Share

Rezeki yang tidak disangka - sangka

        Abdullah sedang memakai sepatu, tiba - tiba datang dua orang guru perempuan, yaitu ibu susi dan ibu Rusteni datang menghampirinya, ibu Rusteni adalah wakasek kurikulum di sekolah tersebut. 

"Assalamu'alaikum,,, " Kata bu Rusteni kepada abdullah yang sedang sibuk mengikat tali sepatu. 

"Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh bu" Jawab abdullah dan langsung berdiri menghadap ke arah guru

"Nama kamu siapa nak? " Tanya ibu Rusteni yang belum mengenalnya

"Nama saya,,, abdullah bu"

"Oh.. . kamu sedang apa disini? " Tanya ibu Rusteni lagi

"Ini bu,, mm, sudah dari masjid, habis shalat dhuha bu" Jawab abdullah

"Maasya Allah, , semoga istiqomah ya nak, shalat dhuhanya, , " Kata bu Rusteni yang memberikan nasihatnya. 

"Iya bu, insya Allah" 

"Maaf bu, saya mau lanjut dulu keliling ke kelas - kelas," Kata Abdullah sambil membawa barang dagangannya. 

"Eh tunggu dulu" Kata bu Susi

"Iya bu"

"Kenapa kamu jualan? Bukannya siswa tidak boleh jualan di sekolah, kamu belum tahu peraturan di sekolah ini? " Kata bu Susi yang menginterogasi dengan tegas

Dalam hatinya Abdullah berkata "haduh,,, celaka ini, harus jawab apa ini , ayo abdullah jawab abdullah,,, (penuh kebingungan) 

"Nak, kamu tidak bisa menjawab? Kenapa? " Tanya bu Rusteni lagi

Ada dua orang yang sangat disegani dan dihormati di sekolah tersebut, bertanya kepada seorang siswa baru dan penuh dengan masalah. 

"Iya bu ma'af, saya belum tahu peraturan tersebut " Jawab abdullah sambil menundukkan kepalanya. 

"Baik, sekarang ibu masih mentolerirnya, karena ibu faham, kamu belum mengetahui peraturan ini, dan memang jarang seorang siswa yang berjualan di sekolah ini, maka dari itu, sekolah menyediakan kantin sekolah, supaya siswa bisa beli jajan disana, insya Allah jajanannya aman, dan halal" Kata bu susi dengan tegas 

Lagi - lagi, abdullah tidak bisa berbuat apa - apa, dan dia hanya bisa terdiam mendengar perkataan dari ibu Susi. 

"Ya sudah sebentar lagi mau masuk pelajaran, silakan siap - siap menuju ke kelas ya abdullah,, "

"Baik bu, terima kasih" Jawab abdullah sambil berlalu dan pergi menuju kelas

Melihat Abdullah yang terlihat lesu dan muram, ibu Rusteni menjadi perhatian dan kasihan kepadanya. 

        Teng... Teng... Teng... Teng... Bel pulang pun berbunyi, semua siswa bersegera bergegas untuk pulang ke rumah, namun Abdullah masih duduk dan memikirkan dirinya, karena dia tidak bisa melanjutkan lagi jualannya, namun dia tidak ingin berhenti dan putus asa, dia optimis dan yakin, pasti ada cara lain. Abdullah memang berasal dari keluarga yang rata - rata semua keluarga nya adalah pedagang, namun belum ada yang sukses, dan masih berjuang untuk bisa menghidupi kehidupannya sehari - hari, dia memiliki darah berniaga dari ibunya. 

"Kamu belum pulang nak? " Tiba - tiba bu rusteni datang  menghampirinya yang sedang beres beres mau pulang

"Oh,, hmm,, iya bu, sebentar lagi mau pulang bu"

"Barang dagangan kamu masih ada? " Tanya bu rusteni lagi

"Alhamdulillah... masih ada bu, kenapa bu? " Jawab Abdullah sambil memperlihatkan barang dagangannya diatas meja

"Oh,,, berapa harga satuannya nak? "

"Hmm,, makaroni perbungkusnya seribu rupiah bu, kalau agar - agar per cup nya seribu lima ratus rupiah bu"

"Hmm,,, ini ada sisa berapa lagi nak? " Tanya ibu rusteni sambil melihat - lihat

"Sebentar bu, saya lihat dan hitung dulu,, satu,, dua,, " Abdullah menghitung barang dagangannya. 

