Ujian datang bertubi-tubi menimpa Abhygael, belum juga menemukan kedua orang tuanya kini dia harus kehilangan neneknya. Dokumen yang berada di dalam brankas dibawa ke hadapan pengacara didampingi asisten pengacara.Pengacara mengambil beberapa dokumen dalam tas dan mulai mencocokkannya dengan seksama. Di dalam surat wasiat terdapat tulisan tangan nenek Melinda yang mewariskan perhiasannya pada Leona, beberapa aset lain baik benda bergerak maupun yang tak bergerak di wariskan kepada Julit sebagai anak satu satunya yang masih hidup. Lalu pengacara terdiam sesaat sebelum melanjutkan membaca surat wasiat nenek Melinda." Saham nenek Melinda sebesar 35 persen di wariskan kepada Aditia."Sesaat suasana menjadi hening, baik Aditia maupun Abhygael saling menatap satu sama lain. Semua orang tau jika Abhygael adalah cucu kesayangan nenek Melinda. Pengacara bahkan tak bisa berbuat banyak. Didalam surat wasiat sudah jelas porsi masing-masing kecuali Abhygael."Mungkin pertimbangan Ibu sampai tida
Sebelum pulang ke rumah, Abhygael dan Leona mampir kesebuah bank untuk mengganti kepemilikan surat berharga. Pegawai bank sudah tahu siapa kedua pasangan itu sehingga membawa mereka untuk bertemu langsung dengan pimpinan. Tidak butuh waktu lama bagi kedua pasangan itu memperoleh surat berharga kepemilikan yang baru, walau sebelumnya pihak bank masih harus menghubungi pengacara keluarga Pratama untuk memastikan keaslian salinan surat wasiat yang ditunjukkan Leona. Jika ditaksir perhiasan nenek Melinda senilai ratusan miliar, kelak perhiasan ini akan sangat bermanfaat. Jika perusahaan diambil alih sekalipun, mereka masih akan tetap bisa bertahan hidup. Saat mobil Abhygael memasuki halaman rumah mewahnya, terpakir di sudut kiri rumah mobil fortuner berwarna silver, Regan sudah menunggu mereka. Abhygael dan Leona turun dari mobil setelah memarkir mobil di garasi, lalu masuk ke dalam rumah melalui pintu samping. Di ruang tamu, Regan sedang membolak balik sebuah majalah. Abhygael dan Le
Monolog merupakan tempat favorit Abhygael untuk nongkrong di sore hari, tempat yang berada di Plaza Senayan ini menjadi satu-satunya tempat untuknya melepas lelah setelah beberapa jam yang lalu dia harus menandatangani persyaratan pendirian perusahaan baru.Abhygael tak memperhatikan pengunjung yang sesekali meliriknya, dia memilih menekuni ponselnya dan tidak perduli dengan tatapan ingin tahu mereka.Abhygael yang mewakilkan Regan pada rapat pemegang saham hari ini memilih menunggu apapun hasil keputusan rapat hari ini. Dia sudah berpesan untuk memindahkan beberapa perabotnya ke ruangan Regan. Tanpa ikut rapat sekalipun dia tahu jika perusahaannya sudah berpindah tangan ke saudara sepupunya itu. Dua puluh persen saham yang ditinggalkan ayahnya untuknya tak akan mempengaruhi hasil rapat. Pemegang saham terbesar setelah meninggalnya nenek Melinda adalah Aditia.Kepalanya terasa berdenyut sakit, perusahaan baru yang dirintisnya bersama Leona membutuhkan biaya yang tak sedikit, bahkan di
Regan terpaksa harus menunggu pergulatan selesai baru bisa keluar dari rumah besar ini. Resiko menjomblo seperti ini. Terpikir olehnya untuk mencari pendamping yang cantik tapi seketika dia meringis, sahabatnya yang tampannya selangit saja punya isteri macan tutul, bagaimana dia bisa berharap memperoleh pendamping yang cantik jika dia menyadari wajahnya pas-pasan.Dua jam berlalu, Abhygael tak juga keluar dari kamarnya, Regan memilih membaringkan tubuhnya dikursi malas yang ada diruangan itu.Terlelap sekian menit tiba-tiba dia merasa tubuhnya di goyang dengan keras."Ada gempa," Regan segera melompat.Hahahaha....terdengar tawa keras Abhygael. Nampak Leona tersenyum sambil geleng-geleng kepala di ujung tangga."Enakan dirimu, aku menunggu tiga jam lamanya," Regan melirik jam tangannya."Makanya, menikahlah secepatnya," ucap Abhygael lalu memilih duduk di kursi sofa."Gimana aku menikah, pacar saja tak punya, kau menyita seluruh waktuku," sungut Regan dan duduk kembali di kursi malas.
