Seika keluar dari kamarnya, ia memakai kemeja pink dan celana kain berwarna silver, rambutnya di biarkan tergerai.
Seika berjalan lurus lalu berbelok ke kanan menuju pintu depan, namun di ruang tengah ia bertemu dengan Kenichi yang sedang duduk sambil membaca koran pagi. Ia selalu memakai yukata jika berada di rumah.
"Kau mau kemana?" tanya Kenichi sembari meletakkan koran di atas meja.
"Aku mau cari pekerjaan, sudah lama aku menganggur" jawab Seika.
"Kalau masalah pekerjaan, kau bisa kembali bekerja di klinik lamamu" jelas Kenichi.
Seika menatap curiga.
"Kau pikir semudah itu aku bisa kembali bekerja disana?" tanya Seika bingung.
"Aku sudah mengaturnya, jadi kau bisa kembali bekerja disana minggu depan" ujar Kenichi.
Seika terkejut. Semudah itu ia langsung bisa bekerja kembali?.
"Kalau begitu, aku bekerja hari ini saja" u
"SE..." ucapan para anak buah Kenichi terputus ketika melihat pimpinan mereka berjalan sembari menggendong Seika ala bridal style yang tertidur karena kelelahan."Kalian sudah bekerja keras, segera istirahat" perintah Kenichi pelan.Para anak buah Kenichi membungkuk hormat secara serentak lalu tersenyum melihat raut wajah bos mereka yang senang. Anee-san adalah memang gadis yang tepat untuk kumicho, pikir mereka.Kenichi berjalan menuju kamarnya, Akira yang sudah berada di rumah segera membukakan pintu kamar dan menggelar futon. Kenichi meletakkan Seika dengan hati hati, takut membangunnya.Ia melepas sepatu dan kedua sarung tangan Seika kemudian menyelimutinya.Kenichi tersenyum lembut menatap Seika, ia membelai pipi gadis yang sangat ia cintai dengan lembut lalu mengambil tangan Seika dan mengecupnya dengan penuh cinta.Seika terisak pelan dalam tidurnya, airmata menetes
Akira berjalan masuk ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Namun matanya membesar ketika melihat Seika yang sedang mempersiapkan makan siang dengan telaten."Selamat siang" sapa Seika tersenyum. Ia sangat jarang berbicara dengan pria yang satu ini karena sikap diam dan misterius yang selalu ia perlihatkan.Bukannya menjawab sapaan Seika, Akira malah berbalik badan dan keluar dari cepat setengah berlari."Hei, kenapa?" tanya Seika yang melongokan kepalanya ke lorong rumah dan bingung ketika tidak mendapati Akira.Seika mengangkat bahu tidak peduli lalu kembali melanjutkan aktivitasnya."Michi-chan, apa menu makan siang kita hari ini?" tanya seorang laki-laki yang Seika kenal bernama Daiki.Daiki melototkan matanya ke arah Seika lalu menutup matanya dan berbalik badan."Aku tidak melihat apa apa" ujar Daiki beberapa kali.Seika kembali
"Hati-hati dijalan" Seika mengantar kepergian Kenichi sampai ke pagar depan rumah."Aku berangkat" Kenichi mencoba mengecup kening Seika namun gadis itu segera menghindarinya."Biarkan aku melakukannya, anggap saja sebagai nutrisiku selama tidak melihatmu untuk beberapa hari ke depan" Kenichi mencoba bersikap manja."Kau berlebihan, sudah pergi sana" Seika mendorong dada Kenichi, wajahnya mulai memanas namun raut wajah kesal membuatnya terlihat lebih manis.Mereka bahkan tidak menjalin hubungan asmara apapun, apa-apaan dengan sikap yang sudah seperti suami istri itu.Kenichi mendecak kesal, Seika hanya menghela napas namun beberapa detik kemudian matanya melotot ketika merasakan hangatnya bibir Kenichi di keningnya."Hehe" Kenichi tertawa bodoh.Seika mengerang kesal. "Kau pia mesum" ucap Seika setengah berteriak. Ia menatap para anak bua
Shigeo mendorong tubuh Seika ke dalam sebuah kamar tidur. Seika jatuh berbaring di atas tempat tidur. Shigeo menghampiri Seika dan mencengkeram wajahnya, menyuruhnya untuk menatap matanya. Namun Seika menundukkan pandangan ke arah lain. Kau harus berani Seika, jangan menangis. Percuma kau menangis karena tidak ada orang yang menolong sekarang ini, sugesti Seika merapalkan kata-kata tersebut beberapa kali dalam hati, ia mengeratkan giginya supaya tubuhnya tidak terlihat bergetar. Seika memalingkan wajahnya dengan kasar. Shigeo hanya tertawa terkekeh lalu berdiri dan duduk di kursi tidak jauh. "Kau berusaha untuk terlihat tidak takut tapi tidak dengan matamu Seika" ujar Shigeo menyeringai. Nyali Seika menciut mendengar perkataan Shigeo, namun Seika tetap mencoba bersikap kuat dan tenang. "Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kalau kau berpikir bisa menjebak Kenichi karena
