Share

58. Pukulan Penuh Dendam

Melihat orang tersayang tengah terbaring lemah adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Meskipun Adnan memiliki sifat yang keras dan acuh tak acuh, tetapi baginya keluarga adalah hal yang terpenting. Seperti saat ini, setelah mendapatkan kemarahan dan caci maki dari kakeknya, ia tetap bertahan di samping kakek yang tertidur.

Setelah kemarahannya tadi, tiba-tiba kesehatan kakek kembali memburuk. Pria itu menolak dibawa ke rumah sakit dan memilih untuk mati karena ulah Adnan dan Fasya. Mau tidak mau Fasya memanggil dokter ke rumah untuk memeriksa kondisi kakek. Beruntung pria itu baik-baik saja saat ini. Mungkin karena emosi dan amarahnya yang meledak sehingga tenaga di tubuhnya langsung habis dan terjatuh lemas.

"Kok bisa?" tanya Niko berbisik di samping Fasya.

Fasya memijat dahinya dan menggeleng pelan. Dia sendiri tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Semua terjadi begitu cepat. Bahkan dia tidak memiliki persiapan untuk menahan kemarahan kakek. Pria itu benar-benar terlihat k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status