Share

Chapter 8 - Memori milik Kenichi

Kenichi mengangkat tinggi gelas wine ke arah para anak buahnya, mereka sedang berada di salah satu club malam yang terkenal di Macau untuk merayakan keberhasilan bawahannya dalam mengelola usaha yang berada di Macau. Suara dentaman musik membuat suasana sangat pas untuk melepas stres entah karena kerja atau pun karena masalah hidup.

"Untuk kesuksesan kita bersama" ucqp Kenichi dengan suara lantang.

Para anak buah Kenichi mengikuti perkataan pimpinan mereka sambil mengangkat tinggi gelas wine.

"Kampai" teriak mereka bersama lalu mulai meneguk minuman beralkohol.

Dua orang wanita berbaju seksi menghampiri Kenichi dengan langkah sensual. Mereka duduk disisi kiri dan kanannya dan membelai bahunya dengan tatapan penuh hasrat.

"Aku ingin sendiri malam ini, sebaiknya kalian goda Akira saja" ucap Kenichi sembari melepaskan tangan sang wanita dari bahunya.

Kedua wanita itu mencoba bersikap manja agar Kenichi merubah keputusannya, namun tatapan datar Kenichi membuat mereka langsung berdiri dan menghampiri Akira seraya menawarkan minuman.

"Maaf, aku gay jadi aku tidak tertarik dengan kalian" tolak Akira dengan muka datar.

Kenichi tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Akira. Sedangkan kedua wanita seksi tersebut melenggang pergi sambil menggerutu tidak jelas. malam ini adalah malam paling sial bagi mereka.

"Mengapa kau tidak mencoba bersenang-senang Akira?" tanya Kenichi yang masih terkekeh.

"Aku tidak ingin menurunkan fokusku karena alkohol karena itu akan meresikokan keselamatan anda kumicho" jelas Akira.

"Tsk. Kau selalu kaku seperti biasanya" ujar Kenichi lalu menuangkan Baiju, minuman keras yang berasal dari China ke gelas Akira.

"Minumlah, kau harus melepaskan kekakuanmu malam ini, dan itu perintah" ujar Kenichi sambil menawarkan gelas wine kepada Akira.

Akira mengambil gelas dari tangan Kenichi lalu membungkukkan badannya berterima kasih lalu meneguk Baiju dengan sekali tegukan.

"Bagaimana dengan kabar Seika?" tanya Kenichi menatap menerawang memikirkan gadis kesayangannya.

"Anee-san baik baik saja, sekarang ia sudah bekerja disebuah klinik di Hokkaido" jawab Akira.

Kenichi menatap gemerlapnya lampu disko dengan tatapan melankolis, ia sangat merindukan Seika, malaikat penolongnya. Namun karena pekerjaan membuatnya menahan keinginan untuk terbang pulang ke Tokyo dan ia juga ingin memberikan kebebasan terakhir kepada Seika untuk menikmati hidup tanpa dirinya, karena setelah itu Kenichi akan mengambil gadis miliknya untuk berada disisinya sepanjang hidupnya. Kenichi tersenyum ketika teringat perkataan 'okaeri nasai' Seika sambil tersenyum kepadanya.

&&&

Seika berjalan di jalan setapak sambil tersenyum senang tidak memperdulikan tatapan aneh dari orang-orang yang melewatinya, hari ini ia sangat yakin bahwa hidupnya benar benar terlepas dari genggaman Kenichi, buktinya laki-laki itu tidak menyuruh anak buahnya untuk menangkapnya, sebelumnya Seika masih ragu dengan kebebasan yang ia dapatkan, karena rencananya untuk kabur berhasil tanpa ada kendala sedikitpun membuatnya curiga apakah ada konspirasi di dalamnya namun sekarang ia sangat yakin bahwa itu hanya perasaan paranoidnya saja.

"Pencuri!! Pencuri!!" teriak seorang wanita yang memakai setelan kerja.

Seika menoleh dan melihat seorang laki-laki yang memakai jaket hoodie, memakai topi hitam yang berlari ke arahnya. Seika mengayunkan tas kerja miliknya dengan kuat ke arah laki-laki yang sedang lengah karena menatap ke belakang, sang pencuri itu pun terjatuh.

