Share

BAB 65: Bulan Madu

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-02-07 16:27:19

“Maksud Ibu, hubungan apa?” tanya Zara hati-hati.

Tatapan Zara langsung tertuju pada Maharani, mencoba mencari jawaban di mata ibu mertuanya itu.

Maharani membuka mulut seperti ingin menjawab, tetapi sebelum mengatakan apapun, suara langkah kaki mendekat dari belakang.

Kael muncul dari arah ruang tengah, ekspresinya datar seperti biasa, tapi ada sedikit ketegangan di rahangnya.

"Ayo ke atas," ujar Kael singkat.

Zara masih ingin mendengar jawaban Maharani, tetapi tatapan Kael seolah tidak memberinya ruang untuk bertanya lebih lanjut.

Zara hanya bisa mengikuti langkah pria itu menaiki tangga, meninggalkan Maharani yang tetap berdiri di sana, seperti menyimpan sesuatu yang tidak sempat diucapkan.

Kael membawanya ke sebuah kamar di lantai dua. Kamar itu terasa lebih sederhana dibanding rumah mereka yang sekarang, tetapi tetap rapi dan nyaman. Dari foto-foto kecil yang masih tergantung di dinding, Zara bisa menebak kalau ini dulu kamar Kael sebelum dia pindah.

Begitu pintu tertutup, Zara l
Duvessa

Asik nih pengantin baru mau bulan madu :) Coba dong absen pembaca tersayang, siapa yang udah baca sampai bab ini??

| 11
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 66: Sarapan Penuh Ketegangan

    Zara menatap Kael dengan mata berbinar, merasa semakin dekat dengan Kael daripada sebelumnya."Kamu ini, selalu bisa bikin aku salah tingkah," gumam Zara, akhirnya menyerah pada perasaan canggung yang perlahan memudar seiring tawa yang datang begitu alami di antara mereka.Kael menatapnya, senyum tipis terukir di wajahnya. Senyum yang jarang terlihat, tapi setiap kali muncul, selalu berhasil membuat Zara kehilangan kata-kata."Kalau gitu, kita bahas nanti. Sekarang … kita tidur, ya?" kata Kael, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.Zara menatapnya sejenak sebelum akhirnya membalikkan badan, membelakangi Kael. Tapi baru beberapa detik, suara beratnya kembali terdengar."Jangan membelakangi aku, Zara."Zara terkesiap pelan. Ada sesuatu dalam nada suaranya—bukan perintah, bukan rengekan, hanya pernyataan yang terasa begitu dalam.“Oh, iya aku lupa.” Zara menggigit bibir, lalu perlahan berbalik lagi. Menatap Kael yang masih memandangnya dengan ekspresi sulit ditebak.Kael tidak b

    Last Updated : 2025-02-07
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 67: Istri Chef Kael

    Seperti biasa, Zara turun di tempat yang agak jauh dari restoran. Langkahnya lebih hati-hati, memastikan tak ada yang memperhatikan sebelum akhirnya berjalan menuju restoran.Insiden ketika Andin melihatnya turun dari mobil Kael masih membekas di pikirannya. Satu kali kesalahan sudah cukup membuatnya panik mencari alasan.Ketika Zara sampai di depan restoran, pintu utama masih tertutup rapat, hanya lampu kecil yang menyala di dalam. Beberapa staf sudah datang lebih awal, sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk menu hari ini.Zara melangkah maju, hendak masuk ke restoran, tetapi suara familiar yang memanggil namanya menghentikan langkahnya."Zara."Zara menoleh, sedikit terkejut. Varen berdiri di dekat pintu, mengenakan jaket hitam yang terlihat lebih tebal dari biasanya."Oh, Varen. Lo datang lebih awal?" ucap Zara, berusaha terdengar santai meski hati mulai gelisah.Varen mengangguk pelan, senyumnya tipis. Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Zara menebak, ini bukan percakapan ringan

    Last Updated : 2025-02-08
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 68: Gosip

