Share

bab 28. Nadzar

last update Last Updated: 2024-11-15 05:30:42

Keesokan harinya setelah lewat waktu zuhur, gerimis turun cukup rapat. Dengan telanjang kaki, Marco bergegas menaiki menara masjid dari bagian dalam melalui tangga darurat, sambil membawa peralatan climbing. Tiba di atas, dia membuat anchor dari tambang yang diikatkan pada tiang penyangga kubah menara. Harness sudah terpasang di tubuhnya sebelum dia memasuki area masjid itu. Tambang yang sudah diikat sebagai anchor lantas dihubungkan dengan harnestnya. Ujung tambang dilemparkan ke bawah, menjuntai hingga satu meter dari dasar menara.

Hujan turun makin deras saat Marco mulai menuruni menara. Dua buah sikat yang dibawanya, juga terikat tali dan terhubung dengan harnestnya. Sedikit demi sedikit dia menyikat dinding. Air hujan membantunya membasuh kotoran. Setelah selesai satu lajur horizontal dari dinding keramik itu, dia turun lagi satu tahap, lalu mulai menyikat lagi. Beberapa kali Marco sempat tergelincir, meluncur turun terlalu jauh dari tujuan. Dengan bantuan peralatan climbing yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mencintai Seorang Climber   bab 206. Menolak Job

    Pria yang baru tiba itu berusia awal empatpuluhan, dia menyalami Pak Wardoyo dan Seno.“Bagaimana Pak? Jadi mau berangkat ke Jawa Tengah?” tanya Pak Wardoyo. “Saya dan anak saya akan gantian mengemudikan truk.”“Iya Pak, truk sudah siap. Kita bicarakan biayanya.”“Sebentar dulu, sebelum bicara soal biaya, saya mau tahu dulu, apa muatan truk?” tanya Wardoyo pada pria yang baru datang itu.“Saya kira ... Bapak nggak pilih-pilih muatan, apa saja mau, ya kan?”“Asal jangan ada narkoba yang disusupkan dalam muatan truk. Karena nanti saya yang kena, kalau ada razia.”“Tenang Pak, nggak ada narkoba. Ehmmm, Bapak nggak keberatan kan, kalau bawa hewan?”“Saya pernah bawa sapi, kuda, kambing, ayam, bebek, semuanya masih hidup saat tiba di tujuan. Tapi ... hewan apa yang mau dibawa ke Jawa Tengah?”“Ehmmm ....”Seno nimbrung, “Kalau hewannya b@bi, saya nggak mau ikut. Bukan masalah haram, karena kalau masalah haram mah, itu kalau dimakan. Kalau masalah najis, bisa dibersihkan. Tapi saya dan Bapa

  • Mencintai Seorang Climber   bab 205. Siapa Pelakunya?

    Wartini mengira, anak laki-lakinya yaitu Seno melakukan penyerangan terhadap Daffa, anaknya Ruhiyat.“Seno pasti marah sekali karena Irma dilukai. Emak jadi takut, kalau benar Seno yang balas dendam sama anaknya Ruhiyat ... Seno bisa dilaporkan ke polisi.”Irma tampak gelisah. “Kalau dilaporkan ke polisi itu masih mending ... Kang Ruhiyat punya banyak anak buah, aku khawatir dia menyuruh anak buahnya untuk menyiksa orang yang sudah melukai anaknya. Aku khawatir sama Kang Seno ....”Maryam terdiam, tapi dalam hati dia ragu jika Seno bertindak untuk membalas rasa sakit yang sudah diderita oleh adiknya. Dalam pandangan Maryam, Seno bukan tipe orang yang mau berkorban untuk saudaranya, atau mau melakukan sesuatu demi harga diri saudaranya. Kalau ada yang balas dendam atas penderitaan Irma, itu bukan Seno ... tapi mungkin pria lain?Wartini menelepon putranya, tapi nomor yang dihubungi sedang tidak aktif. Saat nomor istrinya dihubungi, bisa terhubung.“Kang Seno tadi pagi pamitnya mau ada

