Chapter: bab 293. Kawin LagiKusmin sedang duduk di teras belakang rumah Erna, yang berhadapan dengan kamar mandi untuk ART, tempat cuci piring, mesin cuci dan area tanpa atap untuk menjemur pakaian. Hari telah gelap karena malam sudah larut. Kusmin sebenarnya letih, ingin berbaring di kamar. Namun dia malas meladeni pertanyaan istrinya soal ponsel itu. Maka Kusmin memilih duduk di teras, pengin merokok, tapi tidak berani, takut nyonya rumah melihat dan marah. Karena ada juga keluarga yang anti rokok, makanya Kusmin tidak coba-coba menyalakan rokoknya.Kusmin adalah pria berusia 52 tahun, yang telah mengalami berbagai hal tidak menyenangkan dalam hidupnya, lebih banyak sebagai akibat perbuatan buruknya di masa lalu.“Pak!”Kusmin tersentak kaget mendengar suara istrinya.“Eh, kamu belum tidur, Iroh?”Mbok Iroh mendekati teras tempat suaminya sedang duduk. “Pak, tolong bicara jujur, kenapa tiba-tiba kowe mau ikut ke Bandung?”“Saya tidak tega membiarkan kalian berangkat ke tempat baru. Nanti kamu harus berjuang se
Last Updated: 2025-11-01
Chapter: bab 292. Mencari Video PanasMalam itu Bu Marianne datang ke rumah Erna, diantar oleh sopirnya. Bu Marianne tersenyum melihat Maryam.“Maryam, kamu sedang hamil? Sudah berapa bulan?”“Jalan lima bulan, Bu.”“Bagaimana keadaanmu? Kamu capek ya, setelah perjalanan jauh?”“Iya ... eh, tidak apa-apa, saya baik-baik saja, Bu.”Bu Marianne masuk ke kamar itu, meminta Maryam duduk di tepi tempat tidur, dia juga duduk di samping Maryam. Erna turut masuk ke dalam kamar, berdiri di dekat lemari.“Kamu sudah makan malam?” tanya Bu Marianne lagi.“Sudah Bu.”“Sebetulnya saya yang mau berangkat bareng suami ke Makassar, untuk mencari tahu soal Marco. Tapi menjelang berangkat, saya sakit, jadi Erna yang menggantikan saya.”Maryam hanya mengangguk pelan. Erna berdehem.Bu Marianne bicara lagi, “Ayo pulang ke rumah saya!”“Jangan sekarang, Kak!” tukas Erna, “Kang Ardi menitipkan Maryam pada saya, di rumah saya. Nanti tunggu Kang Ardi pulang.”“Bagaimana kalau suamiku masih lama pulangnya?”“Kita bisa menelepon Kang Ardi untuk me
Last Updated: 2025-10-30
Chapter: bab 291. Pulang KampungKusmin berniat mengejar pria itu, untuk menanyakan apakah pria itu ketinggalan ponsel. Namun sesaat kemudian, dia teringat bahwa dia sudah kehilangan pekerjaan sebagai juru parkir di pujasera itu. Digenggamnya ponsel itu, memperkirakan harganya jika dijual.“Aku nggak mencuri barang ini, tapi nemu. Aku lagi butuh uang karena pekerjaanku tiba-tiba hilang. Mungkin hape ini bisa laku di atas lima juta, mungkin lebih.” Gumamnya.Kusmin pulang dengan masih menjinjing travel bag isi baju istri dan anak-anaknya. Tetangganya yang sopir angkot, baru pulang narik, bicara padanya.“Hey Pak Kusmin, tadi saya lihat istrimu menangis di tepi jalan, sambil bawa dua anak. Saya lewat di depannya, lalu dia mencegat angkot saya, minta diantar ke rumah tempat dia biasa kerja. Tapi tadi kan, sudah sore, biasanya jam segitu dia pulang, bukan pergi ke rumah majikan. Kecuali kalau kamu usir dia!”“Tidak! Dia mau pulang kampung, ke Jawa, bareng majikannya.”“Pak Kusmin nggak ikut? Atau nggak diajak?” Tetanggan
