Terdengar suara dari Aghnia yang memanggil nama Baron secara berulang-ulang, hal itu jelas membuat Baron terkejut karena orang yang dicari pertama kali oleh Aghnia adalah dirinya.
“Aghnia?” Baron langsung melihat ke arah Aghnia yang sedang terbaring, ia dikejutkan dengan Aghnia yang sadar namun sepertinya belum sepenuhnya Aghnia sadar. Baron menghampiri Aghnia dengan pelan-pelan, karena ia masih tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan istrinya setelah sekian lama terpisahkan.“A-aghnia…” Baron kini sudah ada di sisi Aghnia, dan ia melihat Aghnia yang setengah sadar dan sayup-sayup terdengar suara Aghnia yang masih memanggil nama Baron.“B-baron?” Aghnia mencoba untuk memproses ingatannya, tapi sosok Baron yang ia pikirkan jauh berubah dengan yang sekarang, kini sudah berdiri Baron dengan wajah yang sedih. Baron memeluk Aghnia dengan cukup erat.“Aghnia! Aku kembali, aku kembali Aghnia!” Dengan tangan yang masih lemah, Aghnia memeluk Baron sambil ia menangis.“Dasar, aku kira kamu siapa.” Tanpa disadari oleh Baron, ia meneteskan beberapa air mata yang sudah lama tidak keluar setelah Baron masuk ke militer. Tapi, pangkat Jendral tidak membuat Baron malu karena menangis di pelukan istrinya. Dokter langsung mengecek alat deteksi jantung Aghnia, dan di sana ditunjukkan bahwa denyut jantung Aghnia perlahan membaik.“Tuan Baron, saya tidak ingin mengganggu untuk reuninya, tapi saya akan mengecek kondisi Nyonya Aghnia terlebih dahulu!” Baron melepaskan pelukannya, dan ia mencium kening Aghnia.“Mulai sekarang, kamu tidak perlu takut. Aku akan terus berada di sisimu!” ucap Baron sembari tersenyum. Aghnia tengah diperiksa oleh dokter dan Baron melihat Aghnia sembari mengingat kenangan indah dulu, tapi kenangan itu semua dirusak oleh keluarga Hasya yang memasuki kamar rawat Aghnia.“Dokter! Bagaimana keadaan Aghnia?” tanya Joshua.“Sialan! Untuk apa mereka masuk ke sini!” gumam Baron. Sophie dan Joshua melihat Baron dengan sinisnya sembari kedua tangannya dilipat di dada, yang paling jelas ialah Sophie meskipun tidak frontal dalam menunjukkan ketidaksukaannya kepada Baron, tapi dari tekanan di ruangan itu sangat jelas bahwa Sophie masih tidak mau menerima kenyataan bahwa Baron telah kembali. Berbeda halnya dengan Ivan, ia menunggu di ruangan lain karena ia juga akan menerima perawatan setelah diinjak oleh Baron.“Syukurlah, Nyonya Aghnia sudah sadar dan tubuhnya tidak menunjukkan suhu yang dingin seperti kemarin-kemarin! Sebaiknya, Nyonya Aghnia diberi waktu untuk istirahat,” ujar Dokter.“Dasar, membuat repot saja! Sudah berapa kali dia masuk rumah sakit untuk hal yang sama!” ucap Joshua yang kesal kepada Aghnia. Wajah Baron menunjukkan ekspresinya yang marah dan juga kesal kepada Joshua, akan tetapi ia tidak bisa mengeluarkan semua amarahnya di sini, karena Aghnia masih belum pulih sepenuhnya.“Kau, masih di sini Baron? Apa kamu tidak ada niatan untuk pergi? Aghnia sudah bangun dan kamu bisa pergi!” ujar Sophie.“Ibu mertua, aku datang ke sini untuk kembali dengan Aghnia bukan hanya melihatnya,” ucap Baron sembari tersenyum.“Terserah dirimu saja!”… Baron ada di kamar rawat Aghnia hingga malam hari, dan kini Baron dan Aghnia hanya berdua.“Baron? Apa kamu benar-benar kembali?” tanya Aghnia. Baron yang sedang melihat Aghnia pun hanya tersenyum tipis kepadanya.“Apa maksudnya, Aghnia?”“Maksudku, kamu tidak akan pergi meninggalkan aku lagi kan?”“Untuk apa aku pergi lagi, tujuanku hanya denganmu saja dan maafkan aku selama ini kamu menahan semua beban itu sendirian, mencoba untuk tetap kuat meskipun kamu ditekan oleh keluargamu!” ucap Baron sembari memegang tangan Aghnia. Aghnia mengalihkan pandangannya dan ia seperti tidak tertarik dengan pembahasan tersebut.