Share

BAB 15

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2024-03-21 14:07:05

"Ganteng kan, Bu! Udah Dania bilang selera Dania mah gak bakal pernah ngecewain," celetuk perempuan tersebut.

Mendengar hal itu, Erna menganggukan kepala mengiyakan perkataan anaknya. Tetapi, mulut wanita tersebut masih sibuk mengunyah makanan.

"Ya udah kalau gitu sana ke kamarnya, godain dia," bisik sang Ibu.

Dania segera melirik ke setiap penjuru, para pelayan di sini mulai sibuk setelah kedatangan Devano. Wanita itu lekas melangkah pergi ke arah tadi lelaki pemilik kediaman ini pergi.

"Kamu mau ke mana!" seru seorang pelayan.

Pelayan tersebut segera mendekati Dania, wanita yang berstatus adiknya Kania. Ia celingak-celinguk melirik sekitar, tidak menyangka kediaman ini sangat luas membuat dia sedikit kebingung hendak pergi ke mana karena banyak lorong.

"Di mana Kamar Tuan Devano, saya disuruh ke kamarnya," balas Dania.

Dia begitu gampang berkata demikian, bahkan tidak ada nada gemetar sedikitpun. Sang pelayan mengerutkan kening memandang perempuan tersebut.

"Jangan berbohong!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB I [TAMAT]

    Beberapa tahun kemudian, kediaman yang bagai istana milikDevano setiap saat terasa begitu ramai. Suara langkahtergesa terdengar, pintu yang dibanting dan nada tinggiseorang remaja memenuhi koridor."Iris, apa yang kamu lakukan!" teriak Fiona.Gadis remaja itu baru berumur enam belas tahun, barumemasuki sekolah menengah keatas. Rupanya cantik sepertiKania tetapi memilih karakter keras Devano. Perempuantersebut keluar dari kamar dengan wajah murka sambilmenarik kasar lengan Iris."Maaf Kakak, aku cuma ...," ucapannya terhenti karenadisela Fiona."Sudah! Kamu memang gak pernah merasa bersalahsedikitpun," omel gadis tersebut sambil menunjuk wajahadiknya.Felix yang baru saja selesai mandi segera keluar dari kamar,lelaki itu hanya melilitkan handuk di pinggangnyamenampilkan dada pria tersebut, bahkan tangan lelaki inisibuk mengeringkan rambut."Ada apa, Fiona ... kamu ini masih pagi sudah marah-marahaja," gerutu Felix."Kenapa kamu memarahi Iris, kasihan dia," lanjut priater

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB H

    Mendengar perkataan sang suami, jemari Kania yang bergerak untuk bermain dengan Iris berhenti. Wanita tersebut tidak langsung menoleh menatap lelaki yang menikahinya, ia menarik napas dalam dan mengembuskan sedikit kasar. Tetapi masih menjaga agar tidak mengusik bayi kecil dalam pangkuannya. "Devano ...." Ucap Kania pelan, hampir tanpa suara. Wanita itu langsung memanggil nama suaminya, ia menarik napas kembali karena merasa lelah, berusaha menguatkan hati karena luka yang ditoreh sang kekasih. Lelaki itu mendekat satu langkah lalu berhenti, tangannya memegang pakaian sendiri. Seakam takut menyentuh apapun sebelum mendapatkan izin. “Aku cuma ingin kamu aman,” ucapnya lagi.Suara lelaki itu pecah perlahan. "Saat itu. Aku lihat kamu hampir ...."Devano tak sanggup melanjutkan perkataannya, gambaran Kania begitu lemah. Keluar darah dan jantung hampir berhenti begitu menghantui. Perempuan tersebut menoleh, pandangannya tidak marah, hanya dipenuhi rasa lelah membuat dada Devano seaka