    Andin menatap Zara beberapa detik, lalu tertawa kencang."Ra, setahu gue yang kena senggol Ana itu tangan lo. Tapi kenapa yang bermasalah malah kepala?" ujar Andin, masih terkekeh.Zara ikut tertawa, menggeleng pelan. Dia tahu, sekalipun dia berkata jujur, Andin pasti tidak akan percaya.Siapa juga yang akan percaya kalau Zara—pelayan biasa di restoran ini, sebenarnya adalah istri dari Chef Kael yang terkenal dingin itu?"Serius, Din. Gue istri Chef Kael," kata Zara dengan nada setengah bercanda.Andin memutar bola matanya lalu melipat tangan di dada."Iya, iya. Kalau lo istri Chef Kael, berarti gue tunangannya Jefri Nichol," kata Andin dengan nada meledek."Ra, lo tuh kalau mau ngelawak, yang realistis dikit dong," lanjut Andin.Zara tersenyum samar sambil memasukkan botolnya kembali ke dalam loker. Andin memang tidak tahu tentang pernikahannya dengan Kael. Kalau sampai dia tahu yang sebenarnya, reaksinya pasti akan jauh lebih heboh.“Eh, tapi Ra. Gue perhatiin, Chef Kael tuh nggak s

    Last Updated : 2025-02-08
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 69: Keberanian Zara

    Zara berpikir cepat, mencoba mengendalikan situasi sebelum semuanya semakin kacau. Dengan satu tarikan napas, dia menatap Ana tajam, lalu melipat tangan di dada.Keberanian itu muncul begitu saja, mungkin karena Zara merasa sudah sangat terdesak."Ana, kamu tuh nggak capek hidup ngurusin orang lain?" tanya Zara dengan suara terdengar lebih dingin dari biasanya."Aku cuma kasih tahu Varen kenyataan yang kamu sembunyiin." Ana mendengus, melipat tangannya dengan ekspresi meremehkan.Zara mengangkat alis, lalu mengangguk seolah baru menyadari sesuatu. "Oh, pantesan kamu selalu nyebar gosip aneh tentang aku di restoran ini. Kamu iri, ya?""Aku iri sama kamu? Nggak mungkin!" Ana langsung meradang, matanya membelalak."Terus kenapa kamu segitu sibuknya ngurusin hidupku?" Zara melangkah maju, tidak lagi mau mundur.Ana terkekeh sinis. "Aku cuma nggak tahan lihat orang munafik kayak kamu, Zara. Berapa lama lagi kamu mau pura-pura?""Dengar, Ana. Kamu boleh nggak suka sama aku, tapi kamu nggak

    Last Updated : 2025-02-09
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 70: Makan Malam

    Zara mengernyit, tangannya menggenggam gagang pintu sebelum mendorongnya perlahan. Begitu masuk, rumah terasa gelap, hanya ada cahaya kecil dari ruang makan yang menarik perhatiannya.Di atas meja, lilin-lilin kecil tersusun rapi, menerangi dua set hidangan yang tertata dengan apik. Beberapa kelopak bunga tersebar di sekitar piring, dan di tengahnya, ada satu botol wine yang sudah terbuka. Aroma masakan tercium samar, mengisi keheningan yang sebelumnya menyelimuti ruangan.Zara diam di ambang pintu, mencoba mencerna pemandangan di depannya. Ini bukan sesuatu yang biasa. Dan hanya ada satu orang yang mungkin melakukannya.Kael.Dari balik dapur, sosok pria itu muncul, masih mengenakan apron hitam dengan kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku. Dia tampak santai, tetapi ada sesuatu di matanya yang membuat Zara tidak bisa berpaling."Kael?" Zara akhirnya mengerjapkan mata, memastikan kalau ini bukan mimpi."Gimana? Kamu suka, nggak?" Kael berhenti di samping meja, lalu menatap Z

    Last Updated : 2025-02-09
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 71: Ulah Clara

    Zara terdiam sejenak. Dia menimbang-nimbang kata-kata yang akan keluar dari mulutnya. Tidak mungkin dia bilang kalau Varen sudah menyatakan perasaannya secara langsung.Bisa-bisa besok pagi Varen langsung kehilangan pekerjaannya. Zara sudah tahu betul, bagaimana sifat suaminya ini.“Mungkin. Tapi aku nggak pernah menganggap dia lebih dari rekan kerja,” jawab Zara akhirnya.“Bagus.” Kael mengangguk pelan, tangannya mengambil gelas wine yang tadi dia letakkan di meja, lalu menyesapnya perlahan.Zara berdecak pelan, lalu menaruh gelasnya di meja. “Kenapa? Kamu khawatir aku juga suka sama Varen?”“Enggak.” Kael menoleh perlahan, matanya menatapnya dengan ekspresi datar, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.“Karena aku tahu kamu cuma suka sama aku. Jadi, aku nggak perlu khawatir,” lanjut Kael sambil menyeringai tipis, nada suaranya tenang, tetapi justru terasa terlalu percaya diri.Zara terdiam. Matanya menatap Kael, mencerna kata-kata itu. Sejak kapan pria ini jadi begitu percaya di

