author-banner
Inspirasi Kopi
Inspirasi Kopi
Author

Novels by Inspirasi Kopi

Pusaka Wasiat: Lahirnya Penguasa Baru!

Pusaka Wasiat: Lahirnya Penguasa Baru!

Joko adalah seorang pemuda yatim piatu di desa yang hidup dalam kemiskinan bersama kakeknya. Hidupnya yang sudah sulit hancur total dalam satu hari ketika cinta sejatinya, Lestari, menolak dan menghinanya di depan umum karena status sosialnya. Di hari yang sama, kakeknya meninggal dunia, mewariskan sebuah pusaka misterius: Keris Semar Mesem berukuran kecil. Dengan membawa luka hati dan pusaka legendaris itu, Joko melarikan diri ke Jakarta dengan satu tujuan: membuktikan bahwa ia berharga. Memulai hidup dari nol sebagai office boy, Joko segera menyadari bahwa keris peninggalan kakeknya memberinya karisma dan intuisi luar biasa. Kekuatan ini membuatnya melesat cepat di dunia korporat, mengubahnya dari pemuda desa lugu menjadi seorang pebisnis muda yang sukses, kaya raya, dan dikelilingi wanita-wanita kalangan atas yang terpesona oleh auranya. Namun, kekuatan besar datang dengan harga. Kesuksesan membuat Joko sempat menjadi sombong, dan ia harus belajar dengan cara yang sulit bahwa pusakanya memiliki pantangan yang tak boleh dilanggar. Popularitasnya juga menarik perhatian musuh, baik dari rival bisnis yang iri maupun dari ancaman yang jauh lebih gelap dan kuno. Kehadiran seorang wanita misterius bernama Maya menjadi pertanda bahwa bahaya yang sesungguhnya telah mengendusnya.
Read
Chapter: Bab 55 Gawat
“Akhirnya, datang juga penyelamat hidupku,” kata Ika dramatis, langsung menyambar gelasnya dan menyeruputnya dengan sedotan.Rani hanya tersenyum dan melakukan hal yang sama.Hening sejenak.Lalu…Ika tiba-tiba meletakkan gelasnya dengan keras di atas meja, menimbulkan suara gedebuk kecil. Matanya terbelalak, menatap Rani dengan ekspresi tak percaya. “Ran,” desisnya.“Hmm?” jawab Rani, matanya masih terpejam menikmati rasa kopinya.“Ini kopi apa nektar para dewa?” tanya Ika, suaranya terdengar serius. “Gila! Enak banget! Beda sama yang biasa!”Rani membuka matanya dan tertawa kecil. “Sudah kubilang, kan? Tangan Mas Joko itu beda.”“Beda gimana?! Ini bukan beda lagi, ini levelnya udah surgawi!” seru Ika, suaranya naik beberapa oktaf, benar-benar mengabaikan etika kesunyian kantor. “Rasa kopinya kuat tapi lembut, manisnya pas, susunya creamy tapi nggak bikin enek! Ini… ini sempurna!”Keributan kecil mereka mulai menarik perhatian beberapa rekan kerja di bilik sebelah. Mereka melongokkan
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: Bab 54 Artefak Kutukan 3
Saat tangan Joko terulur dan menyentuh bingkai kayu ukiran yang dingin dan berdebu itu, sebuah sensasi aneh terjadi. Pusaka di dadanya seketika berubah menjadi sebuah pusaran hangat.Joko bisa merasakan dengan jelas, seolah ia memiliki indera keenam, bagaimana hawa dingin dan jahat dari lukisan itu—aura hitam pekat yang tadi ia lihat—terhisap masuk ke dalam bingkai, mengalir melalui lengannya, menuju ke pusaka di dadanya.Bagi Joko, rasanya seperti meminum segelas air es di hari yang sangat panas. Ada sensasi dingin yang tajam namun menyegarkan yang mengalir di dalam dirinya, sebelum akhirnya dinetralisir dan lenyap di dalam kehangatan sang pusaka.Namun bagi Adam, yang menonton dengan napas tertahan dari seberang ruangan, tidak ada yang terjadi. Tidak ada cahaya, tidak ada suara, tidak ada drama.Yang ia lihat hanyalah pemandangan paling gila dalam hidupnya: seorang pemuda kurus, seorang OB baru, dengan santainya meletakkan tangannya di atas sebuah artefak terkutuk yang telah membunu
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: Bab 53 Artefeak Kutukan 2