“Maaf, selama ini aku tidak mencoba untuk menghubungimu! Aku, masih tidak tahu bagaimana caranya agar kita bisa kembali seperti dulu.” Aghnia hanya menatap Baron dan memegang pipi Baron.“Kamu, sudah berubah banyak ya! Dulu, kamu benar-benar seperti pria biasa tapi sekarang kenapa rasanya berbeda sekali? Tapi, aku tidak memperdulikan itu selama itu kamu Baron Vasilias, kamu tetaplah milikku!” ucap Aghnia. Baron tidak tahu bagaimana ia menahan rasa sedihnya, meskipun ia tahu bahwa perbuatannya pada saat itu tidak bisa dimaafkan dengan mudah.“Apa kamu tidak lelah? Aku tidak tahu kamu selama ini ada dimana, tapi kamu sudah ada di sini dari pagi.”“Kenapa? Apa kamu tidak suka?” tanya Baron.“Bukan, hanya saja aku tidak ingin kamu sakit hanya menjagaku!” jawab Baron.“Sakit? Aku sudah terbiasa menahan dinginnya salju kenapa juga aku harus sakit hanya menjagamu dari pagi?” Aghnia tertawa kecil karena ia berpikiran bahwa Baron sedang menghiburnya, tapi pada kenyataannya memang Baron sering menahan dingin.“Iya-iya, tapi dalam beberapa hari aku akan keluar. Jadi, kamu harus jaga kesehatan karena aku mau kamu kembali ke rumah!” Wajah Baron sempat menunjukkan ketidaksetujuan dengan pernyataannya Aghnia, tapi ini merupakan langkah awal agar ia bisa berbaikan dengan Aghnia.“Jika aku pulang siapa yang menjaga kamu?” tanya Baron.“Tenang saja, aku ada asisten kok! Besok atau setelah kepulanganku kamu bisa ke sini lagi!” Baron pun menuruti ucapan Aghnia, sebelum ia pulang ia mencium kening Aghnia. Baron pulang dengan diantar oleh Nolan.“Bagaimana Jendral? Apa Jendral sudah semakin yakin untuk kembali?”“Yah, kurasa. Setidaknya untuk saat ini keputusanku adalah kembali,” ucap Baron. Nolan memberitahu kepada Baron bahwa Baron sudah diberikan fasilitas oleh Tzagia Romanov.“Jendral, Tzagia sudah memberikan sebuah rumah di kota ini dan juga dijaga ketat oleh 2 batalion pasukan khusus," ucap Nolan."Begitu ya? Baguslah jadi aku tidak perlu kesulitan untuk mencari kediaman, dan juga jangan panggil aku begitu ketika ada orang lain! Panggil saja namaku atau lainnya!"Nolan diberi kewenangan untuk memanggil nama Baron Vasilias menggunakan nama aslinya yang dimana hanya Tzagia saja yang boleh, sisanya memanggil Baron dengan sebutan Jendral atau Theos Yang Agung."M-memanggil nama asli anda? Itu merupakan kehormatan bagi saya Jendral!” Baron dan juga Nolan pergi ke suatu tempat yang dimana disitu sangat indah dan juga megah karena seluruh area tersebut adalah properti pribadi milik Baron. Ada begitu banyak orang yang berjaga dan setelah melihat kedatangan Baron mereka semua merasakan aura yang begitu mengintimidasi dari Baron padahal Baron baru saja tiba dan mereka langsung memberi hormat kepada Baron. Mereka tiba di rumah yang mungkin lebih layak disebut kastil karena banguan megah itu mengusung tema Eropa. Saat membuka pintu semua barang-barang yang tersedia berada di kualitas premium."Astaga!! Apakah ini fasilitas yang bisa kita dapat jika naik ke jabatan tertinggi?" tanya Nolan dengan wajah yang kagum.“Kenapa? Bukannya kamu sudah tahu isi dalamnya?” tanya Baron yang terkejut karena melihat Baron yang kagum dengan semua isi rumah tersebut.“Jendral, kami hanya disuruh berjaga saat tiba di sini, semuanya sudah dipersiapkan oleh Tzagia.” Baron hanya tersenyum dan ia duduk di sofa dan membuka ponselnya, di sana terdapat pesan dari Tzagia yang menginformasikan bahwa keluarga yang dipaksa berjodoh dengan Aghnia sudah ditemukan.“Mereka lagi, ya? Kep*r*t! Mereka tidak memiliki malu!” batin Baron.