Home / Romansa / Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima / BAB 29: Batas yang Tak Terlihat

Share

BAB 29: Batas yang Tak Terlihat

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-01-22 09:21:26

Zara menoleh, menatap Kael dengan sedikit kaget. “Siapa?”

“Tante Sarah,” jawab Kael singkat, matanya tetap fokus ke jalan. Meskipun nadanya datar, tetap ada tekanan halus yang sulit diabaikan.

Zara terdiam sejenak, berusaha menyusun kata-kata. Dia tahu Kael tidak akan mudah dibohongi.

“Dia cuma ngomong soal Om Riki,” kata Zara akhirnya. “Katanya butuh bantuan tambahan.”

Kael melirik Zara sekilas, lalu kembali menatap jalan. “Cuma itu?”

Zara menggigit bibirnya. Dia tahu Kael tidak bertanya untuk basa-basi, tapi mengatakan semuanya hanya akan memperumit keadaan. “Iya, kira-kira begitu.”

“Jangan kira-kira,” potong Kael, suaranya tetap tenang tapi terdengar tegas. “Apa dia menyusahkanmu?”

Zara menghela napas, merasa tidak punya pilihan selain lebih terbuka. “Tante Sarah memang suka bicara hal yang … membuatku kurang nyaman. Tapi aku bisa mengatasinya.”

“Contohnya?” tanya Kael singkat, masih tanpa menoleh.

Zara menatap Kael dengan ragu. “Dia bilang … aku harus le
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 30: Rasa dan Realita

    ‘Jadi itu alasan dia batalin perjodohan sama Clara?’ pikir Zara, perlahan mulai memahami. Zara memutuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum Deon atau Kael menyadari bahwa dia telah mendengarkan percakapan mereka. Setibanya di kamar, Zara duduk di tepi ranjang, membiarkan pikiran-pikiran itu mengalir tanpa penghalang. Memang, dari awal dia tahu pernikahan ini hanya sebuah kontrak, tapi tetap saja, mendengar alasan konkret di balik semuanya memberikan rasa lega yang aneh. ‘Dia pilih aku karena aku nggak akan nuntut apa-apa.’ Zara menghela napas panjang. Dia juga tahu bahwa keputusan itu, meskipun berawal dari kepentingan Kael, tapi pada akhirnya juga memberinya keuntungan dan kebebasan. Jika bukan karena Kael, dia mungkin masih terjebak di rumah omnya, tanpa tahu kapan atau bagaimana dia bisa keluar dari situasi itu. Namun, di balik rasa lega itu, muncul kekhawatiran yang baru. Kontrak ini tidak akan berlangsung selamanya. Zara memeluk lututnya, mencoba meredakan gelis

    Last Updated : 2025-01-22
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Bab 31: Tawaran dan Ancaman

    “Bisa bicara sebentar?” Zara menghela napas panjang, mencoba melangkah melewati Clara. “Maaf, saya harus kerja.” Namun, wanita itu cepat menahan langkahnya. Dengan senyum penuh arti, Clara maju selangkah, memosisikan diri tepat di depan Zara. “Shift kamu masih satu jam lagi, Zara. Jadi jangan cari alasan,” ujar Clara dengan nada tenang namun tajam, membuat Zara terpaksa berhenti. Zara menatap Clara dengan pandangan waspada, merasakan tatapan menusuk wanita itu. Dia melirik sekeliling, memastikan tidak ada staf atau pelanggan yang mungkin memperhatikan mereka. Zara tahu bahwa Clara tidak akan membiarkannya pergi tanpa menyelesaikan urusannya. “Baiklah,” kata Zara akhirnya, menghembuskan napas pelan. Clara mengangguk kecil, lalu melirik mobilnya yang terparkir tak jauh. “Kita nggak bisa bicara di sini. Terlalu terbuka. Ayo ke mobilku.” Zara menimbang sejenak, ragu untuk mengikuti Clara. Namun, menyadari bahwa Clara tidak akan menyerah begitu saja, dia akhirnya setuj

    Last Updated : 2025-01-23
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 32: Batas Kepercayaan

