Xieyun mundur, mengaktifkan seni bela dirinya. Terdapat seekor naga besar yang berelemen api dan disertai guntur. Yira yang mengetahui bahwa Xieyun memiliki garis darah naga pun bangkit dan memeluk Xieyun kegirangan.
"A-yi, apakah salah satu orang tuamu memiliki seni bela diri tipe elemen?" tanya Xieyun.Klan Rubah Apuyurac adalah klan Rubah putih murni, tidak mungkin memiliki warna lain kecuali memiliki garis darah lain. Setahu Xieyun Klan itu sudah musnah 17 tahun lalu, saat sekte Dantian yang di pimpin oleh Yu Xian menghabisi seisi sekte demi membunuh anak setengah dewa yang lahir."Ahh baiklah, besok kita pulang kerumahmu ya?" Xieyun menawarkan pada Yira."Tidak! belum saatnya. Aku harus memperkuat diriku agar aku bisa membalaskan dendam ini!" tolak Yira.Xieyun mengangguk mengerti, dia berniat membantu Yira untuk cepat menerobos ranah. Dengan begitu dia bisa membalas dendam keluarganya, dan membuat Yira percaya sehingga Xieyun dapat selalu disampingnya.Xieyun duduk menyaksikan Yira yang sedang melatih teknik pedangnya. Kemudian Xieyun berpikir untuk meningkatkan kultivasi seni bela diri rubah dulu, baru dia akan memberi tahu sebuah fakta."Apa kamu tahu teknik apa saja yang akan kamu dapatkan dari ekor pertamamu?" tanya Xieyun."Eum...kata ibuku ekor pertama memiliki teknik pesona yang hanya bertahan selama 2 menit saja" jawab Yira.Yira juga menjelaskan bahwa jika beruntung dia bisa mendapat 3 bahkan lebih teknik dalam sekali menerobos. Orang itu dapat menyerap esensi makhluk yang dibunuh dan mengkonversikan menjadi teknik alami. Xiyeun mendengarkan dengan seksama, lalu sebuah nama muncul dibenaknya."Bai Daisan." ucap Xieyun."Siapa?" tanya Yira.Xieyun menjelaskan bahwa Bai Daisan adalah satu-satunya orang dari sekte Yira yang mencapai ranah Demigod level akhir. Dia juga mengatakan bahwa orang itu mendapat tawaran sebagai penerus Dewi Rubah, namun karena kisah cintanya yang tragis dia memilih menyerah menjadi dewa.Selama ini Yira mengira cerita itu hanya sebuah legenda saja. Ternyata yang ibunya katakan memang benar adanya. Mendengar cerita Xieyun ambisinya menjadi dewi semakin kuat."A-yun aku ingin menjadi sepertinya." ujar Yira."Baiklah, aku akan membantumu sampai akhir." jawab Xieyun sambil tersenyum.Xieyun meletakkan tangannya di pinggang Yira, dia membawa Yira terbang ke langit. Yira yang kebingungan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Xieyun sambil menutup mata.*Hutan Caerula Nivis*"Aaaa! A-yun turunkan aku! ini terlalu tinggi." teriak Yira.Selama beberapa hari mereka terbang Yira terus saja berteriak-teriak, merengek ingin turun kecuali saat sedang tidur. Beberapa kali Xieyun menurutinya, hingga perjalanan mereka memakan banyak waktu. Dia saat ini sedang duduk diatas badan seekor Naga yang tidak lain adalah perwujudan dari Xieyun.Xieyun merotasikan matanya ke atas, melirik Yira. Dia mendengus, dan membatin kenapa dia yang ini sungguh penakut. Xieyun hanya bisa memaklumi sifat kekanakan Yira. Dia menatap lurus dan melihat ada sebuah hutan yang tertutup oleh salju."Baiklah kita turun." ujar Xieyun.Mereka mendarat di sebuah hutan yang sangat dingin. Setelah sampai di hutan Yira merasa bingung, biasanya hutan yang dia tau hanya tanah berwarna coklat dengan pepohonan hijau."Ini diamana?" tanya Yira."Hutan Caerula