Share

7. Lebih layak Pembantu

Di Apartemen yang tergolong mewah itu, Selena sedang duduk memikirkan cara bagaimana dia bisa menikah dengan Abhygael. Dia sangat yakin Abhygael pasti akan menyusulnya ke Apartemen. Terpikirkan olehnya untuk menjebak Abhygael dengan obat perangsang, namun setelah sekian lama berpikir dengan segala pertimbangan akhirnya Selena ingin bersaing secara sehat.

Benar dugaan Selena, Abhygael nampak berdiri depan pintu apartemennya setelah membunyikan bel berkali-kali. Selena tidak menunjukkan kebahagiaannya, dia masih tetap memasang wajah cemberut, bahkan Abhygael berusaha memeluknya namun dia terus menghindar.

Abhygael menghempaskan tubuhnya di kursi sofa yang berada diruangan itu. Dia berusaha menarik tangan Selena agar duduk dipangkuannya, Selena akhirnya menurut.

Abhygael tak henti-hentinya mencium Selena sebagai bentuk permohonan maafnya. "Aku terpaksa melakukannya karena nenek saat itu dalam keadaan kritis."

"Lalu bagaimana dengan hubungan kita, bukankah kau sudah menikah," Selena memasang wajah cemberutnya dan mulai bergeser ke sisi kanan Abhygael.

Abhygael menggenggam tangan Selena dan berucap, "Jangan khawatir, aku tidak pernah menyentuh gadis itu, kami hanyalah sepasang suami isteri di atas kertas. Dia bukanlah sainganmu, karena wajahnya sangat buruk, percayalah padaku, tak lama lagi kami akan berpisah."

"Caranya ?"

"Aku terus berupaya melakukan hal-hal yang membuatnya tidak betah dan memilih untuk berpisah denganku."

"Kenapa bukan kau yang mengajukan perpisahan itu ? Bagaimana jika dia tak ingin berpisah darimu ?" Selena menatap Abhygael dengan serius.

Abhygael merengkuh tubuh Selena ke dalam dekapannya. "Beri aku waktu untuk melakukan hal itu."

Tanpa dikomando, mereka saling memagut mesra. Abhygael membopong tubuh Selena ke dalam kamar, malam ini dia sudah bertekad ingin merengkuh kebahagiaan bersama kekasihnya itu. Selena merasa terbang di atas awan, ternyata tanpa diberi obat sekalipun malam ini dia akan memiliki Abhygael seutuhnya. Malam ini dia bertekad akan memberikan service terbaiknya, dia berharap akan ada benih yang bisa mengikat hubungan mereka berdua. Selena membantu melepaskan kancing kemeja Abhygael. Abhygaelpun tak tinggal diam, seluruh pakaian Selena dihempaskannya begitu saja di atas lantai. Mereka telah dikuasai nafsu.

Abhygael diselimuti oleh hasrat yang tidak sempat tersalurkan hari ini akibat mendengar suara serak isterinya. Selena yang bergerak bak cacing kepanasan di bawahnya membuat Abhygael membuka matanya. Kancing celananya yang berusaha dibuka dengan paksa oleh Selena membuatnya menjadi tidak nyaman. Bayangan wajah Leona dengan bintik-bintik hitam bak macan tutul terlintas dimatanya. Dia merasa sangat jijik. Hasratnya yang menggebu kini redam hanya dengan bayangan wajah Leona.

Abhygael segera membetulkan celananya, dan menyambar kemeja yang sempat dilempar Selena ke lantai. "Maafkan aku, aku tak bisa melakukannya."

Selena segera bangun dan memungut pakaiannya yang berserakan, dia sangat malu, hasratnya sudah sampai di ubun-ubun namun gagal. Selena berusaha menahan geram namun diredamnya demi untuk menarik simpatik Abhygael. "Jangan diambil hati, nanti kita akan coba dilain waktu."

"Maaf Selena, bukan begitu...a..aku harus menjaga kehormatanmu sampai kita menikah nanti," elak Abhygael. Setelah merapikan pakaiannya, Abhygael pamit pulang dengan pikiran yang sulit dilukiskan. Bayangan wajah Leona merusak moodnya malam ini.

Satpam membukakan pintu untuknya. Setelah memarkir mobil sportnya di garasi, Abhyagel memasuki rumahnya dengan frustasi. Saat membuka pintu nampaklah Leona tertidur di Sofa ruang tamu. Hal ini menambah kemarahannya. "Hei bangun...dasar pemalas. Kau lupa tugasmu apa ?"

Leona yang baru saja terlelap akibat menunggu suaminya itu, tergagap."Oh..kau sudah pulang ?" matanya menatap jam dinding, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

Abhygael menselonjorkan kakinya diatas meja, masih lengkap dengan sepatu dan kaus kaki. Pandangannya tak lepas dari wajah macan tutul isterinya. Tanpa dikomando Leona segera berlutut dan membuka sepatu dan kaus kaki suaminya. Setelah menaruhnya di rak sepatu, Leona segera menuju kamar Abhygael untuk menyiapkan air hangat di dalam bathtub. Abhygael mengikutinya, bukan untuk melampiaskan hasratnya yang tertunda tetapi ingin melampiaskan kemarahanya akibat wajah buruk rupa yang setiap saat menghiasi hidupnya. Abhygael tidak sadar jika dia sendiri menggunakan topeng tipis sehingga kelihatan buruk juga.