    Last Updated : 2025-02-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 72: Dering Ponsel

    Zara menatap layar ponsel Kael yang masih bergetar. Nama ‘Virsha’ terpampang jelas di sana.Hatinya berdebar, jelas tidak suka. Kael masih terlelap. Wajahnya terlihat tenang dalam tidurnya, seolah tidak terganggu sedikit pun oleh dering telepon yang terus berulang.Zara melirik ponsel itu sekali lagi. Haruskah dia membangunkannya? Atau ... membiarkannya saja?Jarinya hampir tergerak untuk mematikan panggilan itu, tapi kemudian dia menarik napas dalam. Tidak, dia tidak akan melakukan hal kekanak-kanakan seperti itu.Layar ponsel akhirnya meredup, tetapi hanya selang beberapa detik, dering itu kembali terdengar. Kali ini lebih lama, lebih mendesak.Zara menghela napas pelan, lalu akhirnya menyentuh lengan Kael, mengguncangnya ringan. “Kael, ada telepon.”Kael hanya bergerak sedikit, lalu bergumam dengan suara yang berat dan serak, “Siapa?”“Virsha,” jawab Zara, suaranya lebih datar dari yang dia kira.Mata Kael terbuka perlahan. Dia melirik ponselnya yang masih menyala sebelum akhirnya

    Last Updated : 2025-02-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 73: Ragu Sesaat

    Zara sadar, jika dia memilih pergi, itu berarti dia membiarkan Virsha berpikir bahwa dia memiliki kendali dalam situasi ini.Dengan langkah tenang dan setelah menarik napas panjang, akhirnya Zara memutuskan untuk masuk. Suara derap sepatunya di lantai membuat Virsha menoleh. Wanita itu tampak kaget begitu melihat Zara, tetapi keterkejutan itu hanya berlangsung sepersekian detik sebelum wajahnya kembali normal.Perlahan, Virsha melepas pelukannya, tetapi bukan karena merasa bersalah. Gerakannya santai, nyaris enggan, seolah baru saja melepaskan sesuatu yang memang menjadi miliknya."Oh Zara, aku nggak tahu kalau kamu datang juga," kata Virsa dengan nada bicara yang terdengar sedikit terlalu santai.Zara tidak langsung menjawab. Tatapannya hanya tertuju pada Kael, yang masih berdiri di sana tanpa ekspresi. Tangannya sudah menjauh dari punggung Virsha, tapi itu tidak menghapus fakta bahwa dia memang membalas pelukan tadi."Kamu khawatir juga sama aku, Zara?" Virsha kembali bersuara, kali

    Last Updated : 2025-02-10

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Hai, buat kamu yang udah baca sampai akhir,

    Makasih banget karena udah setia nemenin cerita Kael dan Zara sampai sejauh ini. Rasanya campur aduk banget pas nulis bagian terakhir.Maaf ya kalau selama perjalanan cerita ini banyak kekurangan. Entah itu bagian yang bikin bingung, alur yang kadang muter-muter, atau tokohnya bikin gemas sendiri. Tapi semoga, di balik semua itu, ada bagian dari cerita ini yang bisa tinggal lebih lama di hati kamu.Makasih karena udah jadi bagian dari perjalanan ini. Dukungan dan komentarmu berarti banget.Jangan lupa mampir ke cerita baru aku, ya ♡

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 193: Akhir Cerita

    “Perjodohan?” gumam Kael pelan.Lalu pria itu tersenyum tipis, tapi bukan karena setuju. Senyum itu lebih menyerupai kilas balik—mengingatkannya pada masa ketika dirinya dijodohkan oleh keluarganya, hanya untuk akhirnya mengguncang semuanya dengan pernyataan bahwa dia telah menghamili Zara.“Jangan harap, ya,” ucap Kael akhirnya, datar tapi tegas, dengan satu alis terangkat seperti memberi peringatan bahwa topik ini tidak untuk dibahas lebih jauh.Gala tertawa kecil, tapi tidak merasa tersinggung. “Kenapa? Coba kamu bayangkan, Kylar itu cucu pertama keluarga Ashwara, Zelena cucu pertama keluarga Wijaya. Kalau mereka menikah, kekuatan bisnis kita di masa depan—”“Kak Gala ngomong apa sih?” potong Zara, nadanya terdengar tidak senang, meski masih berusaha sopan. “Kylar dan Zelena itu masih anak-anak.”“Benar,” sambung Ceva, kali ini lebih tegas. “Mereka bahkan belum masuk SD. Masa depan bukan cuma tentang bisnis, Kak.”Gala mengangkat tangan, menyerah, lalu tersenyum kecil. “Oke, oke. Ak

