Share

196. Persalinan

Dalam pandangan Arafat, kondisi mak Mius saat ini sangat memprihatinkan. Hidup enggan matipun tak mau, mungkin ini gambaran yang bisa di berikan padanya. Semua yang hadir seakan terhanyut dengan keadaan. Sudah tidak memungkinkan bagi Mak Mius untuk di bawa ke Rumah Sakit, sekalipun di minta oleh Putera.

"Maukah kau memaafkan aku?" itulah kalimat terakhir yang terucap dari mulut mak Mius.

Setelah itu matanya terpejam dan nafasnya tersengal-sengal. Untunglah kamarnya besar sehingga sepuluh orang tidak akan berdesakan di dalamnya.

Isak tertahan dari Junet yang memegang kaki ibunya terdengar. Siapapun dia pasti bisa menyimpulkan jika kondisi mak Mius tak bisa tertolong lagi. Mereka yang tadinya masih berada di luar kini masuk ke dalam kamar. Tak ada yang bergerak, semua orang seakan terhipnotis dengan kondisi mak Mius yang diam tak bergerak.

Sebagai dokter, Priska meraba nadi nenek mertuanya. Dia lalu menggeleng, namun kemudian Aditia menggandengnya ke luar dari kamar. Kemudian dia masu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status