Share

Bab 16

Author: Raja Utara
"Baik, Pak Josh!" jawab Juan sambil mengangguk.

Setelah mendengar perkataannya, Adam langsung panik. Jika kerja sama dengan Grup Vagant terputus, perusahaan miliknya pasti akan hancur!

"Pak Josh ... kumohon beri kami kesempatan kedua! Setelah ini, aku akan memberi pelajaran pada anakku ini!" Adam juga memohon.

"Diam!" bentak Josh seraya mengerutkan kening.

Kemudian, Josh menatap mereka dengan tajam dan berkata dengan tegas, "Aku sudah cukup menghormati kalian. Kalau aku benar-benar ingin memperpanjang masalah ini, kalian berdua pasti akan mati! Siapa pun nggak akan bisa menyelamatkan kalian!"

Wajah Adam menjadi pucat karena ketakutan mendengar kata-kata Josh. Dia tahu, dengan status Josh sebagai cucu Marcus, Josh bisa saja membunuh Armand jika dia menginginkannya!

Armand merasa benar-benar putus asa. Dia terjatuh lemas di lantai dengan wajah yang dipenuhi keputusasaan. Tamat sudah semuanya!

Josh kembali duduk di sofa sambil melambaikan tangannya, lalu berkata, "Kalau tidak ada urusan lain lagi, keluarlah!"

"Silakan keluar, Pak Adam, Tuan Armand!" Juan membuka pintu ruangan dan mengisyaratkan Armand dan ayahnya untuk pergi. Dengan wajah penuh keputusasaan, kedua orang itu meninggalkan ruang tamu VIP.

Di luar ruangan ....

Plak!

Setelah keluar, Adam langsung memukul wajah Armand dengan keras dan memarahinya, "Dasar bocah tak tahu diri! Berani-beraninya kamu menyinggung cucu Marcus, kamu sudah bosan hidup ya?"

"Ayah, aku benar-benar nggak tahu dia itu cucu Marcus!" ujar Armand dengan putus asa.

Setelah mengalami insiden tadi, Adam dan Armand tentu saja tidak mungkin lagi menetap di acara pesta. Mereka meninggalkan lokasi tersebut dengan wajah muram.

Di dalam ruang tamu VIP.

"Pak Josh, kalaupun Anda tidak punya masalah dengan Perusahaan Material Fortune tadi, aku juga telah berencana untuk menghentikan kerja sama dengan mereka kali ini," kata Juan.

"Oh ya? Kenapa?" Josh menengadahkan kepalanya dan menatap Juan.

"Bahan bangunan yang mereka sediakan selain mahal, juga kualitasnya biasa saja. Mereka bisa bekerja sama dengan perusahaan kita ini karena memberikan sogokan kepada Keluarga Osborne," kata Jan menjelaskan.

"Begitu, ya." Josh mengangguk.

Juan melanjutkan, "Pak Josh, setelah memutuskan kerja sama dengan Perusahaan Material Fortune, kita perlu memilih perusahaan material lainnya sebagai pengganti. Apakah Pak Josh punya persyaratan atau rekomendasi?"

"Aku percayakan padamu untuk mengurus hal ini," ujar Josh.

"Pak Josh tenang saja, aku pasti akan memilih perusahaan yang harganya sesuai dan bahan bangunannya berkualitas," ujar Juan sambil tersenyum senang karena Josh begitu memercayainya.

....

Di pintu masuk hotel.

Sahabat Josh yang bernama Rubeus, tiba dengan penuh semangat di depan pintu hotel. Kemarin Josh mengatakan bahwa dia diperbolehkan untuk datang jika dia menginginkannya. Jadi, Rubeus ingin melihat-lihat suasana di sini.

"Tunggu sebentar, Tuan." Ketika Rubeus baru saja tiba di depan pintu, dia dihalangi oleh dua orang satpam. Mereka melihat pakaian dan penampilan Rubeus yang tidak tampak seperti seseorang yang bisa menghadiri acara besar di Hotel Cloud Summit.

"Saya datang untuk menghadiri pesta Grup Vagant, apa ada masalah?" tanya Rubeus memandang kedua pria di hadapannya.

"Tuan, kalau Anda ingin menghadiri pesta, harap tunjukkan undangan Anda," ujar kedua satpam itu.

"Undangan? Saya diundang secara lisan oleh Dirut Grup Vagant cabang Kota Sunrise, saya tidak punya undangan tertulis," kata Rubeus.

