“Sialan! Tubuh ini benar-benar lemah!” Sementara itu, Dewa Racun yang kini menghuni tubuh Kal menjadi berang. “Mengapa ia terus memikirkan perempuan bernama Joana itu!”
Ia baru saja menyelesaikan misi memutuskan untuk pulang ke kamar mewahnya. Namun, ia begitu kesal karena tubuh dan pikirannya seolah tidak membiarkannya istirahat.
Jiwa Kal yang sebenarnya telah mati itu terus memikirkan mantan istrinya. Perasaan lelaki itu menjadi begitu perasaannya cemas.
Tidak seorang pun tahu kalau Kal memang sebenarnya telah mati. Ia tewas saat terjadi kerusuhan di penjara yang melibatkan banyak tahanan. Beruntung, seorang profesor meminumkan sebuah ramuan dan membuatnya hidup lagi.
Ramuan itu bernama “Menghidupkan yang Mati”, ditemukan di reruntuhan bangunan kuno oleh Profesor yang menjadi satu-satunya teman setia Kal di dalam penjara.
Saat itulah, tanpa disadari sang Profesor sudah menarik jiwa seseorang di masa lalu yang tewas akibat pertarungan–Dewa Racun.
“Sial!”
Kal bangkit dari tempat ia merebahkan diri. Perasaan gundah itu semakin mengganggunya. Ia tidak mengerti kenapa pikiran, perasaan, dan sifat Kal terdahulu lebih dominan menguasai. Padahal tubuh itu tidak lagi memiliki jiwa.
“Berapa lama aku akan terjebak di dalam tubuh lemah ini?”
Kal yang masih dilanda kebingungan memutuskan untuk keluar apartemen yang ia sewa itu. Apartemen yang berada di pusat kota, yang tentu tidak akan terpikirkan oleh musuh-musuhnya bahwa ia berada di tempat itu.
Kal sendiri keluar apartemen dengan setelan celana jeans hitam dan jaket hoodie casual berbahan kaos. Ia menutup kepalanya dengan kain khusus penutup kepala yang menjadi bagian atasan yang ia kenakan. Tak lupa ia menggunakan kacamata hitam, membuat penampilannya membaur dengan anak muda gaul kebanyakan.
“Sungguh, banyak sekali yang harus aku pelajari di masa depan ini. Untungnya si Kal ini memiliki memori dan kepintaran yang tidak biasa. Bahkan bisa dikatakan keenceran otaknya melebihi keadaanku di masa lalu,” batinnya ketika melihat-lihat pemandangan kota.
Baru kali ini Kal betul-betul memperhatikan keadaan kota yang menjadi tempat tinggalnya itu. Meski asing dengan keadaan itu namun memori yang ada di dalam tubuh barunya itu cepat menyesuaikan dengan pengetahuan yang ada di dalamnya.
“Cantik-cantik mencuri! Masih sehat begini mencuri! Dasar otak maling!”
Terdengar suara bentakan perempuan marah-marah. Kal yang saat itu sedang berada di supermarket tertarik perhatiannya ke arah keributan. Ia pun berjalan perlahan ke sana.
Di depan kasir, nampak security mencengkram seorang gadis berambut panjang yang dari belakang nampak tertunduk. Di depannya seorang wanita penjaga kasir sedang mengomel. Sesekali ia menunjuk-nunjuk dahi gadis itu.
“Sekarang kau harus ganti! Kalau tidak aku akan laporkan kau ke polisi,” gertak kasir wanita itu.
“Ampunn kakk.. aku tidak mencuri. Jangan tangkap aku!”
“Masih saja tidak mengaku! Ini apa? Ini kau simpan di kantong jaket mu itu!” bentak kasir wanita berapi-api.
Gadis itu hanya tertunduk. Terlihat ia mulai terisak. Kal pun mendekat karena merasa tertarik dengan keadaan itu. Ia berfirasat ada sesuatu yang janggal.
“Biar aku yang membayar apa yang diambil gadis itu. Kau berikan kembali kantong plastik itu padanya!” ucap Kal menyela pembicaraan.
Kasir itu melirik security yang ada di depannya. Ia kemudian mengalihkan pandangan ke Kal dengan senyum genit yang terlihat licik.
“Jangan kak, dia sudah banyak mencuri di waktu-waktu lalu. Hanya penjara yang pantas untuknya. Ganti ruginya banyak, dan aku yakin kau tidak perlu jadi orang dermawan untuk maling ini. Setiap hari aku mengganti uang kasir gara-gara dia,” ucap kasir wanita itu.
“Kau sebutkan saja berapa yang harus kubayar untuk mengganti semua!” ucap Kal dingin.
Lagi-lagi kasir wanita itu tersenyum licik. “Seratus lima puluh dolar!” jawabnya dengan perlahan.