Nivis." singkat Xieyun."Ha...?" Yira masih tidak mengerti."Sebut saja Hutan Salju Biru, lihatlah yang kita pijak adalah salju bukan tanah." jawab Xieyun.Setelah menjelaskan singkat, mereka berdua berjalan menyusuri hutan. Xieyun membawa Yira kesini dengan tujuan ingin melihat sebuah bakat special. Dia memilih tempat ini karena menurutnya ini cocok dengan seni beladiri Yira yang satunya.Xieyun merasakan aura hewan spiritual mendekat. Dia menarik Yira ke belakangnya agar mudah melindunginya. Tiba-tiba seekor ular yang terluka menyerang mereka berdua."A-yi, awas!" kata Xieyun sambil menahan serangan."Sayatan Membelah angin!" rapal Yira.Yira lalu mengayunkan pedangnya di udara dari kiri ke kanan. Seketika ular tersebut terpental agak jauh. Xieyun yang melihatnya merasa bangga, Yira sudah bisa menguasai jurus dasar Pedang Surgawi."Aku akan menahannya ini kesempatan bagus untuk mencoba teknik pesona rubahmu."Xieyun maju bertarung melawan ular tersebut sedangkan Yira bersiap menunggu waktu yang tepat. Pertarungan sengit antara Xieyun dan ular spiritual itu cukup menganggumkan. Yira membuat alibi agar fokus ular itu teralihkan, saat ular itu sedikit lengah Yira maju mendekati Xieyun, dia menatap mata ular tersebut begitu sebaliknya."Pesona tunduk lah padaku!"Yira tersenyum dan mengedipkan matanya, seketika ular tersebut terpesona oleh Yira. Tanpa menunggu lama Yira langsung menebas leher ular itu hingga mati. Xieyun yang ikut melihat mata pesona Yira juga hampir ikut terpesona, untung saja dia kuat iman sehingga dia lolos dari pesona Yira.Setelah kolaborasi pertama mereka sukses, mereka melakukan tos untuk merayakannya. Xieyun tersenyum dengan berhasilnya Kolaborasi kali ini, dia juga mengingatkannya pada kekasihnya dahulu."Coba serap esensi ular ini. Jangan memaksakan diri!"Yira duduk bersila memfokuskan dirinya untuk menyerap esensi ular tersebut. Xieyun berjaga disekitar agar Yira aman dari gangguan luar. Hutan ini banyak hal berbahaya.Yira merasakan tubuhnya dingin, hampir membeku. Rasa sakit didadanya semakin menusuk. Demi sebuah kesuksesan, dia menghiraukannya dan tetap fokus berjuang melawan rasa dingin.Xieyun mulai khawatir melihat tubuh Yira yang mengeluarkan kristal-kristal es. Dia mengambil keputusan untuk membantu Yira. Dia menempatkan dirinya dibelakang Yira, menggunakan api naganya untuk menghangatkan tubuh Yira agar tidak membeku sepenuhnya."A-yi bertahanlah!"Perlahan Yira merasakan rasa hangat menjalar keseluruh tubuhnya. Secara tidak langsung hal itu membantu mempercepat penyerapan serta mengurangi penderitaannya. Beberapa jam berlalu, akhirnya Yira selesai menyerap esensi ular itu.Dia membuka mata, menatap seluruh tubuhnya. Dia tidak merasakan ada perubahan apapun dalam dirinya. Yira menunduk, mengerucutkan bibinya merasa kecewa karena dia bukanlah orang special itu."Tidak apa-apa pasti butuh objek untuk mencobanya,"Xieyun menghibur Yira untuk tidak menyerah. Dia menawarkan sebotol air minum, air itu diterima oleh Yira dan lekas meminumnya. Yira mentap Xieyun sambil berjalan lalu menanyakan sesuatu."Tadi tubuhku terasa hangat, apa yang kamu lakukan padaku?" tanya Yira."Tidak ada aku hanya menghangatkanmu menggunakan api Nagaku" jawab Xieyun."Bukankah itu akan membakarku?!"Xieyun tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Dia