Tampil dengan dua wajah beda karakter sungguh sangat merepotkan. Tapi apa boleh buat, Leona harus melakukannya demi menolong suaminya. Menyewa kamar hotel yang tak jauh dari gedung kantor, lalu meminjam salah satu koleksi mobil sport yang jarang digunakan Abhygael.Leona bersama Regan sedang mempersiapkan ruang pertemuan, dimana direktur baru akan datang bersama Burman dan Abhygael. Semua karyawan sudah berkumpul diruangan itu, saat ini karyawan berjumlah 150 orang, dari berbagai latar belakang pendidikan. Semua karyawan sudah memenuhi syarat untuk dipekerjakan di perusahaan yang diberi nama PT. Abyleon Sejahtera. Seiring berjalannya waktu mereka akan melakukan perekrutan secara bertahap. Karena perusahaan ini tidak hanya bergerak di bidang jasa konstruksi tapi juga di bidang industri dan manufacture.Lepas dari suasana serius saat ini, Leona berbisik pada Regan."Badanku terasa pegal, aku harus pulang untuk istrahat." "Kau tidak akan menghadiri pertemuan ini ?" tanya Regan."Bukanka
Perlu waktu sebulan bagi Leona untuk beradaptasi dengan wajah aslinya, dia yang sengaja memilih tinggal di hotel yang tak jauh dari gedung kantor tak ingin buang-buang waktu untuk bolak balik ke Mansion. Pagi ini Leona sudah membuat janji untuk bertemu Benyamin, staf kakeknya itu sangat perduli pada kehidupannya dan Abhygael. Menggunakan salah satu mobil koleksi Abhygael yang jarang dia gunakan, Leona mengendarai mobil itu seorang diri menuju markas besar kepolisian untuk bertemu dengan Benyamin. Kini Benyamin bukan lagi staf melainkan Kepala intelijen menggantikan kakeknya. Sepasang kaki jenjang yang putih mulus bagai porselin turun dari mobil forche berwarna merah, berjalan dengan anggunnya sejauh mata memandang, tatapan polisi yang sedang berjaga tak lepas dari pemandangan nan indah menawan ini. "Saya sudah janjian dengan pak Benyamin," lapor Leona di penjaga piket. "Mari bu silahkan," seorang polisi berpangkat sersan menunjukan arah menuju ruangan pimpinannya. "Terima kasih."
Cukup lama Leona membuka dokumen di atas mejanya, untuk bulan ini semua operasional perusahaan teratasi. Gaji karyawan terpenuhi, Leona telah menjual semua perhiasan yang ditinggalkan nenek Melinda padanya. Bagi Leona, selama kebutuhan karyawan terpenuhi maka semua akan baik-baik saja, saat ini dia tidak memikirkan berapa pemasukan, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kata-kata pepatah itu mendamaikan hatinya. Sisa penjualan perhiasan disimpannya di bank, sewaktu waktu dia bisa menggunakannya untuk keperluan perusahaan. Sekarang dia bahkan tak pernah berpikir untuk keperluan sehari-harinya, dia harus berhemat, selama persediaannya di rumahnya masih cukup, maka semuanya tidak akan menjadi beban.Andai saja dalam chips itu disebutkan dokumen kepemilikan lain yang bisa diakses untuk memperoleh simpanan luar negeri itu, maka semuanya akan menjadi mudah."Tingkat kehati hatian mendiang kakek Abhygael bisa dimaklumi, takutnya chips itu jatuh ke tangan orang lain maka usaha mer
Namanya segera muncul di koran pagi ini, mantan Ceo kedapatan selingkuh. Judul koran pagi ini menarik perhatian publik. Belum lagi wajah Abhygael terpajang dengan jelas di kolom utama, wanita cantik yang ketahuan berinisial R seorang Direktur perusahaan yang baru berjalan dua bulan diisukan mampu menjerat pria tampan itu hanya dalam sehari. Di media sosial insiden di sebuah cafe kawasan selatan turut beredar, tak sedikit netizen memberikan komentar yang menyudutkan wanita cantik itu, bahkan banyak yang sudah mulai bersimpatik pada Selena. Aditia merasa bahagia, tanpa diminta sekalipun Selena ternyata mempermudah usahanya untuk menjatuhkan Abhygael.Berita pagi ini benar-benar gila, Leona salah perhitungan. Tapi nasi sudah menjadi bubur maka dia harus menghadapinya, tentunya dia harus merubah strategi. Regan semakin emosi ketika dia menkonfirmasi berita itu pada Abhygael, baik Abhygael maupun Leona menganggap berita itu biasa-biasa saja. "Aku bukan selebriti, jadi kenapa harus di pe