“Hmmm…” Kal menggumam.
Mantan menantu Presiden Keith itu kemudian mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan uang seratus dolar sebanyak dua lembar.
“Tunggu Bang!”
Kal Menoleh. Ia menunda memberikan uang itu kepada kasir wanita. Ada seorang anak lelaki mencegahnya. Sementara sang kasir terlihat gusar. Ia turut melihat kearah anak lelaki 15 tahunan itu.
Anak lelaki itu terlihat culun. Ia mengenakan pakaian kemeja putih dengan tali setelan oto mengait di celana pendeknya berwarna biru. Anak lelaki culun itu menghampiri Kal dan memperlihatkan tayangan video di tablet yang ia sodorkan ke dirinya.
Tayangan video itu menampilkan gadis yang dituduh sebagai pencuri yang ternyata hanya mengambil buah-buah yang bertuliskan sampel boleh dicoba itu. Satu persatu sampel dari buah yang dijual itu ia ambil dan dimasukkan ke dalam plastik yang ia bawa. Sehingga sebenarnya tidak ada kerugian yang harus ditanggung oleh kasir wanita itu.
Kal kemudian agak menjauh. Ia lalu menelpon seseorang. “Kau bereskan kasir dan security di supermarket itu.” setelah itu ia pun menutup telponnya.
“Cepat bayar, atau aku penjarakan gadis maling ini!” Ucap kasir wanita kini dengan nada tinggi memperlihatkan ketidak sabarannya.
“Tunggu, bukan aku yang membayarmu. Sebentar lagi bos kalian akan yang akan membayar kalian berdua!” Sahut Kal sambil melihat ke arah kasir wanita dan security bergantian.
“Apa maksudmu!”
Kasir wanita itu membentak. Namun ia tak jadi meneruskan perkataannya ketika mendengar suara setengah berteriak menyebut namanya.
“Ana!!!”
Seorang lelaki mengenakan jas terlihat muncul dari dalam. Kasir wanita itu nampak sedikit gugup. “Bos!” ucapnya sangat pelan dengan kepala tertunduk.
“Mulai hari ini kalian berdua tidak usah bekerja lagi di sini! Ini gaji kalian bulan ini dan pesangonnya. Tapi ingat, kalian berdua harus mengganti kerugian dari uang supermarket yang kalian gelapkan selama enam bulan ini!” kata lelaki yang ternyata pemilik supermarket itu.
Wesly memasuki gerbang besar menuju Istana Kepresidenan dengan hati yang berdebar kencang. Dia mengenakan pakaian rapi dan membawa selembar surat palsu yang menyatakan bahwa dia adalah seorang penggiat hak asasi manusia yang juga layak mendapatkan penghargaan yang sama dengan Caithlyn.Saat memasuki area Istana, Wesly dicegat oleh petugas keamanan yang menanyakan tujuannya. Dengan tenang dan percaya diri, Wesly menjelaskan bahwa dia datang untuk menyampaikan protes karena hanya Caithlyn yang mendapatkan penghargaan. Dia meyakinkan petugas bahwa tindakannya adalah bentuk kepeduliannya terhadap kesetaraan gender.Setelah beberapa saat diskusi, petugas keamanan akhirnya memberikan Wesly kesempatan untuk bertemu dengan Presiden. Wesly ditemani oleh seorang staf istana yang mengantar dia menuju ruangan Presiden.Di dalam ruangan, suasana tegang terasa begitu kental. Wesly duduk di hadapan Presiden Keith yang tampak serius dan tegas. Namun, Wesly tetap tenang dan mengemukakan argumennya den
"Saya akan mencoba menghilangkan mereka di sini. Jaga komunikasi tetap terbuka," kata Kal sambil mempercepat laju motornya.Saat masuk ke dalam gang sempit, Kal melihat helikopter yang mengawasinya harus mengubah posisinya untuk terus memantau. Itu memberinya sedikit waktu untuk menyusun rencana.Kal dengan hati-hati mengendarai motor sportnya melalui gang-gang kecil, mengambil belokan tajam dan jalan buntu untuk mengacaukan helikopter yang mengikutinya. Dia juga memperhatikan setiap gerakan mobil-mobil yang mengikuti dari belakang.Setelah beberapa menit melakukan manuver yang rumit, Kal melihat peluang untuk menghilangkan pengawasan helikopter. Dia mempercepat motornya dan tiba-tiba berbelok tajam masuk ke dalam taman kota yang penuh dengan pepohonan dan semak belukar.Helikopter yang mengikuti tidak bisa mengikuti belokan tajam yang dilakukan Kal. Mereka harus mengubah posisi dan menghindari pepohonan di taman. Hal ini memberikan kesempatan bagi Kal untuk menghilang di antara pepoh
