Share

Garis Darah

Beberapa saat sebelumnya....

*Gubuk Tengah Hutan*

Setelah menunggu cukup lama Xieyun mulai khawatir pada Yira. Xieyun terus mondar-mandir memandangi jalan, berharap orang yang dia tunggu segera muncul. Hari sudah mulai gelap, Xieyun menatap langit kemudian merasakan aura es yang dominan, dia terbang secepatnya masuk ke hutan.

'Di mana dia. Si*l! seharusnya aku tidak mengijinkannya.' gumam Xieyun.

Dia menyesali keputusannya, dia menyusuri hutan mengikuti aura itu berasal. Saat diperjalanan dia mendengar sebuah perkelahian, diamana aura es dominan itu berasal. Dia terbang dengan cepat menuju tempat kejadian.

Dari jauh dia seperti melihat sosok yang sangat familiar.

Lantas dia menyipitkan matanya agar melihatnya dengan jelas, alangkah terkejutnya dia melihat Yira sedang dicekik oleh seseorang. Dia mempercepat terbangnya.

'A-yi.' gumamnya dengan suara pelan.

"Cakar Dewa Naga Api!" rapal Xieyun.

Dengan cepat bayangan kaki naga dipenuhi oleh api dengan cakar tajamnya melesat menerjang Bing Yu. Bing Yu yang belum sempat membuat formasi perlindunganpun terpental, tersungkur jatuh ke tanah dengan keras. Serangan Xieyun mengakibatkan Bing Yu cidera walaupun tidak parah.

Xieyun yang melihat Yira akan jatuh langsung mendekati Yira, dia menangkapnya. Xieyun menyandarkan Yira ke pohon. Dia menatap Yira lembut sambil mengelus pipi putih Yira yang terdapat darah segar. Dia menyeka darah di mulut Yira menggunakan tanggan.

"A-yi, maaf, aku datang terlambat."

Xieyun mengubah arah pandangannya menuju wanita berbaju biru tadi, tatapannya berubah 180° yang awalnya lembut menjadi sangat marah nan ganas. Dia seolah melihat mangsa empuk didepannya. Dia berdiri, berjalan mendekati Bing Yu dengan amarah yang membara. Tanggannya terkepal kuat, mengeluarkan api.

"Bing Yu!" ucap Xieyun.

"K-kamu s-siapa! bagaimana kamu tahu namaku?" Bing Yu terbata-bata.

Dia terus mundur ketakutan melihat Xieyun yang sangat marah, hingga ke tepi sungai. Bing Yu sudah tidak bisa melangkah lagi, melihat auranya Bing Yu merasa bahwa laki-laki didepannya bukanlah manusia biasa. Xieyun terus mendekati Bing Yu hingga wanita di depannya itu terpojok.

"Berani sekali orang sepertimu melukai orangku!" ucap Xieyun.

Bing Yu yang terpojok sehingga dia terpaksa melawan, karena itu adalah jalan satu-satunya. Meskipun dia kabur, dia pasti akan tertangkap. Bukan Xieyun namanya jika melepaskan mangsa begitu saja.

Bing Yu terus berusaha mengarahkan cambuknya kearah Xieyun namun semuanya sia-sia saja, tidak ada satu juruspun yang berhasil melukai Xieyun. Xieyun yang sudah tidak ingin membuang banyak waktu untuk meladeni Bing Yu, dia langsung meneleportkan dirinya kebelakang Bing Yu.

"Kamu benar-benar ingin tahu siapa aku? cobalah untuk berbalik melihat ku." ucap Xieyun.

Bing Yu yang dagunya di cengkram dari belakang oleh Xieyun tidak bisa berbuat banyak. Dia melihat penampilan asli Xieyun. Tanpa menunggu lama Xieyun langsung mematahkan leher Bing yu dengan mudah, sebagai balasan telah melukai orang yang dia kasihi.

Dia melempar mayat Bing Yu ke tanah begitu saja. Xieyun berjalan mendekati Yira, dia menggendong Yira dengan perlahan. Sebelum dia pergi, dia sempat menoleh ke arah Bing Yu dan 4 anak buahnya lalu membakarnya hingga tidak tersisa.

"Kalian pantas mendapatkannya!" ucap Xieyun.

*Gubuk Tengah Hutan*

Sesampainya dirumah, dia membaringkan tubuh Yira perlahan. Xieyun duduk, merapal mantra untuk mengobatinya. Sekuat tenaga dia kerahkan, seluruh cara dia gunakan namun semuanya sia-sia.

Tubuh lemah Yira sudah tidak bisa menahannya lagi. Jiwa Yira yang terluka parah juga hampir menghilang, dengan kata lain Yira sedang sekarat. Tiba-tiba Xieyun menyadari sesuatu.