menjelaskan tentang api Naga nya. Dia hanya menjelaskan Api Naga level 1 yang hanya membakar benda yang mudah terbakar saja.Yira mengerucutkan bibirnya karena Xieyun menolak menjelaskan tentang Api Naganya dengan detail. Walaupun Xieyun jelaskan Yira tidak akan mengerti. Dia berjalan sambil menghentakkan langkahnya membuntuti, tiba-tiba dia menabrak punggung Xieyun."Agh...ada apa?"Mereka dihadang oleh sekelompok perampok yang ingin merampok barang mereka. Xieyun menolak menyerahkannya, mereka memulai pertarungan dua lawan enam. Xieyun melawan lima orang sedangkan Yira menangani sisanya.Yira sedikit mengkhawatirkan Xieyun yang menghadapi lima orang seorang diri. Hal itu membuat Yira lengah, sehingga tangannya tersayat oleh pedang lawan, Yira menutup luka dengan tangannya menahan perih. Dia melihat lawan menikmati darahnya yang menempel di pedang lawan."A-yi, kamu baik-baik sajakan?"Xieyun menyudahi permainannya, dia berlari mendatangi Yira. Tidak sampai 15 detik, mereka kebingungan melihat salah satu perampok itu merasa kesakitan. Tubuhnya membiru kemudian membeku.mereka mendekai jasad perampok itu, Xieyun mulai sadar bahwa itu adalah efek dari teknik baru Yira. Dia menatap Yira, menjelaskan apa yang terjadi."Dia terkena racun dalam darahmu."Yira mentap Xieyun kebingungan, dia meminta penjelasan detailnya. Sebelum menjelaskan Xieyun membawa Yira menjauh dari tempat kejadian. Mereka duduk dibawah pohon besar berdaun biru."Apa kamu tahu ular apa yang kamu serap tadi?" tanya Xieyun."Tidak." Yira menggeleng."Itu adalah ular berbisa Russell, salah satu ular paling berbisa. Jika terkena racunnya maka akan menyebabkan kematian." jelas Xieyun.Yira menarik tangannya takut Xieyun terkena racun saat mengobatinya. Hari mulai petang, mereka berencana bermalam disana dan membuat api unggun. Saat Xieyun kembali dia terkejut melihat tubuh Yira sudah melayang ke udara."A-yi!""A-yi!" Xieyun khawatir melihat Yira melayang di udara serta dikelilingi cahaya biru. Xieyun berlari mendekati Yira, dia menatapnya serius dan tidak mengalihkan pandangannya sedetikpun. Perlahan-lahan tubuh Yira turun hingga menyentuh salju, dia membuka matanya dan mengeluarkan aura yang kuat.Yira tersenyum bahagia menatap Xieyun, dia membalikkan badannya. Yira memberitahu bahwa dirinya menerobos tingkat 2 dan memiliki ekor baru. Xieyun merasa terkejut dengan kecepatan Kultivasi Yira selain itu, beberapa hari lalu dia baru menerobos tingkat 1.'Kelihatannya latar belakangmu kali ini tidaklah sederhana' batin Xieyun.Xieyun terdiam sejenak dengan tatapan kosong. Dia masih tidak menyangka fenoma-fenomena aneh terjadi pada Yira."Kenapa, ada apa?" tanya Yira."Ah...tidak, tidak ada apa-apa. Sudah malam, kamu tidurlah, aku akan menjagamu." jawab Xieyun.Xieyun menarik Yira untuk tidur bersandar di dadanya. Xieyun memeluknya sambil mengelus lembut surai hitam Yira. Yira merasa sangat aman
