Teguh Waluyo, seorang pemuda sederhana dari desa. Dia merupakan lulusan SMK, dengan keluarga yang terkenal sebagai tokoh agama di desa tersebut. Teguh juga merupakan aktivis organisasi di sekolahnya, namun, karena menunggu ijazah untuk mencari pekerjaan, Teguh harus bekerja terlebih dahulu, sebagai kuli bangunan di desa sebelah. Akan tetapi, di desa tersebut, Teguh selalu dicemooh dan diejek oleh pemuda lainnya, yang juga bekerja di sana. Namun, karena mereka juga mengejek orang tuanya, maka, Teguh pun tidak bisa menerimanya, sehingga terjadilah perkelahian. Akibat Teguh yang memukul salah satu dari mereka, dan membuatnya pingsan di tempat, maka, Teguh pun melarikan diri dari incaran warga di sana. Akhirnya, Teguh pun memutuskan untuk berangkat ke Jakarta, untuk mengadu nasib di sana. Hingga akhirnya, Teguh dipertemukan dengan orang tua yang baik hati, yang telah mengangkat derajatnya.
Lihat lebih banyakWaktu semakin larut, mereka tidak terasa, sudah begitu lama mengobrol, kali ini Teguh tidak datang ke kantor, karena Brian, yang meminta. Tak lupa juga, Brian mengajak Teguh, untuk makan malam, dan disitu Brian, menemukan sebuah keanehan dimana melihat Clara, begitu perhatian sama Teguh, dari mengambilkan nasi lauk dan menuangkan minum, bahkan sesekali Clara melihat ke arah Teguh. Brian pun sudah tidak tahan melihat sikap Clara pada Teguh. "Teguh, Clara, ada yang mau saya tanyakan, " ucap Brian, pada Teguh dan Clara. "Iya yah, ada apa?" tanya Clara. "Sebenarnya, hubungan kalian, sejauh mana?" tanya Brian, membuat Clara dan Teguh kaget. 'Ini, memang sudah waktunya, memberi tahu,' gumam Teguh, dalam hatinya. "Baik sebenarnya...." Teguh, belum selesai, mengucapkannya, sudah di sambar oleh Naya. "Mereka, sudah pacaran, " ucap Naya, langsung to the point, seketika Brian, menjatuhkan sendok dan garpunya di piring, terdengar benturan suara sendok dan garpu."Kenapa kalian, merahasiakan
Teguh, kemudian memasang kuda- kuda, dan bersiap jika sewaktu waktu mereka akan menyerang. "Akan aku tunjukan, apa itu sombong, " balas Cibir Teguh.Dan tanpa di duga, mereka seketika berlari kearah Teguh, untuk menyerang, untung saja Teguh sudah memasang kuda- kuda, sedangkan di dalam mobil, jelas sekali Clara dan Naya sangat cemas, dengan Teguh. Meraka selalu berdoa supaya ada keajaiban.Mereka tidak tanggung -tanggung, mereka langsung mengeroyok Teguh, lebih dari tiga puluh orang turun, dari mobil van, yang tadi mengepung Teguh, mereka bergerak serentak. Dan detik berikutnya, terdengar suara tulang saling bertabrakan, dan suara erangan dan pukulan, dan itu membuat pimpinan mereka, yang mengkoordinasi serangan itu memicingkan matanya, dia tampak tidak percaya, jika pemuda yang sombong di depanya benar, benar tidak takut mati."Ah....'' Teguh berteriak, untuk menambah kekuatannya, dan seketika mengeluarkan aura yang sangat dingin, baru lah kemudian Teguh, mengangkat salah satu dari
