Share

Bab 14

Penulis: Zelda
Caden tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia menoleh, langsung melihat Rachel yang berdiri beberapa meter jauhnya.

Kenapa wanita ini ada di sini?

Pada saat yang sama, Rachel melihat bahwa pria tua yang digendong Caden sudah tidak sadarkan diri.

Rachel segera mendekat untuk memeriksa napasnya. "Apa yang terjadi dengannya?"

Caden menjelaskan dengan rahang yang terkatup tegang, "Dia ayahku. Jantungnya selalu bermasalah. Dia tiba-tiba pingsan barusan, aku harus membawanya ke rumah sakit. Kamu ...."

"Aku seorang dokter. Kalau kamu percaya padaku, baringkan ayahmu dulu. Aku bisa menolongnya!" ujar Rachel.

Punggung Caden menegang sejenak. "Kamu?"

Mata Rachel memancarkan keseriusan. "Ya, aku bisa."

Caden menatap mata Rachel. Pandangan mereka bertemu selama sedetik, sebelum Caden akhirnya mengangguk. Dia menurunkan ayahnya, membantu membaringkannya.

Rachel segera mengeluarkan tas obatnya. Pertama, dia memberikan satu butir Pil Penyelamat Jantung buatannya pada pria tua itu, lalu mengeluarkan jarum perak. Rachel mulai mendiagnosis, memasukkan jarum ke tubuh pasien dengan tenang.

Caden berdiri diam di sampingnya, tidak mengganggu tindak pengobatan Rachel sama sekali.

Angin bertiup tanpa suara di pegunungan. Caden menatap lekat wanita di hadapannya. Setiap gerakannya stabil dan fokus, tanpa terburu-buru.

Sudut mata Caden yang dalam menunjukkan sedikit gelombang emosi.

Setelah beberapa saat, Rachel mengambil kembali jarumnya. Dia mendongak, menatap Caden dengan mata jernihnya. "Sudah selesai."

Caden bertanya, "Sudah selesai?"

"Ya, dia akan sadar dalam 5 detik," jelas Rachel.

Caden menundukkan kepala, melihat ayahnya benar-benar mulai tersadar.

Setiap kali penyakit ayahnya kambuh, dia akan selalu langsung dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Dia pasti harus dirawat inap selama beberapa waktu. Namun, kali ini ayahnya sembuh setelah perawatan singkat yang dilakukan oleh Rachel.

Setelah pria tua itu tersadar, matanya tampak bergerak-gerak. Dia masih tampak bingung, sepertinya heran karena tidak berada di rumah sakit.

Pria tua itu bangkit untuk duduk, menggerakkan tubuhnya, merasakan perasaan yang sangat nyaman di seluruh tubuhnya. Ini sama sekali tidak seperti biasanya, ketika dia terbangun serta merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Apa yang terjadi?" tanya pria tua itu.

Caden menjelaskan dengan suara dalam, "Nona Rachel ini yang sudah menyelamatkanmu. Namanya Rachel, putri Keluarga Staffor, cucu perempuan Bu Stella."

Pria tua itu tampak terkejut, lalu berkata dengan penuh kegembiraan, "Jadi, kamu Rachel? Setelah bertahun-tahun nggak bertemu, kamu sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik."

Rachel tersenyum tenang sambil membalas, "Halo, Paman Randy."

Pria tua itu sangat terharu karena sudah diselamatkan tanpa harus menderita. "Aku dengar dari nenekmu kalau kamu adalah seorang dokter. Aku nggak menyangka kalau keahlian medismu begitu bagus. Hari ini aku benar-benar berterima kasih padamu."

Ketika mengingat kejadian di pesta ulang tahun sebelumnya, pria tua itu makin merasa bersalah. "Cucu laki-lakiku, Gavin, sudah berbuat salah padamu. Itu adalah kesalahan Keluarga Finston! Kamu telah mengalami ketidakadilan."

Rachel tersenyum simpul ketika membalas, "Nggak apa-apa. Masalah ini sudah berlalu."

Pria tua itu menghela napas. Makin lama dia melihat Rachel, makin puas dirinya. Dia juga tidak tahu bagian otak mana yang bermasalah pada Gavin, si cucu durhaka itu!

Caden menatap Rachel dengan tatapan mata yang dalam. Suaranya terdengar serius.