    “Mana Kael? Kenapa kalian nggak pulang bareng?” tanya Maharani, matanya memperhatikan Zara dengan tajam. Zara berpikir cepat, mencari alasan yang masuk akal. “Tadi Kael bilang mau mampir ke suatu tempat dulu, Bu. Jadi saya pulang lebih dulu,” jawab Zara sambil berusaha terdengar santai. “Oh begitu?” Maharani mengangguk pelan, tetapi masih belum selesai. “Lalu kamu pulang naik apa?” Zara terdiam sejenak. Tidak mungkin dia bilang kalau dia pulang naik bus. Itu akan memancing pertanyaan lainnya, dan situasinya bisa semakin rumit. Akhirnya, dia memutuskan untuk berkata, “Saya naik taksi, Bu.” “Oh, baiklah,” Maharani menanggapi dengan nada datar tetapi tetap penuh makna. “Kalau begitu, kita makan malam bersama. Ibu sudah minta asisten rumah tangga menyiapkan beberapa hidangan kesukaan Kael.” Zara mengangguk, meski dalam hati merasa semakin gugup. Tak lama kemudian, suara pintu depan terdengar. Kael masuk dengan langkah biasa, tetapi raut wajahnya berubah saat melihat Maha

    Last Updated : 2025-01-23
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 33: Rahasia di Balik Pintu

    Maharani melangkah masuk perlahan, matanya menyapu seluruh ruangan sebelum berhenti pada Zara yang duduk di ranjang. "Ibu hanya ingin memastikan kamar ini cukup nyaman untuk Zara dan calon cucu Ibu," ucap Maharani dengan nada yang terdengar lebih seperti penilaian daripada sekadar basa-basi. Zara tersenyum kecil, berusaha terdengar santai. “Kamar ini nyaman, Bu.” Maharani menatap Zara, matanya tajam, tetapi penuh perhatian. "Kamu kelihatan lelah, Zara. Jangan terlalu memaksakan diri. Ingat, kamu harus memperhatikan kandunganmu." Zara mencoba membalas dengan senyuman yang lebih tulus, meskipun di dalam hati dia merasa sedikit tertekan. “Saya baik-baik saja, Bu. Terima kasih.” Namun, Maharani tidak berhenti sampai di situ. Dia menoleh ke Kael yang berdiri di dekat jendela. "Kael, Ibu tahu kamu sibuk. Tapi dalam kondisi seperti ini, istrimu butuh perhatian lebih. Kamu mengerti itu, ‘kan?" Kael menatap ibunya dengan ekspresi datar, lalu mengangguk pelan. "Tentu, Bu."

    Last Updated : 2025-01-23
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 34: Balon

    Kael menatap Zara sekilas dengan ekspresi datar, seolah tidak menyadari betapa mematikannya penampilannya saat ini. Dia melangkah santai menuju lemari pakaian di sudut ruangan, mengambil kaos bersih tanpa banyak bicara. "Sudah bangun, ya," kata Kael dengan nada biasa, nyaris tanpa emosi. Namun, Zara tidak merespons. Dia masih berdiri terpaku di tempat, matanya secara tidak sengaja terfokus pada punggung Kael saat pria itu membuka lemari. Udara terasa lebih panas, dan wajah Zara semakin memerah tanpa dia sadari. Kael menoleh sedikit, alisnya terangkat saat menyadari Zara tidak menjawab. Dia memanggil lagi, kali ini dengan nada sedikit lebih keras. “Zara.” Zara terkejut, seakan baru sadar dari lamunan. “E-Eh, iya! Sa–saya kira kamu sudah turun,” jawabnya tergesa-gesa, suaranya terdengar canggung. Dia buru-buru memalingkan pandangan, mencoba menenangkan dirinya dari rasa malu yang tiba-tiba menyerang. Kael memandang Zara sejenak dengan tatapan yang sulit diartikan. Seme

    Last Updated : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 35: Tanggung Jawab dan Perasaan

    Zara membelalakkan mata. ‘Masih saja dia bercanda soal balon?’ batin Zara terkejut. Namun, Kael tetap berjalan santai sambil menggenggam tangan Zara, seolah hal itu adalah bagian dari rutinitas mereka. Namun, saat mereka melewati pintu utama, dia mendekat sedikit dan berbisik, “Biar Ibu nggak curiga.” Jantung Zara kembali berdegup kencang ketika Kael berbisik dengan jarak yang cukup dekat. Dia sedikit menunduk, berharap wajahnya tidak terlalu merah karena rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya. Dalam diam, dia membiarkan Kael menggenggam tangannya hingga mereka sampai di luar rumah. Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Kael akhirnya melepaskan genggamannya. Zara langsung menarik tangannya, mencoba bersikap biasa meskipun pikirannya masih kacau. Dia menatap Kael dengan bingung, hampir ingin protes, tapi Kael lebih dulu berbicara. “Jangan terlalu dipikirin,” katanya datar, membuka pintu mobil tanpa memandang Zara. ‘Gimana nggak kepikiran? Itu pertama kalinya di