Joko terus berjalan, matanya tidak berkedip sedikit pun dari potret wanita itu. Ia berhenti tepat di depan lukisan, hanya berjarak satu lengan. Ia bisa melihat detail sapuan kuasnya, retakan-retakan halus di catnya, dan kesedihan yang begitu nyata di mata itu.“Joko!” panggil Adam lagi, kali ini dengan nada panik.Joko tidak menjawab. Ia hanya diam. Lalu, ia mengangkat tangannya yang sedikit gemetar, hendak menyentuh permukaan kanvas itu.Saat ujung jarinya hanya berjarak satu senti dari lukisan, tiba-tiba, matanya berpendar. Cahaya keemasan yang lembut dan murni menyala di kedua bola matanya, hanya sesaat.Dunia di hadapannya berubah.Bagi Joko, potret indah itu kini lenyap. Yang ia lihat adalah sebuah pemandangan mengerikan. Ia melihat sosok arwah wanita yang sama persis seperti di lukisan, terperangkap di dalam bingkai, menangis tanpa suara.Dan melilit di sekujur tubuh arwah itu, juga di seluruh permukaan lukisan, adalah gumpalan aura hitam pekat yang berdenyut-denyut jahat, seper
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: Bab 52 Artefak Kutukan
“Oke, Jok. Semua lantai bawah sudah beres,” katanya sambil menyandarkan sapu di troli kebersihan. “Sekarang tinggal tugas terakhir kita. Misi paling berat.”Joko mengerutkan keningnya. “Misi berat, Mas? Apa kita harus angkat-angkat barang berat?”Adam tertawa kecil, namun tawanya tidak serenyah biasanya. Ada sedikit nada gugup di dalamnya. “Bukan berat secara fisik, bro. Tapi berat secara… mental.”Ia mulai mendorong troli, memberi isyarat pada Joko untuk mengikutinya. Mereka berjalan menyusuri koridor lantai tiga yang kini lebih sepi, sebagian besar karyawan sepertinya sedang rapat atau sibuk di depan komputer masing-masing. Mereka melewati bilik-bilik yang ramai, melewati pantry yang wangi, menuju ke ujung koridor yang lain.Semakin jauh mereka berjalan, suasana terasa semakin berubah.Di sini, di ujung koridor, lorong terasa lebih sempit dan lebih gelap. Lampu-lampu neon di langit-langit seolah bersinar lebih redup, dan udara terasa beberapa derajat lebih dingin.Tidak ada lagi bil
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: Bab 51 Idola Sales Perusahaan
Sesuai janjinya, Rani menjemput Joko di pantry dan menemaninya makan di kantin karyawan di lantai dasar.Di sana, di tengah riuh rendah obrolan dan tawa, Rani dengan sabar memperkenalkan Joko pada beberapa teman-temannya, membantunya menavigasi lautan wajah-wajah baru.Bagi Joko, itu adalah pengalaman yang luar biasa. Ia makan semeja dengan orang-orang yang mengenakan kemeja rapi dan berbicara tentang target penjualan serta tenggat waktu proyek, namun mereka semua memperlakukannya dengan ramah, berkat pengantar dari Rani.Setelah istirahat makan siang selesai dan para karyawan kembali ke bilik-bilik mereka, ritme kerja di kantor berubah menjadi lebih tenang dan fokus.Inilah saatnya bagi tim OB untuk melakukan tugas pembersihan rutin.Adam menepuk pundak Joko yang baru saja selesai membereskan cangkir-cangkir kopi sisa rapat. “Oke, Jok. Sekarang jadwal kita bersih-bersih lantai tiga. Lantai marketing sama sales, jadi biasanya agak berantakan sama kertas-kertas. Siap?”“Siap, Mas,” jaw
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: BAB 50 Nilai Terbaik Dari OB Senior
Joko merasa sedikit lega. Ia berada di wilayah yang ia kuasai. Ia mengabaikan mesin kopi yang mengintimidasi itu dan beralih ke kabinet. Ia menemukan sebungkus bubuk kopi hitam murni, bukan kopi saset. Ia menemukan filter kertas dan sebuah corong penyaring sederhana. Dan ia menemukan sebuah teko listrik untuk memanaskan air.Peralatannya sederhana, tapi lebih dari cukup.Adam hanya menonton dari samping, bersandar di meja granit sambil melipat kedua tangannya di dada, seperti seorang juri yang sedang mengamati kontestan.Joko memulai ritualnya. Ia tidak langsung menyeduh.Pertama, ia merebus air di teko listrik hingga mendidih sempurna.Sambil menunggu, ia meletakkan filter kertas di corong penyaring, lalu menuangkan sedikit air panas untuk membasahi kertas itu.Air bilasan itu ia buang.“Buat apa dibasahi dulu kertasnya?” tanya Adam, rasa ingin tahunya terusik.“Biar bau kertasnya hilang, Mas. Jadi nanti rasa kopinya lebih murni,” jawab Joko tanpa menoleh, tangannya terus bergerak de