"Maaf, kalau tidak punya undangan, Anda tidak bisa masuk!" ujar kedua satpam itu menghalangi jalan.

"Sudah saya bilang, saya ini diundang oleh Dirut secara lisan! Kalau kalian nggak percaya, tanyakan saja langsung padanya," bantah Rubeus sambil mengangkat alisnya dengan wajah bingung.

Kedua satpam tersebut bukan hanya tidak percaya, mereka malah tertawa seolah-olah mendengar sebuah lelucon. Tiba-tiba, manajer hotel datang menghampiri mereka.

"Apa yang terjadi? Kenapa ribut-ribut begini?" tanya manajer hotel.

"Pak, pria ini mengatakan dia datang untuk menghadiri pesta Grup Vagant, tapi dia tidak punya undangan. Katanya, dia diundang secara lisan oleh Dirut Grup Vagant," kata dua satpam tersebut.

Rubeus mengangguk dan berkata, "Benar, saya diundang secara lisan oleh Dirut. Kami adalah teman baik."

Manajer hotel menilai penampilan Rubeus dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kemudian, dia tertawa dengan sinis dan berkata, "Apa kamu bilang? Dirut Grup Vagant mengundangmu secara lisan? Kamu teman baiknya?"

"Ya!" Rubeus mengangguk lagi.

"Nak, jangan bercanda, ya. Apa kamu berhak jadi teman baik Dirut Grup Vagant? Kamu harus becermin dulu. Sepertinya kamu hanya ingin masuk ke pesta untuk makan dan minum gratis!" ujar manajer hotel tertawa sinis.

Wajah Rubeus menjadi merah padam, tentu saja dia tidak terima diperlakukan seperti ini. Dulu, dia harus bersabar jika ada yang memandang rendah dirinya. Namun, Josh pernah menasihatinya untuk melawan siapa pun yang meremehkannya. Selain itu, jika ada masalah, Josh sendiri yang akan menyelesaikannya.

Memikirkan hal ini, Rubeus langsung mendongak dan berkata, "Apa karena aku nggak mengenakan pakaian bermerek, jadi kalian memandang rendah aku? Asal kalian tahu saja, jangan meremehkan orang lain hanya karena penampilannya! Dasar picik!"

Manajer hotel mengerutkan kening dan berkata, "Picik? Kamu mau cari masalah denganku?"

"Orang yang menilai dari penampilan itu memang picik!" bantah Rubeus tidak ingin kalah.

"Bocah tengik, cari mati kamu!"

Plak!

Manajer hotel yang marah langsung menampar wajah Rubeus.

Sebelum dia sempat bereaksi, suara tamparan yang keras telah mengenai wajah Rubeus. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa manajer hotel akan bertindak kasar seperti ini.

"Kamu ... kamu memukulku?" Rubeus memegang wajahnya dengan mata terbelalak.

Manajer hotel berkata dengan sombong, "Aku memang memukulmu! Berani-beraninya kamu menghinaku, apa kamu nggak becermin dulu? Kalian berdua, usir dia!"

Manajer hotel memberi isyarat kepada kedua satpam di dekatnya. Ketika kedua satpam itu mendengar perintahnya, mereka langsung mendekat dan menangkap Rubeus.

"Kamu ... tunggu saja kamu! Berani-beraninya kamu memukulku, aku akan membuatmu menanggung akibatnya!" Rubeus marah sambil menuding manajer hotel.

"Nggak masalah, aku tunggu kamu!" Manajer hotel tersenyum dingin.

Manajer hotel itu merasa dia sudah sangat mahir dalam menilai orang. Dia yakin Rubeus hanyalah orang rendahan yang mudah ditindas. Oleh karena itu, dia tidak takut sama sekali pada Rubeus.

Setelah dua satpam itu mengusir Rubeus, Rubeus segera mengambil teleponnya dan mencari nomor Josh ....

Di ruang VIP ....

"Apa? Kamu dipukul di pintu hotel?" Josh terkejut dan langsung berdiri dari kursinya.

"Baiklah, jangan khawatir, aku akan turun sekarang juga!" balas Josh lewat telepon.

Setelah mengakhiri panggilan itu, wajah Josh menjadi sangat murung. Sahabatnya datang untuk menghadiri pesta yang diadakannya, tapi malah dipukul di pintu hotel. Ini sungguh tidak bisa diterima!

"Pak Josh, apa yang terjadi?" tanya Juan dengan cemas.

"Temanku dipukul oleh manajer di depan pintu hotel!" ucap Josh dengan nada dingin.