    Last Updated : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 36: Tekanan Baru

    Kael mengemudikan mobilnya dalam keheningan. Permintaan ayahnya tadi masih berputar di kepala—permintaan yang meski diucapkan dengan nada dingin, terasa seperti ultimatum. Pikirannya sejenak melayang pada wajah Zara yang sering kali tenang, tapi selalu bisa menyiratkan emosi yang tidak mudah ditebak. Apa yang akan Zara katakan jika tahu tentang tuntutan Aryan? Kael mendesah panjang. "Bodoh," gumamnya pelan, mengutuk dirinya sendiri karena terus memikirkan apa yang Zara rasakan. Di rumah, Zara duduk di sofa dengan cangkir teh di tangannya. Dia melirik jam dinding beberapa kali, gelisah tanpa alasan yang jelas. Sejak Kael pergi ke kediaman keluarga Ashwara, suasana rumah terasa terlalu sunyi. Biasanya, dia justru menikmati saat-saat tenang seperti ini, tapi malam ini rasanya berbeda. Pintu depan terbuka, dan Zara langsung menoleh. Kael masuk dengan langkah tenang, wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun seperti biasa. “Baru pulang?” tanya Zara pelan. Kael hanya men

    Last Updated : 2025-01-24
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 37: Tuduhan

    Sontak semua staf merasa terkejut. Jika Kael sudah angkat bicara, bukankah itu artinya mereka memang keterlaluan? Kael menatap Ana sekilas, matanya dingin dan penuh peringatan tanpa perlu satu kata pun diucapkan. Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, Kael berjalan keluar. Zara yang masih berdiri di tempat, tidak bisa menahan rasa heran. Kael tidak membelanya dengan argumen panjang atau mengonfrontasi Ana secara langsung, tapi tindakannya cukup untuk menghentikan semua gosip. Setelah suasana kembali tenang, Ana hanya bisa mendengus pelan dan pergi, jelas merasa kalah tanpa pertarungan. Di luar loker, Zara berjalan mendekati Kael yang sedang mengecek sesuatu di ponselnya. Dia ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, “Chef ... terima kasih.” Kael meliriknya sebentar, lalu menjawab dengan dingin. “Bukan untukmu, tapi untuk restoran.” Namun, saat Zara berbalik untuk pergi, Kael melanjutkan dengan suara lebih pelan, hampir seperti gumaman, “Jangan hiraukan mereka. Mereka tidak tahu

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Hai, buat kamu yang udah baca sampai akhir,

    Makasih banget karena udah setia nemenin cerita Kael dan Zara sampai sejauh ini. Rasanya campur aduk banget pas nulis bagian terakhir.Maaf ya kalau selama perjalanan cerita ini banyak kekurangan. Entah itu bagian yang bikin bingung, alur yang kadang muter-muter, atau tokohnya bikin gemas sendiri. Tapi semoga, di balik semua itu, ada bagian dari cerita ini yang bisa tinggal lebih lama di hati kamu.Makasih karena udah jadi bagian dari perjalanan ini. Dukungan dan komentarmu berarti banget.Jangan lupa mampir ke cerita baru aku, ya ♡

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 193: Akhir Cerita

    “Perjodohan?” gumam Kael pelan.Lalu pria itu tersenyum tipis, tapi bukan karena setuju. Senyum itu lebih menyerupai kilas balik—mengingatkannya pada masa ketika dirinya dijodohkan oleh keluarganya, hanya untuk akhirnya mengguncang semuanya dengan pernyataan bahwa dia telah menghamili Zara.“Jangan harap, ya,” ucap Kael akhirnya, datar tapi tegas, dengan satu alis terangkat seperti memberi peringatan bahwa topik ini tidak untuk dibahas lebih jauh.Gala tertawa kecil, tapi tidak merasa tersinggung. “Kenapa? Coba kamu bayangkan, Kylar itu cucu pertama keluarga Ashwara, Zelena cucu pertama keluarga Wijaya. Kalau mereka menikah, kekuatan bisnis kita di masa depan—”“Kak Gala ngomong apa sih?” potong Zara, nadanya terdengar tidak senang, meski masih berusaha sopan. “Kylar dan Zelena itu masih anak-anak.”“Benar,” sambung Ceva, kali ini lebih tegas. “Mereka bahkan belum masuk SD. Masa depan bukan cuma tentang bisnis, Kak.”Gala mengangkat tangan, menyerah, lalu tersenyum kecil. “Oke, oke. Ak

