*****
Xavera menarik ujung lengan kemeja Tezza dan berbisik santai, “apa isinya? Belom dibaca malah dirobek.” Kedua bola mata cokelat terang Tezza melotot tajam pada Xavera setelah wanita itu berbisik padanya.
‘Kayaknya gue salah ngomong. Mampus! Bisa ditelen idup-idup gue setelah ini. By the way, tapi kan gue beneran kepo—apa isinya! Kenapa juga ini manusia jadi makin nyeremin sih? Cemburu? Marah? Atau kesambet malahan?’ batin Xavera penuh tanda tanya.
Xavera menghela napas, masih bertanya-tanya penuh rasa penasaran tentang isi tulisan di dalam tisu tadi. Xavera menopang dagu dengan kedua telapak tangan menatap Tezza lekat. Xavera sedang memperhatikan dengan saksama makhluk Tuhan berbelalai bawah yang memiliki wajah begitu tampan dengan alis hitam tebal, batang hidung yang cukup tinggi, bibir cipokable, rahang tegas, kulit putih meskipun tidak begitu putih, sangat berbanding terbalik dengan kulit kecokelatan Xavera. Kedua
****** Sepanjang perjalanan dari parkiran mall sampai ke hotel, kedua makhluk Tuhan itu memilih mengunci rapat mulut masing-masing. Tezza dan Xavera memutuskan untuk makan siang di restoran hotel, mengikuti jadwal yang sebelumnya sudah Xavera susun sedemikian rupa. Mereka berdua makan dengan tenang. Tezza sesekali mencuri lirik pada Xavera yang sangat berbeda dari biasanya. Wanita itu membisu sesaat setelah masuk ke dalam mobil dan sampai saat itu. Tezza tidak ambil pusing, pria itu memilih untuk menikmati makannya dengan menonton permainan game online yang sedang melakukan pertandingan seru. Xavera duduk bersama Tezza dan mereka sama sekali seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain. Xavera juga menyadari alasan mengapa Tezza tiba-tiba mengajaknya ke mall. Wanita itu yakin, jika itu adalah hasil dari komunikasi keduanya via telepon Xavera. Xavera mengunyah makanannya dengan penuh pikiran. Bukan masalah pek
Hollaaaaaa, gitu dong. Komentarnya mayan rame di bab sebelumnya. Nah di bab yang ini, kalian juga harus ramein. Shin belom bisa kasih double update atau tripel update sebab kondisi lagi gak memungkinkan. Jadi, skrg tetap update seadanya dulu.Happy reading yah. MuaaahKomen yang banyak*****Jiwa Xavera melayang entah ke mana. Lututnya lemas seperti agar-agar. Jantungnya berdetak
DIHARAPKAN PADA WAKTU MEMBACA BAB INI, TIDAK SENYUM SENYUM SENDIRI. KARENA GANGGUAN JIWA TIDAK DITANGGUNG BPJS WKWKWKWKSALAM CUP CUP MUAH DARI BERONDONG MULUT CABE SETAN!*****Jonathan berdiri mematung menatap kepergian keponakannya. Ada kemungkinan jika gendang telinganya sedang bermasalah sehingga salah mendengar apa yang baru saja diucapkan Tezza."Kekasih? Semacam girlfriend? Pacar? Hah?! Tidak—aku pasti salah dengar." Jonathan berjalan cepat ke luar ruangan mencari keberadaan keponakan beserta Xavera, calon istri masa depannya.Jonathan berjalan terburu-buru, mengabaikan sapaan yang diberikan pegawainya saat berpapasan dengannya. Jonathan saat ini menginginkan penjelasan lebih detail dari Tezza dan juga Xavera tentang kebenaran ucapan itu. Sulit dipercaya, jika Tezza yang baru saja bertemu Xavera dua kali di kantor dan baru kemarin pergi bekerja menemui klien berdua
