Home / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 177. Ada yang Menguntit

Share

bab 177. Ada yang Menguntit

last update Huling Na-update: 2025-04-24 23:39:38

Marco tiba di Kota Cirebon saat tengah malam. Dia menuju sebuah penginapan kecil milik kerabatnya, bernama Sunedi. Sebenarnya Sunedi bukan kerabat berdasarkan hubungan darah. Dulunya Sunedi adalah sopir di rumah Pak Waluya, kakeknya Marco. Sudah sejak remaja Sunedi bekerja di rumah Pak Waluya.

Pak Waluya selagi muda adalah PNS Dinas Pertanian Jawa Barat. Pak Waluya pernah bertugas di wilayah Pantura. Di pantura itulah dia bertemu Sunedi, anak yatim tamat SD yang sering datang ke dekat kantor Dinas Pertanian untuk ngarit, menyabit rumput. Sunedi bekerja sebagai pemelihara kambing milik tetangganya. Kerap kali anak itu ngarit di dekat kantor Pak Waluya pada sore hari, dan tampak lapar, karena belum makan sejak pagi. Sunedi sering diajak makan di kantor itu. Pak Waluya kemudian pindah tugas ke Bandung, Sunedi dibawanya dengan persetujuan keluarga anak itu. Sunedi disekolahkan di Bandung hingga tamat STM bidang otomotif.

Pak Waluya memilh pensiun di usia 52 tahun. Beliau pensiun bukan kar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mencintai Seorang Climber   bab 200. Foto Prewedding

    Marco sudah tiba di rumah orang tuanya, di Bandung. Tumben mamanya sudah ada di rumah, ketika Marco datang. Ketika makan malam, papanya juga sudah pulang dan makan bersama. Benar-benar moment langka buat Marco.“Jangan kabur-kaburan terus!” ucap Pak Ardi pada putranya, saat usai makan malam.“Aku kan, pergi ke Jakarta buat wawancara kerja, Pa.”“Pekerjaan itu selalu tersedia buat kamu, di perusahaan yang sudah papa bangun selama puluhan tahun. Tapi kenapa kamu malah mencari-cari pekerjaan di perusahaan milik orang lain?”“Beri aku waktu tiga bulan, untuk menunggu panggilan kerja. Kalau dalam waktu tiga bulan, nggak ada panggilan kerja, nanti aku ikut Papa.”“Tiga bulan terlalu lama.” tukas Ibu Marianne. “kalau bulan depan kamu belum dapat panggilan kerja, kamu kerja ikut Papa! Kalau kamu kelamaan nganggur, nanti malah keluyuran terus!”“Aku nggak nganggur Ma, aku punya usaha yang menghasilkan uang.”“Kalau kamu bekerja di perusahaan Papa, kamu bakal lebih disiplin.” ucap mamanya, “ngg

  • Mencintai Seorang Climber   bab 199. Membalas Rasa Sakit

    Ponsel Marco berbunyi, ternyata panggilan dari mamanya.“Iya Ma ....”“Kamu ada di mana, Marco? Sepupumu bilang kamu sudah pulang kemarin siang, tapi sampai sekarang kamu belum balik ke rumah.”“Aku ada perlu sebentar ke rumah teman .... nanti aku pulang.”“Rumah teman di mana? Di Cirebon? Kamu bolak-balik mendatangi Maryam? Benar kan?”“Iya Ma ....”“Jangan bilang kalau kamu sudah nekad nikah siri dengan Maryam!”“Nggak Ma, belum ....”“Kamu menjalin hubungan lagi dengan Maryam?”“Iya Ma, karena aku sudah merasa cocok dengan Maryam.”“Cocok apa maksud kamu?”“Maryam yang paling cocok jadi istriku.”“Tapi mama nggak cocok sama Maryam.”Marco terdiam sejenak, dia tidak mau berdebat dengan mamanya, apalagi melalui ponsel,“Nanti aku pulang, Ma.”“Hari Sabtu pagi kamu harus sudah ada di Bandung. Bisa, kan?”“Ada acara keluarga ya, Ma?”“Ya, kamu harus hadir. Bisa kan? Harus bisa!”“Iya Ma.”Pembicaraan selesai. Hari itu hari Jumat. Marco ada di penginapan milik Sunedi. Belum ada kelanjut

