Share

Bab 17

Author: Raja Utara
"Baik, saya sudah mengingat nasihat Tuan!" Manajer hotel itu menyeka keringat dingin di dahinya dan mengangguk berulang kali.

Melihat reaksinya, Josh berkata dengan nada dingin, "Aku akan memberi tahu Pak Simson masalah ini, biar dia sendiri yang membuat keputusan!" Usai bicara, Josh langsung memanggil Rubeus untuk masuk ke hotel.

"Pak ... Simson?" Mendengar Josh akan mengadukan masalah ini pada Simson, manajer hotel itu langsung terduduk lemas di lantai. Jika masalah ini sampai diketahui Simson, dia pasti akan dipecat.

Setelah memasuki hotel, Josh berkata, "Juan, kamu laporkan masalah ini kepada Pak Simson."

"Baik, Pak Josh." Juan mengangguk.

Josh kemudian melihat ke arah Rubeus dan berkata, "Rubeus, apa kamu sudah merasa puas dengan balas dendammu tadi?"

"Tentu saja! Semua berkat bantuan Josh. Tanpa dukunganmu, aku nggak akan bisa balas dendam. Melihat dia meminta maaf sambil memohon-mohon, rasanya sangat memuaskan," ucap Rubeus dengan penuh semangat.

Bagi Rubeus yang dulu, dia hanya bisa bersabar jika ditindas seperti itu. Sebagai seseorang yang statusnya tidak setara dengan orang lain, dia harus bersabar diperlakukan dengan tidak adil. Namun sekarang, dengan dukungan Josh, Rubeus tidak akan lagi menerima perlakuan seperti itu!

....

Tak lama setelah Josh kembali ke ruang istirahat, Direktur Hotel datang dan meminta maaf kepada Josh dan Rubeus. Dia juga mengatakan bahwa dia telah memberhentikan manajer hotel.

....

Di dalam lokasi acara pesta.

Saat ini, masih ada sekitar 20 menit sebelum acara dimulai. Lebih dari 40 tamu undangan sudah berkumpul di dalam lokasi. Acara pesta ini tidak terlalu besar, hanya dihadiri oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki kerja sama dengan Grup Vagant. Berhubung acara belum resmi dimulai, banyak bos-bos lain yang berkumpul dan asyik berbincang-bincang.

Di salah satu meja ....

Seorang pria paruh baya duduk bersama seorang gadis muda dengan riasan tebal. Jika Josh ada di sana, dia pasti akan langsung mengenali gadis yang berdandan menor itu. Sebab, gadis itu adalah gadis yang diperkenalkan Rubeus kepada Josh di bar beberapa hari yang lalu, yaitu Agnes!

Saat itu, Agnes bahkan membanggakan diri kepada Josh bahwa dia telah diundang ke acara pesta Grup Vagant. Pria paruh baya yang duduk di samping Agnes adalah ayahnya.

"Agnes, katanya Dirut baru ini masih sangat muda. Setelah acara selesai nanti, aku akan mencari kesempatan untuk bertemu dengannya secara pribadi. Kamu harus berusaha, kalau kamu bisa mendekati Dirut baru ini, maka keluarga kita akan benar-benar sukses!" kata ayah Agnes memberi nasihat.

Maksud perkataan ayahnya ini sangat jelas, dia ingin putrinya menggoda Dirut baru Grup Vagant.

"Ayah, jangan khawatir, aku pasti akan berusaha keras!" Agnes terlihat sangat antusias.

Keluarga Agnes juga merupakan perusahaan kecil yang sangat biasa di daerah setempat, bahkan lebih kecil daripada perusahaan milik Armand. Tentu saja, Agnes paham bahwa jika dia bisa mendekati Dirut Grup Vagant, keluarganya akan menjadi sukses. Namun, dia tidak tahu bahwa Dirut baru tersebut adalah Josh.

....

Di dalam ruang istirahat VIP.

"Josh, pemilik Perusahaan Material Nature ingin bertemu denganmu," kata Juan.

"Apa yang dia inginkan?" tanya Josh.

"Sepertinya dia ingin membahas tentang kerja sama. Saat ini, kita memang membutuhkan perusahaan material sebagai mitra. Meskipun perusahaan mereka tidak memiliki keunggulan harga karena skalanya masih kecil," jelas Juan.