“Nolan, aku akan memulai rencana balas dendamku sekarang!” Bersambung…Beberapa hari berlalu, Baron yang tengah bersiap untuk menjemput Aghnia di rumah sakit dan membawanya ke rumah keluarga Hasya diberitahu oleh Nolan bahwa Baron akan diberikan sebuah black card yang akan digunakan oleh Baron.“Jendral, ini adalah black card yang bisa Jendral gunakan nantinya, tapi jika Jendral membutuhkan untuk uang cash dengan jumlah yang besar, Jendral bisa menghubungi saya!” ucap Nolan sembari memberikan black card kepada Baron. Baron melihat black card itu dan menyimpannya, kemudian Baron berpikir sejenak, tentang membawa Aghnia ke keluarga Hasya atau ke kediamannya. Meskipun, Baron sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga Hasya dari dalam.“Apa yang harus aku lakukan? Membawa Aghnia kemari atau membawa Aghnia ke keluarga Hasya, tapi bagaimana aku menjelaskan ini semua? Rasanya, tidak akan mungkin untuk saat ini, setidaknya aku harus kembali ke kediaman keluarga Hasya!” batin Baron.“Jendral? Apa yang sedang Jendral pikirkan?” tanya Nolan dengan keheranan.“
Sebuah penghinaan bagi Baron Sang Jendral harus bersujud dan memohon kepada keluarga Hasya yang sudah membuangnya terutama Ivan yang paling ia benci. "Bersujud? Kepada keluarga yang sudah membuangku, dan sekarang aku harus bersujud demi tempat di keluarga Hasya?" Niat Baron hanyalah untuk bersama lagi dengan istrinya bukan keluarga istrinya, namun sayang niat Baron malah dimanfaatkan oleh Ivan yang ingin sekali merendahkan Baron serendah-rendahnya. "Ayo cepat! Katanya kau ingin kembali dengan Aghnia! Ayo memohonlah seperti anjing kepada tuannya!" caci Ivan kepada Baron. "Ayolah! Bukannya dari dulu kau selalu menjilat orang-orang untuk memenangkan hati Aghnia? Kenapa sekarang kau sombong sekali? Atau...sekarang kamu sudah menjadi anjing jalanan!" celetuk Jessica. Baron semakin murka dibuat oleh pasangan itu hingga Baron pun membalas ucapan Jessica. "Tutup mulutmu j*lang! Kau tidak memiliki hak atas penghinaanmu kepadaku!" ujar Baron dengan sorot mata tajam ke arah Jessica dan
Pada pagi hari buta, Baron sudah terbangun dan Baron tidur di sofa karena Aghnia jelas tidak memperbolehkan Baron untuk tidur seranjang karena ini adalah keinginan dari Aghnia sendiri. Baron menatap ke arah Aghnia yang tertidur menghadap ke Baron, Baron hanya tersenyum dan mengingat hari-hari indah pernikahan mereka. Namun, itu semua langsung Baron hiraukan karena ini masih langkah awal untuk ia bisa bersatu kembali dengan istrinya. Baron pergi ke area balkon dan menatap kota J yang bersinar karena lampu perkotaan, Baron memulai pagi dengan berolahraga calisthenic untuk melatih otot punggungnya. Aghnia terbangun sedikit dan melihat siluet Baron yang sedang melakukan hand stand di besi pembatas balkon."Apa itu?" gumam Aghnia, namun Aghnia tidak mengindahkannya dan kembali tidur. ... Pada pukul 7 pagi, Aghnia sudah rapi menggunakan blazer untuk ia pergi ke kantor dan Baron hanya mengenakan kemeja polos berwarna putih."Baron, kita akan turun secara bersamaan kalau kita turun sen
Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun."Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron. Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo."Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!" Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron."Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suara