  • Mencintai Seorang Climber   bab 198. Ujungnya Damai

    Marco dan Maryam sedang bicara lewat ponsel.“Marco, kalau benar bukan Daffa pelakunya, apakah mungkin ... adiknya adalah pelaku sesungguhnya dari kebakaran rumah Irma?”“Adiknya, atau bisa saja emaknya. Si Daffa sepertinya pasang badan buat pelaku sebenarnya.”Marco teringat, bahwa dirinya pun pernah pasang badan untuk papanya. Hanya bedanya, saat itu Marco tidak jadi tersangka, dia hanya memberikan alibi buat seorang wanita yang merupakan istri siri papanya. Namun, ternyata akibatnya fatal karena Maryam mengira dirinya punya hubungan pribadi dengan wanita itu. Saat itu bahkan Maryam membatalkan rencana pernikahan mereka.Kali ini, Marco dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Daffa. Seperti dirinya dulu, niat awal hanya untuk menutupi kesalahan papanya karena menikah lagi, ujung-ujungnya rencana pernikahannya yang gagal total. Sekarang hal semacam itu dilakukan oleh Daffa, tapi sepertinya Daffa bakal dapat masalah lebih berat, karena yang dia akui adalah sebuah tindak pidana.“Marco

  • Mencintai Seorang Climber   bab 197. Permintaan Mama

    Marco kembali mendapat panggilan wawancara kerja di Jakarta. Kali ini dari sebuah grup perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan wisata kapal pesiar. Marco teringat wawancara sebelumnya di sebuah perusahaan transportasi udara, bahkan dirinya sudah menjalani tes kesehatan, tapi ternyata belum ada kabar lagi. Marco merasa mungkin dirinya tidak masuk kualifikasi untuk perusahaan transportasi udara itu. Sekarang ada panggilan wawancara lagi, berasal dari perusahaan perhotelan yang sudah punya banyak cabang di Indonesia.Ketika berpamitan pada mamanya, saat sarapan pagi, sang mama tampak tidak suka jika Marco bersikukuh dengan niat untuk bekerja di perusahaan milik orang lain.“Mau sampai kapan kamu menghindar dari keluarga?”“Aku tidak menghindar dari keluarga. Buktinya aku pulang ke rumah Mama.”“Mama sedang ikut pameran fashion, kamu mau antar Mama?”“Kapan?”“Hari Sabtu ada fashion show di Sabuga, mama menampilkan busana pengantin klasik dan muslimah. Kamu antar mama, ya?”Marc

  • Mencintai Seorang Climber   bab 196. Pelaku Pembakaran

    Polisi memanggil Ruhiyat sebagai pemilik rumah yang terbakar itu. Sebelum memenuhi panggilan polisi, Ruhiyat sudah mengerahkan beberapa orang untuk mencari tahu, apakah benar ada CCTV yang merekam mobil milik anaknya terparkir di minimarket dekat lokasi rumah yang terbakar itu? Selain CCTV yang di minimarket, apakah ada CCTV lain, di dekat rumahnya itu?Dari hasil pengamatan dan penyelidikan anak buahnya, ternyata tidak ada CCTV. Di minimarket itu, CCTV milik minimarket sedang rusak. Polisi mendapat foto mobil dengan plat nomor yang merupakan milik keluarga Ruhiyat, ternyata foto tersebut berasal dari tukang parkir. Bukan sengaja tukang parkir itu membuat foto mobil tersebut, pada mulanya dia hanya iseng merekam kelakuan kucing di halaman minimarket itu, pada pukul sepuluh malam. Minimarket itu sudah tutup pada pukul Sembilan malam. Walaupun sudah tutup, halaman minimarket kerap kali dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk tempat parkir. Dan para juru parkir menjadi penguasa sepenuhnya j

  • Mencintai Seorang Climber   bab 195. Pinjam Rumah

    Pagi hari, di markas polisi wilayah Cirebon, seorang reserse dari Satuan Reskrim, bernama Inspektur Polisi Dua [Ipda.] Jayadi, 25 tahun, melaporkan hasil penyelidikannya.“Rumah milik Almarhum Sugiyono, dijual oleh anak-anaknya. Sebulan lalu rumah itu dibeli oleh Ruhiyat, 50 tahun, seorang pengusaha transportasi. Menurut keterangan Ketua RT. setempat, Ruhiyat menikah dua minggu lalu di rumah itu. Pernikahan siri dengan wanita muda yang menjadi istri kedua. Kemudian ada laporan bahwa istri pertama serta kedua anak Ruhiyat melabrak ke rumah itu, dan melakukan tindak kekerasan serta pengeroyokan terhadap seorang wanita muda bernama Maryam.”“Apakah wanita yang dikeroyok itu istri muda Ruhiyat?” tanya komandan markas.“Bukan. Mereka memang hendak melabrak istri muda Ruhiyat, tapi salah sasaran. Sempat ada laporan polisi tentang kasus pengeroyokan itu, tapi Maryam sudah mencabut laporan. Kasus itu diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi ternyata tadi malam ada yang sengaja membakar rumah Ru

