Share

Pertemuan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-02 19:43:22

Terdengar suara dari Aghnia yang memanggil nama Baron secara berulang-ulang, hal itu jelas membuat Baron terkejut karena orang yang dicari pertama kali oleh Aghnia adalah dirinya.

“Aghnia?”

Baron langsung melihat ke arah Aghnia yang sedang terbaring, ia dikejutkan dengan Aghnia yang sadar namun sepertinya belum sepenuhnya Aghnia sadar.

Baron menghampiri Aghnia dengan pelan-pelan, karena ia masih tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan istrinya setelah sekian lama terpisahkan.

“A-aghnia…”

Baron kini sudah ada di sisi Aghnia, dan ia melihat Aghnia yang setengah sadar dan sayup-sayup terdengar suara Aghnia yang masih memanggil nama Baron.

“B-baron?”

Aghnia mencoba untuk memproses ingatannya, tapi sosok Baron yang ia pikirkan jauh berubah dengan yang sekarang, kini sudah berdiri Baron dengan wajah yang sedih.

Baron memeluk Aghnia dengan cukup erat.

“Aghnia! Aku kembali, aku kembali Aghnia!”

Dengan tangan yang masih lemah, Aghnia memeluk Baron sambil ia menangis.

“Dasar, aku kira kamu siapa.”

Tanpa disadari oleh Baron, ia meneteskan beberapa air mata yang sudah lama tidak keluar setelah Baron masuk ke militer. Tapi, pangkat Jendral tidak membuat Baron malu karena menangis di pelukan istrinya.

Dokter langsung mengecek alat deteksi jantung Aghnia, dan di sana ditunjukkan bahwa denyut jantung Aghnia perlahan membaik.

“Tuan Baron, saya tidak ingin mengganggu untuk reuninya, tapi saya akan mengecek kondisi Nyonya Aghnia terlebih dahulu!”

Baron melepaskan pelukannya, dan ia mencium kening Aghnia.

“Mulai sekarang, kamu tidak perlu takut. Aku akan terus berada di sisimu!” ucap Baron sembari tersenyum.

Aghnia tengah diperiksa oleh dokter dan Baron melihat Aghnia sembari mengingat kenangan indah dulu, tapi kenangan itu semua dirusak oleh keluarga Hasya yang memasuki kamar rawat Aghnia.

“Dokter! Bagaimana keadaan Aghnia?” tanya Joshua.

“Sialan! Untuk apa mereka masuk ke sini!” gumam Baron.

Sophie dan Joshua melihat Baron dengan sinisnya sembari kedua tangannya dilipat di dada, yang paling jelas ialah Sophie meskipun tidak frontal dalam menunjukkan ketidaksukaannya kepada Baron, tapi dari tekanan di ruangan itu sangat jelas bahwa Sophie masih tidak mau menerima kenyataan bahwa Baron telah kembali.

Berbeda halnya dengan Ivan, ia menunggu di ruangan lain karena ia juga akan menerima perawatan setelah diinjak oleh Baron.

“Syukurlah, Nyonya Aghnia sudah sadar dan tubuhnya tidak menunjukkan suhu yang dingin seperti kemarin-kemarin! Sebaiknya, Nyonya Aghnia diberi waktu untuk istirahat,” ujar Dokter.

“Dasar, membuat repot saja! Sudah berapa kali dia masuk rumah sakit untuk hal yang sama!” ucap Joshua yang kesal kepada Aghnia.

Wajah Baron menunjukkan ekspresinya yang marah dan juga kesal kepada Joshua, akan tetapi ia tidak bisa mengeluarkan semua amarahnya di sini, karena Aghnia masih belum pulih sepenuhnya.

“Kau, masih di sini Baron? Apa kamu tidak ada niatan untuk pergi? Aghnia sudah bangun dan kamu bisa pergi!” ujar Sophie.

“Ibu mertua, aku datang ke sini untuk kembali dengan Aghnia bukan hanya melihatnya,” ucap Baron sembari tersenyum.

“Terserah dirimu saja!”

Baron ada di kamar rawat Aghnia hingga malam hari, dan kini Baron dan Aghnia hanya berdua.

“Baron? Apa kamu benar-benar kembali?” tanya Aghnia.

Baron yang sedang melihat Aghnia pun hanya tersenyum tipis kepadanya.

“Apa maksudnya, Aghnia?”

“Maksudku, kamu tidak akan pergi meninggalkan aku lagi kan?”

“Untuk apa aku pergi lagi, tujuanku hanya denganmu saja dan maafkan aku selama ini kamu menahan semua beban itu sendirian, mencoba untuk tetap kuat meskipun kamu ditekan oleh keluargamu!” ucap Baron sembari memegang tangan Aghnia.