“Aku pun sudah menyelidikinya melalui para hacker dan tim IT negara. Semua tidak dapat menemukan kesalahan atau ketidak aslian dari identitas orang itu. Sepertinya ia memang menggunakan identitas asli,” ucap Alex.Presiden Keith diam merenung. Sebenarnya ia sudah menduga Nel itu adalah Kal yang menyamar. Namun tidak ada bukti yang ia dapatkan.Keberadaan Kal yang misterius membuat Presiden Keith merasa sulit untuk mengendalikannya. Apalagi kini Joana, putrinya yang dijadikan senjata untuk mengendalikan Kal juga sudah berada di tangan menantunya itu. Ia merasa Kal saat ini bagai bola liar yang keberpihakannya sangat sulit ditentukan.“Padahal aku sudah sangat yakin pengusaha bernama Nel itu adalah Kal. Tapi ternyata kartu identitasnya itu menunjukkan hal lain. Meski begitu bukan berarti kita bisa percaya begitu saja,” Presiden Keith menajamkan matanya menandakan ucapannya itu benar-benar serius.buat lanjutan cerita diatas dengan mengembangkan kalimat di bawah sebanyak 1000 kataAlex
Tiga polisi itu berusaha meminta maaf lagi, namun Kal sudah tidak dapat lagi dikendalikan emosinya. "Kalian berpikir saya bodoh? Berpikir saya mencoba mengelabui negara? Ini adalah pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap integritas saya sebagai warga negara!" Kal mengeluarkan ancaman akan mengambil langkah hukum terhadap mereka.Dengan suasana yang semakin tegang, Caithlyn mencoba meredakan situasi. "Baiklah, baiklah, mari kita semua tenang. Apapun itu, mari kita cari solusi yang terbaik untuk semua pihak. Kak Nel, mungkin ada cara damai untuk menyelesaikan masalah ini tanpa harus mengambil tindakan ekstrim," ucapnya dengan suara tenang, mencoba membujuk Kal untuk tidak melangkah terlalu jauh.Kal masih berpura-pura dalam emosi yang tinggi, Ia melakukan itu agar pihak kepolisian atau pemerintah tidak bertindak semena-mena terhadapnya. Sangat penting baginya untuk tidak sering diusik oleh orang pemerintahan.“Tuan-tuan, sebaiknya tinggalkan dulu tempat ini. Kalau memang tuan-tuan
Beberapa saat kemudian, Caithlyn bergabung dengan Kal dan Wesly di ruang tunggu basecamp mereka. Wajahnya terpancar senang melihat kedatangan Kal, sementara Kal sendiri hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Caithlyn tentang kabarnya. Namun, kegembiraan Caithlyn agak memudar saat Kal langsung menanyakan apa yang sedang terjadi."Kak Nel, beberapa hari ini kami sering didatangi oleh polisi dan intel tentara. Mereka mencari seseorang bernama Kal. Sepertinya orang itu sangat membuat resah negara, dilihat dari gelagat mereka," ujar Caithlyn dengan nada khawatir.Kal mengangguk, mengindikasikan bahwa ia memperhatikan situasi yang disampaikan Caithlyn. "Apakah polisi dan tentara itu melakukan kekerasan atau mengancam?" tanya Kal dengan suara agak meninggi, mengisyaratkan kekhawatirannya.Caithlyn menggeleng pelan. "Mereka bertanya dengan baik-baik, tapi memberikan ancaman halus. Mereka mengatakan bahwa jika kami mengetahui keberadaan Kal atau memiliki informasi tentangnya, kami bisa dita
Berita Televisi‘Terjadi penangkapan raja gembong mafia terbesar di Negara Red Diamond. Penangkapan tidak berjalan dengan lancar, Hector berhasil lolos. Diduga ia diselamatkan oleh Panglima Angkatan Laut yang menjadi backingannya.’Di ruangan presiden digelar rapat tertutup bersama menteri-menteri utamanya. Di ruangan itu diputarkan tayangan televisi yang memberitakan tentang terlibatnya Panglima Angkatan Laut dalam jaringan mafia terbesar di negara itu.“Berita seperti ini sungguh memalukan saja. Seharusnya tidak ada kejadian seperti ini di pemerintahan. Dewan Pertahanan terlibat dalam mafia besar.”“Tapi tuan Presiden. Aku tidak tau menau tentang kejadian ini. Panglima Angkatan Laut atas inisiatifnya sendiri.”Alex menteri pertahanan Negara Red Diamond menolak dipersalahkan atas kejadian yang menggemparkan media hari ini. Panglima Angkatan Laut kedapatan sebagai Backing dari mafia kejahatan terbesar di negara itu.Sempat terjadi perdebatan antara keduanya. Keadaan itu mendapat berb