"Nona Rachel, terima kasih karena telah menyelamatkan ayahku. Kalau bukan karena perawatanmu yang tepat waktu, aku pasti sudah membawanya ke rumah sakit. Dengan perjalanan yang begitu jauh, hasilnya mungkin nggak akan bagus. Untuk berterima kasih atas jasamu karena sudah menyelamatkan nyawa ayahku, aku bisa menjanjikan tiga hal untukmu. Apa pun yang kamu minta, aku pasti akan mengabulkannya."

Rachel tidak menyangka Caden akan begitu serius. "Nggak perlu, bukankah kamu juga pernah membantuku?"

"Satu hal nggak berhubungan dengan hal lainnya. Ini berbeda." Pria itu bersikeras untuk membalas budi.

Rachel terdiam.

Rachel tersenyum tanpa daya, tidak berpikir terlalu jauh. Dia menyerahkan sebotol Pil Penyelamat Jantung kepada Randy, lalu menjelaskan, "Ini adalah Pil Penyelamat Jantung yang aku kembangkan dengan guruku. Ini berbeda dengan yang ada di pasaran, efeknya juga sangat bagus. Simpanlah."

Randy membalas, "Bagaimana bisa aku menerimanya?"

"Nggak apa-apa. Kami punya resepnya, jadi kami bisa membuatnya lagi," kata Rachel.

Randy merasa sangat berterima kasih atas obat penyelamat nyawa ini. Akhirnya, dia pun menerimanya.

"Biar aku membantumu berdiri. Pulanglah dan beristirahatlah."

Setelah berkata demikian, Rachel dan Caden bersama-sama membantu pria tua itu berdiri.

Randy merasa sangat senang hari ini, jadi dia bersikeras berkata, "Rachel, kami akan mengantarmu pulang."

Rachel segera menggelengkan kepala sambil berujar, "Aku membawa mobil sendiri ke sini. Nggak apa-apa, terima kasih atas tawarannya."

Namun, pria tua itu tetap bersikeras, "Kalau kamu membawa mobil, aku akan menyuruh pengawalku mengantarkan mobilmu kembali. Kami akan mengantarmu sendiri. Ini nggak masalah, ayo kita pergi."

Melihat pria tua itu bersikeras, Rachel hanya bisa menyetujuinya dengan enggan.

Caden mengambil tanaman herbal yang telah Rachel kumpulkan dengan hati-hati, lalu bertanya, "Apa kamu mencari tanaman herbal di sini?"

"Ya." Rachel menerimanya, lalu berkata dengan nada santai, "Terima kasih."

Di dalam mobil Bentley.

Begitu pintu mobil dibuka, pria tua itu langsung duduk di kursi depan, lalu berkata dengan penuh senyuman, "Kamu dan Caden bisa duduk di belakang. Tempat di belakang lebih luas."

Rachel tanpa sadar melirik Caden, yang ternyata juga sedang menatapnya. Sepasang mata gelap Caden yang dalam memancarkan sesuatu yang sulit diartikan.

Rachel segera mengalihkan pandangannya. Dalam hati, dia mulai menyesal karena telah setuju untuk naik mobil bersama Randy.

Untungnya, ruang di dalam mobil cukup besar. Dia dan Caden duduk di kedua sisi kursi belakang, cukup jauh antara satu sama lain. Namun, mungkin karena aura Caden yang terlalu kuat, duduk di sampingnya membuat aura itu terasa menekan, membuat Rachel merasa sedikit gugup.

Untung saja Caden hanya menatap ke depan sambil duduk dengan elegan. Pria itu bersikap sopan, tetapi juga menjaga jarak.

Ini membuat Rachel merasa tenang. Selama perjalanan, Randy menanyakan tentang kondisi Stella. Setelah mengetahui bahwa Stella hanya pingsan sementara, tetapi tidak ada masalah serius, dia pun akhirnya merasa lega.

Seharusnya hanya perlu melewati satu persimpangan lagi untuk sampai ke rumah sakit, tetapi saat berbelok, tiba-tiba sebuah mobil melesat keluar dari samping. Mobil itu melaju dengan kencang, membuat Bentley harus menghindarinya. Akibat aksi menghindar ini, Rachel yang duduk di kursi belakang langsung terdorong ke arah Caden karena gaya inersia!

