Share

Kiss

"Hama, ini peluang buat kamu untuk kembali ngejar Kak David. Jangan kasih kendor karena kami akan selalu mendukung dan membantu kamu" Indah memberikan semangat kepada Hana untuk kembali memiliki David karena itulah hal yang Hana inginkan sejak dulu memasuki kuliah.

"Terima kasih Ndah" balas Hana dengan senyum hambar.

Akila terlihat cemberut karena kedua sahabatnya masih sibuk membaper tentang David. Hingga lupa dengan makanan yang sudah sedari tadi terhidang ingin segera disantap.

"Udah selesai apa belom woi, udah laper banget nih" rengek Akila kepada dua sahabatnya yang masih sibuk berpandangan.

"Hehehe maaf Akila sayang. Yaudah ayo kita mulai makan karena temen tersayang kita yang satu ini udah kelaparan banget kayaknya" ejek Indah yang langsung  diselingi dengan tawa Hana yang pecah.

"Haish kalian resek banget sih " umpat Akila langsung menyendok makanannya dengan wajah kesal.

Mereka bertiga menikmati hidangannya dengan lahap penuh canda dan tawa. Suasana gembira pun seakan tidak pernah lumput menghiasi menghiasi persahabatan mereka.

Tak lama kemudian, 

Indah menyiku lengan Hana dengan tiba-tiba dan menggerekan kepalanya seakan menunjukkan suatu hal kepada sahabatnya.

"Apaan sih Ndah, sakit tau" racau Hana melihat tingkah sahabatnya yang super duper aneh ini.

" Sumpah, ganteng banget tu cowok . liat deh kalian berdua pasti ikut-ikutan terpukau" puji Indah yang bergantian menyiku lengan Akila yang masih dengan lahapnya memakan hidangannya.

Dengan malas Hana dan Akila menoleh kebelakang dan ternyata pria yang disebut-sebut ganteng oleh sahabatnya itu adalah Sean.

Dengan begitu terkejutnya Hana menyadari Sean dihadapannya sekarang.

Sean yang juga menyadari Hana menatap dirinya hanya melintas tidak peduli dan terlihat tidak mengenali Hama yang merupakan calon istrinya sendiri.

"Gantengkan..." goda Indah kepada dua sahabatnya yang terlihat terpana.

"Iya ganteng banget sumpah Din" balas Akila.

"Biasa aja kali, cowok kayak gitu mah banyak kali diluaran," ucap Hana dengan suara yang lantang hingga terdengar oleh Sean

"Cih...gadis ini" gumam Sean dalam hati sedikit kesal mendengar pandangan Hana terhadapnya.

Hari ini Sean berpenampilan sangat santai tidak seperti biasanya yang selalu memakai jas karena terlalu sibuk dikantor.

Dia terlihat sangat tampan dan cool. Wajar saja jika seisi ruangan di kafe tersebut tidak satupun yang melepas pandangannya terhadap Sean

Sean sekarang sedang berdua dengan sahabat dekatnya. Menghabiskan waktu bersantai karena pekerjaan dikantor yang membuat dia seketika lupa dengan istilah liburan.

"Tumben lo hari ini ngeliburin pegawai dikantor Bro. Memangnya ada hal besar apa?" tanya Agus dengan heran.

"Pengen ngeliburin mereka aja yang beberapa hari ini udah lembur gara-gara proyek besar" balas Sean mengambil menu makanan dan minuman yang disodorkan seorang pelayan yang terlihat ingin mengambil perhatian kearah Sean.

Sedangkan Hana dari meja yang tidak terlalu jauh dari Sean hanya memperhatikan dengan tatapan sinis dan kerap kali mengumpat benci.

"Ciee..Tuan putri lagi mandangin cowok ganteng nih" goda Alika yang menyadari bahwa sedari tadi sahabatnya itu tak henti-hentinya memandangi Sean.

"Apaan sih kamu Ka. Mana mungkin aku ngeliat cowok kaya gitu" tunjuk Hana kepada Sean yang sontak membuat Sean dan Agus langsung menoleh kearahnya.

"Beneran nih," goda Indah kembali.