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 192: Ulang Tahun

    “Huwaaaa!” Tangis Kylar pecah saat pipinya dicubit gemas oleh Zelena. Bocah perempuan itu terkekeh geli, tidak menyadari bahwa tangan mungilnya terlalu semangat bermain. “Lena, pelan-pelan, ya … Itu pipi Kylar, bukan squishy,” ujar Ceva sambil tersenyum geli, lalu menarik tangan putrinya pelan. Zelena memang selalu usil pada Kylar. Padahal usia Zelena lebih tua empat tahun, tapi kalau sedang bersama, mereka selalu saja bertengkar. Zara berjongkok di hadapan Kylar, mengelus pipi anaknya yang masih memerah dan cemberut. “Sudah, Sayang. Mami tahu sakit, ya? Tapi Kak Lena nggak sengaja. Yuk, kita bilang ke Kakak supaya cubitnya pelan-pelan lain kali,” ucap Zara lembut. Kylar mengangguk kecil, matanya masih berkaca-kaca, tapi bibirnya mulai membentuk senyum tipis. Senyum langka yang selalu berhasil mencuri perhatian siapa pun yang melihatnya. Wajahnya langsung bersinar ketika melihat Kael berjalan mendekat, membawa kue besar berhiaskan dinosaurus hijau toska di atas cokelat favoritny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 191: Episode Akhir

    "Apa maksudnya, ada yang salah?" tanya Kael cepat, nada suaranya meninggi, panik mulai merayap dari dalam dada.Suasana di ruang bersalin seketika berubah. Detak monitor terdengar semakin cepat, disusul suara langkah para perawat yang mulai bergerak panik. Salah satu dari mereka segera menyerahkan perlengkapan tambahan ke Gala, yang kini telah mengenakan masker dan sarung tangan lengkap."Denyut jantung bayinya menurun. Kita harus bertindak cepat sebelum oksigennya turun lebih jauh," jawab Gala cepat namun tetap tenang. "Aku akan lakukan tindakan darurat. Kael, kamu tetap di sini, jangan lepas tangannya."Kael menunduk, menggenggam tangan Zara lebih erat lagi, seakan ingin memindahkan semua kekuatannya pada wanita itu."Zara, dengar aku," bisik Kael di dekat telinga istrinya, suaranya bergetar. "Kamu harus kuat. Kamu dan bayi kita … kalian harus baik-baik saja. Kumohon ..."Zara membuka mata dengan susah payah, tatapannya sudah buram oleh rasa sakit yang menumpuk. Namun, dia melihat Ka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 190: Lahir ke Dunia

    "Mas, perut aku sakit!"Suara Zara terdengar serak dan cemas saat dia berusaha membangunkan suaminya yang tengah terlelap. Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat dingin.Kael terbangun dengan tergesa-gesa, matanya masih buram, dan napasnya terengah-engah saat tubuhnya bergerak cepat. Perasaan bingung langsung menguasainya, sementara jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya."Kamu ... kamu kenapa?" tanya Kael, suara serak penuh kepanikan, masih setengah sadar akan apa yang sedang terjadi.Di hadapannya, Zara meringis menahan rasa sakit. Wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkeram perutnya yang sudah membuncit besar. Tatapannya bergetar, seolah menahan terjangan rasa sakit yang tak tertahankan.Perut itu, tempat di mana kehidupan kecil mereka tumbuh, kini tampak begitu tegang. Dan Kael baru tersadar, usia kandungan Zara memang sudah masuk minggu ke-37. Gala bahkan sudah bilang, kapan saja bayi mereka bisa lahir.Ini ... ini bukan sekadar sakit biasa. Ini saatnya.Kael seger