Seika langsung memelintir lengan si pencuri dengan kuat membuat pria tersebut berteriak kesakitan. Tidak lama kemudian polisi yang berjaga di pos yang tidak jauh dari tempat kejadian berlari menghampiri Seika.

Polisi kemudian mengambil alih cekalan tangan pada sang pencuri lalu memaksanya untuk berdiri, sang pencuri memberontak dan mendorong tubuhnya untuk mendekati Seika lalu memandang tepat di mata Seika dengan penuh kebencian.

Bola mata Seika membesar karena terkejut lalu jatuh terduduk. Tangannya bergetar. Sekelebat masa lalu sang pencuri yang memperkosa seorang gadis SMA memenuhi kepala Seika menyebabkannya susah untuk bernapas. Orang-orang berdatangan dan menanyakan apakah Seika baik-baik saja. Seika tidak menjawab, ia mencoba menenangkan dirinya. Setelah tenang dan mendapatkan kembali tenaga di kakinya, Seika langsung melangkah cepat menuju klinik tempat ia bekerja.

&&&

Seika menghela napas beberapa kali untuk bermeditasi, matanya terpejam mendengarkan suara kata amitaba. Perlahan ingatan Seika tentang masa lalu mengerikan milik sang pencuri tadi siang menjadi sirna. Inilah caranya untuk menghilang memori buruk yang bukan miliknya, ia bermeditasi sederhana, walaupun tidak selalu berhasil namun cukup membantunya untuk tenang.

Perlahan-lahan pikiran Seika menjadi kosong menuju ke alam mimpi.

&&&

Seika membuka mata perlahan lalu tersenyum ke arah langit-langit apartemen yang di sinari oleh matahari pagi, ia duduk dan menggerakkan badannya ke kiri kanan untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku.

"Another wonderful day" gumam Seika kepada dirinya sambil tersenyum senang.

"But it's over now" suara bass rendah dari ujung kamar membuat Seika menoleh dengan cepat dan terkejut melihat Kenichi berdiri bersandar di dinding dengan lengan yang dilipat ke dada seraya menatap Seika dengan tatapan datar.

Tubuh Seika bergetar, ia tidak akan pernah menyangka bahwa Kenichi akan menemukannya dengan sangat mudah.

"Apa yang kau tunggu? Cepat ganti baju, aku akan menunggumu di mobil" ujar Kenichi lalu beranjak keluar apartemen.

Pikiran Seika menjadi blank, ia terlalu terkejut akan kemunculan Kenichi yang sangat tiba-tiba, Seika menatap lantai apartemen dengan tatapan kosong.

"Jangan berpikir untuk kabur, anak buahku sudah berjaga di sekeliling daerah ini" ujar Kenichi di ambang pintu lalu menutup pintu apartemen dengan pelan.

Seika melepaskan napas yang ia tahan setelah Kenichi menghilang di balik pintu, tangannya bergetar. Berakhir sudah hidupnya, Kenichi pasti tidak akan mengabaikan aksi kaburnya begitu saja.

Seika berjalan dengan cepat, bahkan gadis itu tidak berpikir untuk mandi, yang terpenting sekarang adalah menuruti perintah Kenichi, ia terlalu takut untuk sekedar membantah satu kata pun yang keluar dari mulut laki-laki itu.

Sepanjang perjalanan dari Hokaido menuju Kobe, Kenichi hanya diam membuat Seika bertambah takut, memarahinya lebih bagus dari pada diam seperti ini, Seika mengepalkan tangan mencoba menahan takut. Berbagai kemungkinan terburuk menyelinap masuk ke dalam pikirannya membuat napas Seika semakin berat.

Beberapa lama kemudian mobil memasuki pekarangan rumah, para anak buah Kenichi sudah menunggu kedatangan mereka, Akira membukakan pintu mobil. Kenichi keluar dan berjalan begitu saja tanpa memperdulikan Seika yang masih duduk mematung.

Seika juga keluar dengan gerakan pelan, ia menundukkan pandangannya sepanjang jalan, gerakan Kenichi yang ingin meraih lengannya membuat Seika tersentak dan reflek menampar tangan Kenichi.

"Jangan menyentuhku" ujar Seika setengah berteriak karena kaget.