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 192: Ulang Tahun

    “Huwaaaa!” Tangis Kylar pecah saat pipinya dicubit gemas oleh Zelena. Bocah perempuan itu terkekeh geli, tidak menyadari bahwa tangan mungilnya terlalu semangat bermain. “Lena, pelan-pelan, ya … Itu pipi Kylar, bukan squishy,” ujar Ceva sambil tersenyum geli, lalu menarik tangan putrinya pelan. Zelena memang selalu usil pada Kylar. Padahal usia Zelena lebih tua empat tahun, tapi kalau sedang bersama, mereka selalu saja bertengkar. Zara berjongkok di hadapan Kylar, mengelus pipi anaknya yang masih memerah dan cemberut. “Sudah, Sayang. Mami tahu sakit, ya? Tapi Kak Lena nggak sengaja. Yuk, kita bilang ke Kakak supaya cubitnya pelan-pelan lain kali,” ucap Zara lembut. Kylar mengangguk kecil, matanya masih berkaca-kaca, tapi bibirnya mulai membentuk senyum tipis. Senyum langka yang selalu berhasil mencuri perhatian siapa pun yang melihatnya. Wajahnya langsung bersinar ketika melihat Kael berjalan mendekat, membawa kue besar berhiaskan dinosaurus hijau toska di atas cokelat favoritny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 191: Episode Akhir

    "Apa maksudnya, ada yang salah?" tanya Kael cepat, nada suaranya meninggi, panik mulai merayap dari dalam dada.Suasana di ruang bersalin seketika berubah. Detak monitor terdengar semakin cepat, disusul suara langkah para perawat yang mulai bergerak panik. Salah satu dari mereka segera menyerahkan perlengkapan tambahan ke Gala, yang kini telah mengenakan masker dan sarung tangan lengkap."Denyut jantung bayinya menurun. Kita harus bertindak cepat sebelum oksigennya turun lebih jauh," jawab Gala cepat namun tetap tenang. "Aku akan lakukan tindakan darurat. Kael, kamu tetap di sini, jangan lepas tangannya."Kael menunduk, menggenggam tangan Zara lebih erat lagi, seakan ingin memindahkan semua kekuatannya pada wanita itu."Zara, dengar aku," bisik Kael di dekat telinga istrinya, suaranya bergetar. "Kamu harus kuat. Kamu dan bayi kita … kalian harus baik-baik saja. Kumohon ..."Zara membuka mata dengan susah payah, tatapannya sudah buram oleh rasa sakit yang menumpuk. Namun, dia melihat Ka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 190: Lahir ke Dunia

    "Mas, perut aku sakit!"Suara Zara terdengar serak dan cemas saat dia berusaha membangunkan suaminya yang tengah terlelap. Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat dingin.Kael terbangun dengan tergesa-gesa, matanya masih buram, dan napasnya terengah-engah saat tubuhnya bergerak cepat. Perasaan bingung langsung menguasainya, sementara jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya."Kamu ... kamu kenapa?" tanya Kael, suara serak penuh kepanikan, masih setengah sadar akan apa yang sedang terjadi.Di hadapannya, Zara meringis menahan rasa sakit. Wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkeram perutnya yang sudah membuncit besar. Tatapannya bergetar, seolah menahan terjangan rasa sakit yang tak tertahankan.Perut itu, tempat di mana kehidupan kecil mereka tumbuh, kini tampak begitu tegang. Dan Kael baru tersadar, usia kandungan Zara memang sudah masuk minggu ke-37. Gala bahkan sudah bilang, kapan saja bayi mereka bisa lahir.Ini ... ini bukan sekadar sakit biasa. Ini saatnya.Kael seger

