Share

Hampa

Brak...

Hana membanting keras pintu mobil dan memasuki kediamannya dengan aura yang sangat mencengkram.

Para pelayan hanya berani menundukkan kepala seraya memberikan hormat atas mood majikan yang terlihat tidak baik hari ini.

Ketika hentak melangkahkan kaki pada anak tangga untuk menuju kamarnya. Lagi dan lagi suara Mira menghentikan langkah Hana.

"Ada apa Ma? Hana capek mau istirahat di kamar" mohon Hana dengan wajah sedikit kusut.

"Sini, ada yang mau Mama tunjukin sama kamu sayang" jelas Mira melambaikan tangannya kearah Hana.

Dengan wajah malas Hana pun menghampiri ibunya yang tengah membuka sebuah buku yang berisikan desain beberapa gaun pernikahan.

"Ni sayang, mama mau kamu milih gaun pernikahan buat di fitting nanti malem disini," ucap Mira langsung menyodorkan  desain kepada putri kesayangannya.

"Fitting baju? Kenapa buru-buru banget sih Ma, kan resepsinya masih lama" heran HanA.

"Oh iya, mama lupa buat ngasih tau bahwa acara pernikahannya akan dilaksanakan 5 hari lagi . Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita sudah mulai untuk melakukan berbagai persiapan, salah satunya adalah memilih gaun." Mira mencoba memberitahu yang sontak membuat Hana kaget seketika.

"5 hari lagi Mah, kok mendadak banget" masih dengan wajah yang tidak percaya.

"Sayang tenanglah, pernikahan bukanlah sesuatu yang buruk jika kita bersabar dalam menjalaninya" bujuk Mira yang langsung pergi ketika buku desain tersebut sudah ditangan Hana.

Hana hanya bisa menghela nafas frustasi lagi dan lagi. Mengingat pernikahannya yang sebentar lagi akan dilaksanakan, andai saja Sean menolak malam itu. Pasti mereka berdua tidak akan pernah terikat seperti ini.

Namun dikediaman Sandaya, terlihat Sean sedang mengemaskan beberapa barang untuk dimasukkan didalam koper. Berhubung besok pagi Sean akan mengurus proyeknya yang ada di singapura selama 2 hari.

Ini semua merupakan permintaan Sandaya, agar Sean menyelesaikan proyek diluar negeri sebelum pernikahan diadakan karena dikhawatirkan akan mengganggu pikiran Sean ketika resepsi akan dimulai***

Keesokan harinya seperti biasa Hana berangkat ke kampus dengan diantar oleh supir pribadinya. Dia memasuki kelas dan langsung memulai mata kuliah karena berhubung dosen telah tiba.

Selesai menerima pelajaran, Hana dan kedua sahabatnya pergi ke kantin kampus untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi keroncongan.

"Hai" sapa seorang laki-laki kepada Hana, Indah, dan Akila yang tengah bersenda gurau sambil menikmati pesanannya.

"Ehh, Kak David ada yang bisa kami bantu  Kak?" tanya Indah reflek sedangkan Hana merasa bahwa dirinya bermimpin melihat David dengan jarak yang cukup dekat.

"Ya ampun jantung gue kayak udah mau copot aja" umpat Hana dalam hati sambil menundukkan wajahnya.

"Boleh aku bergabung bersama kalian?" tanya David ramah dan diam-diam melirik kearah Hana yang terlihat malu-malu atas kedatangannya.

"Silakan-silakan Kak, tuh duduk disebelahnya Hana toh masih kosong kok," ucap Indah mengambil kesempatan dan langsung dibalas dengan lototan tajam dari Hana.

"Gak apa-apa nih?" tanya David kembali tapi kepada Hana.

"Enggak Kak, silakan duduk" jawab Hana dengan wajah memerah.

David pun tersenyum bahagia mendengar Hana dengan senang hati untuk duduk bersebelahan dengan dirinya. 

Seketika David terlihat terpesona dengan kecantikan, kepolosan, dan kecerian yang dimiliki oleh Hana ini. Bagaimana tidak dengan tingkahnya yang menggemaskan ketika berbicara mampu membuat dia melupakan rasa sakit yang telah Sisi torehkan kepada dirinya.

David pun merasa beruntung dapat mengenal Hana lebih dekat tentunya dan semua ini berkat Indah kemarin memberitahunya bahwa ada seorang gadis yang menyukainya dan itu adalah Hana.

Pada awalnya David hanya iseng dan hanya ingin bermain-main berkenalan dengan Hana. Namun, saat ini David memurungkan niatnya dan dia lebih ingin fokus mengenal Hana lebih dekat lagi kedepannya.

Hingga ternyata kedekatan Hana dan David tidak berhenti sampai disini saja. Mereka kini semakin dekat dengan bertukar nomor ponsel. 

Terkadang jika memiliki sedikit waktu luang Davidlah yang berinisiatif mengirim pesan kepada Hana biarpun hanya menanyakan keadaanya. 

David juga sering mengajak Hana untuk makan diluar jika dia sudah menyelesaikan sedikit skripsinya yang tentu akan ajakan tersebut dengan senang hati Hana terima.

Seperti malam ini, terlihat Hana dan David sedang bersantai disebuah kafe sambil menikmati makanan dan suasana yang menenangkan.

"Gimana makanannya, enak?" tanya Bram ketika Hana melahap makanannya dengan wajah yang sangat ceria.

"Enak banget kak dan aku baru tau kalau kafe disini selain nyaman, makanannya juga enak biarpun tempatnya sedikit sederhana," balas Hana bersemangat.