Pupil mata Caden langsung bergerak. Dengan lengan panjangnya, Caden dengan cepat menangkap wanita itu, menariknya ke dalam pelukannya dengan satu gerakan mulus!

Tubuh Rachel membeku, langsung menahan napas. Aroma serta sensasi dari dada bidang pria itu menyergapnya, bahkan Rachel bisa merasakan otot-otot di balik kemejanya dengan jelas!

Rachel membelalakkan mata, segera bertumpu untuk bangkit dengan panik, lalu mundur secepat kilat!

Caden membantu menegakkan tubuhnya dengan satu lengan. Suara rendahnya terdengar dari atas kepala Rachel.

"Pelan-pelan, jangan terburu-buru."

Suara rendah pria itu terdengar begitu merdu. Seperti ada aliran listrik misterius yang mengalir dari gendang telinga Rachel langsung ke atas kepalanya.

Rachel segera duduk dengan baik, detak jantungnya juga menjadi lebih cepat.

Pria tua di kursi depan segera menoleh, bertanya dengan penuh perhatian, "Nak, apa kamu baik-baik saja?"

Rachel segera menggelengkan kepala. "Nggak, nggak apa-apa."

"Syukurlah."

Mobil terus melaju dengan stabil. Tepat ketika Rachel akhirnya kembali tenang, tiba-tiba jantungnya sedikit bergetar.

Dia melirik ke arah Caden yang ada di sampingnya.

Pria itu duduk dengan postur tegap. Mata hitamnya yang dalam seperti tinta. Cahaya dari luar jendela jatuh di atasnya, seolah melapisinya dengan aura cahaya. Tenang dan elegan, dengan wibawa yang luar biasa mengesankan.

Semua itu bukan poin utamanya. Yang penting adalah ....

Tadi, Rachel benar-benar terjatuh ke dalam pelukan Caden, serta benar-benar merasakan tubuh dan kulit Caden. Sensasinya begitu jelas. Tangan Rachel bahkan bertumpu pada dadanya saat dia bangkit tadi.

Namun, anehnya Rachel tidak merasakan penolakan terhadap Caden.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 100

    Caden melirik Gavin sekilas, lalu berkata."Masuk."Rachel membuka pintu dengan santai. Begitu melangkah masuk, dia langsung melihat Gavin yang berdiri di depan.Kening Rachel berkerut. 'Kenapa dia ada di sini?' pikir Rachel.Ketika Gavin melihat Rachel, dia langsung menunjukkan senyuman."Rachel."Saat mendengar Gavin memanggil, mata dingin Caden menyipit tajam.Sikap formal Gavin tadi langsung berubah. Dia tersenyum dengan hangat, lalu menjelaskan, "Aku datang menemui pamanku untuk menyerahkan laporan keuangan."Rachel perlahan melangkah maju, menanggapinya dengan dingin, tanpa mengatakan apa-apa.Gavin sama sekali tidak tersinggung. Dia malah melanjutkan dengan nada lembut, "Terima kasih atas kesempatan yang kamu perjuangkan untukku. Aku pasti akan berusaha keras, nggak akan mengecewakanmu."Rachel menatapnya dengan tatapan tegas. "Sudah aku katakan kalau aku menyelamatkanmu demi Pak Randy yang sudah tua. Aku nggak ingin dia merasa terkejut. Ini nggak ada hubungannya denganmu secara

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 99

    Pria itu memperhatikannya dengan cermat sambil bertanya, "Benarkah?"Rachel yang akhirnya benar-benar pulih, langsung menjawab, "Uhuk, uhuk .... Ya."Caden masih merasa khawatir. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk punggung Rachel dengan lembut.Awalnya Rachel tidak merasa ada yang aneh. Dia sudah terbiasa dengan kontak fisik seperti itu. Namun, ketika dia akhirnya menyadari situasinya, dia melihat semua orang di bawah podium menatap dirinya dan Caden dengan tatapan tertegun.Baru pada saat itulah Rachel menyadari betapa intimnya gestur ini. Dia segera mundur beberapa langkah dengan canggung.Caden sama sekali tidak peduli. Matanya hanya menatap Rachel dengan khawatir."Apa kamu benar-benar sudah baikan?" tanya Caden.Rachel jelas melihat kilatan penuh gosip di mata setiap orang yang ada di bawah podium. Dia tersenyum canggung, lalu berbicara melalui giginya yang terkatup."Aku benar-benar sudah baikan. Pak Caden, bisakah kamu kembali ke tempat dudukmu?"Setelah mel