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 189: Kembali Pulang

    "Bu Anjana, saya mau bawa Zara pulang ke rumah," ucap Kael tegas, suaranya rendah namun mantap.Pria itu kini tengah duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, tubuhnya tegak, kedua tangan saling bertaut di depan tubuhnya, rahangnya mengeras. Kakinya bergerak kecil—menandakan kegelisahan yang berusaha dia tekan.Di hadapannya, Anjana duduk dengan sikap kaku. Wajah wanita paruh baya itu tampak dingin dan keras, sorot matanya menatap Kael tajam, penuh kewaspadaan. Sementara itu, Harun hanya mengamati dalam diam, sesekali melirik ke arah Kael dan cucunya tanpa banyak bicara.Keheningan menegang di antara mereka. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, menggema samar di ruangan luas itu."Pulang? Kamu pikir ini solusi terbaik? Zara baru saja mengalami kejadian berbahaya," seru Anjana akhirnya, nada suaranya penuh tekanan. "Aku hanya mau menjaga putriku!"Kael mengangguk perlahan, tetap menjaga sikap sopan meski hatinya bergejolak."Saya tahu, Bu. Saya tahu Ibu khawatir," sahut Kael, suaran

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 188: Kembali

    Gerakan mereka makin dalam, ritmenya semakin padat, menyatu dalam tempo yang memabukkan. Napas Zara tersendat, tubuhnya gemetar hebat setiap kali Kael menyentuh titik sensitifnya.Pria tahu kapan harus memperlambat, kapan harus menekan lebih dalam, kapan harus menatap mata Zara dan mencium air mata kecil yang turun begitu saja di pelipisnya.“Mas … aku… aku…” Zara nyaris tak bisa bicara. Tubuhnya menegang, dan Kael tahu wanitanya akan mencapai puncak.“Jangan ditahan …” bisik Kael di telinganya, mencium kulit di sana sambil tetap bergerak dalam irama yang konsisten. “Aku jaga kamu.”Zara menjerit pelan, tubuhnya melengkung dalam pelukan Kael, meledak dalam gelombang kenikmatan yang membuat seluruh dunianya runtuh hanya untuk dibangun kembali oleh pria itu. Dia menggigil, menangis dalam diam—bukan karena sakit, tapi karena rasa yang tak tertampung.Kael menyusul tak lama kemudian, satu desahan panjang keluar dari bibirnya. Pria itu menggigit pelan bahu Zara sambil menahan tubuhnya agar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 187: Menemukan Arah

    Kael berdiri sebentar, menatap Zara seolah meminta izin sekali lagi, lalu membuka jasnya perlahan dan meletakkannya di kursi di samping ranjang.Zara menoleh, matanya mengikuti setiap gerakannya. Begitu Kael kembali mendekat, tangan wanita itu terulur, menariknya perlahan agar duduk lebih dekat lagi.Kael menyentuh rahang Zara dengan jari-jari yang hangat, membelai lembut seolah ingin mengingatkan dirinya tentang kelembutan itu.Lalu, bibir pria itu menyentuh bibir Zara, dengan ciuman yang penuh rasa—lembut, namun sarat dengan hasrat yang tak tertahankan. Ketika dia menarik diri sejenak, suaranya serak, penuh perhatian.“Jangan pergi lagi, ya ...” Kael menatap wajah wanitanya dengan sorot mata yang tak pernah dia tunjukkan pada siapa pun. Ada bara yang menyala pelan, tapi juga kelembutan yang membuat jantung Zara berdebar tak karuan.Zara menarik napas pelan, seakan menenangkan dirinya sendiri. Lalu, dia mengangguk. Tanpa kata, dia meraih kerah kemeja Kael dan menariknya turun dengan g

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 186: Akhirnya Bertemu

    Kael menatap tangan Zara yang menggenggam ujung jasnya. Tangan mungil itu gemetar sedikit, entah karena gugup, atau karena masih menahan sakit.“Aku cuma butuh kamu di sini sebentar aja,” ucap Zara pelan, nyaris seperti bisikan. “Biar aku nggak ngerasa sendirian.”Kael tak menjawab. Dia hanya menatap wajah istrinya beberapa detik, lalu mengangguk sekali. Tanpa banyak kata, dia meraih gagang pintu dan membukanya.Ruangan itu sunyi. Hanya lampu tidur di sudut yang menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke seluruh penjuru kamar.Zara berjalan lebih dulu, pelan-pelan sambil sesekali menarik napas karena rasa ngilu di kakinya. Kael berjalan tak jauh di belakang. Begitu Zara duduk di sisi ranjang, Kael ikut duduk di kursi seberangnya, seperti menjaga jarak."Duduknya jangan jauh-jauh, Mas," ucap Zara pelan, mencoba mencairkan suasana dengan senyum tipis.Kael menarik napas panjang sebelum akhirnya berpindah ke samping Zara. Bahu mereka bersentuhan. Keheningan kembali turun, tapi kali ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status