Share

Bab Dua Puluh Satu

Belum juga sampai di bangku-bangku itu, tiba-tiba Mas Amar sudah menubrukku.

"Aku merindukanmu," ucap Mas Amar dengan suara yang gemetar.

Untuk sesaat tubuhku membeku. Perlakuannya yang tiba-tiba tersebut, membuatku tak sempat berpikir harus bagaimana menanggapinya.

Hingga ketika otakku kembali bekerja, barulah aku tersadar jika tindakannya sangat tidak pantas. Lekas kudorong tubuh tegapnya sekuat tenaga. Sehingga dirinya nyaris terhuyung ke belakang.

"Tolong jaga sikap Anda. Ini tempat umum. Dan tak pantas juga Anda melakukan itu pada saya. Ingat, kita sudah bercerai. Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun," tegasku, memperingatkannya.

"Maafkan aku yang tidak bisa bertindak tegas saat itu," cicit Mas Amar dengan kornea yang tampak berkabut.

Aku terpejam sejenak. Menguatkan diri agar tak terpengaruh olehnya.

"Cukup, Om! Cerita kita sudah selesai. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status