"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
Di Kota Sunrise, pintu masuk Gedung Vagant, terlihat Josh Barnett berdiri sambil tersenyum dan memegang 2 tiket bioskop.Saat ini, seorang pria dan wanita berjalan keluar dari gedung tersebut. Si pria mengenakan jas dan jam tangan Vacheron Constantin, juga terlihat kunci mobil BMW di pinggangnya. Sementara itu, si wanita memiliki postur tubuh yang bagus dan parasnya juga lumayan. Keduanya mengobrol sambil tertawa bahagia."Hazel!" seru Josh dengan gembira begitu melihat wanita itu.Namun, ekspresi Hazel Lynch justru berubah saat melihat Josh. Dia bertanya dengan jengkel, "Ke ... kenapa kamu kemari? Bukannya sudah kubilang jangan datang ke kantorku? Kalau rekan kerjaku melihatmu, aku yang akan malu!""Hazel, hari ini adalah perayaan tahun ke-2 kita berpacaran. Aku sudah membeli tiket bioskop dan ingin memberimu kejutan," ujar Josh seraya menyodorkan tiket bioskop kepada Hazel.Pria berjas yang berdiri di sebelah pun mengernyit dan bertanya, "Berpacaran? Hazel, bukannya kamu bilang belum
"Baguslah kalau kamu setuju. Besok pagi, datanglah ke kantor cabang untuk menjabat. Gimana? Aku akan menginstruksi bawahanku nanti," ujar Marcus seraya tersenyum."Oke." Josh kembali menganggukkan kepalanya.Ketika melihat Josh menyetujuinya, Marcus menjadi makin bersemangat. Dia awalnya merasa khawatir ditolak oleh Josh. Tanpa diduga, semua justru berjalan dengan lancar.Marcus menepuk bahu Josh sambil berkata, "Setelah kamu tamat kuliah, kamu akan menjadi pewaris Grup Vagant."Marcus mengobrol sebentar dengan keduanya. Kemudian, dia mengatakan harus kembali ke ibu kota karena punya banyak urusan. Dia pun akan mengunjungi Josh lagi nanti. Dia juga berpesan bahwa Josh boleh menghubunginya jika butuh bantuannya.Sesudah Marcus pergi, Josh bergumam dalam hatinya dengan emosional, 'Ternyata, aku adalah cucu Marcus Parker. Aku adalah pewaris Grup Vagant!'Dalam perjalanan pulang, Josh mengira dirinya tidak akan pernah terlepas dari kemiskinan ini. Namun, dia tiba-tiba saja menjadi cucu seo
Begitu mendengar perkataan Noah, semua orang yang berada di sana sontak tercengang. Terutama Hazel dan Alex, mereka sampai menganga begitu lebar. Apa yang terjadi? Sekretaris Noah memberi hormat kepada Josh? Dia bahkan memanggilnya dengan sebutan tuan muda?Saat ini, Noah menoleh sambil berkata dengan ekspresi datar, "Pak Yakov, ini dirut baru perusahaan. Kenapa kalian masih diam? Cepat beri hormat!""Apa? Di ... dia dirut baru?" sahut Yakov yang raut wajahnya berubah drastis."Dia benar-benar dirut baru?" Karyawan lainnya juga terkejut mendengarnya.Alex sampai membelalakkan matanya. Dia tidak bisa memercayai pendengarannya, seakan-akan baru disambar petir.Orang yang ekspresinya paling masam tidak lain adalah Hazel. Dia berseru, "Mana mungkin. Dia hanya pria miskin yang nggak punya apa-apa. Aku tahu betul kondisi keluarganya. Dia nggak mungkin menjadi dirut baru perusahaan!"Yakov pun bertanya, "Pak Noah, apa kamu tidak salah? Lihatlah, pakaiannya tidak seperti seorang dirut.""Pak Y