"Kalau begitu, kamu saja yang membahas masalah kerja sama dengan mereka. Aku nggak perlu ketemu mereka lagi," kata Josh sambil melambaikan tangan.

"Baik!" sahut Juan, lalu keluar dari ruangan.

Tidak lama setelah Juan keluar, Rubeus masuk ke dalam ruang istirahat dengan terengah-engah.

"Jo ... Josh! Tebak siapa yang aku lihat di ruang acara!" seru Rubeus dengan napas tersengal-sengal. Dia terlihat sangat bersemangat.

"Bersemangat sekali kamu. Siapa yang kamu lihat?" tanya Josh sambil tersenyum.

"Apa kamu masih ingat ... gadis yang membayar tagihan kita kemarin malam?" ujar Rubeus sambil bernapas berat.

"Apa? Kamu bertemu dengannya di acara ini? Benarkah?" Josh berdiri dari kursinya dengan kaget.

"Benar! Dia berada di ruang acara sekarang! Aku melihatnya dengan mata kepala sendiri, nggak mungkin salah!" Rubeus tersenyum dan menganggukkan kepala dengan tegas.

"Sepertinya jodoh kita masih belum berakhir dengannya!" Seulas senyuman muncul di bibir Josh.

Kemarin malam, Josh berharap bisa bertemu gadis itu lagi untuk membalas budi kepadanya. Namun, dia juga tahu bahwa hal ini sangat sulit. Tak disangka, hari ini mereka malah menemukan jejaknya?

"Ayo! Mari kita temui dia, sudah saatnya kita membayar utang kita kepadanya," ujar Josh yang langsung berjalan ke luar.

Di salah satu sudut ruang acara.

Seorang wanita cantik yang mengenakan jaket putih dan celana jeans dengan aura yang ceria, sedang berdiri di sana. Dia adalah gadis yang membantu Josh di restoran semalam, Mona.

Ketika ayahnya mendekatinya, Mona segera bertanya, "Ayah, bagaimana hasilnya? Apa Ayah bertemu dengan Dirut baru dari Grup Vagant? Apakah dia mau bekerja sama dengan kita?"

Pria paruh baya itu menggelengkan kepala dengan muram. "Nggak ketemu, Pak Juan yang berbicara denganku. Meskipun sudah berusaha keras, Pak Juan tetap menolaknya."

Ketika Mona mendengar perkataan itu, ekspresinya juga menunjukkan kekecewaan dan kesedihan.

"Ayah, jangan sedih. Dunia bisnis memang seperti ini. Grup Vagant melakukan bisnis untuk mencari keuntungan, tentu mereka akan memilih pemasok material yang lebih baik. Sayangnya, kita terlalu lemah dan tidak memiliki daya saing." Mona menghibur ayahnya.

"Aku mengerti." Pria paruh baya itu mengangguk, wajahnya penuh dengan perasaan putus asa.

Meskipun Mona tidak mengatakannya, dia bertekad untuk mencoba lagi setelah acara selesai. Dia ingin mencari Dirut baru dari Grup Vagant dan mencoba meyakinkannya lagi. Sebab, dia tahu, jika tidak bisa mendapatkan Grup Vagant sebagai klien, perusahaan mereka tidak akan bertahan lama. Ini adalah kesempatan terakhir mereka.

"Halo, kita bertemu lagi!" Terdengar sebuah suara dari belakang Mona.

Mona berbalik dan melihat Josh dan Rubeus berdiri di sana.

Lantaran sebagian besar pemilik usaha di acara ini belum pernah melihat Josh sebelumnya, mereka tidak tahu bahwa dia adalah Dirut baru dari Grup Vagant. Oleh karena itu, kehadiran Josh tidak menimbulkan kehebohan.

"Kalian?" Mona langsung mengenali Josh dan Rubeus, tetapi dia agak terkejut melihat mereka di sini.

"Benar, kita bertemu lagi. Ternyata kita masih bisa bertemu. Sepertinya takdir menginginkan kami mengembalikan uang kepadamu," ucap Josh sambil tersenyum.

"Aku juga nggak menyangka bisa ketemu kalian lagi," kata Mona dengan senyum lembut. Harus diakui, senyumnya begitu cantik dan mampu meluluhkan hati orang.

