Share

Bakat Special

Penulis: Er_zhi.zhii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-24 00:55:29

Xieyun mundur, mengaktifkan seni bela dirinya. Terdapat seekor naga besar yang berelemen api dan disertai guntur. Yira yang mengetahui bahwa Xieyun memiliki garis darah naga pun bangkit dan memeluk Xieyun kegirangan.

"A-yi, apakah salah satu orang tuamu memiliki seni bela diri tipe elemen?" tanya Xieyun.

Klan Rubah Apuyurac adalah klan Rubah putih murni, tidak mungkin memiliki warna lain kecuali memiliki garis darah lain. Setahu Xieyun Klan itu sudah musnah 17 tahun lalu, saat sekte Dantian yang di pimpin oleh Yu Xian menghabisi seisi sekte demi membunuh anak setengah dewa yang lahir.

"Ahh baiklah, besok kita pulang kerumahmu ya?" Xieyun menawarkan pada Yira.

"Tidak! belum saatnya. Aku harus memperkuat diriku agar aku bisa membalaskan dendam ini!" tolak Yira.

Xieyun mengangguk mengerti, dia berniat membantu Yira untuk cepat menerobos ranah. Dengan begitu dia bisa membalas dendam keluarganya, dan membuat Yira percaya sehingga Xieyun dapat selalu disampingnya.

Xieyun duduk menyaksikan Yira yang sedang melatih teknik pedangnya. Kemudian Xieyun berpikir untuk meningkatkan kultivasi seni bela diri rubah dulu, baru dia akan memberi tahu sebuah fakta.

"Apa kamu tahu teknik apa saja yang akan kamu dapatkan dari ekor pertamamu?" tanya Xieyun.

"Eum...kata ibuku ekor pertama memiliki teknik pesona yang hanya bertahan selama 2 menit saja" jawab Yira.

Yira juga menjelaskan bahwa jika beruntung dia bisa mendapat 3 bahkan lebih teknik dalam sekali menerobos. Orang itu dapat menyerap esensi makhluk yang dibunuh dan mengkonversikan menjadi teknik alami. Xiyeun mendengarkan dengan seksama, lalu sebuah nama muncul dibenaknya.

"Bai Daisan." ucap Xieyun.

"Siapa?" tanya Yira.

Xieyun menjelaskan bahwa Bai Daisan adalah satu-satunya orang dari sekte Yira yang mencapai ranah Demigod level akhir. Dia juga mengatakan bahwa orang itu mendapat tawaran sebagai penerus Dewi Rubah, namun karena kisah cintanya yang tragis dia memilih menyerah menjadi dewa.

Selama ini Yira mengira cerita itu hanya sebuah legenda saja. Ternyata yang ibunya katakan memang benar adanya. Mendengar cerita Xieyun ambisinya menjadi dewi semakin kuat.

"A-yun aku ingin menjadi sepertinya." ujar Yira.

"Baiklah, aku akan membantumu sampai akhir." jawab Xieyun sambil tersenyum.

Xieyun meletakkan tangannya di pinggang Yira, dia membawa Yira terbang ke langit. Yira yang kebingungan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Xieyun sambil menutup mata.

*Hutan Caerula Nivis*

"Aaaa! A-yun turunkan aku! ini terlalu tinggi." teriak Yira.

Selama beberapa hari mereka terbang Yira terus saja berteriak-teriak, merengek ingin turun kecuali saat sedang tidur. Beberapa kali Xieyun menurutinya, hingga perjalanan mereka memakan banyak waktu. Dia saat ini sedang duduk diatas badan seekor Naga yang tidak lain adalah perwujudan dari Xieyun.

Xieyun merotasikan matanya ke atas, melirik Yira. Dia mendengus, dan membatin kenapa dia yang ini sungguh penakut. Xieyun hanya bisa memaklumi sifat kekanakan Yira. Dia menatap lurus dan melihat ada sebuah hutan yang tertutup oleh salju.

"Baiklah kita turun." ujar Xieyun.

Mereka mendarat di sebuah hutan yang sangat dingin. Setelah sampai di hutan Yira merasa bingung, biasanya hutan yang dia tau hanya tanah berwarna coklat dengan pepohonan hijau.

"Ini diamana?" tanya Yira.

"Hutan Caerula Nivis." singkat Xieyun.

"Ha...?" Yira masih tidak mengerti.

"Sebut saja Hutan Salju Biru, lihatlah yang kita pijak adalah salju bukan tanah." jawab Xieyun.

Setelah menjelaskan singkat, mereka berdua berjalan menyusuri hutan. Xieyun membawa Yira kesini dengan tujuan ingin melihat sebuah bakat special. Dia memilih tempat ini karena menurutnya ini cocok dengan seni beladiri Yira yang satunya.

Xieyun merasakan aura hewan spiritual mendekat. Dia menarik Yira ke belakangnya agar mudah melindunginya. Tiba-tiba seekor ular yang terluka menyerang mereka berdua.

"A-yi, awas!" kata Xieyun sambil menahan serangan.

"Sayatan Membelah angin!" rapal Yira.

Yira lalu mengayunkan pedangnya di udara dari kiri ke kanan. Seketika ular tersebut terpental agak jauh. Xieyun yang melihatnya merasa bangga, Yira sudah bisa menguasai jurus dasar Pedang Surgawi.

"Aku akan menahannya ini kesempatan bagus untuk mencoba teknik pesona rubahmu."

Xieyun maju bertarung melawan ular tersebut sedangkan Yira bersiap menunggu waktu yang tepat. Pertarungan sengit antara Xieyun dan ular spiritual itu cukup menganggumkan. Yira membuat alibi agar fokus ular itu teralihkan, saat ular itu sedikit lengah Yira maju mendekati Xieyun, dia menatap mata ular tersebut begitu sebaliknya.