  • Mencintai Seorang Climber   bab 204. Balas Dendam

    Maryam menatap foto-foto dan video prewedding yang diposting di sebuah akun.“Apa-apaan ini? Kalau benar Marco dan Sabrina bikin prewedding, ngapain juga diposting di akunnya Siska?” gumam Maryam. Siska adalah rekan kerjanya saat di butik. Dalam postingan itu, Siska nge-tag beberapa akun milik rekan-rekannya yang sudah resign, termasuk akun Maryam. Itulah sebabnya muncul notif, dan Maryam melihatnya.Maryam memang merasa cemburu dengan foto-foto dan video itu, tapi saat ini dia sudah bisa berpikir lebih bijak. Berkaca dari pengalaman pahit yang telah lalu, saat dirinya begitu tergesa-gesa menyimpulkan hal yang negatif tentang Marco, tanpa mau mendengar penjelasan dari Marco, hanya menuruti kata hati yang dibakar rasa cemburu. Akibatnya rencana pernikahan batal.Saat ini Maryam dan Marco memang belum lagi merencanakan kapan mereka akan menikah, tapi Marco bilang ingin membina rumah tangga dengan Maryam. Jika Marco hanya sekadar main-main, mestinya dia tidak akan buang-buang waktu dan b

  • Mencintai Seorang Climber   bab 203. Terpuruk

    Setelah merasa cukup memberi nasihat pada anak-anaknya, Wardoyo pamit hendak pulang. Wartini mengantar mantan suaminya itu hingga ke teras rumahnya.“Kang, terima kasih ya, sudah ikut mengurus Irma.”“Itu kan, kewajiban saya sebagai bapaknya kedua anakmu. Oh iya, Maryam mau pulang bareng bapak?”Wartini yang menjawab, “Biarlah Maryam di sini dulu, menemani Irma. Selama ini Irma kan, tidak punya saudara perempuan. Sekarang dia pasti butuh saudara perempaun. Dia baru saja terluka wajahnya, lalu hari ini ditalak sama suaminya. Saya bisa merasakan hatinya yang perih. Tapi Irma selalu pura-pura tegar kalau di depan saya. Saya tahu dia pengin nangis, tapi tidak mau di hadapan saya karena dia takut saya ikut sedih dan kepikiran. Biarlah Irma nangis dan curhat sama Maryam. Perempuan butuh menangis untuk melepaskan sebagian penderitaan.”“Kalau begitu saya titip Maryam di sini.”Wardoyo pulang dengan hati masih diliputi kekhawatiran akan nasib Irma. Seno juga pulang ke rumah kontrakannya.Di k

  • Mencintai Seorang Climber   bab 202. Ditalak Ketika Terluka

    Maryam kembali menjenguk Irma di hari Minggu, karena Irma meneleponnya, meminta Maryam datang menemaninya. Di hari Minggu warung emaknya Maryam tutup, karena pembeli biasanya tidak banyak, berhubung kantor-kantor yang ada di dekat warung itu libur di hari Minggu dan tanggal merah. Maryam tidak punya banyak pekerjaan, maka dia bisa ke rumah sakit untuk menemani Irma.Biasanya Wartini, emaknya Irma, selalu mendelik jika melihat Maryam, bicara ketus, atau menyindir dan menghina. Namun, semenjak Irma mengalami penyerangan yang fatal, Wartini lebih banyak diam. Dia baru banyak bicara saat bertanya kepada dokter, apakah wajah anaknya akan pulih.“Pokoknya yang penting lukanya menutup dulu, dan sembuh, tanpa infeksi.” Itu jawaban dokter.“Tapi apakah nanti bakal ada bekasnya, Dok?”“Mbak Irma masih muda, secara fisik juga sehat, jadi lukanya bisa pulih lebih cepat. In Syaa Allah. Hari ini sudah boleh pulang. Tiga hari lagi kontrol ke sini.”“Ganti perbannya bagaimana, Dok?”“Ganti perban set

  • Mencintai Seorang Climber   bab 201. Mengawasi Camp

    Karena merasa sayang jika bunga-bunga bekas dekorasi dibuang begitu saja, padahal masih segar, Marco minta bunga itu dibiarkan saja jadi penghias kafe. Pada hari Sabtu itu pengunjung kafe merasa sedang menghadiri acara pernikahan, atau pertunangan, karena beberapa dekorasi mengesankan suasana resepsi. Ibaratnya pengunjung kafe menemukan spot foto baru di kafe itu.Mamanya sudah semenjak tadi pergi, katanya ada acara lagi di sebuah pameran fashion. Demikian juga Sabrina, dia pergi bersama rombongan Bu Marianne, tapi Sabrina menyetir sendiri mobilnya. Marco berjalan kaki meninggalkan kafe, menuju Adventure Kids Camp yang letaknya tak jauh dari kafe itu.Ada rombongan siswa SD beserta gurunya yang baru saja tiba di camp itu. Segera saja Marco sibuk membantu anak-anak kelas 2 SD itu menggunakan beberapa permainan di camp. Setelah rombongan tersebut selesai, dan meninggalkan camp, muncul rombongan dari SD lain. Anak-anak berseragam pramuka penggalang, usia SD kelas V dan VI, datang bersama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status