"Baiklah, aku percaya padamu," ucap Josh sembari menepuk bahu Juan. Bagi Josh yang dulu, dia tidak akan pernah bisa mendekati tokoh penting seperti Juan. Namun, Juan justru bersikap begitu hormat kepadanya sekarang.Kemudian, Josh menatap para karyawan sambil berkata, "Semuanya, aku akan memberi kalian 10 juta per orang sebagai hadiah pertemuan. Uang ini akan ditransfer bersama gaji bulan depan kalian!""Apa? Hadiah pertemuan sebesar 10 juta?""Pak Josh, terima kasih banyak!"Setelah tercengang untuk sesaat, para karyawan buru-buru berseru dengan gembira. Apa ada yang lebih baik daripada uang? Jumlahnya bahkan mencapai 10 juta!"Dirut baru kita benar-benar murah hati. Begitu datang, dia langsung memberi kita 10 juta. Dia jauh lebih hebat daripada Yakov dan Alex!""Benar, kita mungkin akan sukses kalau bekerja untuk dirut yang begitu murah hati!"....Para karyawan sibuk berdiskusi. Siapa yang tidak menyukai dirut yang begitu dermawan? Apalagi, Yakov sangat pelit sebelumnya. Itu sebabny
Travis tahu betul bahwa orang yang bisa menyumbangkan 20 miliar pasti berasal dari keluarga kaya raya. Dia tentu harus menyanjung orang seperti ini."Namaku Josh." Josh berbalik, lalu duduk dan menyilangkan kakinya. Kemudian, dia berbicara lagi, "Pak, aku nggak menyumbangkan uang ini sembarangan. Aku punya 2 permintaan.""Katakanlah," ujar Travis seraya menganggukkan kepala. Dia sudah menduga akan hal ini sebelumnya.Josh menyesap teh yang diberikan sekretaris Travis sebelum menyahut dengan tidak acuh, "Pertama, pecat dosen bernama Daniel. Kedua, kamu harus menjamin aku nggak perlu mengulang pelajaran apa pun meski aku terus bolos.""Bukan masalah," timpal Travis tanpa mempertimbangkan sedetik pun. Memecat seorang dosen hanya hal sepele. Lagi pula, masih ada banyak dosen di universitas. Uang 20 miliar ini tentu jauh lebih penting."Baiklah. Kalau begitu, aku nggak akan mengganggumu lagi. Kuharap Pak Travis bisa segera memecat dosen itu," ujar Josh sembari bangkit dari tempat duduknya.
Para mahasiswi di kelas bahkan menjadi bersemangat. Asalkan mengetahui identitas tuan muda ini, mereka pasti akan menghalalkan segala cara untuk mendekatinya. Begitu berhasil, status mereka pasti akan membubung tinggi."Sayang sekali, nggak ada nama dan kelas penyumbangnya. Hanya ditulis anonim di pemberitahuan.""Ya, semua orang sedang mencari tahu identitas anak orang kaya ini. Tapi, nggak ada seorang pun yang tahu."Para mahasiswa terus membahas masalah ini. Ketika mendengarnya, Josh tak kuasa tersenyum. Tanpa diduga, seluruh universitas sudah tahu tentang sumbangan yang diberikannya ini. Untung saja, Josh sudah berpesan kepada Travis untuk tidak membocorkan identitasnya. Dengan begini, dia baru tidak akan kerepotan.Ketika mendengar diskusi orang-orang, Armand tak kuasa berkata, "Gila, apa yang dipikirkan orang ini? Bukannya dia menyumbangkan begitu banyak uang untuk pamer? Gimana dia bisa pamer kalau merahasiakan identitasnya? Kalau itu aku, aku pasti sudah menuliskan nama dan kel
"Cantik, biar kutanya, kalau Grup Vagant mengakhiri kerja sama dengan keluarga Armand, kira-kira apa yang akan terjadi dengan Perusahaan Material Fortune?" tanya Josh kepada wanita cantik itu."Mereka akan berakhir mengenaskan. Bisa dibilang bahwa Perusahaan Material Fortune bergantung pada Grup Vagant untuk bertahan hidup," jawab si wanita cantik."Oh, ya?" Senyuman Josh menjadi makin lebar. Dia telah terpikir akan sebuah ide."Tampan, semua orang di sini memanggilku Kak Ruby. Kamu boleh memanggilku seperti itu juga," ujar wanita cantik itu seraya menyunggingkan senyuman menggoda."Oke, Kak Ruby." Josh tersenyum layaknya seorang jentelmen."Siapa namamu?" tanya Ruby sembari tersenyum.Pakaian Josh yang terlihat murahan memberi kesan bahwa dia hanyalah bocah miskin. Namun, ketika Josh meminta informasi darinya, dia rela mengeluarkan uang yang sangat banyak. Hal ini pun membuat Ruby merasa bahwa pria ini bukan orang biasa.Josh menghabiskan bir dalam gelasnya, lalu menjawab, "Josh."Rub