"Kita bisa ketemu lagi, artinya kita memang berjodoh. Jadi, kali ini kamu bisa memberitahuku namamu, 'kan?" balas Josh sambil tersenyum.

"Ehm.... Baiklah, namaku Mona." Setelah berpikir sejenak, Mona akhirnya menyebutkan namanya.

"Mona .... Hm, nama yang bagus!" Josh mengulang namanya dengan lirih.

"Omong-omong, Mona, berikan nomor rekeningmu padaku. Aku akan mentransfer uangnya ke kamu. Aku nggak bawa banyak uang tunai, tapi aku akan membuktikan bahwa aku bukan penipu. Dompetku benar-benar dicuri orang kemarin," kata Josh.

"Nggak usah, aku percaya kamu bukan penipu. Makan malam kemarin, anggap saja aku yang traktir," tolak Mona sambil melambaikan tangan. Sejak awal, Mona memang tidak berniat untuk mengambil kembali uang itu.

"Mona, siapa dia?" tanya ayah Mona yang berdiri di samping.

"Ayah, dia adalah seseorang yang bertemu denganku di restoran kemarin. Dia mengalami masalah, jadi aku membantunya sedikit," jelas Mona.

"Mona, kamu tetap suka ikut campur urusan orang lain. Kamu seorang gadis, bagaimana kalau kamu terlibat dalam masalah?" tegur ayah Mona dengan ekspresi serius.

"Oh ...." Mona hanya bisa menunduk dan mendengarkan sang ayah dengan patuh. Terlihat jelas bahwa didikan keluarga Mona sangat ketat.

"Pak, salam kenal, saya Josh. Senang berkenalan dengan Anda dan putri Anda," sapa Josh sambil mengulurkan tangannya kepada ayah Mona. Ayah Mona juga tidak menolak untuk berjabat tangan dengan Josh, meskipun ekspresinya agak datar.

Josh kemudian menoleh ke arah Mona dan berkata, "Omong-omong, kenapa kamu bisa berada di sini?"

"Tentu saja untuk menghadiri pesta," jawab Mona.

"Oh? Berarti keluarga kalian juga bekerja sama dengan Grup Vagant? Apa aku boleh tahu lebih lanjut tentang bidang kerja sama kalian?" tanya Josh dengan penasaran.

"Kami memang berkeinginan untuk bekerja sama dengan Grup Vagant, tapi ... perusahaan kami terlalu kecil. Mereka bahkan tidak melirik perusahaan kami," kata Mona dengan ekspresi agak murung.

Sementara itu, Rubeus yang berdiri di samping tidak kuasa untuk menahan tawanya. Dia bertanya-tanya, bagaimana reaksi Mona jika mengetahui bahwa Josh adalah Dirut baru di Grup Vagant?

Josh kemudian bertanya, "Mona, bisa beri tahu aku nama perusahaan kalian?"

"Perusahaan kami bernama Perusahaan Material Nature," jawab Mona.

"Perusahaan Material Nature?" Josh terkejut. Setelah mendengar nama itu, Josh tiba-tiba teringat bahwa baru saja Juan melaporkan bahwa pemilik Perusahaan Material Nature ingin bertemu dengannya.

Pada saat ini, Mona bertanya kepada Josh dengan penasaran, "Omong-omong, kalian berdua kenapa bisa ada di sini? Apakah keluarga kalian bekerja sama dengan Grup Vagant?"

Josh merenung sejenak, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku di sini karena ... entahlah, mungkin takdir yang mempertemukan kita di sini. Jadi, aku datang untuk mengembalikan uangmu."

Josh memutuskan untuk tidak terburu-buru mengungkapkan identitasnya pada saat ini. Setelah mendengar perkataan Josh, Mona tertawa sambil menutup mulutnya. Sementara itu, ekspresi ayah Mona terlihat agak muram.

"Nak, apa kamu mencoba mendekati putriku di hadapanku secara langsung? Apakah menurutmu tindakanmu itu pantas?" tegas ayah Mona dengan wajah serius.

"Eh ...." Josh merasa canggung mendengar perkataan itu.

Seketika, wajah Mona langsung merah padam. "Ayah, jangan bicara sembarangan. Kami hanya sekadar mengobrol saja."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 203

    "Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 202

    "Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 201

    "Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 200

    "Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 199

    Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 198

    Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status