*Portal Pewarisan*Yira duduk bersila dan memejamkan mata, dia mulai fokus dengan arahan dari Kura-kura besar itu. Perlahan namun pasti dia merasakan aura dingin masuk ketubuhnya dan menyebar ke pembuluh darahnya. Satu persatu teknik es muncul dalam kesadaran Yira."Gadis kecil bersiaplah, fokuskan energi dan pikiranmu, aku akan mewariskan teknik es terkuat." ucap Kura-kura.Yirapun mengangguk, mulai melakukan apa yang di arahkan suara tersebut. Yira merasakan aura dingin yang sangat kuat, aura dingin itu terasa mengalir di sekujur pembuluh darahnya. Rasa dingin itu membuat pembuluh daranya serasa akan meledak.Situasi ini sama dengan yang dialami Yira sebelumnya, saat dia menyerap esensi ular berbisa Russell. Bedanya waktu itu dia dibantu oleh Xieyun, kali ini dia harus berjuang sendiri mengatasi rintangan tersebut.Dalam situasi seperti ini sekelebat ingatan Dewi Yiren muncul. Dia melihat Dewi Yiren mengadopsi seekor Kura-kura kecil. Ingatan itu membawanya hingga Kura-kura itu tumbuh
*Kota Mille Ova*Yira berlari kesebuah gang sepi."A-yun aku sudah tidak tahan!" teriak Yira.Xieyun yang tidak tahu menahu hanya bisa mengikuti Yira berlari dari belakang. Saat sudah sampai di gang sepi dia melihat Yira sudah dalam posisi melayang dan dikelilingi cahaya biru sama seperti yang terjadi sebelumnya. Xieyun langsung bersikap waspada dikala ada orang yang lewat, dia takut aura dan kejadian Yira menerobos diketahui oleh orang setempat.Walaupun kota ini termasuk naungan dari negara Ignis Ventus tetap saja, ada mata-mata dari segala penjuru. Beberapa jam berlalu Yira akhirnya selesai menerobos tingkat 3, Xieyun bertanya-tanya bagaimana bisa orang berkultivasi secepat itu."A-yi saat kamu keluar dari Portal Pewarisan kultivasi mu tingkat berapa?" tanya Xieyun."Tingkat 2 level 8." jawab Yira.'Cepat sekali.' gumam Xieyun.Xieyun mendengar 2 orang berbicara, mereka mengintip 2 prajurit kerajaan yang sedang berpatroli mengobrol. Prajurit itu mengatakan bahwa walikota kali ini be
"Aku mengetahuinya." singkat Wang Lin. Mereka yang mengerti apa yang dimaksud Wang Lin saling tatap. Setelah Si anak selesai makan, Xieyun akan membawa mereka ke sebuah tempat. Xieyun menggendong Si anak agar cepat sampai. Xieyun memebawa mereka ke sebuah penginapan. Setelah membayar kamar, mereka segera masuk. Xieyun mendudukan Wang Lin di tepi tempat tidur. "Katakan Wang Lin!" ucap Xieyun. Si anak hanya diam, menatap Yira yang berdiri di belakang Xieyun. Yira yang mengerti segera menggusur posisi Xieyun. Dia berjongkok dan memegang kedua tang Wang Lin samil menatapnya lembut. "Wang Lin, katakan nak! Semua yang kamu ketahui." ucap Yira lembut. "Orang jahat itu bersalaman dengan orang dari sekte Lan. Mereka ingin mengganti raja." ucap Wang Lin. Yira dan Xieyun saling tatap. Mereka mengerti orang jahat itu adalah walikota dan orang sekte Lan pasti utusan ketua sekte. Setelah itu Yira meminta Si anak melanjutkan ceritanya. "Orang jahat itu menerimanya. 1 Bulan lagi mereka akan me
Rombongan kerajaan sudah hampir sampai. Yanwei memerintah semuanya untuk bersiap menyambut raja. Saat rombongan kerajaan tiba, Lan Yanwe dan Ruyan maju menyambut sendiri. "Hormat pada Yang Mulia." ucap Yanwei dan Ruyan serentak. Mereka berdua dan yang lainnya membungkuk memberi hormat. Raja Xiao Xing menyuruh mereka berdiri. Yanwei mempersilahkan Raja Xiao Xing masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan. "Yang Mulia kami sudah menyiapkan sebuah penampilan untuk menyambut anda." ucap Yanwei yang duduk di samping raja. Para penari keluar, membentuk formasi tari. Musik pun di putar, para penari menari dengan sangat luwes. Di pertengahan penampilan, waktu Yira untuk muncul. Yira masuk dengan riasan cantik menggunakan cadar pada wajahnya. Dia memberi hormat kepada Raja, tersenyum dengan cantik. Pesonanya membuat seluruh ruangan terpesona, tak terkecuali Xieyun yang berdiri di belakang Raja. Xieyun baru pertama melihat penampilan Yira yang seperti itu, hingga Xiyun tidak bisa meng
