Keesokan paginya, Teguh pergi ke kampus dengan mengendarai mobilnya, kali ini Teguh membawa masuk mobilnya, kedalam kampus, seketika sampai memasuki gerbang kampus sontak itu menjadi perhatian banyak pasang mata yang melihatnya.Tetapi, Teguh tetap cuek, walaupun banyak pasang mata yang memandangi mobilnya dengan kagum, mereka yang melihat itu mulai berdiskusi siapa pemilik mobil BMW X6 tersebut. ‘Wah mobil siapa itu kira-kira’ mereka mulai ramai membicarakan mobil mahal tersebut.Setelah merasa, mobilnya sudah berada dalam posisi yang pas, untuk memalkirkan mobil, Teguh keluar dari mobil dengan kondisi yang sama sebelumnya mengenakan setelan yang sederhana.Mereka yang melihat Teguh yang keluar dari mobil BWM tersebut mereka terkejut. ‘Ah bagaimana mungkin itu Teguh, ’ mereka kembali mulai berdiskusi dengan apa yang mereka lihat kali hal yang lebih mengejutkan lagi.Teguh tetap acuh tak acuh berjalan masuk kedalam kelas , disana sudah ada teman temanya Ardi, Kenan dan Adam sudah be
Setibanya di apartemen, Teguh, kemudian membersihkan diri, dia ingin pergi ke tempat Paj Brian untuk melaporkan hal ini dan minta arahan dari Beliau sekaligus ingin mengajak Pak Brian dan Clara minggu depan.Setelah selesai, Teguh, langsung menuju ke mobilnya , dia keluar dengan mengenakan setelan santai seperti biasanya tetapi sangat menawan, dia memacu mobilnya dengan kecepatan sedang karena dia tidak sedang terburu buru.Sesampainya, di depan Gerbang mansion, itu dibuka oleh petugas keamanan , Teguh masuk dan memalkirkan mobilnya , setelah itu turun dan masuk di sambut oleh pelayan.“Selamat, dating, Tuan,” ucap seoarng pelayan.Teguh pun masuk, dan bertanya apakah Brian ada atau tidak.“Ada, Tuan sedang bersama non Clara, di belakang.” Jawab sang pelayan, kemudian mengantarkan Teguh, menuju ke belakang, yaitu suatu Taman yang berada di belakang mansion , suasananya sangat asri sehingga nyaman , terlebih lagi banyak bermacam macam bunga disana.Sesampainya, Teguh disana, dia meliha
Hari yang di tunggu pun tiba, kini Teguh sudah siap Bersama Aldo, setelah di rasa sudah tidak ada yang tertinggal, Teguh langsung menjemput Clara.Namun di perjalanan, Aldo mengatakan kepada Teguh, untuk menjemput seseorang, Aldo bilang tidak mungkin dia menjadi nyamuk antara Teguh dan Clara, mendengar itu Teguh terkekeh.Singkat cerita mereka tiba, di mansion Clara, setelah berpamitan, dan membawa barang Clara, mereka langsung menuju ke teman Aldo, kini Aldo yang menyetir, itu membuat Teguh bingung, kira-kira siapa.Merekapun sampai, Clara dan Teguh sama terkejut, ternyata yang di jemput Aldo adalah Dini.Aldo tertaa bangga karena tidak menjadi nyamuk lagi.Perjalanan terus berlanjut, hingga waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, dan mereka sudah berada di Jawa Tengah lebih tepatnya di daerah Tegal, Teguh meminta Aldo untuk berhenti dulu ke rest area untuk beristirahat sebentar.“Do, masuk Rest Area dulu,” perintah Teguh kepada Aldo, kemudian mobil memasuki Rest Area di Tegal.Set
Setelah mobil melaju cukup lama, akhirnya Clara dan Dini tertidur kini tinggal Aldo, yang menemani Teguh, kali ini Teguh menjelaskan tempat demi tempat yang di lewatinya contoh seperti Gili Petir dan menceritakan sejarahnya dan kejadianya.Setelah beberapa jam perjalanan, mobil tiba di persimpangan iconic, Kecamatan Pulosari yaitu sebuah Tugu.“Do, kamu pakai jaket kamu, dulu.” Perintah Teguh, kepada Aldo karena mereka akan sampai.Aldo pun menurut dengan memakai jaketnya, kemudian mobil menepi di depan sebuah rumah di desa itu, merasakan mobil berhenti, Aldo pun bertanya“Sudah sampai?” tanya Aldo kepada Teguh.“Iya sudah sampai, itu rumahku, ayo bangunkan para wanita.” Jawab Teguh, sambil menunjuk ke arah rumahnya, dan Aldo melihat rumah yang sudah gelap.Aldo merasa sedikit merinding, karena begitu sepi, kemudian membangunkan Clara dan Dini.“Hei, ayo bangun, sudah sampai,” ucap Aldo, membangunkan dua wanita itu, setelah beberapa saat akhirnya mereka bangun dengan mengucek matanya.