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: bab 290. Barang TemuanIroh, ART Maryam, teringat saat bicara dengan suaminya yang bernama Kusmin, menyampaikan niat ingin pulang ke Jawa Barat.“Tantenya Den Marco mau bayarin tiket pesawat. Nanti sampai di Bandung, saya boleh kerja di perusahaan catering miliknya. Kowe juga boleh ikut, Pak, katanya ada pekerjaan buat kowe di sana sebagai pengantar makanan.”“Ah, malas aku! Kerja jadi tukang parkir di pujasera lebih gede duitnya, santai, nggak perlu bangun pagi-pagi.”“Jadi selama ini duitmu banyak, Pak? Kenapa setiap saya minta uang buat beli beras, buat makan kedua anakmu, kowe bilang lagi sepi job, lagi nggak ada uang?”“Hei Iroh, kowe punya gaji dari Den Marco, sering dikasi nasi dan lauknya pula. Kowe sering diajakin makan di restoran sama mereka. Mana pernah aku makan enak di restoran? Kenapa kamu masih minta uang pula sama aku?”“Jadi kamu merasa nggak perlu ngasi nafkah sama kedua anakmu?”“Mereka itu kan, juga anakmu, kutengok setiap hari mereka makan, nggak kekurangan. Kenapa kowe masih mengincar
Last Updated: 2025-10-28
Chapter: bab 289. Hape yang HilangErna sedang memberi penawaran kepada ART di rumah Maryam untuk turut ke Pulau Jawa, dan bekerja di tempat usahanya. Mbok Iroh tampak ragu karena Tante Erna tampaknya tidak ingin suami Mbok Iroh ikut.“Kalau saya pulang ke Jawa, mungkin suami saya juga pengin ikut. Aslinya dia juga orang Jawa, cuma sudah sejak muda ada di Sulawesi karena dulu ikut transmigrasi bedol desa. Desanya sudah tenggelam jadi bendungan.”“Transmigrasi kan, dikasi lahan untuk bertani. Suamimu nggak bertani?”“Kata suami saya, dia kebagian lahan yang kurang subur. Akhirnya dia pergi ke kota untuk kerja di proyek bangunan. Sekarang dia sudah tua, nggak kuat lagi kerja bangunan. Suami saya juga nggak pernah kembali ke desa transmigrasi itu, setelah istri pertamanya meninggal. Suami saya bilang, itu bukan kampung halamannya. Makanya dia tetap tinggal di Makassar. Tapi kalau saya pulang ke Jawa, mungkin dia juga pengin ikut.”“Baiklah Mbok, bilang sama suamimu, kalau dia mau kerja, saya mau juga bayarin ongkos dia ke
Last Updated: 2025-10-25
Chapter: bab 288. Uang TebusanPak Ardi masih bicara dengan Wandi dan Vino, tentang strategi mencari dan membebaskan Marco dari penyanderaan oleh kelompok separatis.Wandi melontarkan sebuah usul, “Kita tawarkan uang tebusan untuk membebaskan Marco. Saya kira para pimpinan kelompok itu juga butuh uang untuk biaya hidup mereka.”Pak Ardi terdiam.Wandi bicara lagi, “Ini hanya usul dari saya, untuk menemukan Marco, dan membawanya pulang dengan aman, tanpa kontak tembak. Jika kita minta bantuan warga lokal, tentu akan ada biaya. Dan jika pimpinan kelompok separatis setuju untuk membebaskan Marco dengan aman, itupun butuh biaya. Saya serahkan semuanya pada keputusan Pak Ardi.”“Kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan?”Vino yang menjawab, “Untuk awal, kita merekrut dulu beberapa orang warga lokal yang akan mencari keberadaan Marco. Mungkin butuh seratus juta untuk awal pencarian.”Pak Ardi meminta asistennya untuk mengambil buku cek. Dia membuka buku itu, siap menulis sejumlah uang, tapi kemudian gerakan tangannya terhe
Last Updated: 2025-10-23