Ke esokan harinya mereka aktifitas seperti biasa. Di sisi lain Bagas, saat ini sudah siap, dengan rencananya, dia menginginkan rencananya akan di mulai hari ini."Kita hadang mobil mereka, setelah keluar dari kampus, " perintah Bagas, kepada pasukan Jack itu. "Baik, Tuan muda kami mengerti, " jawab orang yang di tugaskan oleh jack itu. Setelah itu, mereka mulai beraksi, dan menempatkan diri mereka pada titik yang sudah di tentukan.Sedangkan Teguh Clara dan Naya, mereka baru saja selesai, tidak terasa jam kampus telah selesai, jadi mereka sepakat untuk berkumpul di loby kampus."Hai..." Sapa Teguh, ketika sudah melihat Clara dan Naya berdiri di Loby. "Hai..." Jawab mereka kompak, tapi kali ini Teguh keluar bersama teman temanya. "Jadi, ini adik kamu Guh, " tanya kenan pada Teguh. "Iya, ini Naya, " jawab Teguh, kemudian mereka berkenalan Kenan , Adam dan yang lain juga mengenalkan mereka pada Naya. "Cantik juga, adik kamu, " celoteh Adam, mendengar itu Teguh menjadi tersenyum m
Teguh dengan Clara, semakin asik berselfi ria, sampai mereka tidak menyadari, jika mereka berpose dengan mesra dan parahnya lagi Naya, ternyata melihatnya , karena setelah selesai mandi Naya ingin bergabung, tapi ketika melihat Clara dengan Teguh dia mengurungkan niatnya, tetapi tanpa sengaja Naya menyenggol vas bunga yang di atas meja deka pintu 'Bruk,' suara pot bunga jatuh, sontak membuat Clara dan Teguh melihat kearah itu. dan ternyata Naya yang berada disana."Nay kenapa, " ucap Teguh. Seketika Naya, menjadi canggung, bingung harus bagaimana dia sekarang."Ah tidak mas, gak sengaja menyenggol vas itu, " ucap Naya dengan gelagapan. "Tenang saja, tidak apa-apa, " jawab Teguh kemudian. "Ah, aku lapar, " celoteh Clara, karena merasa lapar."Em ... bukanya barusan, kamu sama Naya, makan jajan yang banyak, " jawab Teguh, karena benar saja, tadi Clara bersama Naya menghabiskan jajan yang dia beli. "Cemilan, sama makan beda, " gerutu Clara, dengan kesal. Teguh pun tidak tega, dia m
Setelah Clara selesai, mengajari dan merapikan belanjaan di apartemen Teguh, mereka kini istirahat menunggu kepulangan Teguh.Sedangkan Teguh, masih berkutik dengan berkas, dan komputer di depannya, tak terasa juga waktu sudah menunjukan jam pulang kantor, setelah selesai, Teguh bergegas untuk merapikan dan pulang, karena dia yakin Clara dan Naya menunggunya.Sebelum pulang, Teguh mampir keruangan Aldo. "Do, mau pulang bareng tidak?" tanya Teguh, pada Aldo. "Sepertinya, saya nanti saja tuan, masih banyak pekerjaan, " jawab Aldo karena benar saja, banyak kerjaan kantor, belum lagi Tugas yang di berikan Teguh kepadanya."Baik lah, aku duluan, " jawab Teguh, kemudian Teguh keluar dan menuju mobilnya, tak lupa dia membeli jajanan kesukaan Naya, yaitu jajanan seperti cilok, pempek telor gulung dan lain-lain. setelah membeli itu Teguh langsung menuju apartemenya, tak lama Teguh pun sampai karena dia sendirian dan fokus menyetir.Clara dan Naya, yang sedang bercanda, seketika mendengar
Seperti biasanya, ketika sudah sampai di kampus, mereka berpisah di lobi, tapi kali ini Teguh, dan Clara, bergandengan tangan, jelas membuat orang-orang menatap mereka, tapi Teguh dan Clar,a acuh tak acuh hingga mereka tiba di loby.Masing-masing, masuk ke kelas, dan mengikuti jam kuliah dengan serius.Waktu berlalu, dan jam kampus selesai, kali ini tidak ada gangguan, atau keributan seperti sebelumnya, semua berjalan dengan lancer, sampai mereka berkumpul lagi di parkiran mobi, dan tadi juga sempat Indri, kembali membayarkan uang kepada Teguh, yang katanya untuk mencicil hutangnya, dan Teguh hanya menerima uang itu dan kemudian menyimpankanya.Mereka bertiga, masuk ke dalam mobil lagi"Mana kuncinya." Clara, langsung menagih ucapan Teguh."Hem, baru juga masuk," balas Teguh.Kemudian Teguh, mengambil kuncinya, di dalam tas, kemudian memberikan kepada Clara,"Ini kuncinya, nanti sekalian daftarin sidik jari kamu saja," Teguh meminta, Clara untuk mendaftarkan sidik jarinya, untuk membuk