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 98

    Keesokan harinya.Di kantor pusat Grup Finston.Trey menunggu di lobi seperti biasa. Ketika melihat Rachel dan tim dari Akademi Kedokteran tiba, dia melangkah maju, menyambut dengan hormat, "Selamat pagi, Nona Rachel. Pak Caden sudah menunggumu."Rachel mengangguk pelan. "Baiklah. Kami sudah menyiapkan semua dokumennya, juga siap memulai pertemuan segera.""Baiklah, silakan ikuti aku," balas Trey.Saat mengikuti Trey naik ke lantai atas, mereka bisa mendengar dengan jelas suara pelan karyawan Grup Finston di sepanjang jalan."Aku dengar Pak Caden sudah menunggu di ruang rapat bersama para manajer departemen. Ini pertama kalinya dalam sejarah Pak Caden menunggu orang lain untuk rapat. Sungguh pemandangan yang langka!"Begitu mendengar kalimat itu, jantung Rachel berdetak sedikit lebih kencang.Di ruang rapat lantai teratas.Ketika Rachel dan tim Akademi Kedokteran membuka pintu untuk melangkah masuk, mereka langsung melihat Caden duduk di posisi utama.Pria itu mengenakan setelan hitam.

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 97

    Wajah Ivana tampak menegang. "Bukankah Gavin anak dari Keluarga Finston? Cepat atau lambat, dia akan ....""Gavin akan dikeluarkan dari Keluarga Finston karena pernikahannya dengan Yasmin. Dia nggak akan lama menjadi bagian Keluarga Finston," potong Caden.Wajah Ivana dan Yasmin langsung membeku.Mereka tidak menyangka Caden akan berbicara dengan begitu kejam.Caden melanjutkan dengan nada dingin, "Karena pernikahan ini didapatkan dengan cara rendahan seperti itu, kalian harus siap menerima semua konsekuensinya. Itu pantas kalian dapatkan."Wajah Yasmin tampak makin pucat ketika mendengar kata-kata ini.Caden melangkah maju, sementara tatapannya hanya melembut saat memandang Rachel."Aku masih ada urusan yang perlu aku selesaikan. Aku akan pergi dulu," ujar Caden.Rachel mengangguk pelan. "Baiklah."Yasmin mengepalkan tangan hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Melihat sosok Caden dan Rachel berdiri bersama, amarah di hatinya menjadi makin membara.Dia tidak bisa menerimanya,

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 96

    Rachel melihat ponselnya, tiba-tiba teringat akan kata-kata Trey. Dia bilang akan menemani Caden untuk melakukan inspeksi toko, jadi Caden seharusnya berada di sini.Rachel tanpa sadar langsung berbalik, lalu berjalan keluar.Di dalam mal, langkahnya agak tergesa-gesa. Begitu keluar tidak jauh, dia langsung melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter di depannya.Itu adalah Caden.Trey serta beberapa staf manajemen mal tampak berdiri di belakangnya. Ketika melihat kehadiran Rachel, langkah Caden terhenti.Rachel seketika menghentikan langkahnya. Di sekitarnya ada banyak orang, sepertinya pria itu sedang sibuk. Rachel tidak tahu apakah sebaiknya mendekat atau tidak.Kemudian, Caden mengatakan sesuatu dengan suara rendah. Trey mengangguk penuh hormat, lalu pergi bersama orang-orang itu.Setelah itu, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang, berjalan ke arahnya.Rachel mengerucutkan bibir merahnya, sementara jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Begitu sampai di depan Rach

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 95

    Rachel dan Sonya sama-sama mengerutkan dahi. Suara Yasmin yang penuh kemenangan terdengar, "Maaf, Kak. Kebetulan aku tertarik dengan yang ini."Rachel menyipitkan mata sambil menatapnya.Yasmin sengaja berkata, "Aku masuk toko ini lebih dulu, jadi kalau aku mengatakan aku tertarik, itu sah-sah saja, 'kan? Kakak nggak akan merebutnya dariku, 'kan?"Dia sengaja ingin membuat Rachel marah, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh tantangan.Sonya langsung naik pitam. Baru saja dia akan maju untuk berdebat, tetapi Rachel sudah menahannya."Lupakan saja. Ayo kita lihat yang lainnya.""Rachel!"Melihat keteguhan di mata Rachel, Sonya hanya bisa melotot sekali lagi sebelum melanjutkan melihat pakaian lain dengan Rachel.Yasmin berdiri di tempatnya, wajahnya tampak makin puas.Setelah beberapa saat, Rachel melihat pakaian lainnya. "Yang ini juga bagus. Bagaimana kalau ...."Yasmin segera muncul di belakangnya, langsung berkata, "Pelayan, aku juga mau yang ini."Rachel menatapnya dengan tatapan d

