" ucap Bernard dengan suara yang tinggi.Kembali semua orang mendukung bersorak untuk mendukung Bernard menjadi pemimpin keluarga.Kemudian Bernard menoleh ke arah Patrick sembari berkata, "Kamu siapkan pasukan penuh. Target pertama kita adalah Hans, berubah setelah itu target utama kita Bastian harus mati.""Bagaimana dengan Dewa Perang? Aku rasa dia akan membela dan berada di depan Bastian sebagai pelindung. Soalnya aku mendapat kabar yang cukup mengejutkan jika Dewa Perang adalah pendukung setia paman Sectio. Bahkan ada yang menyambut jika

  • Menantu Tak Ternilai   Mencari Dukungan

    Jika sebuah saran yang diberikan oleh Hans sudah semacam itu maka dapat dipastikan kalau kekuatan yang dimiliki oleh Bernard dan pasukannya sangat luar biasa.Bastian pun bergetar hatinya mendengar saran dari Hans untuk meminta bantuan dari dewa perang dan juga para Master yang ada di Indonesia."Apa harus sebanyak itu dengan kekuatan yang sehebat itu? Apa nggak cukup hanya mengandalkan dewa perang dan aku serta pasukanku yang lain?" tanya Bastian dengan ekspresi wajah yang tampak sangat terkejut.Hans menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Bastian dengan sangat meyakinkan.Pria itu sudah lama berada di lingkaran keluarga Dominic dan dia sangat tahu jika Bernard memiliki kekuatan pasukan yang sangat mengerikan. Mungkin bisa setara dengan prajurit tentara tingkat tinggi yang dimiliki oleh dua negara adidaya."Jika memang memungkinkan, aku menyarankan untuk mengumpulkan pasukan sebanyak mungkin. Tuan bisa bekerjasama dengan dewa perang untuk mengerahkan seluruh pasukan tentara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status