Share

Lima Puluh Tujuh

Bu Atik hampir pingsan, Windy pun sama dengan sang ibu yang menahan lemas di tubuhnya. Masalah Nina saja belum selesai, kini mereka sudah menjadi miskin dan setara dengan pembantu yang di hinanya.

Nina yang juga datang menemui keluarga Pak Hartawan ternyata berbahagia mendengar berita kebangkrutan mereka. Kini, dirinya dan Wisnu pun sederajat dan Bu Atik tidak bisa menghinanya lagi.

“Saya turut sedih, sabar ya, Mas Wisnu.”

Walau ia turut prihatin, tapi di hati perempuan itu begitu bergembira. Nina datang bersama dengan Bu Atik karena ingin tahu kabar Pak Hartawan. Ia tak mau jika satu-satunya orang yang mendukung pernikahannya dengan Wisnu meninggal dunia. Bersyukur Nina saat Pak Hartawan hanya mengalami stroke ringan.

“Wajah kamu itu enggak menunjukkan kalau kamu bersimpati,” ujar Windy.

“Saya tuh salah terus, ya sudah saya diam saja.” Nina langsung membuang wajahnya, ia malas menatap calon adik iparnya yang seperti benalu.

Bu Atik memperhatikan Nina, jika ia berbuat jahat pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status