Tak lama, kemudian Clara keluar sudah dalam keadaan rapi dan segar, dengan mengenakan setelan serba panjang kaos lengan panjang, dan celana panjang, Clara langsung mendekati dimana Teguh dan Dini masih berada di perapian.Teguh dan Dini, yang mendengar langkah kaki, lalu mereka menengok kearah itu dan benar saja, itu adalah Clara yang sudah bersih dan fresh, tetapi Clara berjalan sambil menggosok kedua telapak tanganya.“Bagaimana, Segar gak?” tanya Teguh, pada Clara. “Seger banget, Guh, walaupun lumayan dingin, ” jawab Clara, kemudian segera duduk di perapian itu juga.Mereka bersama, Teguh berinisiatif mengambil teh hangat untuk Clara. “Ini minumlah, pelan-pelan, ” pinta Teguh kepada Clara. Clara pun menurut, menerima teh itu dan meminum pelan-pelan, dan menikmati tegukan demi tegukan.Setelah itu keluar Mamanya Teguh, yang sudah bersiap akan pergi ke pasar, Clara yang melihat Mamanya Teguh dia penasaran akan kemana,.“Bu mau kemana?” tanya Clara pada Bu Tur. “Mau, ke pasar, ”
Setelah mereka memasuki villa dan menaruh bawaan mereka, Teguh, Clara Dini dan Aldo pun berkumpul diruang tamu membahas kegiatan mereka.Setelah ada beberapa perdebatan, mereka memilih makan siang dahulu. Menu yang kali ini mereka coba, sate kelinci, atas ajakan Teguh.Barulah, setelah itu mereka memutuskan untuk berenang, di kolam air panas diana.Mereka saling bercanda , dan juga Aldo mengajak Teguh untuk lomba renang, tapi Teguh hanya tersenyum tidak menanggapi Aldo.“Ayolah, sekali saja,” tantang Aldo pada Teguh.“Baik, jangan menyesal,” Teguh menyetujui tantangan Aldo.“Dari ujung, ke ujung ya ok,” tantang Aldo, yang menantang Teguh dari ujung kolam sampai keujung itu sekitar 15 meter.“Siap, ayok,” Teguh tanpa basa basi langsung menerimanya.Kemudian mereka berdua, sudah berada di ujung, kali ini Clara dan Dini yang menjadi jurinya.“Bersiap, 1,2,3 mulai.” Aba-aba dari Clara, menandai perlombaan dimulai.Terdengar suara jeburan di kolam, kemudian Teguh dan Aldo focus berenang ke
Setelah sampai di apartemen, mereka segera bersih-bersih dan setelah itu mereka tertidur karena perjalanan yang panjang.Sedangkan Naya, sudah menempati kamarnya, di sebelah kamar Clara, Naya lagi-lagi merasa kagum seperti mimpi rasanya, di bisa tidur di kasur yang berukuran king size, dan kamar yang sangat luas lengkap dengan balkon dan kamar mandi dalam, jadi dia ketika akan mandi tidak perlu repot repot untuk keluar dari kamar, setelah itu diapun mulai tertidur.Naya adalah keponakan Teguh, yang ikut ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. Sedangkan Brian dan Wicak, masih diruang tamu, mereka para orang tua masih berbincang dengan asik .Keesokan paginya, Teguh, sudah bangun pagi seperti biasa untuk beribadah terlebih dahulu baru kemudian mandi dan bersiap akan berangkat kuliah.Setelah sarapan, Teguh menuju ke baseman apartemenya, untuk mengambil mobil dan menjemput Clara dan Naya. Teguh, memanasi mobilnya sebentar lalu langsung menuju kerumah Clara, di tengah perjalanan tak l
Clara, masih diam tak bergerak, matanya berbinar melihat sosok laki-laki yang ada di depanya. Begitu juga dengan Naya, yang masih sedikut ading dengan Teguh. "Bagaimana, Nona, " ucap Pegawai, yang kembali menyadarkan Clara. Clara, bergegas berjalan menghampiri Teguh. "Teguhh, " sapa Clara, pada Teguh. "Iya ini aku, kamu kenapa, " jawab Teguh, dengan heran. Kemudian Clara, memegang wajah Teguh. "Pangeranku, tampan sekali, " ucap Clara, dengan penuh gembira. "Ini, mas Teguh?" kemudian Naya, juga ikut mengamati Teguh. "Kamu, sudah tidak kenal kakakmu?" tanya Teguh, pada Naya dengan senyum menggoda. "Alah pangkling, sekali mas," balas Naya. "Ya sudah, ayok pulang, " ajak Teguh, kepada mereka, tetapi mereka masih merasa terkejut, dengan perubahan Teguh, padahal hanya potong rambut dan kulit menjadi lebih cerah. Kemudian mereka keluar, dengan Clara menggandeng tangan Teguh. "Makasih ci, " tak lupa Clara, berterimakasih kepada pegawai itu. Mereka kemudian, setelah keluar masuk