Last Updated: 2025-10-17
Mendadak Menjadi CEO

Mendadak Menjadi CEO

Teguh Waluyo, seorang pemuda sederhana dari desa. Dia merupakan lulusan SMK, dengan keluarga yang terkenal sebagai tokoh agama di desa tersebut. Teguh juga merupakan aktivis organisasi di sekolahnya, namun, karena menunggu ijazah untuk mencari pekerjaan, Teguh harus bekerja terlebih dahulu, sebagai kuli bangunan di desa sebelah. Akan tetapi, di desa tersebut, Teguh selalu dicemooh dan diejek oleh pemuda lainnya, yang juga bekerja di sana. Namun, karena mereka juga mengejek orang tuanya, maka, Teguh pun tidak bisa menerimanya, sehingga terjadilah perkelahian. Akibat Teguh yang memukul salah satu dari mereka, dan membuatnya pingsan di tempat, maka, Teguh pun melarikan diri dari incaran warga di sana. Akhirnya, Teguh pun memutuskan untuk berangkat ke Jakarta, untuk mengadu nasib di sana. Hingga akhirnya, Teguh dipertemukan dengan orang tua yang baik hati, yang telah mengangkat derajatnya.
Read
Chapter: 74
"kami mohon nona Amber ini masalah keluarga kita tidak ada kaitanya dengan tempat kerja saya" mohon sang rektor itu kali ini bersujud, memohon ampun kepada AmberTeguh semakin mengepalkan tanganya , dia tidak menyangka ternyata begitu banyak orang kaya yang anaknya menyalah gunakan kekuasaan keluarganya."aku yang akan mendisiplinkan anakmu, dan segera kosongkan kampus ini, biar anda bagaimana rasanya hancur" ucap Amber dengan nada penuh intimidasi"bawa dia dan hancurkan" perintah Amber kepada anak buahnya untuk membawa, rektor itu dan kemudain memporandakan gedung kampus."baik nona" seketika mereka mengangguk dan mulai menjalankan tugas, dari mengusir mahasiswa sampai menghancurkan kelas,,tidak bisa di bayangkan bagaimana takutnya para mahasiswa kala itu, mereka di paksa keluarga kampus dengan kasar, bahkan ada siswa laki-laki yang berusha melawan mereka, tapi malah mahasiswa itu yang di hajar sampai babak belur.ada juga mahasiswi yang menolak diseret oleh mereka , sehingga membu
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: 73
Waktu semakin larut mereka tidak terasa sudah begitu lama mengobrol, kali ini Teguh tidak datang ke kantor karena Brian yang meminta. tak lupa juga Brian mengajak Teguh untuk makan malam, dan disitu Brian menemukan sebuah keanehan dimana melihat Clara begitu perhatian sama Teguh, dari mengambilkan nasi lauk dan menuangkan minum bahkan sesekali Clara melihat ke arah Teguh. Brian pun sudah tidak tahan melihat sikap Clara pada Teguh ."Teguh Clara ada yang mau saya tanyakan" ucap Brian pada Teguh dan Clara"iya yah ada apa?" tanya Clara"sebenarnya hubungan kalian sejauh mana?" tanya Brian, membuat Clara dan Teguh kaget'ini memang sudah waktunya memberi tahu' gumam Teguh dalam hatinya"baik sebenarnya........." Teguh belum selesai mengucapkanya sudah di sambar oleh Naya"mereka sudah pacaran" ucap Naya langsung to the point,seketika Brian menjatuhkan sendok dan garpunya di piring . klang...... terdengar bernturan suara sendok dan garpu.."kenapa kalian merahasiakanya dari saya" kini Bria
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: 72