Kenichi berdecak kesal lalu mencengkeram lengan Seika, menariknya paksa untuk masuk ke kamarnya.

Kenichi menarik Seika ke dalam pelukannya.

"Apa yang kau lakukan, lepaskan aku" ujar Seika sambil memberontak dalam pelukan Kenichi.

Penolakan Seika membuat Kenichi semakin kesal.

"Mengapa kau begitu membenciku sampai tidak mau aku sentuh?" tanya Kenichi kesal.

Tangannya melepaskan sarung tangan Seika dengan kasar, ia tersentak lalu menatap Kenichi tepat di matanya.

"Kenapa? Kau tidak berpikir aku tidak akan berbuat ini kepadamu kan?" tanya Kenichi menyeringai, tidak memperdulikan lagi tatapan ketakutan yang Seika perlihatkan, yang ada dipikirannya adalah menyentuh sang gadis pujaan hatinya tanpa halangan apapun.

Mata Seika membesar ketika sebuah kejadian menyelinap masuk ke pikirannya tanpa bisa ia cegah.

&&&

Kenichi mendobrak sebuah pintu apartemen lalu berjalan masuk dengan menggenggam sepucuk pistol.

Door!

Door!

Door!

Kenichi langsung menembaki dengan cepat tiga orang yang berada di dalam ruangan dengan tenang namun cepat, seorang pria bertubuh gemuk terkejut dan mencoba untuk mengambil sepucuk pistol di dalam laci namun kalah cepat dengan Kenichi. Ia meletakkan pistol tepat di kepala laki laki itu, sang korban langsung mengangkat tangannya.

Akira dan dua anak buah Kenichi lainnya langsung mengobrak abrik ruangan apartemen, mencari sebuah koper yang seharusnya menjadi milik mereka. Milik kelompok Yamaguchi-gumi.

"Dimana kopernya?" tanya Kenichi menatap tajam ke arah pria bertubuh buntal.

"Aku tidak mempunyainya" jawab laki-laki itu dengan wajah pucat.

"Itu bukan jawaban yang kuharapkan, aku tanya sekali lagi dimana kopernya?" tanya Kenichi menekan pistol ke kepala laki-laki itu.

"Aku sungguh ti.. tidak tau dimana koper itu sekarang, seseorang mencurinya dariku Kenichi-san" jelas laki laki itu takut.

"Kau tau dia dari kelompok mana?" tanya Kenichi

"Ak.. Aku tidak tau, sepertinya ia orang baru" keringat dingin yang mulai terlihat di kening laki-laki tersebut

Door!

Kenichi menembakkan kepala laki laki itu, ia menendang meja yang ada di depannya dengan kesal.

"Aku tidak menemukan koper itu dimana pun kumicho" lapor Akira yang sudah selesai memeriksa seluruh ruangan.

"Shit" gerutu Kenichi penuh amarah.

&&&

Seika mematung menatap mata Kenichi, memori tentang Kenichi membunuh orang lain masuk ke dalam pikirannya membuat Seika menjadi linglung sangking mengerikannya ingatan tersebut. Kenichi merobek baju dibagian bahu Seika dengan kesal, pikirannya sedang tidak menentu karena kehilangan property berharga dan sekarang ditambah sikap Seika yang seperti jijik akan dirinya membuat emosi yang sekuat tenaga Kenichi pendam menguar tanpa bisa ia cegah.

Airmata Seika berjatuhan, ia menangis dalam diam bahkan matanya tidak berkedip. Ia masih sangat takut dengan memori masa lalu Kenichi, ditambah perlakuan Kenichi yang seakan ingin memperkosanya. Pikirannya mendadak blank.

Airmata Seika membuat Kenichi tersentak sadar, ia sudah menyakiti gadis yang ia cintai. Kenichi berdecak kesal, ia melepaskan cengkeramnya dari tubuh Seika lalu berjalan keluar kamar.

Seika menatap pintu kamar dengan perasaan kalut, ia jatuh terduduk, tubuhnya bergetar hebat bahkan ia tidak punya tenaga untuk menggerakkan badannya sendiri. perlahan isakan Seika pecah, ia terisak kuat sampai membuatnya hampir tidak bisa bernapas. Ia terbatuk-batuk sesaat dalam tangisan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status