Wajah Aghnia sempat bingung, karena penggelapan dana di perusahaan Hasya Company merupakan sebuah penghinaan, karena Hasya Company dikenal dengan aturan yang ketat dan tidak segan untuk memecat bahkan memenjarakan orang yang melakukan tindakan kriminal di perusahaan.“Penggelapan dana? Di perusahaan ini?” tanya Aghnia dengan wajah yang tidak percaya dengan Baron.“Iya, seperti yang kamu bilang, orang yang menulis laporan ini mengatakan bahwa memang yang tercatat adalah setengah dari jumlah dana investor, menurut kamu kemana setengahnya? Apa itu hilang begitu saja?” Aghnia masih tidak percaya dengan Baron, bahkan wajahnya menunjukkan bahwa Baron mengatakan hal tersebut tanpa bukti.“Baron, kamu mengatakan itu tanpa hal mendasar! Kamu hanya berspekulasi bahwa ada penggelapan di sini!” ujar Aghnia. Baron pun menyabarkan dirinya karena ia sangat mengerti bagaimana sifat Aghnia yang keras kepala dan juga selalu ingin menang.“Aghnia, jika bukan penggelapan dana lalu apa? Ada alternatif
Mereka semua benar-benar mencari Baron di semua jalanan, bahkan mereka tidak melewatkan tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk Baron bersembunyi.“Di mana dia?! Bisa gawat kalau Bos tahu kita tidak bisa menemukan dia!” Saat Baron melihat sebuah kesempatan dengan menemukan seseorang yang datang sendiri ke tempatnya, Baron langsung menyergap orang itu dari belakang dan melakukan Rear naked choke dan membuat orang itu pingsan dengan seketika. Baron membawa orang itu dan menyembunyikan dia di tong sampah, setelahnya Baron memperhatikan semua kondisi di lingkungan itu, yang dimana tidak memungkinkan untuk Baron menghindari pertarungan. Sebuah jalan yang sempit dan juga padat. Saat Baron sedang memperhatikan, tiba-tiba seseorang dengan pisau lipat menemukan Baron dan menodong Baron dengan pisau kecil itu.“Ketemu juga!” Sebuah tindakan konyol ketika menodong seorang Jendral besar hanya dengan bermodalkan pisau lipat kecil yang tidak ada artinya bagi Baron Vasilias yang sudah meng
Baron pulang dengan Nolan yang berada di bangku kemudi, Nolan sempat melihat ke arah Baron melalui convex mirror. Wajah Baron terlihat begitu kesal dengan beberapa otot wajah yang terlihat jelas.“Wah, sebaiknya aku diam saja. Lagian, Jendral punya masalah pribadi di sini,” batin Nolan. Baron melihat ke arah jalanan yang bisa membuat Baron sedikit tenang, lalu Baron bertanya pada Nolan, “Nolan, apa ada kabar soal pencarian Vanessa?” Dengan melihat convex mirror, Nolan menjawab pertanyaan dari Baron, “Maaf, Jendra. Kami belum menemukan informasi mengenai orang yang dicari oleh Jendral. Tapi, kamu akan berusaha secepat mungkin, kita benar-benar baru di sini.” Baron menganggukkan kepalanya, lantas mereka pun hampir tiba di dekat rumah keluarga Hasya.“Nolan, aku turun di sini saja. Lagian, di depan sana sudah terpantau oleh cctv dan juga ini sudah cukup larut,” ucap Baron dengan menunjuk ke arah rumah keluarga Hasya.“Siap, Jendral!” Baron pun pulang dengan rasa yang kuat untuk men
“Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri.“Wirnata?”“Benar sekali, astaga Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini, dan ini istri Anda yang sering Anda ceritakan?” “Iya, dia yang sering aku ceritakan, kenalkan, Aghnia Hasya istri saya yang paling saya cintai!” ucap Baron sembari memperkenalkan Aghnia kepada Laksdya Wirnata, “Halo!”“Ah, salam kenal ternyata memang benar apa yang diucapkan oleh Baron dulu, anda memang sangat cantik!” Wajah Aghnia sempat memerah karena tanpa ia ketahui Baron masih memuji Aghnia di hadapan orang lain. Pemandangan itu, jelas membuat semua yang ada di sana tercengang. Terlebih lagi, Baron belum lama ada di Indonesia, tapi Laksdya Wirnata yang terkenal baru-baru ini mengenal Baron bahkan Aghnia juga.“La-laksdya Wirnata menyapa Baron dan juga Aghnia? Bagaimana mungkin?” batin Sophie dengan wajahnya yang terkejut, “Sophie, apa yang baru saja kulih