Teguh kemudian memasang kuda kuda dan bersiap jika sewaktu waktu mereka akan menyerang ,"akan aku tunjukan apa itu sombong" balas Cibir Teguh , dan tanpa di duga mereka seketika berlari kearah Teguh untuk menyerang, untung saja Teguh sudah memasang kuda kuda, sedangkan di dalam mobil jelas sekali Clara dan Naya sangat cemas dengan Teguh. meraka selalu berdoa supaya ada keajaiban.mereka tidak tanggung tanggung mereka langsung mengkroyok Teguh lebih dari tiga puluh orang turun dari mobil van yang tadi mengepung Teguh mereka bergerak serentak. dan detik berikutnya terdengar suara tulang saling bertabrakan dan suara erangan dan pukulan, dan itu membuat pimpinan mereka yang mengkordinasi serangan itu memicingkan matanya dia tampak tidak percaya jika pemuda yang sombong di depanya benar, benar tidak takut mati."aahhhhh' Teguh berteriak untuk menambah kekuatanya dan seketika mengeluarkan aura yang sangat dingin, baru lah kemudian Teguh mengangkat salah satu dari mereka dan kemudian melem
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: 71
Keesokan harinya setelah mereka selesai berish bersih ganti baju dan sarapan, mereka melanjutkan aktifitasnya sedangkan Burhan dia berangkat bekerja, Teguh Clara dan Naya mereka berangkat ke kampus, seperti biasa mereka sampai di kampus akan berpisah di lobi kampus, Clara dan Naya kali ini fokus kuliah, beda halnya dengan Teguh entah mengapa hari ini dia tidak fokus karena banyak fikiran yang mengganggunya, terutama gengster Black Jack itu, dia terus terbayang, dan dia baru dapat info jika geng itu dipimin oleh Jack yang bengis dan kejam dia memiliki dua petarung hebat kelas atas di sampingnya."Guh kenapa?" tanya Adam yang melihat Teguh melamunkemudian Teguh tersadar dan menoleh ke arah Adam."aku tidak apa-apa" jawab Teguh kepada Adam, setelah itu Teguh berusaha fokus, disisi lain tiga hari lagi dia akan terbang ke Bali.sedangkan di kediaman Pak Brian sangat tegang disana ada Brian dan tentunya Wicak dan juga Tegar, dia adalah orang kepercayaan Brian dan Wicak, Tegar adalah petaru
Last Updated: 2025-02-22
Chapter: 70
Teguh dengan Clara semakin asik berselfi ria, sampai mereka tidak menyadari jika mereka berpose dengan mesra dan parahnya lagi Naya ternyata melihatnya , karena setelah selesai mandi Naya ingin bergabung tapi ketika melihat Clara dengan Teguh dia mengurungkan niatnya, tetapi tanpa sengaja Naya menyenggol vas bunga yang di atas meja deka pintu 'bruk' suara pot bunga jatu, sontak membuat Clara dan Teguh melihat kearah itu. dan ternyata Naya yang berada disana."Nay kenapa" ucap Teguhseketika Naya menjadi canggung bingung harus bagaimana dia sekarang."ah tidak mas, gak sengaja menyenggol vas itu" ucap Naya dengan gelagapan"tenang saja , tidak apa-apa" jawab Teguh kemudian"ah aku lapar" celoteh Clara karena merasa lapar."em bukanya barusan kamu sama Naya makan jajan yang banyak" jawab Teguh, karena benar saja tadi Clara bersama Naya menghabiskan jajan yang dia beli"cemilan sama makan beda" gerutu Clara dengan kesalTeguh pun tidak tega dia memutuskan untuk memasak kebetulan dia juga
Last Updated: 2025-02-22
Chapter: Kejutan
setelah Clara selesai mengajari dan merapikan belanjaan di apartemen Teguh mereka kini istirahat menunggu kepulangan Teguh.sedangkan Teguh masih berkutik dengan berkas dan komputer di depanya, tak terasa juga waktu sudah menunjukan jam pulang kantor, setelah selesai Teguh bergegas untuk merapikan dan pulang, karena dia yakin Clara dan Naya menunggunya.sebelum pulang Teguh mampir keruangan Aldo"Do mau pulang bareng tidak?" tanya Teguh pada Aldo"sepertinya saya nanti saja tuan, masih banyak perkerjaan" jawab Aldo karena bernar saja banyak kerjaan kantor belum lagi Tugas yang di berikan Teguh kepadanya."baik lah aku duluan" jawab Teguh, kemudian Teguh keluar dan menuju mobilnya, tak lupa dia membeli jajanan kesukaan Naya yaitu jajanan seperti cilok, pempek telor gulung dan lain-lain. setelah membeli itu Teguh langsung menuju apartemenya, tak lama Teguh pun sampai karena dia sendirian dan fokus menyetir.Clara dan Naya yang sedang bercanda seketika mendengar pintu terbuka mereka ko
Last Updated: 2025-02-19
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status