Rizal langsung bangun dan merapikan penampilannya. Kemudian, melihat Via yang belum sadarkan diri. Pria itu bingung, siapa yang menarik tangannya tadi.
"Kenapa Bapak peluk Via? Mau ngambil kesempatan ya?" tuduh Yulia."Tadi saya tersandung saat mau pergi!" sahut Rizal ketus dan dia pergi dari sana.Sebab, tidak ingin semua anak muridnya berpikir yang bukan-bukan. Pada saat itu juga Via membuka kedua matanya. Ya, walaupun sebenarnya dia sudah sadar sejak bidan datang tadi."Via, elo kenapa?" tanya Yulia cemas."Kami cemas tau," tambah temannya yang lain."Gak tau deh, seperti biasa. Kalau lagi datang bulan pasti pusing liat darah," sahut Via lemas.Mereka semua bertanya-tanya kenapa Rizal sangat baik pada Via, dan gadis itu juga tidak tahu. Sebab, ia merasa kalau sang guru memiliki rasa yang sama seperti ia rasakan.Bel berbunyi, semua anak murid masuk ke dalam kelas. Sedangkan Via, masih di UKS, sebab kepalanya masih terasa pusing."Rasanya bisa memeluk baju Rizal, aku sangat bahagia," gumam Via sambil memeluk kemaja milik sang guru.Setelah rasa pusingnya berkurang, Via menutupi roknya dengan kemeja Rizal. Kemudian berjalan dengan perlahan menuju kelas. Terlihat semua murid sudah tidak ada.Karena, jam istirahat sudah tiba. Yang ada di sana hanya Rizal tengah memeriksa tugas sekolah pada muridnya. Kemudian Via menghampiri pria itu."Pak, terima kasih sudah memberikan kemeja Anda," ujar Via pelan.Rizal langsung menoleh dan melihat Via ada di hadapannya. Pria itu terkejut, karena sang murid berkata lembut dan sopan. Tidak seperti biasa, yang selalu ketus plus tidak memiliki kesopanan padanya."Sudah sana! Menggangu pekerjaan saya saja!" usir Rizal dengan ketus.Hal itu membuat Via kesal dan bergegas pergi menuju bangkunya. Kemudian duduk sambil terus menatap sang guru dengan kesal."Dasar psikopat! Sudah dilembuttin. Malah tetap galak!" gram Via sambil terus menatap Rizal yang tengah memeriksa tugas anak muridnya.Gadis itu sangat mengagumi ketampanan Rizal walaupun pria itu galak padanya. Bahkan, rasa cinta juga sudah mulai tumbuh di dalam hatinya. Padahal, Via sudah berusaha agar dia tidak jatuh cinta pada guru galak tersebut.Rizal menyadari kalau Via tengah menatap dirinya sejak tadi. Membuat dia deg-degan terasa jantungnya akan copot. Bahkan, ia berkeringat karena grogi."Hey! Ngapain ngeliatin saya terus!" bentak Rizal, spontan Via langsung membuang pandangannya ke arah lain.Rizal bernapas lega, karena gadis itu sudah tidak melihat dirinya lagi dan jantungnya aman. Bahkan, keringat yang tadinya terus mengalir, kini sudah berhenti."Aman," gumam Rizal sambil melanjutkan kembali pekerjaannya.***Pada hari Minggu ini, Via pergi menuju kost Rizal. Sebab, ingin mengembalikan kemaja milik pria itu. Ya walaupun, lebih tepatnya ingin melihat wajah guru taman tersebut.Setelah sampai di depan kots sang guru, Via langsung turun dari motor dan berjalan sambil membawa kemeja milik Rizal. Kemudian, mengetuk-ngetuk pintu kosan pria itu dengan pelan."Permisi, Pak Rizal!" Via terus-menerus mengetuk-ngetuk pintu kosan sang guru, membuat pria itu yang masih tidur langsung terbangun.Rizal mendengar suara yang sangat mengusik hati dan pikirannya, kemudian cepat-cepat mengintip dari sebalik jendela."Ya ampun! Itu Via," pekik Rizal.Pria itu langsung cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci muka serta menggosok gigi. Kemudian, berganti baju dan memakai parfum, setelah itu merapikan penampilannya."Mau ngapain sih tuh anak ke sini? Menggangu saja!" gumam Rizal sambil berjalan membuka pintu kosannya.Via sangat terpana akan ketampanan Rizal. Bahkan, pria itu benar-benar sangat harum. Membuatnya seperti terhipnotis dan hanya diam."Hey! Mau ngapain kamu ke sini?!" tanya Rizal ketus.Namun, Via hanya diam, karena belum sadar dari lamunannya dan terus menatap pria itu dengan dalam. Membuat Rizal kesal, karena jantungnya berdegup kencang saat berdekatan sang murid."Hey! Jawab!" bentak Rizal.Via tersadar dan langsung memberikan kemaja milik pria itu yang sudah dicuci bersih sendiri. Padahal, seumur hidupnya gadis itu tidak pernah mencuci baju, ini kali pertama buatnya."Terima kasih ya, Pak! Sudah meminjamkan saya baju," ujar Via lembut."Sudah, sekarang kamu pulang sana!" usir Rizal sambil bergegas masuk ke dalam dan mengunci pintu kosannya.Hal itu membuat Via kesal, karena dia jauh-jauh datang ke sini hanya untuk mengembalikan kemaja milik Rizal. Namun, pria itu malah mengusir dirinya. Bahkan, membentaknya."Nyesel banget aku datang ke sini! Tapi, dia masih saja galak!" kesal Via sambil bergegas pergi dari sana dengan mengendarai motor miliknya.