"Syukurlah kalau kamu suka," ucap David dengan senang.

"Oh iya Kak, kok tadi pagi enggak masuk kuliah sih. Memangnya ada apa?" menatap lekat wajah David yang juga sedang sibuk melahap makanannya.

"Enggak ada apa-apa kok. Cuman besok pagi aku harus sibuk packing" jelas David yang hampir lupa memberitahu Sean.

"Packing,,, memangnya Kak David mau pergi kemana?" heran Hana karena merasa terlalu mendadak.

"Aku harus pergi ke Singapura mungkin selama seminggu untuk menggantikan Sepupuku mengurus proyek besarnya disana" jawab David lagi.

"Kenapa mendadak?" dengan wajah yang murung.

"Karena rencananya pertemuan untuk proyek disana hanya berlangsung 2 hari. Namun, ternyata tidak sesuai dengan rencana sebelumnya sedangkan ada hal yang lebih penting yang harus sepupuku lakukan disini dan oleh karena itu, yang membuat aku harus pergi kesana untuk menggantikannya" David berbicara panjang lebar.

"Oh seperti itu..." tanggap Hana dengan singkat. 

Seketika suasana menjadi membeku ketika Hana tau bahwa David akan pergi ke Singapura. Entah kenapa perasaan Hana terasa hampa jika sehari saja dia tidak melihat wajah tampan yang dimiliki oleh David.

"Hana!" panggil David menyadarkan Hana yang tadinya sedang melamun.

"Hmm" Hana kaget.

"Ada hal penting yang ingin aku tanyakan," ucap David serius.

"Apa itu kak?" Anatasya penuh tanya.

David meraih tangan Hana dengan tiba-tiba hingga membuat jantung gadis dihadapannya saat ini serasa ingin putus.

"Hana, apakah kamu telah memiliki pacar?" tanya David yang masih memegangi tangan kanan Hana.

"A-aku tidak memiliki pacar tap.."jawabnya dengan terbata-bata. Namun belum selesai dia menjawab, David sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Maukah kamu menjadi pacarku?" tanya David yang kedua kalinya yang membuat Hana membelalakkan mata tidak percaya.

Wajah Hana merona, bibirnya kaku, dan tubuhnya terasa dingin. Hingga didalam batinnya dia bertanya apakan ini adalah mimpi.

"Hana, kamu tidak harus menjawabnya sekarang. Aku akan menunggu hingga aku pulang dari Singapura nanti" David membelai lembut tangan Hana.

Sedangkan Hana hanya diam tak mampu sedikitpun berkutik mengingat statusnya yang sebentar lagi akan menjadi istri orang lain.

"Kak David..." panggil Hana.

"Mari kita lanjutkan makan malamnya" balas David tidak menghiraukan apa yang akan dikatakan Hana sekarang.

"Boleh aku mengantar Kak David besok ke bandara" Hana mengundurkan niatnya memberitahu yang sebenarnya.

"Dengan senang hati" balas David.

Malam ini seakan menjadi penutupan indah sekaligus menjadi akhir kebersamaan bagi mereka berdua dan keesokan harinya Hana mengantar David tepat di bandara hingga penerbangan sudah lepas landas.

"Aku sangat berharap jika nantinya aku pulang kau akan menerima cintaku Hana," ucap David menatap awan dari balik kaca pesawat yang kini tengah terbang menuju Singapura.

David pun tiba disingapura dan dijemput langsung oleh Thomas yaitu asisten pribadi sepupunya

David dengan diantar Thomas langsung melaju kesebuah hotel yang akan ia tempati selama seminggu di Singapura.

Setibanya di hotel...

"Maaf merepotkanmu David" sambut Sean yang ternyata berada didalam kamar.

"No problem, lagi pula aku senang menangani proyek besar ini secara langsung karena bagaimana pun juga sebentar lagi aku akan memimpin di perusahaan papa" balas David berjabat tangan khas alanya bersama Sean.

"Syukurlah, terus bagaimana perjalanmu?" sambil meletekan segelas jus untuk David.

"Sangat baik" balas David dengan wajah cerita sehingga membuat Sean keheranan dengan sepupunya yang satu ini.

"Kenapa kau terlihat senang sekali?" menepuk lengan David dengan keras yang terlihat begitu aneh dimatanya.

Dia tau betul dengan sifat David yang jika dalam perjalanan jauh wajahnya akan terlihat kusut tak bertenaga.

"Aku hanya teringat dengan seorang gadis" jawabnya jujur.

"Sisi? Si wanita ular itu" Sean tersenyum mengejek.

"Aku udah putus lagi sama tu perempuan. Sekarang bede lagi dan akan aku kenalkan jika tiba di Jakarta" dengan wajah terlihat kesal karena Sean telah menyebut nama mantan kekasih yang sangat ia benci itu.

Sean mengangguk senang mendengar kabar David sudah tidak lagi memiliki hubungan dengan gadis yang menurutnya tidak baik itu.

"Istrirahatlah, aku harus kembali kekamar untuk bersiap-siap," ucap Sean hendak melangkah pergi.

"Bagaimana hubunganmu dengan Sinta. Aku tidak ingin nantinya kau akan menyakiti hati istrimu sendiri walaupun aku tidak mengenalnya dan tidak tau sifatnya" David sukses menghentikan langkah Sean.

"Tenanglah, aku juga tidak lagi memiliki hubungan dengannya" jelas Sean setelah itu melanjutkan langkahnya pergi.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status