"Apa?" Juan terkejut, ini adalah masalah besar.

"Juan, ikuti aku!" Josh langsung mengajak Juan keluar. Juan menyadari betapa seriusnya situasi ini dan segera mengikutinya.

Di depan pintu hotel, Rubeus yang telah diusir, kembali ke depan pintu hotel. Manajer hotel itu masih tetap berdiri di sana.

"Kenapa kamu kembali lagi? Mau dipukul lagi?" Manajer hotel mengancam sambil menunjuk Rubeus dengan sombong.

"Tutup mulutmu!" Tiba-tiba, terdengar teriakan tajam yang bergema dari dalam hotel. Begitu manajer hotel itu menoleh, dia melihat Josh dan Juan sedang berjalan ke arahnya.

"Pak Josh, Pak Juan!" sapa manajer hotel itu dengan kaget. Kemudian, dia buru-buru tersenyum menyanjung dan berkata, "Kenapa Pak Josh dan Pak Juan bisa tiba-tiba datang?"

"Minggir kamu!" Suara Josh yang tajam, menggelegar dari dalam hotel. Josh mendorong manajer hotel dengan satu tangan dan berjalan langsung ke depan Rubeus.

"Josh, akhirnya kamu datang juga!" panggil Rubeus dengan wajah sedih.

"Rubeus, siapa yang memukulmu?" tanya Josh sambil memicingkan matanya.

"Dia!" Rubeus langsung menunjuk manajer hotel tersebut.

Josh memalingkan wajahnya ke manajer hotel dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Melihat tatapan Josh, wajah manajer hotel itu seketika memucat.

Manajer hotel itu bukanlah orang bodoh. Setelah melihat adegan ini, dia langsung menyadari bahwa Rubeus adalah teman dari Dirut baru Grup Vagant! Setelah menyadari hal ini, hatinya langsung tenggelam dalam ketakutan. Dia benar-benar telah memukul teman dari Dirut Grup Vagant!

"Besar sekali nyalimu, seorang manajer kecil sepertimu berani memukul temanku? Apa kamu mau memukulku juga?" ujar Josh sambil menggenggam kerah manajer hotel itu dengan marah.

"Pak Josh, tolong ampuni aku!" Manajer hotel tersebut gemetaran dan langsung berlutut di lantai. Kedua satpam di sisinya juga ketakutan dan ikut berlutut. Mereka sama sekali tidak pernah menyangka bahwa pria seperti Rubeus yang terlihat biasa-biasa saja ini adalah teman Dirut Grup Vagant!

Dengan status mereka ini, mana mungkin mereka sanggup menanggung konsekuensi dari mengusik teman Dirut?

Josh berpaling ke arah Rubeus, lalu menatapnya dengan mata menyipit. Setelah itu, dia berkata dengan nada dingin, "Rubeus, balas dendam 10 kali, atau bahkan 100 kali lipat dari yang dia lakukan padamu!"

"Baik!" sahut Rubeus sambil mengangguk. Rubeus sudah lama menahan kemarahan setelah dipukuli oleh manajer hotel, sekarang adalah saatnya untuk balas dendam.

Rubeus langsung menggulung lengan bajunya, lalu melangkah ke depan manajer hotel. Dia menatap pria yang sedang berlutut itu dan berkata, "Sekarang kamu percaya bahwa aku adalah teman Dirut, 'kan?"

"Aku percaya! Aku percaya! Tolong, Pak Rubeus, ampunilah aku!" ujar manajer hotel dengan suara gemetaran.

"Mengampunimu? Jangan mimpi!" Setelah berkata demikian, Rubeus langsung menampar manajer hotel itu dengan keras.

"Kukembalikan tamparanmu ini! Selanjutnya adalah bunga dari tamparan tadi!"

Plak! Plak! Plak!

Rubeus sama sekali tidak segan-segan menampar kembali manajer hotel itu beberapa kali. Wajah manajer hotel itu kini telah penuh dengan bekas tamparan, tetapi dia tidak berani melakukan perlawanan sama sekali.

Setelah menamparnya beberapa kali, amarah dalam hati Rubeus juga sudah terlampiaskan. Kemudian, dia berkata kepada manajer hotel itu dengan nada tegas, "Ingat, jangan menilai orang dari penampilannya! Memangnya kamu sehebat apa sampai berani merendahkan orang? Masih banyak orang yang jauh lebih hebat darimu!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 203

    "Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 202

    "Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 201

    "Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 200

    "Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 199

    Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 198

    Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status