Home / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 248. Menjadi Ibu Sambung

Share

bab 248. Menjadi Ibu Sambung

last update Huling Na-update: 2025-08-13 23:54:57

Maryam tidak mengira bakal bertemu dengan Bi Rumsih, seorang ART yang pernah dilihatnya bekerja untuk keluarga Marco.

“Jadi Bibi berhenti kerja dari rumahnya Marco?”

“Iya, tadinya mah bibi pamit berhenti sama Ibu Marian, karena bibi mau nguruisn orang tua yang sudah sakit parah, di kampung bibi, di Ciwidey. Baru ngurusin enam bulan, orang tua bibi meninggal. Terus bibi cari kerja lagi. Kebetulan ada tetangga yang kerja untuk Bu Farida, katanya Bu Farida perlu pengasuh anak, makanya bibi melamar kerja. Ternyata yang diasuh itu anaknya Den Heru.”

“Mereka baik sama bibi?”

“Baik Neng.”

“Bibi tahu nggak, kenapa saya dibawa ke sini?”

“Tadinya mah, Bu Farida bilang kalau menantunya dari Cirebon bakal datang, bawa bayi, dan bakal diminta tinggal di rumah Bu Farida. Menantunya itu bukan istrinya Den Heru, tapi istrinya Den Bram, anak bungsu Bu Farida, tapi sudah meninggal. Makanya waktu Neng dibawa ke sini, bibi kira Neng itu istrinya Den Bram. Lagipula ada bayi juga yang dibawa.”

“Saya bukan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mencintai Seorang Climber   bab 251. Mengantar Maryam

    Mereka tiba di rumah sakit. Pengacara Heru sudah ada di situ, dia yang sudah berusaha menjadi mediator antara Bu Farida dengan pihak-pihak yang telah melaporkan Bu Farida ke polisi. Pengacara itu juga sudah nenghubungi Polres Bandung, memohon penyelesaian kasus secara kekeluargaan. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa pada awalnya petugas nakes yang telah salah identifikasi, sehingga menimbulkan pelaporan ke polisi oleh keluarga Maryam dan orang tua Utami. Jadi pihak RS menyerahkan penyelesaian pada kedua keluarga tersebut. Karena jika laporan kedua keluarga tidak dicabut, maka pihak nakes RS juga terancam menjadi tersangka, karena nakes itulah yang pertama kali salah menunjukkan pasien kepada Bu Farida.“Mereka sudah dihubungi, sekarang ada di markas Polres Bandung.” ucap staf humas RS. “keluarga Maryam sudah tiba di sana, sedangkan keluarga Utami diwakili oleh pengacara.”Maryam diajak lagi naik mobil, kali ini menuju Polres Kabupaten Bandung. Tiba di sana, pengacara yang merupakan

  • Mencintai Seorang Climber   bab 250. Terancam Jadi Buronan

    Heru berujar pada ibunya, “Mamah bilang, nggak tega melihat Sarah menangis, karena tidak punya ibu. Sementara teman-teman di sekolahnya diantar jemput sama ibunya. Aku sudah bertekad, jika ada seorang wanita yang bisa diterima oleh putriku sebagai ibu sambung, maka aku akan berusaha untuk mewujudkan keinginan putriku. Apapun resikonya.”Bu Farida membentak anaknya, “Kamu mau cari ribut?”“Aku tidak takut sama suaminya Maryam, itupun andai benar dia punya suami. Tapi mungkin saja dia bohong. Dia sudah tahu kalau aku dan Sarah butuh dirinya, maka dia berlagak jual mahal, untuk nantinya bisa menaikkan mahar.”Bu Farida memperlihatkan sebuah surat, “ini surat dialamatkan ke rumah mamah, baru saja dikirim ke sini sama tukang kebun yang mamah suruh melihat situasi rumah. Tukang kebun itu menemukan surat ini diselipkan di bawah pintu. Kamu baca, itu surat panggilan dari Polres Bandung, perihal kesalahan kita membawa pasien dari RS. Karena yang menandatangani berkas penjemputan pasien adalah

  • Mencintai Seorang Climber   bab 249. Anak yang Rindu Bunda

    Heru termenung di ruang tengah rumahnya. Pada mulanya dia setuju usulan ibunya untuk membujuk Utami agar datang ke Bandung. Heru sadar, memang semestinya mereka yang menjemput Utami ke Cirebon, tapi situasinya cukup sulit. Heru sedang banyak pekerjaan dan harus bertemu rekan bisnisnya, sementara Bu Farida sedang mendampingi suaminya yang menjalani perawatan di rumah sakit. Bahkan dalam kondisi belum sembuh benar, suami Bu Farida harus masuk lapas Sukamiskin lagi.Mereka belum pernah bertemu dengan Utami. Tatkala Bram menikahi Utami, dalam keadaan ayahnya sedang menjalani sidang kasus korupsi. Ketika itu Bram malah dikecam oleh ibu dan kakaknya, dianggap lebih mementingkan diri sendiri. Bram tetap pergi ke Cirebon untuk menikahi wanita pilihannya, karena katanya sudah berjanji mau menikah dari jauh-jauh hari, sebelum ada kasus yang membelit ayahnya. Bu Farida yang marah, tidak mau tahu soal menantu yang di Cirebon itu. Namun kemudian Bram sakit, dan meninggal. Beberapa bulan kemudian

