Share

Ajakan makan siang

Pukul delapan lewat. Kayana baru saja tiba di kantornya. Dengan langkah terburu-buru ia berlari menuju lobby tanpa henti sejak dari pintu utama. Tanpa jeda, ia langsung masuk ke dalam lift menuju ke lantai tempat kerjanya.

Selang lima menit, ia sampai juga ke ruangannya. Keringat bercucuran menetes dari pelipis menuju ke lehernya.

Hosh hosh.

"Tumben telat," sapa Abil yang baru saja keluar dari ruangan manajer. Kayana mengangguk pelan sembari mengipasi lehernya. "Dipanggil pak Angga. Siapin catatan untuk meeting dengan pak Rafa, gedung sebelah."

Kayana membelalakkan matanya. Sejenak ia mengingat tanggal berapa pertemuan selanjutnya yang harus mereka persiapkan.

"Astaga." Kayana menepuk dahinya. "Hari ini ya?"

Abil mengangguk. "Jangan bilang, kamu lupa."

"Abil, bisa tolong gantikan aku? Besok deadline proposal yang rencananya aku mau ajukan ke bagian keuangan." Kayana setengah memohon. Terdiam sejenak, Abil menggelengkan kepalanya.

"Maaf. Pak Angga minta kamu langsung yang tanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status