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 94

    Rachel sebenarnya ingin menghindari mereka agar tidak mendapat masalah, tetapi Sonya langsung menarik tangannya."Yasmin pikir dia itu siapa? Berani-beraninya dia mengganggu acara belanja kita! Ayo, kita masuk dengan percaya diri!" ujar Sonya.Begitu melangkah masuk, mereka langsung mendengar suara Yasmin."Bu? Menurutmu yang ini bagaimana? Aku rasa aku akan terlihat cantik memakainya."Ivana berkata, "Ini memang bagus, tapi toko ini hanya menjual model peragaan busana serta barang kustom. Harganya nggak murah. Kamu juga sudah membeli beberapa di tempat lain, uang kita ...."Yasmin tidak peduli. "Bu, bukannya ini hanya sejumlah kecil uang? Dalam beberapa hari ini, aku akan meminta kartu hitam dari Gavin. Nanti, aku bisa berbelanja dengan sesuka hati."Ivana langsung tersenyum lebar ketika memikirkan ini. Dia berujar, "Putriku memang patut dibanggakan!"Ketika mereka berbalik, mereka melihat Rachel dan Sonya.Mata Yasmin langsung berkilat dengan kebencian ketika melihat keduanya.Dia me

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 93

    Camila merasa sangat gembira mendengar ini. "Baguslah. Kalau begitu, aku akan segera memberi tahu departemen terkait waktu konferensi peluncuran obat baru."Rachel tersenyum tanpa daya, lalu berjalan kembali ke laboratorium.Sore harinya, ketika Rachel baru saja bersiap meninggalkan laboratorium, Camila datang menghampirinya."Rachel, waktu konferensi peluncuran obat baru sudah diberitahukan. Peluncurannya akan dilakukan pada hari Senin minggu depan," kata Camila.Rachel mengangguk. "Baiklah."Camila melanjutkan, "Oh ya, besok kamu harus memimpin tim Akademi Kedokteran untuk mengunjungi Grup Finston."Rachel terkejut. Setelah mendengar kata-kata Grup Finston, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.Selama seminggu ini, Rachel belum bertemu dengan Caden karena kesibukannya. Yang lebih penting, Rachel menduga bahwa Caden mungkin masih marah padanya karena kejadian terakhir kalinya. Jadi, Rachel juga tidak punya keberanian untuk mencarinya.Dia hanya sempat menyerahkan obat untuk mengg

  • Mendapatkan Cinta Sang Taipan   Bab 92

    Gavin melirik ke arahnya sambil bertanya, "Apakah kamu sudah tahu sejak awal kalau kamu sedang hamil?"Yasmin sedikit menggigit bibirnya. "Awalnya aku ingin mencari waktu yang tepat untuk memberitahumu, tapi Rachel si wanita jalang itu nggak melepaskanku. Jadi, aku terpaksa memberitahumu tentang hal ini di kantor polisi.""Terpaksa?" Gavin tersenyum sinis. "Ini adalah alat tawar menawar untukmu, 'kan? Kamu tahu kalau kamu sedang hamil, lalu memberitahuku dan ayahku untuk membebaskanmu. Kalau kami menolak, kamu pasti akan membuat masalah besar dengan anak ini."Yasmin mengerjapkan matanya dengan polos, lalu membalas, "Bagaimana bisa kamu salah paham sampai seperti ini? Aku hanya ingin berbagi kabar gembira denganmu kalau kita akan memiliki anak yang lucu. Tentu saja, kalau Keluarga Finston nggak mau mengakuinya, aku terpaksa mencari keadilan untuk kami berdua. Paman Mario selalu mementingkan reputasi. Saat ini kamu juga nggak bisa menghadapi skandal lainnya lagi. Bukankah saham kantor c

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status