  • Mencintai Seorang Climber   bab 248. Menjadi Ibu Sambung

    Maryam tidak mengira bakal bertemu dengan Bi Rumsih, seorang ART yang pernah dilihatnya bekerja untuk keluarga Marco.“Jadi Bibi berhenti kerja dari rumahnya Marco?”“Iya, tadinya mah bibi pamit berhenti sama Ibu Marian, karena bibi mau nguruisn orang tua yang sudah sakit parah, di kampung bibi, di Ciwidey. Baru ngurusin enam bulan, orang tua bibi meninggal. Terus bibi cari kerja lagi. Kebetulan ada tetangga yang kerja untuk Bu Farida, katanya Bu Farida perlu pengasuh anak, makanya bibi melamar kerja. Ternyata yang diasuh itu anaknya Den Heru.”“Mereka baik sama bibi?”“Baik Neng.”“Bibi tahu nggak, kenapa saya dibawa ke sini?”“Tadinya mah, Bu Farida bilang kalau menantunya dari Cirebon bakal datang, bawa bayi, dan bakal diminta tinggal di rumah Bu Farida. Menantunya itu bukan istrinya Den Heru, tapi istrinya Den Bram, anak bungsu Bu Farida, tapi sudah meninggal. Makanya waktu Neng dibawa ke sini, bibi kira Neng itu istrinya Den Bram. Lagipula ada bayi juga yang dibawa.”“Saya bukan

  • Mencintai Seorang Climber   bab 247. Bunda Telah Kembali

    Maryam merasa risih ketika seorang gadis kecil berusia 5 tahun memanggil “Bunda” padanya, kemudian mencium tangannya.“Bunda, tadi aku pegi cekolah diantal Oma. Kalau Bunda udah cembuh, Bunda antal aku cekolah ya?” Suara anak itu masih cadel, tapi Maryam bisa memahami ucapannya. Anak itu ingin diantar ke sekolah oleh ibunya.Maryam tidak tahu mesti bicara apa, maka dia diam saja walau anak itu kemudian naik ke atas tempat tidur, dan duduk di dekatnya, sembari terus berceloteh tentang aktivitasnya di sekolah.Bu Farida menatap Maryam dengan sorot mata memohon. Wanita tua itu mendekatkan wajahnya ke Maryam, dan bicara, “Tolonglah katakan sesuatu yang baik pada anak itu. Namanya Sarah. Saya tahu kamu orang baik, jadi tolong peluk dia. Atau minimal elus kepalanya dan katakan sesuatu untuk menyenangkan hatinya.”Maryam mengulurkan tangan, menyentuh pipi anak kecil itu.“Kamu sudah makan?” tanya Maryam.“Udah tadi di cekolah, makan kue.”“Makan siang, makan nasi pakai ayam, atau telur, paka

  • Mencintai Seorang Climber   bab 246. Panggilan Bunda

    Setelah mendapati bahwa rumah milik Heru itu tak berpenghuni, para polisi yang berjumlah empat orang, plus Marco, segera berpencar. Mereka mencari tetangga untuk bertanya. Seorang polisi bahkan pergi dengan motornya untuk mengecek rumah Farida, yang sebelumnya sudah pernah didatangani oleh staf RS.“Rumah Ibu Farida tidak ada penghuninya. Kata tetangga, sudah tiga atau empat hari rumah itu kosong. Bu Farida pamitnya ke tetangga mau nengok keluarga di kampungnya, di Lampung.” Demikian laporan salah seorang bintara polisi kepada Ipda. Jansen Marpaung.“Apa mungkin mereka semua pergi ke Lampung?” gumam Jansen.“Rasanya tidak mungkin,” ucap bintara yang jadi anak buah Jansen, “begini, ternyata Bu Farida itu istri seorang pensiunan kepala dinas yang tahun lalu ditahan oleh KPK. Kasusnya sudah disidangkan, si bapak itu divonis sepuluh tahun masa tahanan. Saya yakin, Bu Farida tidak akan pergi ke luar kota, saat suaminya ditahan. Suaminya itu sudah berusia sekitar 65 tahun, sudah mulai sakit

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status