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 189: Kembali Pulang

    "Bu Anjana, saya mau bawa Zara pulang ke rumah," ucap Kael tegas, suaranya rendah namun mantap.Pria itu kini tengah duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, tubuhnya tegak, kedua tangan saling bertaut di depan tubuhnya, rahangnya mengeras. Kakinya bergerak kecil—menandakan kegelisahan yang berusaha dia tekan.Di hadapannya, Anjana duduk dengan sikap kaku. Wajah wanita paruh baya itu tampak dingin dan keras, sorot matanya menatap Kael tajam, penuh kewaspadaan. Sementara itu, Harun hanya mengamati dalam diam, sesekali melirik ke arah Kael dan cucunya tanpa banyak bicara.Keheningan menegang di antara mereka. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, menggema samar di ruangan luas itu."Pulang? Kamu pikir ini solusi terbaik? Zara baru saja mengalami kejadian berbahaya," seru Anjana akhirnya, nada suaranya penuh tekanan. "Aku hanya mau menjaga putriku!"Kael mengangguk perlahan, tetap menjaga sikap sopan meski hatinya bergejolak."Saya tahu, Bu. Saya tahu Ibu khawatir," sahut Kael, suaran

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 188: Kembali

    Gerakan mereka makin dalam, ritmenya semakin padat, menyatu dalam tempo yang memabukkan. Napas Zara tersendat, tubuhnya gemetar hebat setiap kali Kael menyentuh titik sensitifnya.Pria tahu kapan harus memperlambat, kapan harus menekan lebih dalam, kapan harus menatap mata Zara dan mencium air mata kecil yang turun begitu saja di pelipisnya.“Mas … aku… aku…” Zara nyaris tak bisa bicara. Tubuhnya menegang, dan Kael tahu wanitanya akan mencapai puncak.“Jangan ditahan …” bisik Kael di telinganya, mencium kulit di sana sambil tetap bergerak dalam irama yang konsisten. “Aku jaga kamu.”Zara menjerit pelan, tubuhnya melengkung dalam pelukan Kael, meledak dalam gelombang kenikmatan yang membuat seluruh dunianya runtuh hanya untuk dibangun kembali oleh pria itu. Dia menggigil, menangis dalam diam—bukan karena sakit, tapi karena rasa yang tak tertampung.Kael menyusul tak lama kemudian, satu desahan panjang keluar dari bibirnya. Pria itu menggigit pelan bahu Zara sambil menahan tubuhnya agar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 187: Menemukan Arah

    Kael berdiri sebentar, menatap Zara seolah meminta izin sekali lagi, lalu membuka jasnya perlahan dan meletakkannya di kursi di samping ranjang.Zara menoleh, matanya mengikuti setiap gerakannya. Begitu Kael kembali mendekat, tangan wanita itu terulur, menariknya perlahan agar duduk lebih dekat lagi.Kael menyentuh rahang Zara dengan jari-jari yang hangat, membelai lembut seolah ingin mengingatkan dirinya tentang kelembutan itu.Lalu, bibir pria itu menyentuh bibir Zara, dengan ciuman yang penuh rasa—lembut, namun sarat dengan hasrat yang tak tertahankan. Ketika dia menarik diri sejenak, suaranya serak, penuh perhatian.“Jangan pergi lagi, ya ...” Kael menatap wajah wanitanya dengan sorot mata yang tak pernah dia tunjukkan pada siapa pun. Ada bara yang menyala pelan, tapi juga kelembutan yang membuat jantung Zara berdebar tak karuan.Zara menarik napas pelan, seakan menenangkan dirinya sendiri. Lalu, dia mengangguk. Tanpa kata, dia meraih kerah kemeja Kael dan menariknya turun dengan g

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 186: Akhirnya Bertemu

    Kael menatap tangan Zara yang menggenggam ujung jasnya. Tangan mungil itu gemetar sedikit, entah karena gugup, atau karena masih menahan sakit.“Aku cuma butuh kamu di sini sebentar aja,” ucap Zara pelan, nyaris seperti bisikan. “Biar aku nggak ngerasa sendirian.”Kael tak menjawab. Dia hanya menatap wajah istrinya beberapa detik, lalu mengangguk sekali. Tanpa banyak kata, dia meraih gagang pintu dan membukanya.Ruangan itu sunyi. Hanya lampu tidur di sudut yang menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke seluruh penjuru kamar.Zara berjalan lebih dulu, pelan-pelan sambil sesekali menarik napas karena rasa ngilu di kakinya. Kael berjalan tak jauh di belakang. Begitu Zara duduk di sisi ranjang, Kael ikut duduk di kursi seberangnya, seperti menjaga jarak."Duduknya jangan jauh-jauh, Mas," ucap Zara pelan, mencoba mencairkan suasana dengan senyum tipis.Kael menarik napas panjang sebelum akhirnya berpindah ke samping Zara. Bahu mereka bersentuhan. Keheningan kembali turun, tapi kali ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status