'Aneh, kenapa jiwanya yang akan menghilang memiliki aura yang kuat? tapi aura ini...sepertinya menjaga A-yi agar tetap hidup.'

Xieyun belum pernah melihat fenomena ini selama ribuan tahun dia hidup. Dia terus menatap tubuh Yira, dia merasakan perasaan yang campur aduk. Dia mondar-mandir sambil mengingat teknik apa saja yang ayahnya ajarkan tentang pengobatan.

'Aku akan memastikan kamu baik-baik saja.' gumam Xieyun.

Tidak lama berselang Xieyun menemukan sebuah cara untuk menyelamatkan jiwa Yira. Xieyun kemabali duduk merapal mantra, sebuah jiwa keluar dari tubuh Keduanya, kemudian mereka bertukar jiwa. Dia menggunakan metode dewa yang bernama pembagian jiwa, dengan teknik ini jiwa Yira mulai berangsur-angsur pulih dan kekuatan kembali normal.

Teknik ini merugikan Xieyun, karena konsekuensinya adalah tubuh Xieyun akan melemah seiring dengan berjalannya waktu. Dia dilarang menggunakan kekuatan besars, bisa saja ranah kultivasinya akan turun hingga ranah Demigod. Jika tidak beruntung dia juga bisa mati saat menggunakan esensi dewanya.

Dengan kata lain teknik yang Xieyun gunakan dirinya menanggung jiwa yang sekarat. Dia juga menanggung rasa sakit milik Yira, termasuk efek dari jiwa yang rusak. Sebagai gantinya, dia memberikan satu dari tiga jiwan yang dia miliki untuk menggantikan jiwa Yira.

Tiga hari kemudian....

Yira bangun dari komanya, dia merasakan bahwa tubuhnya sudah pulih. Matanya menyusuri seisi rumah mencari keberadaan Xieyun. Karena tidak ketemu dia berjalan menuju halaman rumah, dia melihat seorang laki-laki pucat menatap langit.

"A-yun." panggil Yira.

Xieyun yang dipanggilpun menoleh dan segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Yira sungguh terkejut pasalnya ini belum pernah terjadi selama beberapa bulan ini. Perlakuan Xieyun membuat pipi Yira memerah, dia melepas pelukan Xieyun kemudia memalingkan wajah merahnya.

Yira melirik Xieyun, dia mendapati wajah pucat Xieyun. Dia memegang bahu Xieyun, memutari badannya mencari apa yang salah. Yira meletakkan telapak tangannya ke dahi Xieyun lalu meletakkan tangannya di dahinya, dia membandingkan suhu badan Xieyun dengan dirinya.

"A-yun apa kamu tidak enak badan? sepertinya kamu demam." Yira memeriksa dahi Xieyun.

"Tidak, aku tidak apa-apa." jawab Xieyun.

Xieyun menggelengkan kepalanya, berusaha menutupi fakta bahwa dia sedang benar-benar sakit. Dia tersenyum menatap Yira yang sudah pulih sepenuhnya. Akhirnya perjuangannya tidak sia-sia.

Yira mengerutkan alisnya, menatap bingung Xieyun yang sedang senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba dia merasa ada yang aneh dari tubuh bagian belakangnya, dia menoleh dan mendapati ekor berwarna biru tumbuh dari tubuhnya. Dia berteriak sampai membuat Xieyun ikut terkejut.

"Aaa!" teriak Yira.

"Ada apa, apa ada yang sakit?" tanya Xieyun.

Bukannya menjawab, Yira malah memutar balikkan tubuhnya. Dia memperlihatkan ekornya yang tiba-tiba tumbuh. Sebenarnya Yira cukup senang dengan fakta dia dapat berkultivasi.

Xieyun yang melihatnya merasa kebingungan, setahu diabYira hanya memiliki aura es yang dominan. Aura yang familiar dan dapat dia rasakan keberadaannya walaupun Yira sembunyikan. Dia menatap serius ekor Yira meminta penjelasan.

Selama ini Yira hanya menceritakan masalah keluarganya, dia tidak menjelaskan asal-usulnya secara jelas. Yira yang ditatappun mengerti dan menceritakan detailnya kepada Xieyun.

"A-yun maaf, aku selalu menyebunyikan identitasku. Aku sebenarnya berasal dari klan Rubah, asalku dari sekte Rubah Apuyurac."

Yira mengatakannya sambil menunduk takut, lalu menceritakan dia yang sebenarnya. Dia tetap menyembunyikan bahwa dirinya seorang reinkarnasi. Xieyun terdiam sejenak menatap Yira, dia mengerutkan dahinya. Dia mundur menjauh mengaktifkan seni beladirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status