Dalam perjalanan kerumah, kini Clara Tania Aldo duduk di Kursi tengah, yang di paksakan untuk tiga orang walaupun begitu masih terasa lega, karena tubuh Clara dan Tania lumayan ramping, sedangkan Aldo di dekat pintu dengan Tania di tengah. dan Burhan duduk di depan bersama Teguh. sedangkan motor Burhan di bawa Aryo." Aku tidak nyangka, kamu masih sejago dulu, bahkan lebih jago " celoteh Burhan, kepada Teguh membuka obrolan. "Biasa saja, hanya sering latihan kecil, kalau pagi dan waktu luang, " jawab Teguh kemudian mengusap hidungnya. "Oh iya, ada apa, ngajak aku iikut, tanya Burhan penasaran." Nanti juga tahu, oh iya kemarin, sudah di terima yah?" tanya Teguh, kembali bertanya mengenai posisi perkerjaan."Iya Alhamdulilah, tapi pabriknya lumayan jauh, dari rumah , soalnya deket pabrik utama," jawab Burhan, dengan sedikit kesal, karena dia mau tidak mau cari kosan."Udah tenang aja , tinggal sama aku aja, " jawab Teguh dengan santai. "Emang, tidak apa-apa?" tanya Burhan. "Lah, k
"Teguh dimana, belum kelihatan, " kirim Burhan di pesan grup. "Sedang dalam perjalanan, " balas Teguh, kemudian kembali fokus menyetir mobilnya. Sekitar, satu jam kemudian, akhirnya mereka sampai di restoran yang di sepakati. Teguh, dan rombongan, keluar dari mobil dan masuk kedalam restoran bersama, setelah masuk Teguh mencari keberadaan teman-temanya.Kemudian mendengar, seseorang yang memanggilnya, "Teguh" lantas Teguh menoleh, ke arah sumber suara, dan melihat sudah ada Putri, Dini, Tomi, Rio , Aryo, Heru dan Burhan."Ayok, itu mereka. " Ajak Teguh, kepada Clara Putri dan Aldo Tania. Kemudian menghampiri mereka yang sudah menunggu Teguh."Maaf yah, nunggu lama, " sapa Teguh, kepada teman temanya."Santai saja, kami maklumi orang sibuk, " jawab Rio kemudian tertawa."Apa kabar, " kemudian mereka saling berjabat tangan, dan menanyakan kabar.Setelah itu, Teguh mengenalkan Clara dan Tania. " Kenalin, ini Clara dan Tania, " Teguh mengenalkan keduanya. Disatu sisi, Putri yang mel
Teguh, juga mengerutkan kenignya, karena nanti malam dia juga sudah berjanji, untuk mentlaktir teman-temanya.Mobil pun tiba di pintu masuk bandara, dan benar saja disana sudah ada Brian Clara dan Wicak, sedangkan Naya memilih tetap dirumah.Setibanya di sana, rombongan Teguh, menghampiri Brian, dan yang lain, dan disaat itu juga Teguh matanya berbinar melihat Clara, memakai setelan formal, walaupun sebelumnya sudah pernah melihat tetapi kali ini berbeda Clara berpenampilan sangat perfect seperti bos besar, dengan setelan formal tetapi masih sangat Anggun.Begitu juga dengan Clara, yang memperhatikan penampilan Teguh yang begitu berwibawa, kemudian mata mereka bertemu dan saling memandang beberapa saat, dan akhirnya sadar dengan sapaan Pak Brian."Kalian sudah datang, " sapa Brian kepada, rombongan Teguh. Seketika Teguh kembali tersadar. "Iya pak, maaf sudah lama menunggu, " balas Teguh segera. "Ah tidak, baru beberapa menit, " balas Brian. "Mari masuk, " ajak Teguh kepada semuan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.