Share

"Apakah wajar berbicara dalam telepon selarut ini."

"Sampai detik ini, saat Oma melihatnya, rasanya Oma mau menangis," wanita paruh baya itu mengusap pipinya yang basah. "Dia anak yang baik, meskipun dia terlihat baik-baik saja di luar, tapi di dalam hatinya ada banyak hal yang ingin diungkapkan," ucapnya lagi melirik yang paling muda.

Hingga yang dilirik memeluk yang paling tua dari belakang, "Oma, bagaimanapun dia, tapi yang kita lihat saat ini, adalah seorang Ducan yang kuat," wanita itu menyemangati.

"Kamu jangan tinggalkan Ducan ya?" senyum si Oma menatap wanita itu lembut.

Menarik pelan wanita di belakangnya, menghadapnya, Hanisa yang melihat wanita paruh baya itu tampak masih bersedih, perlahan mengusap air mata si Oma seraya memberikan senyum.

"Oma, jangan menangis lagi ya, sekarang aku adalah istrinya Ducan," ucapnya tersenyum memegangi tangan wanita paruh baya itu, "dan aku janji sama Oma. akan merawatnya," ucapnya lagi dengan senyuman membuat yang paling tua merasa tenang.

Kemudian wanita paruh baya itu memeluk Hanisa eratny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status