Aghnia mengalihkan pandangannya dan ia seperti tidak tertarik dengan pembahasan tersebut.

“Maaf, selama ini aku tidak mencoba untuk menghubungimu! Aku, masih tidak tahu bagaimana caranya agar kita bisa kembali seperti dulu.”

Aghnia hanya menatap Baron dan memegang pipi Baron.

“Kamu, sudah berubah banyak ya! Dulu, kamu benar-benar seperti pria biasa tapi sekarang kenapa rasanya berbeda sekali? Tapi, aku tidak memperdulikan itu selama itu kamu Baron Vasilias, kamu tetaplah milikku!” ucap Aghnia.

Baron tidak tahu bagaimana ia menahan rasa sedihnya, meskipun ia tahu bahwa perbuatannya pada saat itu tidak bisa dimaafkan dengan mudah.

“Apa kamu tidak lelah? Aku tidak tahu kamu selama ini ada dimana, tapi kamu sudah ada di sini dari pagi.”

“Kenapa? Apa kamu tidak suka?” tanya Baron.

“Bukan, hanya saja aku tidak ingin kamu sakit hanya menjagaku!” jawab Baron.

“Sakit? Aku sudah terbiasa menahan dinginnya salju kenapa juga aku harus sakit hanya menjagamu dari pagi?”

Aghnia tertawa kecil karena ia berpikiran bahwa Baron sedang menghiburnya, tapi pada kenyataannya memang Baron sering menahan dingin.

“Iya-iya, tapi dalam beberapa hari aku akan keluar. Jadi, kamu harus jaga kesehatan karena aku mau kamu kembali ke rumah!”

Wajah Baron sempat menunjukkan ketidaksetujuan dengan pernyataannya Aghnia, tapi ini merupakan langkah awal agar ia bisa berbaikan dengan Aghnia.

“Jika aku pulang siapa yang menjaga kamu?” tanya Baron.

“Tenang saja, aku ada asisten kok! Besok atau setelah kepulanganku kamu bisa ke sini lagi!”

Baron pun menuruti ucapan Aghnia, sebelum ia pulang ia mencium kening Aghnia.

Baron pulang dengan diantar oleh Nolan.

“Bagaimana Jendral? Apa Jendral sudah semakin yakin untuk kembali?”

“Yah, kurasa. Setidaknya untuk saat ini keputusanku adalah kembali,” ucap Baron.

Nolan memberitahu kepada Baron bahwa Baron sudah diberikan fasilitas oleh Tzagia Romanov.

“Jendral, Tzagia sudah memberikan sebuah rumah di kota ini dan juga dijaga ketat oleh 2 batalion pasukan khusus," ucap Nolan.

"Begitu ya? Baguslah jadi aku tidak perlu kesulitan untuk mencari kediaman, dan juga jangan panggil aku begitu ketika ada orang lain! Panggil saja namaku atau lainnya!"

Nolan diberi kewenangan untuk memanggil nama Baron Vasilias menggunakan nama aslinya yang dimana hanya Tzagia saja yang boleh, sisanya memanggil Baron dengan sebutan Jendral atau Theos Yang Agung.

"M-memanggil nama asli anda? Itu merupakan kehormatan bagi saya Jendral!”

Baron dan juga Nolan pergi ke suatu tempat yang dimana disitu sangat indah dan juga megah karena seluruh area tersebut adalah properti pribadi milik Baron.

Ada begitu banyak orang yang berjaga dan setelah melihat kedatangan Baron mereka semua merasakan aura yang begitu mengintimidasi dari Baron padahal Baron baru saja tiba dan mereka langsung memberi hormat kepada Baron.

Mereka tiba di rumah yang mungkin lebih layak disebut kastil karena banguan megah itu mengusung tema Eropa.

Saat membuka pintu semua barang-barang yang tersedia berada di kualitas premium.

"Astaga!! Apakah ini fasilitas yang bisa kita dapat jika naik ke jabatan tertinggi?" tanya Nolan dengan wajah yang kagum.

“Kenapa? Bukannya kamu sudah tahu isi dalamnya?” tanya Baron yang terkejut karena melihat Baron yang kagum dengan semua isi rumah tersebut.

“Jendral, kami hanya disuruh berjaga saat tiba di sini, semuanya sudah dipersiapkan oleh Tzagia.”

Baron hanya tersenyum dan ia duduk di sofa dan membuka ponselnya, di sana terdapat pesan dari Tzagia yang menginformasikan bahwa keluarga yang dipaksa berjodoh dengan Aghnia sudah ditemukan.

“Mereka lagi, ya? Kep*r*t! Mereka tidak memiliki malu!” batin Baron.

“Nolan, aku akan memulai rencana balas dendamku sekarang!”

Bersambung…

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status