Melihat Leona yang akan bergegas meninggalkan kamarnya, Abhygael mencegatnya dengan mengait kaki Leona yang membuat gadis itu nyaris terjungkal. "Hei, kau akan kemana...tugasmu belum selesai".

Leona menatapnya tak percaya, dia merasa hari ini tak melakukan kesalahan kecuali insiden garam itu, lalu kenapa Abhygael memperlakukannya dengan buruk ? Apakah dia ingin balas dendam ? Sudah dua kali dirinya hampir terjungkal akibat ulah Abhygael. Sebenanya dia ingin melawan, namun teringat pesan ibunya, akhirnya dia hanya bisa menelan ludah dengan susah payah. Apakah seperti ini berumah tangga itu ? Seperti apakah ketaatan terhadap suami yang dibicarakan ibunya ? Betapa menyedihkannya nasibnya kini, Untuk bertemu sahabat-sahabatnya saja tidak bisa, keluar rumah pun tidak bisa, lalu apakah kehidupan rumah tangga itu seperti pembantu ? Ah dari keberadaanya saja, masih lebih layak kehidupan pembantu disini ketimbang dirinya. Belum lagi dirinya yang tak diberi uang sepeserpun. Terpikir olehnya untuk meminta uang kepada suaminya, namun karena rasa gengsi yang lebih mendominasi, sehingga dia lebih memilih menghabiskan seluruh tabungannya untuk memenuhi semua kebutuhannya yang dipesannya secara online.

Leona tak lagi melanjutkan tidurnya, dia segera mengumpulkan pakaian kotor suaminya untuk dicuci. Setelah pekerjaannya selesai dia segera menyiapkan sarapan pagi.

Semuanya selesai, kini saatnya Leona rehat sejenak sebelum membangunkan suaminya untuk sarapan. Leona tertidur di kursi sofa, Bibi Sultia yang melihatnya merasa kasihan. Sulit menemukan wanita seperti ini. Baru beberapa menit terlelap, gadis itu dikejutkan dengan guncangan yang sangat keras. Abhygael membungkuk di depannya sambil tangannya menggoyang bahu Leona dengan keras.

Leona tergagap, "Maaf!" Leona mengucek matanya.

"Siapkan teh hangat untukku, ingat, tak pake garam !" Abhygael sengaja menyindirnya.

Semuanya sudah tersedia di atas meja, Leona dan Abhygael saling berhadapan. Pemandangan yang indah jika dilihat sekilas.

"Aku boleh minta sesuatu ?" Tanya Leona sambil tangannya meraih cangkir berisi jus lemon dan menenggaknya sampe habis.

"Apa ? Apa kau sehabis berlari, sampai meminum jus kayak kucing yang sedang kehausan," celetuk Abhygael sambil mengoles roti dengan selai nenas kesukaannya.

Tanpa memandang Abhygael, Leona bergumam pelan. "Aku membutuhkan uang."

Abhygael menatap isterinya yang sedang menunduk itu, seakan tersadar, dia lupa jika selama ini tak pernah menafkahi isterinya. Dirogohnya saku celananya dan menyodorkan black card unlimited pada Leona.

"Aku butuh uang dan bukan kartu ini" Leona menggeser kembali kartu ke hadapan Abhygael.

"Dasar bodoh, kau hanya tinggal menarik uang sesuka hatimu, ambil kembali sebelum aku berubah pikiran!" Ancam Abhygael. Dia menyodorkan kartu itu bukan karena dia mulai tertarik tetapi kartu itu memang milik Leona yang ditipkan neneknya saat kembali dari Rumah Sakit.

Mendengar ancaman itu, akhirnya Leona meraih kembali black card itu sambil bergumam. "Tumben, jangan-jangan setan dibahunya sudah lari."

"Kau bilang apa ?"

"Ah..ti tidak..terima kasih, jadi aku bisa keluar rumah hari ini ? Aku mau membeli sesuatu."

Abhygael menatap Leona yang hendak berdiri meninggalkan ruang makan. "Pergilah, tapi hanya 2 jam, lewat dari itu kau tau sendiri resikonya."

Leona hendak protes namun menatap wajah garang suaminya, akhirnya hanya mampu mengangguk dan meninggalkan ruang makan.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Kinaonak putri Tabunigwe
Selanjutnya mau baca bgmna dapat koin cara bgmna
goodnovel comment avatar
Yuyun
kadang indah kadang suram siang malam berganti suka duka bergulir tangis tawa teriring indahkan hidup dengan perjuangan
goodnovel comment avatar
Herma Linda
lumayan sih ceritanya, cuma alurnya kurang pas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status