Share

Tolong jangan menikah!

Via menoleh dan melihat Yulia memegang pundaknya. Kemudian, gadis itu memeluk sang sahabat dengan erat. Sebab, merasa sangat bersedih dan terpukul atas berita pernikahan Rizal besok.

"Via, kamu kenapa? Ayo cerita saja!" tanya Yulia lembut.

Via mulai berhenti menangis dan menceritakan tentang perasaannya untuk Rizal. Hal itu membuat Yulia terkejut, karena dia pikir sang sahabat dan Rizal bermusuhan. Namun, dia salah, ternyata Via menyukai guru galak tersebut.

"Via, kamu sekarang pergi ke rumah pak Rizal dan temui dia. Katakan apa saja yang kamu mau! Sebelum dia menikah besok," usul Yulia.

Via diam dan memikirkan usul Yulia. Kemudian, menganggukan kepala, kara dia mengikuti usul sang sahabat untuk bertemu dengan Rizal dan mengungkapkan isi hatinya.

"Terima kasih ya Yulia, kamu buat aku semangat lagi," ujar Via lembut sambil memeluk sang sahabat.

"Sama-sama," jawab Yulia lembut.

Via bergegas pergi dari sana. Sebab, ingin pergi menuju rumah orang tua Rizal yang jaraknya lumayan jauh dari kota gadis cantik itu berasal. Namun, dia sama sekali tidak takut dan berharap sang guru tidak jadi menikah.

Sebab, dia ingin mengutarakan isi hatinya selama ini. Via pergi dengan masih memakai seragam sekolah. Bahkan, ia bolos dan tidak berpamitan dengan kedua orang tuanya.

Setelah tiga jam menempuh perjalanan dengan menggunakan taksi, kini Via sudah tiba di rumah Rizal. Terlihat banyak bunga dan hiasan yang lain di sana.

"Terima kasih Pak," ujar Via sambil membayar Taksi tersebut. Kemudian berjalan menuju rumah sang guru.

"Neng, cari siapa?" tanya wanita paruh yang menghampiri Via.

Via menjelaskan jika dirinya datang jauh-jauh hanya untuk bertemu dengan Rizal. Ingin mengucapkan selamat atas pernikahannya, dan wanita itu membawanya masuk ke dalam.

"Kamu duduk dulu ya! Saya panggil Rizal," pamit Ratna lembut dan Via menganggukkan kepala.

Via duduk di sofa dengan memikirkan cara bagaimana dia mengungkapkan isi hati pada Rizal. Sebab, mengingat pria itu sangat galak.

Tak berselang lama, akhirnya Rizal keluar bersama dengan Ratna. Hati Via dan pria itu sama-sama berdebar-debar saat mereka saling menatap.

"Bibi tinggal dulu ya! Masih banyak pekerjaan," pamit Ratna sambil bergegas pergi dari sana.

Rizal langsung menghampiri Via, kemudian menatap sang murid dengan lirih. Sebab, besok dia akan menikahi wanita lain.

"Ngapain kamu ke sini?!" tanya Rizal ketus.

"Kenapa sih, Anda selalu ketus dan galak?" sahut Via lirih. Bahkan, gadis itu meneteskan air mata.

Rizal merasa bersalah sudah membuat Via menangis dan dia memberikan tissue. Kemudian, memegang tangan gadis itu dengan lembut.

"Maaf, sekarang saya tanya kenapa kamu ke sini?" tanya Rizal pelan. Membuat Via tak kuasa menahan tangisan.

Sebab, besok pria yang dicintai menikah dengan wanita lain. Kemudian, Via memeluk Rizal dengan erat, membuat sang empunya terkejut.

"Via, ada apa? Kenapa menangis?" tanya Rizal dengan dana lembut untuk yang pertama kalinya pada gadis itu.

Namun, Via tidak menjawab dan semakin terisak-isak membuat Rizal takut orang-orang menghampiri mereka. Kemudian, membuat gadis itu masuk ke dalam kamarnya.

Mereka berdua duduk di bibir ranjang, dan Rizal sekali lagi bertanya pada gadis itu kenapa menangis dan datang ke sini.

"Saya cinta sama Bapak!" ungkap Via.