"Selamat datang di kediamanku, ini pertama kalinya kau kemari" ujar Shigeo merentangkan tangannya menyambut kedatangan Kenichi sambil tersenyum senang. "Dimana Seika?" tanya Kenichi to the point. Kenichi datang bersama dengan Akira, Kaede dan beberapa anak buahnya yang sebagian berjaga diluar rumah. Shigeo tersenyum lebar. "Kau begitu menyukai Seika sampai terbang langsung kemari dari Seoul, apa menyenangkan disana?" tanya Shigeo bercanda. "Aku tanya dimana Seika?" tanya Kenichi kembali dengan menekan setiap kata-katanya. Shigeo masih tersenyum senang. "Dia ada didalam, masuklah. Aku akan menyunguhkan teh yang enak untukmu" jawab Shigeo sambil mempersilahkan Kenichi untuk masuk ke dalam rumahnya. Kenichi menatap tajam kepada Shigeo lalu berjalan masuk ke dalam rumah kelompok Sumiyoshi-kai, percuma ia bersikeras karena Shigeo akan s
"Kau sedang apa?" tanya Shigeo yang berdiri menyandar di dinding samping pintu. Seika terkejut dan menoleh ke arah sumber suara lalu mendecak kesal ketika menemukan Shigeo yang berdiri tenang tanpa bersalah. "Aku tau ini rumahmu, tapi bisakah kau tidak masuk seenaknya ke kamar orang lain?" gerutu Seika. Ia bernapas lega karena laki-laki itu masuk ketika ia sudah selesai memakai bajunya, entah apa yang terjadi jika Shigeo melihatnya yang hanya memakai bathrobe. "Aku minta maaf" ujar Shigeo Seika menoleh ke arah Shigeo dan menatap bingung. Laki-laki itu berubah dengan sangat cepat, baru dua hari yang lalu ia mencoba menciumnya paksa dan melecehkannya namun sekarang tatapan pria itu menjadi lembut ketika menatapnya. Sekelebat tentang Shigeo mabuk tadi malam masuk ke dalam pikirannya membuat Seika buru-buru memalingkan pandangannya, takut akan ada kejadian buruk yang mas
Seika menoleh ke arah pintu kamar ketika pintu dibuka dari luar, Shigeo tersenyum kepada Seika. "Dinner time" ujar Shigeo menyuruh Seika untuk bergabung ke ruang makan. "Aku makan dikamar saja ya, kepalaku se..." "Jangan mencari alasan, kita akan makan malam hanya berdua jadi kau tidak perlu khawatir" ujar Shigeo memotong ucapan Seika. Seika mencibir dalam diamnya. "Aku tunggu di ruang makan" ujar Shigeo lalu keluar dari kamar Seika. Seika mengikuti Shigeo sambil memayunkan bibirnya karena kesal. "Kita makan sushi?" tanya Seika menatap ke arah meja makan yang dipenuhi oleh sushi berbagai jenis. "Kenapa kau tidak suka?" tanya Shigeo Seika menggelengkan kepalanya. Tentu saja ia suka, siapa yang tidak suka dengan sushi, dengan senang Seika mengambil tempat duduknya kemudian memenjamkan matanya seraya mengucapkan 'itt
Seika berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan wajah cemas, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun tidak-ada tanda tanda kemunculan Michio di rumah Shigeo. Ia sudah memakai kemeja dan celana kain yang ia pakai saat Shigeo menculiknya. "Apa aku salah tempat?" tanya Seika kepada dirinya sendiri. Karena sangat panik, Seika jadi tidak bertanya apapun kepada Michio mengenai pelarian dirinya, ia merutuki dirinya karena begitu bodoh tidak menanyakan hal sepenting itu. Seika melirik ke arah pintu kamarnya dengan waspada, semenjak siang tadi ia tidak bertemu dengan Shigeo, sepertinya ia sedang tidak berada di rumah karena Takeshi yang notabene anak buah kepercayaannya juga tidak menemuinya. Hal itu membuat Seika menjadi sedikit lega karena tidak harus berhadapan dengan Shigeo jika melarikan diri nantinya. Sebenarnya Seika tidak enak hati melarikan diri karena selama berada di rumah