Share

226. DI LABRAK (Bagian C)

226. DI LABRAK (Bagian C)

Namun, tidak berlaku pada keluarga Wak Nurma sih, sepertinya. Karena mereka terlihat nyaman-nyaman saja tuh, duduk di atas sana. Berlagak seperti raja, sedangkan kami adalah hamba sahayanya.

"Maaf ni, Bu Saodah, Mpok Lela, ada apa datang kemari? Kok barengan? Kompak sekali, sih …." Aku bertanya basa basi.

"Begini, Neng. Kami ke sini karena mau menagih hutang," ujar Mpok Lela langsung.

"Hutang siapa, Mpok?" tanyaku terkejut, pura-pura lebih tepatnya.

"Nah, terbuktikan! Gayamu saja yang mengatakan tidak berhutang, ini apa buktinya? Orangnya sendiri yang bilang kalau dia ke sini untuk menagih hutang!” sahut Wak Nura ketus.

Aku memutar bola mataku dengan bosan, beliau terlalu banyak bicara. Aku heran kenapa dia tidak pernah mau repot-repot menyelidiki sesuatu terlebih dahulu, dan lebih suka menuduh tanpa bukti yang jelas.

“Kak, kenapa sih, Kakak selalu memojokkan Ellen?” tanya Bulek Rosma ketus.

“Ya karena dia ini terlalu sombong, masih kecil tapi sudah sok berku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status