Hampir Seminggu tinggal, rombongan kerajaan kembali ke kerajaan. Setelah Yanwei, Ruyan dan Yira mengantar rombongan, mereka melakukan kegiatan masing-masing. Yira yang sedang menjamu pelanggan, melihat Ruyan keluar. Yira tidak menghiraukan itu, pasti setiap orang memiliki kesibukan sendiri. Saat sore menjelang. Yira diberitahu bahwa ada seorang pria berwajah dingin, mengenakan pakaian berwarna hitam berpadu dengan coklat mencarinya. Yira mengangguk dan segera menemui orang itu. "A-yun, kenapa kamu datang?" tanya Yira. "Tidak apa-apa, besok bisakah kita keluar?" Xieyun bertanya balik. "Em... baiklah, aku akan ijin atasanku." jawab Yira. "Aku akan menunggumu di kedai biasa." ucap Xieyun sebelum pergi. Yira mengangguk lalu masuk melakukan pekerjaannya. Yira yang lama tidak bertemu Xieyun merasa senang bisa bertemu lagi. Yira melihat Ruyan kembali dengan pakaian kotor. Dia tidak ambil pusing, Yira kira Ruyan mungkin jatuh di jalan. 'Oh iya, bagaimana bisa Xieyun kesini begitu cepat
'Apakah anak itu sudah mati?' Ruyan bertanya pada Si pria. Suara Ruyan terdengar hingga ke dalam kamar. Yira yang mendengarnya melepas pelukan Xieyun. Dia ingat Ruyan membencinya. Yira yang terbawa emosipun mengira Ruyan yang menculik Wang Lin. Yira lekas membuka pintu langsung menampar Ruyan, hal itu membuat Si pria tadi kabur. Yanwei yang melihat pria itu kabur menyuruh penjaga rumah hiburan mengejarnya dan menangkapnya hidup-hidup. "Apa yang kamu lakukan padanya?!" bentak Yira. "Melakukan apa? aku tidak tahu." ucap Ruyan. Ruyan terus dipukuli oleh Yira, namun Ruyan tidak mau mengakui apapun. Mereka saling beradu kekuatan, Ruyan menggunakan pisau terbangnya untuk melawan Yira, sedangkan Yira mengeluarkan pedangnya. Untungnya Yanwei dan Xieyun menghentikan mereka sebelum ada pertumpahan darah. "Jadi kamu punya anak haram? Sungguh murahan!" ujar Ruyan. "Tutup mulutmu!" bentak Yira yang tersulut emosi. "Kalian tenanglah!" Bentak Yanwei. Yanwei melerai mereka sambil menengahi m
Yira masuk ke kamar Ruyan. "Ada apa?" tanya Yira. "Duduklah!" ucap Ruyan. Yira duduk di kursi yang sudah Ruyan sediakan. Ruyan mempertanyakan kembali tentang balas dendam kepada sekte Dantian. Dia sedikit ragu, karena kekuatan sekte tersebut tidak bisa dibuat mainan. YIra tersenyum dan meyakinkan Ruyan bahwa mereka akan berhasil membelas dendam yang mereka tanggung selama ini. Yira mendekat dan memberitahu bahwa dia memiliki seseorang yang bisa membantu. Kemudian mengungkap rahasia kepada Yira. "Sekte Dantian memiliki anak setengah dewa." ucap Ruyan. "Aku tahu." singkat Yira. "Kamu tahu, baigaimana bisa kamu setenang ini?" tanya Ruyan sambil mengerutkan keningnya. "Ruyan, tenanglah! Dia hanya setengah dewa bukan dewa." ucap Yira. Ruyan mengubah posisinya yang semula rebahan menjadi duduk bersandar. Dia mengingatkan Yira untuk tidak meremehkan musuh. Yira mengangguk dan tersenyum, karena dia sudah memiliki cara sendiri untuk meleawan sekte biadab itu. Yira menatap Ruyan lalu