Rizal tak percaya akan apa yang didengar barusan. Sebab, dia juga mencintai gadis itu yang selama ini menjadi musuhnya.

"Kamu cinta sama saya?" tanya Rizal sambil menatap wajah Via dengan dalam.

"Iya Pak, saya cinta sama Bapak. Tolong jangan menikah!" sahut Via lirih sambil memegang tangan sang guru dengan lembut.

Via tidak takut kalau Rizal marah padanya, karena sekarang yang diharapkan pria itu gagal menikah dan bisa memiliki sang guru seutuhnya.

"Maaf Via, saya tidak bisa membatalkan pernikahan ini. Sebab, semua keinginan mama, walaupun saya juga mencintaimu," ungkap Rizal.

Via terkejut mendengar sang guru juga mencintainya. Kemudian, dia kembali memeluk pria itu dengan dalam. Sebab, benar-benar sangat sedih dan terpukul saat ini.

"Kalau Bapak cinta sama saya, kenapa masih menjalankan pernikahan ini?" tanya Via lirih.

Rizal menjelaskan kalau dia menikah karena dijodohkan, dan tidak bisa membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan sejak tiga tahun lalu jauh sebelum mereka saling mengenal.

"Pak, tolong jangan menikah! Saya mohon," pinta Via lirih.

Rizal membawa Via masuk ke dalam pelukannya, kemudian terdengar suara isak tangisnya. Membuat Via sangat bersedih dan mereka berdua menangis bersama.

"Via, maafkan saya sudah mencintai kamu," ujar Rizal lirih.

"Yang seharusnya minta maaf saya, Pak! Sudah mencintai calon suami orang. Apalagi sejak awal memang Bapak sudah mengatakan akan menikah," sahut Via.

Mereka berdua berpelukan dengan erat dan saling mengungkapkan isi hati masing-masing. Setelah puas, Rizal dan Via keluar dari kamar. Sebab, takut ada yang salah paham.

Kemudian, mereka duduk di ruang tamu berdua dengan saling diam. Tidak ada yang mulai pembicaraan. Sebab, sama-sama bersedih.

"Pak, saya pamit pulang. Semoga besok acaranya lancar dan kalian berdua menjadi pasangan yang abadi," ujar Via lembut.

"Hari sudah sore, sebaiknya jangan pulang sendirian. Nanti saya telepon papa kamu. Menginap di sini saja!" sahut Rizal.

Namun, Via tidak mau dan langsung bergegas pergi dari sana dalam keadaan menangis. Sedangkan Rizal, masuk ke dalam kamar dan berpikir.

Haruskah dia menikah besok? Atau membatalkan pernikahan, karena ingin saling mencintai dengan Via.

***

Via tidak pulang, melainkan menginap di hotel terdekat. Agar besok dia bisa menghadiri acara pernikahan Rizal dan sang istri. Walaupun hatinya akan sangat sakit melihat pria yang dicintai menikah dengan wanita lain.

"Aku harus kuat, dan semoga saja besok pernikahan mereka batal," ucap Via lirih.

Keesokan paginya…

Kini Via sudah bersiap-siap dengan gaun berwarna biru muda miliknya. Gadis itu menghampiri rumah Rizal dan ternyata semua orang sudah pergi ke KUA, dan dia langsung ke sana.

Sesampainya di KUA. Terlihat banyak sekali orang dan Via langsung berjalan masuk melihat Rizal baru saja selesai ijab Kabul. Membuat hatinya sangat sakit, dan kehilangan oksigen.

"Khairul Rizal!" panggil Via lirih dengan isak tangisnya.

Spontan pria itu menoleh dan melihat anak murid yang dicintai ada di hadapannya saat ini. Bahkan, semua orang yang ada di sana langsung menatap gadis cantik tersebut.

"Via," pekik Rizal sambil bergegas bangun dan menghampiri wanita muda itu.

"Kenapa kamu ke sini?" tanya Rizal cemas, takut Via mengatakan yang terjadi diantara mereka berdua, di hadapan orang ramai.

"Hentikan pernikahan ini! Karena say–" Via tidak sempat mengutarakan isi hatinya dan dia jatuh pingsan saat merasakan kesedihan yang luar biasa.

Bersambung.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status