"Pesona tunduk lah padaku!"

Yira tersenyum dan mengedipkan matanya, seketika ular tersebut terpesona oleh Yira. Tanpa menunggu lama Yira langsung menebas leher ular itu hingga mati. Xieyun yang ikut melihat mata pesona Yira juga hampir ikut terpesona, untung saja dia kuat iman sehingga dia lolos dari pesona Yira.

Setelah kolaborasi pertama mereka sukses, mereka melakukan tos untuk merayakannya. Xieyun tersenyum dengan berhasilnya Kolaborasi kali ini, dia juga mengingatkannya pada kekasihnya dahulu.

"Coba serap esensi ular ini. Jangan memaksakan diri!"

Yira duduk bersila memfokuskan dirinya untuk menyerap esensi ular tersebut. Xieyun berjaga disekitar agar Yira aman dari gangguan luar. Hutan ini banyak hal berbahaya.

Yira merasakan tubuhnya dingin, hampir membeku. Rasa sakit didadanya semakin menusuk. Demi sebuah kesuksesan, dia menghiraukannya dan tetap fokus berjuang melawan rasa dingin.

Xieyun mulai khawatir melihat tubuh Yira yang mengeluarkan kristal-kristal es. Dia mengambil keputusan untuk membantu Yira. Dia menempatkan dirinya dibelakang Yira, menggunakan api naganya untuk menghangatkan tubuh Yira agar tidak membeku sepenuhnya.

"A-yi bertahanlah!"

Perlahan Yira merasakan rasa hangat menjalar keseluruh tubuhnya. Secara tidak langsung hal itu membantu mempercepat penyerapan serta mengurangi penderitaannya. Beberapa jam berlalu, akhirnya Yira selesai menyerap esensi ular itu.

Dia membuka mata, menatap seluruh tubuhnya. Dia tidak merasakan ada perubahan apapun dalam dirinya. Yira menunduk, mengerucutkan bibinya merasa kecewa karena dia bukanlah orang special itu.

"Tidak apa-apa pasti butuh objek untuk mencobanya,"

Xieyun menghibur Yira untuk tidak menyerah. Dia menawarkan sebotol air minum, air itu diterima oleh Yira dan lekas meminumnya. Yira mentap Xieyun sambil berjalan lalu menanyakan sesuatu.

"Tadi tubuhku terasa hangat, apa yang kamu lakukan padaku?" tanya Yira.

"Tidak ada aku hanya menghangatkanmu menggunakan api Nagaku" jawab Xieyun.

"Bukankah itu akan membakarku?!"

Xieyun tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Dia menjelaskan tentang api Naga nya. Dia hanya menjelaskan Api Naga level 1 yang hanya membakar benda yang mudah terbakar saja.

Yira mengerucutkan bibirnya karena Xieyun menolak menjelaskan tentang Api Naganya dengan detail. Walaupun Xieyun jelaskan Yira tidak akan mengerti. Dia berjalan sambil menghentakkan langkahnya membuntuti, tiba-tiba dia menabrak punggung Xieyun.

"Agh...ada apa?"

Mereka dihadang oleh sekelompok perampok yang ingin merampok barang mereka. Xieyun menolak menyerahkannya, mereka memulai pertarungan dua lawan enam. Xieyun melawan lima orang sedangkan Yira menangani sisanya.

Yira sedikit mengkhawatirkan Xieyun yang menghadapi lima orang seorang diri. Hal itu membuat Yira lengah, sehingga tangannya tersayat oleh pedang lawan, Yira menutup luka dengan tangannya menahan perih. Dia melihat lawan menikmati darahnya yang menempel di pedang lawan.

"A-yi, kamu baik-baik sajakan?"

Xieyun menyudahi permainannya, dia berlari mendatangi Yira. Tidak sampai 15 detik, mereka kebingungan melihat salah satu perampok itu merasa kesakitan. Tubuhnya membiru kemudian membeku.

mereka mendekai jasad perampok itu, Xieyun mulai sadar bahwa itu adalah efek dari teknik baru Yira. Dia menatap Yira, menjelaskan apa yang terjadi.

"Dia terkena racun dalam darahmu."

Yira mentap Xieyun kebingungan, dia meminta penjelasan detailnya. Sebelum menjelaskan Xieyun membawa Yira menjauh dari tempat kejadian. Mereka duduk dibawah pohon besar berdaun biru.

"Apa kamu tahu ular apa yang kamu serap tadi?" tanya Xieyun.

"Tidak." Yira menggeleng.

"Itu adalah ular berbisa Russell, salah satu ular paling berbisa. Jika terkena racunnya maka akan menyebabkan kematian." jelas Xieyun.

Yira menarik tangannya takut Xieyun terkena racun saat mengobatinya. Hari mulai petang, mereka berencana bermalam disana dan membuat api unggun. Saat Xieyun kembali dia terkejut melihat tubuh Yira sudah melayang ke udara.

"A-yi!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menentang Dunia   Orang Dari Masa Lalu

    *Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya

  • Menentang Dunia   Janji Untuk Bertemu

    "Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu

  • Menentang Dunia   Perebutan Posisi Pertama

    "Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."

  • Menentang Dunia   Ujian Dimulai

    "Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski

  • Menentang Dunia   Singa Api

    "Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak

  • Menentang Dunia   Keputusan Bulat

    "Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di

  • Menentang Dunia   Teknik Yang Terlihat Mirip

    "Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.

  • Menentang Dunia   Kemampuan Memanipulasi Mimpi

    "A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.

  • Menentang Dunia   Penawar Huo Xue

    "Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status