Happy Reading, jangan lupa komen & review yah! Thank you muaaah*****Senyum tak lepas dari bibir Xavera. Hati wanita mana yang tidak akan meleleh ketika di hadapkan dengan pesona seorang pria muda, tampan, bertalenta, dan kaya raya. Tuhan menciptakannya dengan sempurna. Berondong yang usianya masih sangat muda, mampu mengguncang kehidupan seorang wanita dewasa berusia tiga puluh tahun seperti Xavera. Akan tetapi, memang Xavera memiliki daya tarik tinggi, bisa dilihat dari banyaknya korban makhluk Tuhan berbelalai pendek di bagian bawah berjatuhan satu per satu akibat sikap dan penampilannya.Sudut bibir Xavera kembali menjadi lurus. Ekspresi Xavera kembali mendadak muram ketika ia mulai meragukan hubungannya dengan Tezza akan berjalan mulus. Xavera segera menarik tangannya dari genggaman Tezza membuat pria muda itu meliriknya sinis.“Why?” tanya Tezza dengan nada kesal.“Sepertinya ini salah. Kayaknya k
Happy Reading dan jangan lupa komentar trus review bintang limaaaaa. muaah muah*****Xavera menatap sinis Tezza setelah pria itu mengejeknya. Akan tetapi, sikap Tezza 180 derajat berubah dari seperti biasa. Tezza bahkan berani untuk berbaring di atas paha Xavera. Pasokan oksigen Xavera seolah tersedot habis di dalam ruangan itu. Jantungnya berdetak tidak karuan, tubuhnya mendadak kaku dengan tindakan Tezza yang tiba-tiba itu.“Kau tidak akan mati karena jantungmu lepas, bukan?” tanya Tezza dengan sebelah alis terangkat menatap Xavera.Wajah Xavera kaku, tampak begitu tegang. Tezza mendengkus melihatnya dan segera mengangkat tubuhnya kembali duduk lalu menarik dagu Xavera agar menghadap ke arahnya.“Kau—bisa kaku juga? Ke mana jiwa tante iblis yang sering sekali menggoda? Kau dirasuki oleh malaikat—sekarang?” Tezza kembali mengejek Xavera.Wajah Xavera merah padam. Wanita itu me
Hallo, jangan lupa komentarnya yah.Reviewnya juga!Happy Reading******Jonathan melirik ruangan Xavera ketika pimpinan perusahaan itu berjalan bersisian bersama Tezza. Tezza yang begitu peka lantas berdeham agar Jonathan mengalihkan pandangannya.“Kau—tidak berniat putus dengannya?” tanya Jonathan membuat langkah kaki Tezza berhenti begitu saja. Dengan kedua tangan di dalam kantong celana, Tezza menatap Jonathan secara terang-terangan dengan pandangan tidak suka.“Sama sekali tidak. Jadi, lupakan saja niat Uncle untuk merebutnya.” Tezza mengucapkannya dengan sangat tegas dan lugas. Jonathan terkekeh sambil menggaruk ujung dagunya.“Kau tidak cukup mengerti pemikiran orang dewasa, ah—maksudku, wanita dewasa seperti dia. Dia hanya mempermainkanmu, aku hanya tidak ingin kau terluka pada akhirnya.” Jonathan menepuk bahu Tezza dengan senyum lebar di wajahnya.
Happy Reading!Heloooooowww, lemah banget komennya weiii! Gaskeun coba komennya wkwk*****Kedua pasangan itu melangkah menuju salah satu tempat yang sudah dipesan secara ekslusif oleh pihak perusahaan Xavera. Binar di wajah pasangan itu menunjukkan kebahagiaan yang membuat iri banyak orang yang melihatnya. Tubuh Tezza yang menjulang 184 sentimeter bersandin
******“Saya sudah memutuskan untuk membatalkan kontrak kerja sama tadi.” Kalimat yang meluncur lancar dari mulut Kellan membuat Xavera menyudahi dengan cepat ciuman bersama Tezza. Wanita itu segera menoleh Kellan dengan tatapan sulit diartikan, begitu juga dengan Tezza.“Konyol. Kerja sama itu antara Kendra BC dan perusahaan kami, Bapak Kellan tidak berhak untuk memutuskannya.” Xavera mulai berang dengan pancingan Kellan.Pria itu