"Tentu dong Ndah, kita sebagai perempuan itu harus pintar dalam menilai seorang cowok. Jangan asal pandang dia itu tampan atau enggak, bisa aja ganteng tapi seorang gaykan liat aja tuh diner kok sama-sama cowok aneh bukan" sindir Hana puas mengeluarkan segala unek-unek yang ada didalam otaknya.

Sean yang mendengar itu semua hanya mampu mengernyitkan dahi dan berusaha untuk bersabar diri agar tidak mudah terpancing.

"Wah bener-bener tuh cewek bro. Enak aja dia ngatain kita gay, memang harus dikasih pelajaran," ucap Agus yang hendak menghampiri Hana namun di hentikan oleh Sean.

"Jangan Gus, buang-buang waktu kalau ngeladenin anak kecil kayak mereka bertiga" pinta Sean dan langsung dituruti oleh Agus seketika.

"Kok lo santai banget dikatain kayak gitu. Biasanya udah lo sikat orang-orang yang berani merendahkan diri lo" heran Agus yang hanya ditanggapi dengan senyum licik Sean.

Setelah menghabiskann seluruh makanannya, Hana dan kedua sahabatnya berniat untuk segera pulang.

Namun, Anatasya memerintahkan Indah dan Akila untuk menunggunya didalam mobil karena Hana ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil.

Selesai buang air kecil membuat tubuh Hana sedikit enteng dan ketika keluar dari toilet begitu terkejutnya Hana melihat Sean yang sekarang berada dihadapannya.

"Wah, ngapain kamu di toilet perempuan. Jangan-jangan kamu mau ngintip ya" tuduh Hana dengan tatapan murka.

Kesal dengan tuduhan Hana yang semakin bertubi-tubi kepadanya membuat Sean dengan geram mendorong tubuh Hana kedinding dan langsung menghimpitnya.

Jarak wajah antara Sean dan Hana sangat begitu dekat hingga membuat Hana kesulitan untuk bernafas dengan teratur.

"Sean lepasin aku sekarang, jangan macem-macem yah kamu. Nanti pacar Gay kamu cemburu tau" bentak Hana sedikit memberontak.

"Gay? Coba ulangi sekali lagi" pinta Sean yang sedikitpun tidak melonggarkan cengkramannya dilengan Hana.

"Memang benarkan kalau kamu itu gay, jujur aja kali jangan sungk..." belum sempat menyelesaikan ucapannya. Sean sudah terlebih dahulu membungkam mulut Hana dengan cara menciumnya.

Dengan mata terbelalak Hana tidak percaya jika Sean akan bertindak sejauh ini. 

Sedangkan Sean yang sudah tidak mampu mengontrol emosi dan nafsunya dengan rakus melumat bibir tipis Hana.

Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pria tampan dan sukses ini. Seketika akal pikirannya menggila melihat bibir calon istrinya yang tak henti-henti menuding dia dengan berbagai persepsi.

Han yang berusaha melepaskan dirinya kian melemah karena tenaganya yang tidak sebanding dengan tenaga yang dimiliki Sean.

Puas di area bibir, kini Sean beralih ke leher jenjang Hana. Pertama dia hanya mengendus leher tersebut yang menimbukan gejolak geli kepada Hana mulai melemah dengan aksinya.

Hingga Sean dengan beraninya menyesap leher Hana sehingga meninggalkan sedikit bekas tanda kemerahan disana.

Perlahan tangannya mulai membuka kancing kemeja Hana dan Hama yang mulai sadar akan apa yang diperbuat Sean membuat Hana dengan sekuat tenaga mendorong Sean hingga membuat dirinya terlepas dan tak lupa dia melayangkan tamparan keras kepada pria itu.

Dengan air mata yang mulai menetas, tanpa bicara apapun Hana pergi meninggalkan Sean sendirian di toilet.

Hana sangat tidak terima diperlakukan tidak hormat seperti tadi. Apalagi Sean yang dengan secara paksa mencuri ciuman pertamanya. Ciuman yang akan ia berikan hanya kepada pria yang ia cintai

"Dasar pria brengsek, kurang ajar, pencuri" sumpah Hana dalam hati keluar dari kafe dan masuk kedalam mobilnya dengan wajah yang begitu  kesal hingga membuat kedua sahabatku ikut keheranan...

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status