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB G

    Dua hari berlalu, semenjak keluar dari ruang persalinan. Saat bertemu dengan Devano, Kania selalu mendiamkan lelaki itu. Kini pria tersebut tengah mengurus kepulangan sang istri, walau pikirannya berkelana mendapatkan sikap demikian."Mama, Mama sama Papa bertengkar?" tanya Fiona.Kania yang sedang memberikan asi pada putrinya segera menoleh menatap Fiona, tatapan gadis itu penuh penyelidikkan. "Enggak kok, Sayang. Perasaan kamu aja," elak Kania."Mah," panggil Felix dengan suara serak. Lelaki kecil itu bangun dari tidurnya, ia berbaring di sofa dan segera mendudukkan tubuh. "Iya," balas perempuan tersebut.Dia menjawab tanpa menoleh memandang anaknya, karena fokus ke Iris yang berhenti menyusu."Mama sangat fokus ke adik ya, kami diabaikan," lontar pria kecil itu spontan. Felix memang terkenal dengan sikap yang terbuka, ia akan mengeluarkan pemikirannya langsung. Mendengar itu Kania spontan menoleh, dia memandang kedua anak kembarnya lalu menggeleng."Enggaklah, Mama juga perhati

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB F

    Devano mengendap-endap saat memasuki kamar, lampu di ruangan itu mati. Hanya cahaya kecil dari benda memancarkan keterangan. "Kamu ngapain," seru Kania. Wanita itu duduk di kursi roda, berada di sisi kanan ranjang. Deretan sekat berdiri dengan bingkai emas melengkung begitu anggun dan mewah. Menyembunyi tempat untuk pemilik kamar berbincang sebelum terlelap di kasur empuk atau kedatangan buah hati yang suka tiba-tiba ingin tidur bersama. Mendengar suara sang istri, Devano terhentak lalu menoleh ke asal bunyi. "Sayang!" pekik Devano terkejut. Lelaki itu langsung mendekati sang istri dengan gelagat yang aneh, membuat Kania memicingkan matanya. "Kamu bikin kaget aja, kenapa kamu bangun," lanjut pria itu berbicara. Kania mendelik wanita itu tidak bergerak mendekati suaminya, ia memilih menunggu lelaki tersebut untuk berdiri di hadapan dia. "Jangan mengalihkan pertanyaanku," tegur Kania atau lebih tepatnya menyindir. "Habis dari mana kamu? Kenapa pergi gak bilang-bilang sama aku."

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB E

    Devano keluar kediaman pukul 23:00, lelaki itu nampak begitu dingin seperti tidak memiliki perasaan. Melangkah mantap menuju tempat dimana penculik anaknya berada, tangan pria tersebut terkepal mengingat luka dialami kedua buah hati yang dilahirkan Kania. "Beraninya dia! Menyakiti anak-anakku," ucapnya penuh penekanan. "Kalian harus mendapatkan ganjaran berkali-kali lipat!" Aura pria ini bagai membakar sekitar, membuat setiap tempat yang ada keberadaannya begitu panas membara. "Ayo cepat!" perintah Devano setelah duduk di kendaraan roda empat. Mendengar perkataan Devano, sang bawahan segera mengangguk patuh. Hawa yang dikeluarkan lelaki itu begitu kuat dan dominan. Waktu terus berjalan, sampai kendaraan roda empat ini akhirnya sampai tujuan. Lampu lorong bawah tanah yang redup, menyinari tempat tersebut saat Devano sudah berada di ruang bawah tanah. Sinar kekuningan dari lampu memantul di lantai beton yang lembab. Suara langkah lelaki itu bergema dengan langkah pelan, seperti se

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB D

    "Dua." "Papa ...!" teriak Fiona dengan suara nyaring. Mendengar suara sang putri, Devano langsung menoleh ke asal sumber. Matanya menangkap Fiona dengan ditahan oleh seorang pria, pisau berada di dekat leher gadis tersebut. "Papa ... Fiona, takut," rengek gadis tersebut. Wajahnya yang angkuh tidak terlihat, kini dia tengah menjadi gadis kecil yang begitu ketakutan. Tubuh mungilnya bergetar, mata berlinang, pandangan lurus ke arah sang Ayah. "Papa," ucap Felix dengan nada lemah. Dunia Devano seakan berhenti, sosok yang selama ini kokoh, dingin dan tak tergoyahnya terlihat tampak retak. Rahang lelaki itu mengeras, kedua tangan m3ngepal sampai buku jari memutih dan napas memburu. “Beraninya kalian memperlakukan anak-anakku sampai begini,” suara lelaki itu rendah, sedikit bergetar akibat amarah dan begitu membuat alarm semua orang tanda bahaya. Mendapati ancaman Devano begitu mengerikan terdengar kw telinga, penculik yang memegang Felix dan Fiona menguatkan cengkeraman dan lebih m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status