"Masih ada sisa 41 lagi bu, 15 bungkus makaroni dan 26 cup agar - agar bu" Jawab Abdullah dengan yakin

"Ya sudah ibu borong semua nya ya, kebetulan ibu punya cucu di rumah, dia banyak temannya juga, jadi ibu beli buat ibu dan cucu - cucu ibu, jadi totalnya, berapa semua nya nak? "

"Yang benar bu? "

Ibu rusteni mengangguk sambil tersenyum

"Alhamdulillah... Yaa Allah,, terima kasih, terima kasih ya bu, sebentar Abdullah hitung dan bungkus ya bu" Dia pun sibuk membungkus dan menghitung jualannya.

"Jadi total harga semua nya,, lima puluh empat ribu bu"

"Baik, ini ibu bayar dengan selembar uang seratus ribu ya,, " Sambil menyodorkan uangnya pada Abdullah

"Wah,, nominal uangnya terlalu besar bu, tidak ada kembaliannya, ada ini kurang bu, sebentar ya bu, abdullah mau ke kantin dulu untuk tukar uangnya"

"Ya udah tidak apa - apa sisanya buat kamu aja ya, nanti minta tolong ambilkan ini semua ke mobil ibu ya nak,, "

"Maasya Allah,,, terima kasih banyak bu" Jawab Abdullah dengan terharu dan mata yang terkaca - kaca. 

"Iya sama - sama nak, semoga bermanfaat dan gunakan uangnya sebaik mungkin ya nak,,, " Sambil memegang pundak Abdullah

"Kamu harus lebih rajin lagi dan semangat belajarnya, supaya kamu bisa menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua orang tuamu kelak, nak, yaa,,, "

"Iya bu, siap, insya Allah,, abdullah akan lebih berusaha giat lagi dalam belajar di sekolah ini, sekali lagi terima kasih banyak bu sudah mau membeli jualan saya dan atas nasihat yang telah ibu berikan kepada saya"

"Ya sudah ibu mau ambil tas dan barang - barang ibu di kantor, kamu bisa langsung bawa ini ke mobil ibu yang berwarna merah di parkiran ya, disana sudah ada suami ibu yang menunggu"

"Baik bu, saya bawa sekarang menuju tempat parkiran mobil" Sambil memegang kresek jualannya yang telah diborong oleh ibu rusteni. 

        Rezeki yang tidak disangka - sangka, yang didapatkan oleh Abdullah, betapa senangnya dan bersyukurnya dia, karena, jualannya habis dibeli dan diborong oleh seorang guru yang penuh wibawa di sekolah tersebut, namun dia masih kefikiran untuk besok, apakah dia akan masih bawa barang dagangannya atau tidak, karena, kalau tidak jualan, dia tidak bisa mengumpulkan uang untuk masa depannya. 

Sepanjang jalan pulang dia hanya berfikir mencari cara untuk bisa mendapatkan solusi dari masalah yang sedang dia hadapi. 

"Assalamu'alaikum... " Sambil membuka pintu rumah nya

Seperti biasa dia sendirian lagi di rumah, karena pamannya masih belum pulang, jualan minuman es keliling. 

Dia taruh semua barang dagangannya lalu dia menuju kamarnya, seperti biasa, dia menyimpan sebagian uang hasil penjualannya di dalam sebuah kotak kecil yang ia simpan di dalam lemarinya, abdullah senang menabung dan dia hemat dalam menggunakan uangnya, terkadang dia pelit untuk dirinya sendiri, namun dia tidak pelit untuk mengeluarkan uangnya kepada orang yang membutuhkan dan meminjam uang darinya, sehingga terkadang, uang yang ia tabung habis begitu saja, karena uang yang sudah terkumpul, dipinjamkan ke orang lain yang meminta tolong dan membutuhkan, apabila orang yang meminjamnya tidak bisa membayarnya, dia ikhlaskan sebagai sedekah dan mengharap pahala atas membantu orang lain, padahal dia sangat membutuhkan uang tersebut untuk masa depannya, namun ia selalu yakin, pasti Allah akan menggantinya. 

"Huh,,, hari ini sangat melelahkan..." Sambil menghempaskan dirinya ke atas ranjang

Masih belum hilang dalam ingatan dibenaknya, tentang ibunya. 

seumdjdjjsj"Bu,, inilah aku yang sekarang, aku tidak akan menyerah lagi dan aku akan menunjukkan kepada semua orang, bahwa aku bukanlah orang yang lemah, bukanlah orang yang gagal, aku pasti akan sukses, ya akan ku kejar semua impianku dan membanggakan mu disana, semoga engkau tenang di akhirat sana bu.. "

Tiba - tiba dari luar rumah ada yang mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam

Tok,,, tok,,, tok,,, "assalamu'alaikum... "

Entah ada siapa diluar rumah, karena dari suaranya, seseorang yang masih berusia sepantaran dengan nya. 

Bersambung... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status