***Via tengah menuliskan namanya dan Rizal di dalam buku sambil menunggu bel berbunyi. Karena, hari ini dia datang lebih awal hanya untuk melihat Rizal.Namun, nyatanya pria itu belum datang ke kelas. Karena ada rapat dadakan. Bahkan, guru lain yang menggantikannya. Membuat Via bersedih, semua perjuangannya sia-sia.Setelah jam istirahat tiba, Via langsung berjalan mengelilingi sekolah. Berharap bisa bertemu dengan Rizal. Namun, sayangnya tidak."Sebenarnya pak Rizal ke mana ya? Kenapa dia sangat aneh. Tidak mengajar, dan sekarang tidak ada di manapun," gumam Via lirih.Via duduk di bangku panjang yang berada dibawah pohon mangga besar. Kemudian, mengingat kenangannya bersama dengan Rizal waktu itu.Semakin mengingat hal itu, Via semakin merindukan Rizal dan ingin sekali bertemu dengan pria itu.Sudah satu Minggu berlalu, dan Rizal belum juga datang ke sekolah. Membuat Via semakin bersedih dan memberanikan diri bertanya pada kepala sekolah."Permisi Pak, maaf menggangu. Saya ingin bertanya di mana pak Rizal, kenapa dia tidak datang?" tanya Via dengan sopan sambil masuk ke dalam ruangan kepala sekolah."Iya Via, pak Rizal cuti selama dua Minggu. Karena dia akan menikah besok," jawab Pak Edwin pelan.Via terdiam, gadis itu merasa seperti kehilangan oksigen saat mendengar Rizal akan menikah besok. Itu artinya, dia akan kehilangan Rizal untuk selamanya."Via, kenapa ya?" tanya Pak Edwin pelan."Tidak apa-apa Pak, boleh saya minta alamat rumah pak Rizal?" jawab Via dengan pertanyaan."Tentu boleh, jangan lupa hadir dan berikan ucapan selamat untuk dia," sahut Pak Edwin sambil memberikan alamat rumah orang tua Rizal."Tentu saja Pak, saya akan datang dan memberikan ucapan selamat untuknya," sahut Via.Via tersenyum dan menganggukkan kepala, kemudian bergegas pergi dari sana. Kemudian berjalan menuju halaman belakang sekolah menangis tersedu-sedu di sana seorang diri."Kenapa rasanya sakit saat mengetahui dia akan menikah besok?" gumam Via lirih.Gadis itu tidak kuasa menahan kesedihan. Membuat dia menangis tersedu-sedu tidak henti dan ada seseorang yang datang memegang pundaknya."Via!"Bersambung.Rizal terdiam mendengar dokter itu menggantung ucapan, hatinya benar-benar berdebar-debar rasanya dia bingung apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan dokter itu, dan sebenarnya apa yang terjadi kepada sang anak apakah sangat fatal atau tidak?“Tapi apa ya Dok, bisa jelaskan tidak kepada saya? Saya benar-benar sangat cemas apakah anak saya baik-baik saja?" tanya Rizal dengan sangat cemas.“Anak kalian tidak apa-apa. Tapi, dia harus mendapatkan perawatan sedikit karena berat badannya tidak memenuhi standar bayi yang pada umumnya. Tidak apa-apa Pak, tenang saja ini hanya untuk satu minggu saja setelah itu berat badannya sudah normal, nanti dia bisa keluar dari ruangan inkubator," jelas Dokter itu, membuat Rizal tenang kemudian dia pun menenangkan sang istri agar tidak bersedih. “Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya urus semuanya dulu ya," pamit Rizal dan dia pun kembali menemani sang istri. Setelah itu istrinya dipindah
Tidak berselang lama akhirnya teman-teman Via datang dan memberikan semangat untuk wanita muda itu, agar tidak cemas dan tidak khawatir dan meyakinkan bahwa dirinya juga sangat akan baik-baik saja setelah melakukan operasi nantinya.Via pun sangat senang diberikan semangat seperti itu dari orang-orang terdekat sahabat, hanya sang mertua yang belum sampai tetapi dia juga sudah senang karena mertuanya sudah menelpon, dan memberikan semangat untuknya hal ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya.“Terima kasih ya kalian semua baik sekali memberikan semangat, dan datang ke sini membuat aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian semua. Terima kasih sudah memberikan doa yang terbaik ya untuk kami dan juga baby Vizal," ucap Via dengan sangat lembut, wanita muda itu memberikan nama sang anak Khairul Vizal karena anak mereka saat USG jenis kelaminnya laki-laki.Nama Vizal diberikan oleh Via karena nama gabungan dari