  • Mencintai Seorang Climber   bab 194. Korban Kebakaran

    Seorang pria menghentikan laju motornya di depan pagar rumah Irma. Pria itu tercengang ketika melihat kobaran api di teras, tepat di depan pintu. Segera dia berlari ke halaman rumah itu. Dilihatnya lidah api sudah mulai menjilati pintu dan kusen jendela yang terbuat dari kayu. Dia tidak bisa memasuki rumah melalui pintu depan.“Kebakaran! Kebakaran! Tolong! Tolong!” Pria itu berteriak. Kemudian dia teringat ada pintu satu lagi di samping rumah. Pintu yang terhubung ke ruang tengah. Hanya saja dia belum pernah melewati pintu samping itu, dan seingatnya, belum pernah melihat pintu samping itu dibuka.“Kebakaran! Tolong! Ada kebakaran!” pria itu Kembali berteriak, untuk memberitahu tetangga, karena api bisa merembet ke rumah tetangga. Dia juga bakal butuh bantuan andai pintu samping itu tidak bisa dibuka karena mungkin saja terkunci dari dalam.Benar dugaannya, pintu samping itu terkunci, atau disel0t dari dalam. Sementara di dalam rumah, ada dua orang wanita. Pria itu sudah berusaha ber

  • Mencintai Seorang Climber   bab 193. Menyala

    Marco masih berada di sebuah rest area wilayah Kabupaten Cirebon. Ketika dia sudah memasuki mobilnya, dia melihat kedua pria yang tadi ada di toilet, sedang berjalan menuju tempat parkir. Marco tidak buru-buru menyalakan mobilnya, dia melihat dulu kedua orang itu, apakah naik mobil bersama, atau masing-masing. Ternyata keduanya naik mobil masing-masing. Pria yang pernah ditampar Marco, bernama Daffa, naik mobil berwarna gelap, tapi bukan mobil yang pernah dipakai menabrak pagar rumah Irma. Sedangkan pria yang seorang lagi naik mobil warna silver.Marco mengemudikan mobilnya ke luar dari rest area. Sempat dilihatnya mobil yang dinaiki Daffa mampir dulu di pom bensin yang ada di rest area tersebut. Sedangkan mobil warna silver yang dinaiki oleh rekannya Daffa, sudah melaju ke luar dari rest area itu. Marco tidak peduli lagi dengan kedua orang itu, dia fokus memegang kemudi dan melihat jalan. Rencananya dia tidak akan mampir lagi di rest area. Setelah keluar dari gerbang tol Palimanan, M

  • Mencintai Seorang Climber   bab 192. Banyak Tamu

    Merasa hari itu adalah hari terakhirnya di Kota Cirebon, Marco mengajak Maryam jalan-jalan lagi. Maryam baru dapat waktu luang di atas pukul dua siang, karena dia sibuk membantu di warung nasi emaknya. Pada jam makan siang, warung cukup padat oleh pembeli yang makan di tempat ataupun makanannya dibungkus. Setelah customer surut, cucian piring dan gelas sudah selesai dikerjakan, Maryam mandi dan sedikit berdandan. Dia minta izin pada ibunya untuk jalan-jalan dengan Marco.“Aja suwe-suwe ya Nok, kalian belum halal kalau berdua-duaan.” ucap ibunya. Aja suwe-suwe maksudnya jangan lama-lama.“Hanya sebentar Mak, sebelum maghrib sudah pulang.”Maryam menunggu kedatangan Marco. Tak lama Marco datang, kali ini dia mengendarai mobilnya. Marco sempat masuk ke warung, untuk minta izin pada emaknya Maryam.“Makan dulu!” Itulah ucapan khas emaknya Maryam pada setiap tamu yang datang, maklum saja, namanya juga owner warung nasi.“Terima kasih, Bu, tadi saya sudah makan siang.” jawab Marco.Maryam m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status