Hari-hari yang dilalui oleh Rizal dan Via sangat membahagiakan untuk mereka berdua karena semakin hari semakin dekat mereka akan bertemu dengan calon anak pertama mereka, tepat hari ini usia kehamilan dia sudah memasuki bulan ke-9 dan mereka pun tinggal menunggu hitungan hari saja, untuk anak pertama mereka lahir ke dunia ini berbagai macam sudah mereka siapkan, dari kamar tidur perlengkapan bayi, sampai acara turun tanah sang anak juga sudah disiapkan dengan bersamaan acara pernikahan Zaskia dan juga Rendra.Hari ini dia sudah berada di rumah sakit karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda ia ingin melahirkan karena dirinya sendiri lah yang ingin melahirkan secara normal tidak Caesar.“Sekali lagi maaf Bu Via. Karena, tidak ada tanda-tanda sebaiknya kita melakukan kaisar Karena saya takut nantinya Ibu dan anak takutnya kenapa-napa. Karena, usia kandungan Ibu semakin bertambah dan tidak ada tanda-tanda Ibu akan melahirkan, seperti wanita hamil pad
Hari ini Via dan Rizal berada di pantai mereka berdua tengah menyusuri pantai dengan perlahan. Karena, Via sendiri yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai dengan hembusan ombak, hembusan angin kencang membuatnya benar-benar sangat tenang dan jauh lebih bahagia lagi.Rizal pun terus menggandeng tangan Via takut sama istri kenapa-napa, dan mereka pun berhenti di dekat pondok dan duduk di sana sebentar karena takut dia kelelahan karena wanita itu tengah mengandung sekarang."Ayolah sayang, kita berjalan lagi perjalanan kita masih panjang, aku mau kita sampai ke depan sana meminum air kelapa setelah itu kita pulang. Ya," rengek Via dengan sangat manja. Tapi, Rizal sama sekali tidak mendengarkan permintaan wanita itu. Karena, dia sangat mencemaskan bayi yang ada di dalam kandungan Via."Tidak sayang, saya tidak ingin kamu kenapa-napa kamu istirahat terlebih dahulu baru kita berjalan lagi ke sana. Setelah itu minum air ke
Via dan Rizal sangat bahagia karena mereka kini telah kembali bersama lagi. Karena, penghancur rumah tangga mereka sudah pergi jauh-jauh dari kehidupan mereka, dan kini ia pun bersama dengan Rizal sudah pulang ke rumah mereka, betapa bahagianya pria itu karena beberapa minggu ini dia benar-benar sangat sunyi di rumah sendirian sang istri dan calon anaknya pergi darinya."Bahagia sekali ya karena pengganggu itu tidak ada lagi di sini, hanya kita dan calon anak kita saja untungnya kita pandai mencari situasi dan mencari barang bukti, dan benar saja kan nyatanya memang dia ingin menghancurkan rumah tangga kita. Tapi sayangnya semua itu gagal dia menghancurkan dirinya sendiri tanpa dia sadari," ucap Via dengan sangat lirih."Sudah sayang, tidak apa-apa sekarang kita sudah bersama lagi jangan pikirkan dia! Karena, tidak ada gunanya memikirkannya sekarang yang terpenting adalah kamu dan juga baby kita ini untuk sehat selalu sampai persalinan nanti, saya sangat tidak sabar bertemu dengan dia
2 Minggu kemudian.Hari ini adalah hari yang membuat Rizal deg-degan karena dia akan mengetahui hasil tes DNA dirinya dan juga Iqbal, ya walaupun sudah tahu hasilnya apa tapi dia deg-degan bagaimana reaksi semua orang yang sudah membunuhnya selama ini. Karena dia memang benar tidak pernah menyentuh Zahra sedikitpun."Pak Rizal ini hasil tes DNA antara Anda dan juga Iqbal, semoga semuanya seperti yang Anda harapkannya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Anda," ucap Dokter itu sambil memberikan hasil tes DNA milik Rizal dan juga Iqbal."Terima kasih banyak ya Dok sudah membantu saya! Saya berharap semua sesuai keinginan saya," sahut Rizal dengan lembut."Semoga saja ya Pak, kalau begitu saya permisi dulu karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," pamit Dokter itu sambil berlalu pergi, dan harapan Rizal dan pria itu pun pergi juga karena dia ingin segera memberikan hasil tes DNA ini ke